Anda di halaman 1dari 9

Amaliah: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 3 No.

1 Mei 2019

PENERAPAN MANAJEMEN PROYEK DENGAN METODE


CPM (Critical Path Method) PADA PROYEK PEMBANGUNAN SPBE

Surya Perdana1, Arif Rahman2


Program Studi Teknik Industri Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta
suryaperdana.st.mm@gmail.com

ABSTRAK
Sebuah perusahaan konstruksi yang bergerak dibidang pembangunan infrastruktur Stasiun
Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) sedang menjalankan banyak proyek pada beberapa wilayah
di Indonesia. Dengan jadwal proyek yang begitu padat, maka perlu adanya manajemen proyek
yang baik dalam menjalankannya. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada
para karyawan perusahaan mengenai manajemen proyek dengan metode Critical Path Method
(CPM) agar karyawan dapat menyelesaikan seluruh proyek yang sedang berjalan. Metode yang
digunakan dalam pelaksaan pengabdian kepada masyarakat ini dibagi menjadi dua tahap, pada
tahap pertama dilakukan observasi langsung, yaitu: tim abdimas datang ke lokasi dalam rangka
memperoleh data. Hal ini dilakukan pada saat menjelang maupun pada saat kegiatan berlangsung.
Tahap kedua adalah pelatihan, yaitu: tim memberikan materi tentang manajemen proyek dengan
metode Critical Path Method (CPM) sekaligus memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh
perusahaan. Hasil dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah para karyawan dapat
merencanakan dan menjalankan proyek sesuai target dengan metode Critical Path Method (CPM).

Kata kunci: Critical Path Method (CPM), Manajemen Proyek, SPBE

ABSTRACT
A construction company engaged in infrastructure development of the LPG Fuel Filling Station
(SPBE) is carrying out many projects in several regions in Indonesia. With a very tight project
schedule, it is necessary to have good project management in running it. This activity aims to
provide understanding to company employees regarding project management with the Critical
Path Method (CPM) method so that employees can complete all ongoing projects. The method
used in the implementation of community service is divided into two stages, in the first stage
direct observation is carried out, namely: the abdimas team comes to the location in order to
obtain data. This is done both before and during the activity. The second stage is training, namely:
the team provides material about project management with the Critical Path Method (CPM)
method while solving the problems faced by the company. The result of this community service is
that employees can plan and run projects according to target with the Critical Path Method (CPM)
method.

Keyword: Critical Path Method (CPM), Project Management, SPBE

1. PENDAHULUAN dibuat agar terhindar dari kegagalan


Keterlambatan dalam dan resiko proyek. Manajemen yang
menyelesaikan suatu proyek baik harus dapat mengelola
merupakan masalah yang sering menejemen aktivitas seperti
muncul dan dapat berdampak kepada penjadwalan proyek, pengelolaan
seluruh pekerjaan dalam suatu human resource yang terlibat
proyek. Sebagai antisipasi terhadap langsung dalam suatu proyek
keterlambatan tersebut, maka perlu sehingga akan berujung pada estimasi
dilakukan perencanaan dengan biaya proyek yang perlu dianggarkan
beberapa alat pengendalian [4]. oleh suatu perusahaan [1].
Manajemen proyek dalam Dengan melakukan
menjalankan suatu proyek perlu penjadwalan pada suatu proyek,

242
Amaliah: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 3 No. 1 Mei 2019

maka akan membantu perusahaan 2. Fungsi Organisasi (Organizing)


untuk mengetahui hubungan antara Bertujuan untuk
aktivitas dalam proyek dan hubungan mempersatukan kumpulan
aktivitas terhadap keseluruhan kegiatan manusia, yang
proyek. Perusahaan juga dapat memiliki aktivitas masing-
mengidentifikasi setiap hubungan masing dan saling berhubungan,
aktivitas dalam suatu proyek yang dan berinteraksi dengan
harus didahulukan, serta perusahaan lingkungannya dalam rangka
dapat mengetahui perkiraan waktu mencapai tujuan organisasi,
yang realistis dalam menjalankan seperti menyusun lingkup
setiap aktivitas yang ada dalam suatu aktivitas.
proyek [5].
3. Fungsi Pelaksanaan (Actuating)
Sebuah perusahaan konstruksi
yang bergerak dibidang Bertujuan untuk menyelaraskan
pembangunan infrastruktur Stasiun seluruh pelaku organisasi terkait
Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) dalam melaksanakan kegiatan/
sedang menjalankan banyak proyek proyek, seperti pengarahan
pada beberapa wilayah di indonesia. tugas serta motivasi.
dengan jadwal proyek yang begitu 4. Fungsi Pengendalian
padat, maka perlu adanya manajemen (Controlling)
proyek yang baik dalam
menjalankannya. kegiatan Bertujuan untuk mengukur
pengabdian kepada masyarakat ini kualitas penampilan dan
bertujuan untuk memberikan penganalisisan serta
pemahaman kepada para karyawan pengevaluasian kegiatan, seperti
perusahaan mengenai manajemen memberikan saran-saran
proyek dengan metode Critical Path perbaikan.
Method (CPM) agar karyawan dapat
menyelesaikan seluruh proyek yang
sedang berjalan dengan tepat waktu. Keterlambatan jadwal dari
CPM merupakan analisa jaringan rencana yang telah disusun pada
kerja yang berusaha mengoptimalkan proyek konstruksi merupakan salah
biaya total proyek melalui satu masalah yang dapat memberikan
pengurangan atau percepatan waktu kerugian untuk berbagai pihak pada
penyelesaian total proyek yang proyek. Penjadwalan proyek
bersangkutan [3]. merupakan salah satu elemen penting,
karena penjadwalan memberikan
Fungsi dari manajemen proyek informasi tentang kemajuan proyek
adalah [1]: dalam hal kinerja sumber daya, biaya,
1. Fungsi perencanaan (Planning) tenaga kerja, peralatan, material serta
rencana durasi proyek dan progres
Bertujuan dalam pengambilan waktu untuk penyelesaian proyek.
keputusan yang mengelola data Progres waktu yang ditampilkan
dan informasi yang dipilih dalam jadwal proyek menjadi salah
untuk dilakukan di masa satu elemen penting dalam
mendatang, seperti menyusun pengendalian waktu proyek. Karena
rencana jangka panjang dan dengan mengetahui progres rencana
jangka pendek, dan lain-lain. dana aktual satu proyek, maka kita

243
Amaliah: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 3 No. 1 Mei 2019

dapat mengetahui seberapa jauh diukur dari durasi pengerjaannya


proyek tersebut terlambat atau lebih Jalur kritis adalah suatu deretan
cepat [2]. kegiatan kritis yang menentukan
CPM pada dasarnya adalah jangka waktu penyelesaian bagi
merupakan metode yang berorientasi keseluruhan proyek [6].
pada waktu, dalam arti bahwa CPM Penggambaran Critical Path Method
akan berakhir pada penentuan waktu. menggunakan simbol yang dapat
Metode ini mengidentifikasi jalur berbentuk segi empat atau lingkaran.
kritis pada aktifitas yang ditentukan Di bawah ini adalah gambar contoh
ketergantungan antar aktifitasnya. penggambaran CPM untuk satu item
Aktifitas merupakan tugas spesifik pekerjaan [6].
yang mempunyai hasil yang dapat

EETa KEGIATAN EETb


N N
LETb
LETa DURASI

Gambar 1. Diagram CMP untuk satu item pekerjaan

Keterangan : Faktor-faktor yang harus


a. Lingkaran disebut juga node dipertimbangkan dalam membuat
menunjukkan berawalnya suatu jadwal pelaksanaan proyek [8]:
pekerjaan ataupun berakhirnya 1. Kebutuhan dan fungsi proyek
suatu pekerjaan tersebut. Dengan selesainya
b. Garis panah (arrow) proyek itu diharapkan dapat
menunjukkan pekerjaan, arah dimanfaatkan sesuai dengan
panah ke suatu node waktu yang sudah ditentukan
menunjukkan urutan antar 2. Alasan sosial politis lainnya,
pekerjaan. apabila proyek tersebut milik
c. EETa : Saat paling awal pemerintah.
pekerjaan dimulai
d. EETb : Saat paling dini 3. kondisi alam dan lokasi proyek.
pekerjaan berakhir 4. keterjangkauan lokasi proyek
e. LETa : Saat paling lambat ditinjau dari fasilitas
pekerjaan dimulai perhubungannya.
f. LETb : Saat paling lambat
pekerjaan berakhir 5. Sumber daya material, peralatan,
g. Durasi : Lama pekerjaan dan material pelengkap lainnya
berlangsung yang menunjang terwujudnya
h. N : Nomor proyek tersebut.
pengidentifikasian node 6. Kapasitas area kerja proyek
terhadap sumber daya yang

244
Amaliah: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 3 No. 1 Mei 2019

dipergunakan selama operasional 1. Dalam penggambaran, network


pelaksanaan berlangsung. diagram harus jelas dan mudah
7. Sumber daya, peralatan proyek untuk dibaca.
dan tenaga kerja proyek, selama 2. Dimulai dari event/kejadian dan
operasional berlangsung dengan diakhiri pada event/kejadian.
referensi dan perhitungan yang 3. Kegiatan disimbolkan dengan
memenuhi aturan teknis. anak panah yang digambar garis
lurus dan boleh patah.
Beberapa hal yang digunakan 4. Dihindari terjadinya perpotongan
sebagai pedoman dalam pembuatan antara anak panah.
network diagram adalah sebagai
berikut [7]:

Gambar 2. Network diagram AOA


4. Dummy, bentuknya
Untuk membentuk visualisasi merupakan arah panah terputus-
dari network planning, perlu digunakan putus yang menyatakan kegiatan
simbol-simbol yaitu [7]: semu untuk membatasi mulainya
kegiatan.
1. Arrow, (anak panah),
menyatakan sebuah
kegiatan/aktivitas yang
memerlukan durasi (jangka
waktu tertentu).
2. Node, merupakan
lingkaran yang menyatakan
sebuah kegiatan atau peristiwa
(event) sebagai awal atau akhir
atau pertemuan dari satu atau Gambar 3. Event (Lingkaran kejadian)
beberapa kegiatan.
3. Double Arrow, Bila suatu lingkaran kejadian
bentuknya merupakan arah panah dibagi menjadi 3 ruang yang
sejajar, yang menunjukkan mempunyai arti sebagai berikut [7]:
kegiatan lintasan kritis (critical
Ruang X, Yang terletak disebelah kiri
path).
disediakan untuk nomor

245
Amaliah: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 3 No. 1 Mei 2019

lingkaran kejadian (Number dengan cara menjumlahkan, yaitu


of event). antara EET ditambah durasi. Dan bila
Ruang Y, Yang terletak di sebelah kiri pada suatu event bertemu dua atau
disediakan untuk lebih kegiatan, EET yang dipakai
menunjukkan “waktu” adalah waktu yang terbesar.
paling awal peristiwa itu
dapat dikerjakan (EET =
Earliest Event Time)
Ruang Z, Yang terletak pada bagian
kanan bawah disediakan
untuk menunjukkan “waktu
paling akhir peristiwa itu Gambar 5. Contoh event dengan
dapat dikerjakan” (LET = perhitungan LET
Latest Event Time).

Menghitung LET dilakukan


mulai dari event akhir bergerak
mundur dengan jalan mengurangi,
yaitu antara LET dikurangi durasi. Dan
apabila pada suatu event
Lintasan kritis merupakan jumlah
waktu pelaksanaan di dalam suatu
Gambar 4. Contoh event dengan event yang tidak boleh dilampaui
perhitungan EET dalam melaksanakan suatu rangkaian
kegiatan. Lintasan kritis terjadi pada
suatu event yang mempunyai: EET =
Untuk mempermudah Network LET [7].
Planning di dalam mencari jalur kritis.
Perhitungan EET dilakukan melalui
event awal bergerak ke event akhir

Gambar 6. Network Diagram EET (Saat paling cepat terjadi)

246
Amaliah: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 3 No. 1 Mei 2019

1. Mulai dari event yang pertama kegiatan maka yang menentukan


kearah kanan menuju event yang adalah hasil penjumlahan yang
terakhir. terbesar.
2. Dengan cara penjumlahan.
3. Apabila EET dari satu event
tergantung oleh lebih dari satu

Gambar 7. Network Diagram LET (Saat paling lambat terjadi)

1. Mulai dari event yang terakhir dengan metode penyuluhan, diskusi,


kearah kiri menuju event yang dan juga tanya jawab oleh para
pertama dengan cara karyawan.
pengurangan. Kegiatan pengabdian
2. Apabila LET dari suatu event masyarakat ini dimulai dari bulan
tergantung pada lebih dari satu Januari 2017 sampai dengan Maret
kegiatan, maka yang 2017, dengan tahapan sebagai
menentukan adalah hasil berikut:
pengurangan yang terkecil. a. Melakukan survey ke PT. RJM
dan diskusi dengan Direktur PT.
RJM mengenai materi yang
2. METODE PELAKSANAAN
sesuai untuk karyawan
Kegiatan pelatihan Manajemen mengenai manajemen proyek.
Proyek dengan Metode Critical Path b. Proses persiapan sosialisasi
Method (CPM) ini dilaksanakan di Manajemen Proyek dengan
kantor PT. RJM Kota Tangerang. Metode Critical Path Method
Kegiatan abdimas ini dilakukan
247
Amaliah: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 3 No. 1 Mei 2019

(CPM) kepada karyawan PT. kepada para karyawan PT. RJM Kota
RJM. Tangerang, yang dilakukan oleh tim
c. Melakukan penyuluhan kepada abdimas dari Universitas Indraprasta
karyawan dengan metode PGRI Jakarta yang beranggotakan 3
diskusi dan tanya jawab (tiga) orang Dosen. Kegiatan
dilaksanakan terhadap para karyawan
di ruang kantor. Kegiatan ini diawali
Kegiatan abdimas ini dilakukan dengan observasi kepada mitra
atas dasar izin dari pihak perusahaan, tersebuat pada bulan Januari 2017
yaitu PT. RJM. Kegiatan abdimas ini untuk mengumpulkan informasi,
diawali dengan observasi lapangan mengenai materi yang sesuai untuk
untuk mengetahui target kegiatan, karyawan mengenai manajemen
kondisi karyawan yang akan proyek.
diberikan pelatihan dan menyusun Di bulan Maret minggu
rancangan kegiatan yang akan pertama, tim abdimas melakukan
dilakukan. pembuatan materi untuk
memudahkan penyuluhan
Kegiatan berikutnya adalah
pembelajaran. Pada bulan Maret
melakukan penyuluhan sosialisasi minggu ketiga melaksanakan
mengenai Manajemen Proyek dengan kegiatan pelatihan. Berdasarkan
Metode Critical Path Method (CPM) sosialisasi kegiatan pelatihan ini,
kepada karyawan PT. RJM di dalam diperoleh hasil sebagai berikut: a.
ruangan sehingga para karyawan Para karyawan sangat antusias
dapat melihat, dan bisa memahami dengan materi yang disampaikan oleh
pelatihan yang disampaikan. Kegiatan tim abdimas; b. Para Karyawan
dilaksanakan di dalam salah satu mendapatkan wawasan mengenai
ruangan di PT. RJM. Dengan materi bagaimana membuat penjadwalan
yang disampaikan diharapkan proyek dengan baik sehingga
karyawan dapat membuat pengerjaan proyek dapat tepat waktu,
juga memahami konsep CPM dengan
penjadwalan proyek dengan baik
baik dan mengaplikasikannya dalam
sehingga pengerjaan proyek dapat
menjalankan suatu proyek.
tepat waktu. Setelah diberikan
pelatihan selanjutnya karyawan akan Kegiatan pelatihan Manajemen
masuk dalam sesi diskusi dan tanya Proyek dengan Metode Critical Path
Method (CPM) yang dilakukan
jawab antara karyawan dengan tim
bermanfaat sekali bagi karyawan PT.
abdimas.
RJM. Dukungan dari direktur PT.
3. HASIL DAN RJM yang telah menginstruksikan
PEMBAHASAN para karyawan agar serius dan fokus
dalam mengikuti kegiatan ini patut
Kegiatan pelatihan Manajemen diapresiasi, mulai dari perkenalan,
Proyek dengan Metode Critical Path penyampaian materi sampai akhir
Method (CPM) untuk menambah pelatihan.
wawasan memahami konsep CPM
dengan baik dan mengaplikasikannya
dalam menjalankan suatu proyek

248
Amaliah: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 3 No. 1 Mei 2019

Gambar 8. Dokumentasi kegiatan Abdimas di PT. RJM

Dengan penambahan 4. KESIMPULAN


wawasan/pengetahuan mengani Pelaksanaan pengabdian pada
Manajemen Proyek dengan metode masyarakat yang telah dilaksanakan di
CPM, sehingga secara keseluruhan PT. RJM Kota Tangerang berjalan
proses kegiatan abdimas dapat dengan baik. Hasil dari pengabdian ini
terlaksana dengan baik. Dapat karyawan PT. RJM mendapatkan
disimpulkan bahwa kegiatan ini dapat wawasan mengenai bagaimana
meningkatkan kemampuan, membuat penjadwalan proyek dengan
pengetahuan, wawasan dan motivasi baik sehingga pengerjaan proyek dapat
para karyawan PT. RJM dalam tepat waktu dan mendapat pemahaman
melaksanakan pekerjaannya.
249
Amaliah: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 3 No. 1 Mei 2019

tentang konsep CPM dengan baik, Journal of Industrial Engineering


serta dapat mengaplikasikannya dalam & Management Systems Vol. 8,
menjalankan suatu proyek. No 2, August 2015.
Kegiatan abdimas ini tidak akan Iwawo, E. R. M., Tjakra, J., &
berjalan dengan baik tanpa dukungan Pratasis, P. A. K. (2016).
semua pihak, khususnya dari mitra Penerapan Metode CPM Pada
yaitu Direkur PT. RJM beserta Proyek Konstruksi (Studi Kasus
karyawannya, dan juga dari tim Pembangunan Gedung Baru
abdimas Universitas Indraprasta PGRI Kompleks Eben Haezar
sehingga pelaksanaan abdimas Manado). Jurnal Sipil Statik
berjalan dngan baik. Vol.4 No.9 September 2016
(551-558).
Nalhadi, A., & Suntana, N. (2017).
REFERENSI Analisa Infrastruktur Desa
Arianie, G. P. & Puspitasari, N. B. Sukaci-Baros Dengan Metode
(2017). Perencanaan Manajemen Critical Path Method (CPM).
Proyek Dalam Meningkatkan Jurnal Sistem dan Manajemen
Efisiensi dan Efektifitas Sumber Industri Vol 1 No 1 Juli 2017,
Daya Perusahaan (Studi Kasus : 35-42.
Qiscus Pte Ltd). J@ti Undip: Polii, R. B., Walangitan, D. R. O., &
Jurnal Teknik Industri, Vol. 12, Tjakra, J. (2017). Sistem
No. 3, September 2017. Pengendalian Waktu Dengan
Aulady, M., & Orleans, C. (2016). Critical Path Method (CPM)
Perbandingan Durasi Waktu Pada Proyek Konstruksi (Studi
Proyek Konstruksi Antara Kasus : Menara Alfa Omega
Metode Critical Path Method Tomohon). Jurnal Sipil Statik
(CPM) dengan Metode Critical Vol.5 No.6 Agustus 2017 (363-
Chain Project Management 371).
(Studi Kasus: Proyek Telaumbanua, T. A., Mangare, J. B.,
Pembangunan Apartamen & Sibi, M. (2017). Perencanaan
Menara Rungkut). Jurnal IPTEK Waktu Penyelesaian Proyek
Vol.20 No.1, Mei 2016. Toko Modisland Manado
Banjarnahor, W. W. D., & Pristiwanto. Dengan Metode CPM. Jurnal
(2018). Analisis Pelaksanaan Sipil Statik Vol.5 No.8 Oktober
Proyek Perumahan Dengan 2017 (549-557).
Metode CPM (Critical Path
Method) dan PERT (Project
Evaluation and Review
Technique) (Studi Kasus Proyek
Perumahan Citra Turi). Jurnal
Pelita Informatika, Volume 17,
Nomor 1, Januari 2018.
Caesaron, D., & Thio, A. (2015).
Analisa Penjadwalan Waktu
Dengan Metode Jalur Kritis dan
PERT Pada Proyek
Pembangunan Ruko (Jl. Pasar
Lama No.20, Glodok). JIEMS

250

Anda mungkin juga menyukai