Anda di halaman 1dari 11

RINGKASAN MATERI KULIAH

MODEL JUST-IN-TIME PART 2

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasi

Dosen Pengampu : Lies Nurhaini S. Pd., M. Si.

Disusun Oleh:

Nama : Tutik Setyoningsih

NIM : K7720076

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2023
MATERI 1
MODEL PENUGASAN MEMINIMALISASI BIAYA DAN MODEL
PENUGASAN MAKSIMISASI OUTPUT

A. Model Penugasan Minimalisasi Biaya


Sebuah perusahaan yang mempunyai beberapa karyawan dengan tugas yang
sama atau hapir sama perlu untuk melihat kembali, apakah para karyawan tersebut
telah memproleh tugas yang paling sesuai dengan keahlian dan kemampuan masing-
masing. Walaupun sebenarnya para karyawan tesebut dapat menyelesaikan semua
pekerjaan yang menjadi beban tugasnya, namun masih perlu dipertanyakan apakah
kemampuan para karyawan tersebut berada didalam posisis puncak dari kempuan
masing-masing.Jika tidak maka sebenarnya produktivitas kerja para karyawan
perusahaan tersebut secara keseluruhan masih dapat ditingkatkan.
Untuk dapat menggunakan model ini ada beberapa data yang perlu
dipersiapkan sebelumnya,yaitu berikut ini:
1. Jumlah tugas yang perlu diselesaikan didalam perusahaan. Data ini sangat
penting karena didalam model ini jumlah tugas harus diselesaikan semua,
kecuali dalam kondisi karyawan yang akan menyelesaikan tugas ini jumlahnya
lebih kecil daripada jumlah tugas.
2. Jumlah karyawan yang akan mengerjakan tugas tersebut. Hal ini akan terkait
langsung dengan penugasan karyawan karena semua karyawan akan diberi
tugas, kecuali dalam kondisi jumlah tugas yang akan diselesaikan jumlahnya
lebih kecil dari pada jumlah karyawan.
3. Ukuran kesuksesan penyelesaian tugas untuk karyawan. Ukuran kesuksesan ini
akan menjadi pedoman bagi pemilihan model apakah maksimisasi ataukah
minimisasi. Jika pengasan berhubungan dengan biaya, waktu penyelesaian,
penggunaan input, dan lain sebagainya, maka ukuran sukses adalah penggunaan
minimal. Namun, jika yang diperhitungkan dalam penugasan ini adalah marjin
maka yang disebut sukses adalah jumlah maksimal.
4. Tujuan penyelesaian yang diinginkan. Tujuan ini akan tergantung kepada ukuran
kesuksesan dalam penyelesaian tugas. Model ini mempunyai langkah awal yang
bebeda antara pencapaian nilai minimal dan nilai maksimal. Oleh karean itu,
tujuan penyelesaina harus jelas agar tidak terjebak dalam langkah awal yang
tidak benar.

B. Model Penugasan Maksimisasi


Dalam hal penugasan yang berhubungan dengan biaya, waktu, dan lain
sebagainya yang erat dengan input maka tujuan yang ingin dicapai adalah
minimisasi atau mencari komposisi yang mempunyai biaya, waktu atau input
minimal. Tujuan ini tentu tidak sesuai lagi manakala kita berbicara tentang marjin,
pendapatan,dan lain sebagainya yang terkait dengan output. Karena jika kita
merencanakan membagi tugas terkait erat dengan output maka kita akan berusaha
untuk memperoleh hasil semaksimal mungkin. Dengan demikian, maka model
penugasan dengan tujuan minimisasi tidak relevan dan harus diganti dengan tujuan
maksimisasi.
Perbedaan pada model penugasan minimisasi dan maksimisasi adalah pada
langkah pertama, yakni pada prosedur penyelesaian dalam model penugasan dengan
tujuan maksimisasi semua data dikalikan dengan minus satu. Dengan demikian
apabila kita sudah mempunyai tabel yang menunjukan output bagi setiap
karyawanuntuk semua tugas maka langkah pertama adalah isi setiap sel dari tabel
tersebut kita kalikan dengan minus satu. Setelah itu dilakukan langkah
penguranganper baris yang diikuti dengan pengurangna per kolom dan seterusnya
seperti pada model penugasan dengan tujuan minimisasi.
MATERI 2
PENYUSUNAN DIAGRAM JEJARING DAN PENYELESAIAN PROYEK

A. Penyusunan Diagram Jejaring


1. Pengertian Proyek
Proyek merupakan aktivitas yang unik, kompleks, non rutin, dibatasi oleh
waktu, anggaran, sumber daya, spesifikasi kinerja tertentu, dan mempunyai
tujuan tertentu.
a. Sebagai aktivitas yang unik karena tidak ada dua buah proyek yang
mempunyai karakteristik yang sama.
b. Sebagai aktivitas yang kompleks karena banyaknya aktivitas yang terkait
dengan pelaksanaan proyek tersebut.
c. Sifat non rutin merupakan karakter khusus dalam sebuah proyek.
d. Kegiatan proyek dibatasi oleh satuan waktu yaitu harus diselesaikan dalam
kurun waktu tertentu.
e. Anggaran yang harus dipersiapkan umumnya akan bertambah besar apabila
waktu penyelesaian proyek tersebut bertambah panjang.
f. Sumber daya yang diperlukan dalam menyelesaikan proyek akan semakin
besar apabila pelaksanaan proyek tersebut semakin panjang atau terjadi
kemunduran penyelesaian proyek

2. Pentingnya sebuah Penjadwalan Proyek dalam Kegiatan Operasional


Perusahaan
Penjadwalan proyek merupakan bagian yang sangat penting dalam
perencanaan proyek. Dengan penjadwalan proyek yang baik, seluruh kegiatan
yang ada di dalam proyek dapat direncanakan dan dikoordinasikan dengan baik.
Melalui penjadwalan proyek yang baik, juga dapat diketahui kegiatan mana
yang boleh ditunda dan berapa lama penundaan pekerjaan tersebut agar tidak
terjadi tertundanya penyelesaian proyek secara keseluruhan. Selain itu kegiatan
kritis atau kegiatan yang sama sekali tidak boleh ditunda sedikitpun karena dapat
berakibat tertundanya penyelesaian proyek secara keseluruhan.
Penyusunan jejaring proyek ada dua macam cara pemberian symbol
yaitu activity on node atau AON dan activity on arrow atau AOA. Secara
sepintas bentuk gambar diagram jejaring keduanya hampir sama, namun
konsistensi penggunaannya harus dijaga agar tidak menimbulkan kerancuan dan
mengakibatkan kebingungan pengguna analisis penjadwalan proyek.

3. Langkah-Langkah Membuat Diagram Jaringan Proyek


1) Tentukan semua aktivitas awal proyek dan tempatkan awal semua aktivitas
ini pada node 1. Buat node-node baru sebagai akhir aktivitas dari node 1 dan
hubungkan dengan anak panah masing-masing ke node 1. Beri nama atau
simbol aktivitas pada anak panah. Estimasi waktu juga dapat dituliskan pada
anak panah. Misalnya A = 3 artinya aktivitas A dengan alokasi waktu 3 hari
(jika satuan waktunya hari).
2) Lanjutkan menggambar diagram network, bekerja mengalir dari kiri ke
kanan. Perhatikan apakah ada aktivitas yang mengumpul (merger) atau
menyebar (burst). Suatu node disebut burst jika dari node ini menghasilkan
satu atau lebih aktivitas (sekaligus node) baru. Dan suatu node
disebut merger jika dari beberapa aktivitas yang berasal dari beberapa node
mengumpul pada satu node sebagai akhir aktivitas.
3) Lanjutkan menggambar diagram jaringan proyek sampai seluruh aktivitas
tergambarkan pada diagram.
4) Sebagai acuan lainnya, semua anak panah sedapat mungkin digambarkan
mengalir ke depan atau ke arah kanan, dan hindari anak panah yang saling
menyilang antar node. Jika mendapatkan gambar diagram jaringan dengan
anak panah saling menyilang, susun ulang gambar diagram jaringan
sedemikian sehingga aliran dan urutan pekerjaan mudah dibaca dan
dipahami.

B. Penyelesaian Proyek
1. Metode dalam Menentukan Waktu Penyelesaian aProyek
a. AON (Activity on Node)
Pengertian AON adalah dengan melihat jalur penyelesaian proyek dari
pekerjaan paling awal hingga pekerjaan paling akhir.Merupakan metode
yang paling sederhana untuk mengetahui waktu penyelesaian proyek.Contoh
proyek AON pada proyek cuci mobil.
b. AOA (Activity on Arrow)
Pengertian AOA adalah dengan melihat jalur yang menghubungkan kejadian
paling awal hingga kejadian paling akhir.

2. Pengertian Jalur Kritis Kaitannya dengan Penyelesaian Sebuah Proyek


Sehubungan dengan adanya jalur kritis di dalam sebuah proyek, terdapat
beberapa hal penting yang harus diketahui oleh penyusun penjadwalan proyek
dan pelaksana proyek. Beberapa pengertian terkait dengan jalur kritis antara lain.
 Jalur kritis adalah jalur yang paling panjang atau paling lama di antara
berbagai jalur penyelesaian yang ada di dalam sebuah proyek.
 Jalur yang lain (selain jalur kritis) mempunyai jumlah waktu yang
penyelesaian yang lebih pendek daripada jalur kritis. Hal ini bukan berarti
bahwa proyek sudah dapat diselesaikan, karena pekerjaan yang dilewati jalur
kritis di dalam proyek tersebut belum dapat diselesaikan.
 Waktu yang diperlukan untuk penyelesaian pada jalur kritis menunjukkan
waktu penyelesaian proyek yang paling cepat.
 Penundaan penyelesaian pekerjaan pada jalur kritis akan mengakibatkan
tertundanya penyelesaian proyek secara keseluruhan. Sedangkan penundaaan
penyelesaian pekerjaan yang tidak dilewati oleh jalur kritis, jika tidak
melebihi kelonggaran waktu, tidak menyebabkan tertundanya penyelesaian
proyek secara keseluruhan.
 Kelonggaran waktu (slack time) adalah kelonggaran waktu yang terdapat
pada pekerjaan-pekerjaan yang tidak dilalui jalur kritis. Kelonggaran ini ada
dua macam yaitu kelonggaran waktu yang akan hilang begitu saja apabila
tidak digunakan dan kelonggaran waktu yang apabila tidak digunakan masih
dapat dimanfaatkan oleh pekerjaan berikutnya.
 Apabila sebuah proyek dikehendaki dipercepat penyelesaiannya maka
percepatan akan dilakukan bukan kepada seluruh pekerjaan yang ada di
dalam proyek tersebut tetapi hanya pada beberapa pekerjaan kritis saja
sejauh dapat memenuhi percepatan yang diinginkan.
Dengan mengetahui jalur kritis dan pekerjaan kritis, banyak kebijakan yang
dapat diambil sehubungan dengan perencanaan dan pelaksaan sebuah
proyek.Tanpa mengetahui adanya pekerjaan kritis sangat dimungkinkan
terdapatnya pekerjaan kritis yang tertunda sehingga mengakibatkan tertundanya
proyek secara keseluruhan. Dengan mengetahui pekerjaan kritis apabila terpaksa
melakukan penundaan kepada beberapa pekerjaan maka dipilih beberapa
pekerjaan yang tidak kritis atau mempunyai kelonggaran waktu sehingga tidak
mengakibatkan tertundanya penyelesaian proyek secara keseluruhan.
Beberapa hal yang terkait dengan perhitungan penyelesaian proyek sebuah
pekerjaan antara lain waktu dalam penyelesaian proyek. Terdapat 4 macam
waktu dalam proyek, yakni :
a. ES (Earliest Start) adalah waktu kapan pekerjaan di dalam proyek
dikerjakan seawal mungkin tanpa melanggar ketentuan.
b. EF (Earliest Finish) adalah waktu kapan suatu pekerjaan di dalam suatu
proyek dapat diselesaikan seawal mungkin tanpa melanggar ketentuan.
c. LS (Latest Start) adalah waktu kapan suatu pekerjaan dapat dimulai seakhir
mungkin tanpa mengganggu pekerjaan yang lain,
d. LF (Latest Finish) adalah waktu kapan suatu pekerjaan dapat diselesaikan
seakhir mungkin tanpa mengganggu pekerjaan yang lain.

3. Pengertian dan Perhitungan Penyelesaian Proyek Berbasis Waktu Paling


Cepat Dimulainya Sebuah Pekerjaan
Setelah diagram jejaring dapat diselesaikan, langkah selanjutnya adalah
dengan menentukan besarnya ES, EF, LS, dan LF untuk masing-masing
pekerjaan di dalam proyek pengembangan produk. Untuk tahap pertama akan
kita hitung besarnya ES dan EF terlebih dahulu baru kemudian LS dan LF.
Untuk pekerjaan A, karena tidak ada pekerjaan yang mendahului, kita tentukan
besarnya waktu paling awal untuk mulai pada waktu nol. Oleh karena pekerjaan
A memerlukan waktu 3 hari maka pekerjaan ini paling cepat dapat diselesaikan
pada akhir hari ke 3 (dari 0 ditambah 3). Dengan demikian untuk ES pekerjaan
A adalah 0 dan EF untuk pekerjaan ini adalah 3. Angka 0 dituliskan di sebelah
kiri pekerjaan A dan angka 3 ditulis di sebelah kanan pekerjaan A.
MATERI 3
PERCEPATAN PROYEK DAN KENDALA SUMBER DAYA

A. Percepatan proyek
Beberapa petunjuk umum yang dapat digunakan untuk pedoman dalam melakukan
percepatan proyek adalah sebagai berikut :
 Tentukan jumlah percepatan proyek yang dikehendaki. Jumlah ini dapat dihitung
dengan melihat selisih antara waktu penyelesaian proyek yang ditunjukkan oleh
jalur kritis dan waktu penyelesaian proyek yang dikehendaki pemilik atau
pimpinan.
 Identifikasi semua pekerjaan kritis atau pekerjaan di dalam jalur kritis yang ada.
Lengkapi pekerjaan kritis ini dengan analisis percepatan pekerjaan.Sejauh mana
masing-masing pekerjaan ini dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih cepat
dibandingkan dengan waktu penyelesaian pekerjaan secara normal. Selisih
waktu yang ada merupakan waktu potensian untuk melakukan percepatan
pekerjaan.
 Identifikasi semua biaya persatuan waktu (misalnya harian) dari semua
pekerjaan kritis yang ada. Kemudian urutkan pekerjaan kritis dari biaya per unit
waktu paling murah. Urutan dapat digunakan unuk penentuan urutan pemilihan
percepatan diantara pekerjaan kritis yang ada.
 Perhatikan apakah pekerjaan kritis itu masih tetap kritis setelah dilakukan
percepatan pekerjaan.

B. Kendala Sumber Daya


1. Kendala yang Terdapat dalam Penyelesaian Suatu Proyek
Di dalam penyelesaian proyek, sebenarnya terdapat dua macam kendala yang
harus diperhatikan oleh pimpinan proyek, yaitu sebagai berikut :
a. Kendala teknikal
Kendala teknikal adalah segala macam yang menghalangi terlaksananya
suatu pekerjaan karena alas an teknikal. Kendala teknikal dapat terlihat jelas,
oleh karena itu mudah untuk diketahui.Hambatan karena masalah teknikal
sangat mudah dijelaskan baik oleh pimpinan proyek maupun pelaksana
proyek. Sehingga siapapun yang terlibat dalam sebuah proyek akan berusaha
bersama-sama mengatasi dan menindaklanjuti adanya kendala teknikal ini.
b. Kendala sumber daya
Kendala sumber daya kadang tidak dapat terlihat dengan jelas. Namun
demikian,, sebagaimana kendala teknikal, kendala sumber daya juga
merupakan penghalang untuk dapat terlaksananya penyelesaian suatu
pekerjaan apabila tidak segera memperoleh solusi. Boleh jadi, sebenarnya
secara teknikal tidak terdapat kendala, tetapi karena terdapat kendala sumber
daya maka suatu pekerjaan menjadi tidak dapat dilaksanakan dan harus
menunggu penyelesaian pekerjaan lainnya..

2. Penyebab Kendala dalam Pengelolaan Sumber Daya


a. Ketersediaan sumberdaya
Ketersediaan sumber daya, aksesibilitas, kapasitas, dan biaya dapat menjadi
penyebab kendala. Defisit biaya dapat mempengaruhi kendala sumber daya,
yang dapat menyebabkan kendala kualitas.
b. Kendala kualitas
Kualitas sejalan dengan kapasitas dan pengelolaan sumber daya proyek.
Tuntutan kualitas memainkan peran besar dalam kendala, terutama ketika
ada batasan dalam kerangka waktu yang diberikan. Perputaran cepat dan
tenggat waktu yang ketat dapat menyebabkan kompromi dari produk jadi,
terutama bila biaya proyek terbatas.
c. Kebutuhan pelanggan
Kepuasan pelanggan adalah ukuran kunci keberhasilan proyek, dan
mencapainya dapat membatasi sumber daya proyek. Biasanya, ini datang
dalam bentuk membutuhkan hasil berkualitas tinggi dalam jangka waktu
tetap dengan biaya rendah - yang masing-masing mewakili kendala sumber
daya.
Daftar Pustaka
Achyari, A. (2011). Manajemen Operasi. Banten: Penerbit Universitas Terbuka
Kementrian Kebudayaan dan pendidikan.

Kurnianto, A. (2015, November 10). RMK Manajemen Operasi Edisi 2. Retrieved


March 25, 2023, from https://superkurnia.wordpress.com/2015/11/10/ringkasan-
materi-rmk-manajemen-operasi-edisi-2-agus-achyari/

Anda mungkin juga menyukai