Anda di halaman 1dari 12

PENJADWALAN PROYEK

(Project Scheduling)

I. PENDAHULUAN
1.1. Definisi Penjadwalan Proyek
Menurut Webster’s New Collegiate Dictionary, kata “jadwal” adalah dokumen tertulis, list,
katalog, atau inventori, atau juga disebut sebagai sebuah daftar waktu (timetable), program,
proposal, atau agenda. Pengertian “jadwal” dalam hal ini dapat disebut “penjadwalan” adalah
aktivitas untuk menentukan, menunjuk, menetapkan waktu yang tepat.
Dalam konstruksi, penjadwalan biasanya digunakan untuk menentukan durasi proyek.
Namun, pengertian lebih mendalam yakni penjadwalan digunakan untuk menentukan sumber
daya (resources) yang dibutuhkan dalam sebuah proyek dan mengaturnya dalam tiap urutan atau
waktu aktivitas proyek. Kontraktor memerlukan penjadwalan untuk mengetahui kapan dan
bagaimana tenaga kerja dibutukan, supplier memerlukan penjadwalan untuk mengetahui waktu
pengiriman material, sub-kontraktor memerlukan penjadwalan untuk mengetahui kapan waktu
mereka melakukan pekerjaannya, dan sebagainya. Penjadwalan adalah hal yang penting, yaitu
merupakan dasar dari sistem perencanaan (planning) dan kontrol (controling), sehingga
penjadwalan selalu tertulis dalam kontrak. Penjadwalan selalu terintegrasi dengan informasi pada
beberapa aspek proyek, termasuk diantaranya adalah durasi tiap aktivitas, teknologi yang sering
dipakai diantara tiap aktivitas, kemampuan sumberdaya dan budget, dan aspek lainnya yang
dibutuhkan. Informasi tersebut dipakai untuk menentukan penjadwalan dengan menggunakan
metode penjadwalan yang tepat. Biasanya yang sering digunakan adalah metode network
(network modeling).
Penjadwalan bertujuan untuk menjawab beberapa pertanyaan tentang waktu proyek,
diantaranya adalah :
a. Apabila tiap aktivitas dilakukan sesuai dengan waktu yang direncanakan, maka kapan proyek
akan selesai ?
b. Pekerjaan/aktivitas mana saja yang bersifat kritis untuk menjamin waktu penyelesaian
proyek?
c. Pekerjaan mana saja yang bisa terlambat (delayed) ? Apa yang harus diperlukan untuk
membuat proyek tidak mengalami keterlambatan ?

1
d. Secara spesifik, kapan proyek tiap aktivitas dapat dimulai dan kapan selesai ?
e. Selama waktu proyek berjalan, berapa biaya yang harus dipakai ?
f. Apakah layak untuk menambah biaya proyek untuk mempercepat aktivitas/pekerjaan ?

II. METODE PENJADWALAN PROYEK


II.1. Bar Chart (Gantt Chart)
Bar chart, atau gantt chart, atau biasa disebut diagram batang, adalah diagram perencanaan
yang digunakan untuk penjadwalan sumber daya dan alokasi waktu. Bar chart adalah contoh
teknik penjadwalan yang non-matematis, yang banyak digunakan dan paling popular di kalangan
para manajer proyek, karena sederhana dan mudah dibaca. Bar chart dapat membantu
penggunaannya untuk memastikan bahwa :
a. Semua kegiatan telah direncanakan
b. Urutan kinerja telah diperhitungkan
c. Perkiraan waktu kegiatan telah tercatat
d. Keseluruhan waktu proyek telah dibuat
Bar chart disajikan berupa balok-balok horizontal (horizontal bar), yang dibuat untuk tiap
aktivitas proyek sepanjang garis waktu.

Duration Weeks
Activity ID Activity
(weeks) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A Pekerjaan Persiapan 1
B Pekerjaan Struktur Bawah 2
C Pekerjaan Arsitektur 3
D Pekerjaan Finishing 2
E Pekerjaan Elektrikal 1
F Pekerjaan Mekanikal 1

Gambar 1. Bar Chart Schedule

Kelebihan penggunaan bar chart antara lain :


1. Dapat menunjukan waktu, kegiatan, dan urutan kegiatan
2. Jika jumlah kegiatan tidak terlalu banyak atau hanya sekedar jadwal induk, maka metode bar
chart menjadi pilihan pertama dalam proses perencanaan dan pengendalian kegiatan, karena
mudah dipahami oleh semua lapisan pelaksana proyek

2
Kelemahan penggunaan bar chart antara lain :
1. Tidak memperlihatkan saling ketergantungan dan hubungan antar kegiatan sehingga sulit
diantisipasi jika terjadi keterlambatan suatu aktivitas terhadap jadwal keseluruhan proyek
2. Tidak mudah melakukan perbaikan dan pembaharuan (updating) yang disebabkan karena bar
chart baru harus dibuat kembali (tidak efisien), padahal pembuatan ulang akan memakan
waktu dan jika tidak dilakukan segera maka alokasi penjadwalan akan menurun daya gunanya
3. Untuk proyek yang berukuran sedang dan besar serta kompleks, maka bar chart tidak mampu
menyajikan jadwal secara sistematis dan mengalami kesulitan dalam menentukan keterkaitan
antar aktivitas proyek.

II.2. Kurva S (S-Curve)


Kurva S

II.3. Metode Networking


Metode networking (jaringan) adalah kerangka dari sistem informasi proyek yang akan
digunakan dalam pengambilan keputusan dengan memperhatikan waktu, biaya, dan performa
(mutu). Metode networking berisi tampilan grafis dari aliran (sequence) dan urutan tiap
aktivitas/pekerjaan.
Komponen yang digunakan dalam model networking mempunyai pengertian sebagai
berikut :
a. Aktivitas, merupakan bagian dari keseluruhan pekerjaan yang dilaksanakan. Aktivitas
mengkonsumsi waktu dan sumberdaya serta mempunyai waktu mulai dan waktu
berakhirnya. Biasanya berbentuk symbol anak panah, dan digambarkan tanpa skala.
Kepala anak panah menunjukan arah jalur rangkaian/urutan proses aktivitas.
b. Kejadian/event, menandai permulaan dan berakhirnya suatu kegiatan. Biasanya, suatu
kejadian/event digambarkan dengan suatu lingkaran atau nodes, dan diberi nomor,
dengan nomor-nomor yang lebih kecil bagi kejadian-kejadian yang mendahuluinya.
Dalam jaringan, setiap aktivitas menghubungkan dua kejadian.

Penjadwalan dengan sistem networking terbagi lagi atas dua metode, yaitu CPM (Critical Path
Method) dan PERT (Program Evaluation Review Technique). Metode CPM dan PERT adalah

3
metode yang digunakan untuk membuat perencanaan, schedule, dan proses pengendalian suatu
proyek. CPM dan PERT pada dasarnya merupakan metode yang berorientasikan waktu, yaitu
keduanya akan menghasilkan penentuan penjadwalan waktu penyelesaian proyek. CPM dan
PERT memiliki tujuan umum yang sama dan banyak menggunakan terminologi yang sama,
tetapi sebenarnya kedua teknik tersebut digunakan secara terpisah.

II.3.1. PERT (Program Evaluation & Review Technique)


Asumsi yang digunakan dalam metode PERT adalah bahwa lama waktu suatu kegiatan tidak
bergantung satu sama lain. Penentuan lama waktu penyelesaian suatu proyek dengan PERT
dilakukan dengan menentukan waktu yang paling pesimis (terlama), waktu normal (most likely)
dan optimis (tercepat) untuk setiap kegiatan.
 Waktu Optimis (a)
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu aktivitas dengan asumsi jika
pelaksanaan berjalan dengan sangat baik.
Waktu tercepat yang mungkin dapat dicapai untuk menyelesaikan suatu aktivitas.
 Waktu Pesimis (b)
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu aktivitas dengan asumsi jika
pelaksanaan berjalan dengan sangat buruk.
Waktu terlambat yang mungkin terjadi dalam penyelesaian suatu aktivitas.
 Waktu normal/most likely (m)
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu aktivitas dengan asumsi jika
pelaksanaan berjalan dengan normal.

Hal ini terjadi karena adanya ketidakpastian penyelesaian suatu kegiatan yang dinyatakan dalam
suatu varians. Semakin kecil varians menunjukan semakin pasti suatu kegiatan dapat
diselesaikan. Apabila jaringan sudah sedemikian besar, penentuan lama penyelesaian suatu
proyek dapat dilakukan melalui proses forward pass dan backward pass.
Untuk menemukan waktu kegiatan yang diharapkan (expected activity time) [t] distribusi
beta memberikan bobot perkiraan waktu sebagai berikut
a+ 4 m+ b
t=
6

4
Hal ini berarti waktu normal (m) diberikan bobot empat kali lipat dari waktu optimis (a) dan
pesimis (b).

Untuk menghitung dipersi (dispersion) atau varians dari waktu penyelesaian kegiatan, dapat
digunakan rumus :

Varians dalam kegiatan yang berbeda pada jalur kritis dapat mempengaruhi waktu penyelesaian
proyek secara keseluruhan dan memungkinkan terjadinya penundaan. PERT menggunakan
varians kegiatan jalur kritis untuk membantu menentukan varians proyek keseluruhan dengan
menjumlahkan varians kegiatan kritis :

II.3.2. CPM (Critical Path Method)


CPM adalah metode networking yang paling sering digunakan. Metode ini menunjukan urutan
dan keterkaitan antar aktivitas serta urutan dimana pekerjaan harus diselesaikan. Konsep dasar
dari diagram analisis networking adalah dapat menunjukan kapan tiap aktivitas dapat dimulai
dan kaitannya dengan penyelesaian aktivitas sebelumnya, serta bagaimana membatasi kegiatan
lain yang mengikuti.

5
Dalam penggambaran networking, menggunakan dua metode yaitu AON (Activity on Node) dan
AOA (Activity on Arrow)
1. AON (Activity on Node), menggunakan node sebagai symbol dari kegiatan

Keterangan :
- Node atau simpul atau kode
menunjukan suatu aktivitas atau
A B kegiatan (Aktivitas A)

2. AOA (Activity on Arrow), menggunakan anak panah sebagai simbol dari kegiatan.

A Keterangan :
- Panah (arrow) menunjukan suatu
aktivitas atau kegiatan (Aktivitas A)
1 2 - Simpul atau kode digunakan untuk
mewakili suatu kejadian (1 dan 2)

Contoh penggambaran networking dengan AOA

A 2
E Keterangan :
4 5 - Kegiatan A dan B merupakan kegiatan pendahuluan
1
- Kegiatan C dikerjakan setelah kegiatan A selesai
- Kegiatan D dikerjakan setelah kegiatan B selesai
- Kegiatan E dikerjakan setelah kegiatan C dan D selesai
3

Aturan yang berlaku dalam penggunaan AOA :


1. Satu kegiatan hanya boleh diwakili oleh satu anak panah

A
(benar)
1 2

A&B
(salah)
1 2

2. Tidak boleh ada 2 kegiatan yang ditunjukan oleh ekor dan kepala kejadian yang sama

(salah)

6
Untuk mengatasi masalah tersebut diatas, dibuat kegiatan dummy. Kegiatan atau aktivitas
dummy (semu) dalam diagram network merupakan aktivitas fiktif dalam arti tidak mempunyai
ukuran waktu dan biaya. Aktivitas dummy digunakan agar dalam pembuatan diagram network,
hubungan antar aktivitas dapat digambarkan dengan benar. Dummy diperlukan untuk
menghindari jaringan kerja yang dimulai atau diakhiri oleh lebih dari satu kejadian, dan
menghindari terjadinya dua kejadian dihubungkan lebih dari satu aktivitas.

Keterangan :
2 Aktivitas
A dummy A

B Dummy aktivitas
1 3

3. Untuk meyakinkan hubungan urutan yang benar, maka yang menjadi pertanyaan adalah :
- Kegiatan apa saja yang harus selesai terlebih dahulu sebelum kegiatan ini dilakukan ?
- Kegiatan apa yang harus mengikuti kegiatan-kegiatan ini ?
- Kegiatan apa yang harus dikerjakan serentak ?

Contoh :
Kegiatan Predecessor Waktu (hari)
A - 10
B - 8 Jalur kritis adalah jalur yang menunjukan kegiatan
C - 12 dari awal sampai akhir kegiatan pada diagram
D A 22 jaringan. Kegiatan kritis adalah kegiatan yang apabila
E B 27 ditunda akan mempengaruhi waktu penyelesaian
F B 7 proyek.
G B, C 15 Untuk menentukan jalur kritis, kita menggunakan
H D, E 8 proses two-pass, yang terdiri dari forward-pass dan
I F 20 backward-pass untuk masing-masing kegiatan. ES
J D, G 15

7
(earliest start) dan EF (earliest finish) selama forward pass. LS (latest start) dan LF (latest
finish) selama backward pass.
 Earliest Start (ES) : early start, atau mulai terdahulu, adalah waktu paling awal
dimana suatu kegiatan dapat dimulai, dengan asumsi bahwa
semua kegiatan pendahulunya (predecessor) sudah selesai
dikerjakan.
 Earliest Finish (EF) : early finish, atau selesai terdahulu, adalah waktu paling awal
suatu kegiatan dapat selesai
 Latest Start (LS) : latest start, atau mulai terakhir, adalah waktu paling terakhir
suatu kegiatan dapat dimulai sehingga tidak menunda waktu
penyelesaian proyek. Latest start menunjukan waktu toleransi
terakhir dimana suatu kegiatan harus mulai dilakukan.
 Latest Finish (LF) : latest finish, atau selesai terakhir, adalah waktu toleransi terakhir
dari suatu kegiatan harus dapat selesai sehingga tidak menunda
waktu penyelesaian kegiatan berikutnya dan keserluruhan proyek

Forward pass dimulai dengan kegiatan pertama pada proyek, sedangkan backward pass dimulai
dengan kegiatan terakhir dari suatu proyek.
 Forward Pass
Forward pass digunakan untuk mengidentifikasi waktu-waktu terdahulu. Sebelum suatu
kegiatan dapat dimulai, semua predecessor langsungnya harus diselesaikan. Jika suatu
kegiatan hanya mempunyai satu predecessor langsung, maka ES-nya sama dengan EF
predecessor-nya. Jika suatu kegiatan mempunyai beberapa predecessor langsung, maka
ES-nya adalah nilai maksimum dari EF pendahulunya, dapat dirumuskan :

ES = Max (EF semua pendahulu langsung)

Waktu selesai tercepat (EF) dari suatu kegiatan adalah jumlah dari waktu mulai tercepat
(ES) ditambah durasi kegiatannya.

EF = ES + durasi kegiatan

8
Meskipun forward pass memungkinkan untuk menentukan waktu penyelesaian proyek
terdahulu, namun tidak menentukan jalur kritis. Untuk mengidentifikasi jalur kritis, perlu
dilakukan backward pass untuk menentukan nilai LS dan LF untuk semua kegiatan.

 Backward Pass
Backward pass digunakan untuk menentukan waktu paling akhir yang masih dapat
memulai dan mengakhiri masing-masing kegiatan tanpa menunda kurun waktu
penyelesaian proyek secara keseluruhan , yang telah dihasilkan sebelumnya dari
perhitungan forward pass. Untuk setiap kegiatan, pertama-tama harus menentukan nilai
LF-nya, diikuti dengan nilai LS. Sebelum suatu kegiatan dapat dimulai, seluruh
pendahulu langsungnya harus diselesaikan.
Jika suatu kegiatan adalah pendahulu langsung bagi hanya satu kegiatan, LF-nya
sama dengan LS dari kegiatan yang secara langsung mengikutinya. Jika suatu kegiatan
adalah pendahulu langsung bagi lebih dari satu kegiatan, maka LF-nya adalah minimum
dari seluruh nilai LS kegiatan-kegiatan yang secara langsung mengikutinya, dengan
rumusan :

LF = Min (LS semua kegiatan yang langsung mengikutinya)

Waktu mulai terakhir (LS) dari suatu kegiatan adalah perbedaan antara waktu selesai
terakhir (LF) dengan durasi kegiatannya, dengan rumusan :

LS = LF - durasi kegiatan

 Slack/Float
Pada network proyek, dapat ditemukan float/slack yaitu sisa waktu mundur aktivitas,
sama dengan LS-ES atau LF-EF . Float/slack memberikan sejumlah kelonggaran
waktu dan elastisitas pada sebuah jaringan kerja . Float/slack akan selalu muncul pada
rangkaian kegiatan yang bukan merupakan jalur kritis, dan tidak pernah muncul pada
jalur kritis. Atau dengan kata lain, pada jalur kritis, Float/Slack = 0.
Slack time menjadi perhatian manajemen karena slack time akan menjadi sumber
daya yang bisa digunakan dan sumber penghematan yang mungkin dilakukan oleh

9
manajemen. Ini dipakai pada waktu penggunaan network dalam praktek, atau digunakan
pada waktu mengerjakan penentuan jumlah material, peralatan, dan tenaga kerja.
Slack/float terbagi atas dua yaitu :
1. Total float/slack (TF)
Jumlah waktu dimana penyelesaian suatu aktivitas dapat diundur tanpa mempengaruhi
saat paling cepat dari penyelesaian proyek secara keseluruhan. Rumus total float :
Total Float = (LF Peristiwa Akhir) – (durasi) – (ES peristiwa awal)
2. Free float/slack (FF)
Jumlah waktu dimana penyelesaian suatu aktivitas dapat diundur tanpa mempengaruhi
saat paling cepat dari dimulainya aktivitas yang lain atau saat paling cepat terjadinya
event lain pada network.
Free Float = (EF peristiwa akhir) – (durasi) – (ES peristiwa awal)

Untuk kegiatan kritis, maka TF = FF = 0. Artinya saat paling cepat selesainya kegiatan tersebut
sama dengan saat paling lambat terwujudnya suatu hari dari kegiatan berikutnya.
Total float/slack untuk aktifitas-aktifitas pada jalur kritis adalah selalu 0 (slack = 0) bila waktu
penyelesaian yang diinginkan sama dengan waktu penyelesaian paling awal yang diharapkan.

Contoh :
Kegiatan Predecesso Waktu (hari)
r
A - 10
B - 8
C - 12
D A 22
E B 27
F B 7
G B, C 15
H D, E 8
I F 20
J D, E 15

10
Latihan 1
1. Untuk menyelesaikan suatu aktifitas proyek, diketahui kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan
sebagai berikut :
NO AKTIFITAS PREDECESSOR DURASI (HARI)
1 A - 10
2 B A 20
3 C B 30
4 D B 60
5 E C 40
6 F C 40
7 G D 20
8 H E, F 50

11
9 I F, G 60
10 J H, I 20
11 K J 10

Berapa waktu penyelesaian normal dari proyek tersebut ? Tentukan jalur kritis serta aktifitas
apa saja yang termasuk dalam aktifitas kritis ?

2. Cari jalur kritis dari rangkaian kegiatan-kegiatan di bawah ini :

2 5 8
7 7

1 3 7 1 1
0 1

4 5

4 6 9

12

Anda mungkin juga menyukai