Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH TUGAS

PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK

P2PRO

Diajukan Sebagai Syarat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah

Perencanaan dan Penjadwalan Proyek

Disusun Oleh :

Nama : Sulih Ayu Diani

NPM : 164101 2711

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA PURWOKERTO

2019
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam suatu proyek pembangunan, perencanaan merupakan masalah yang sangat
penting. Suatu perencanaan diperlukan dan dipergunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan proyek sehingga proyek dapat dilaksanakan dengan waktu yang efisien.
Tanpa perencanaan yang tepat maka bukanlah tidak mungkin bila suatu proyek akan
mengalami kegagalan yang akan merugikan perusahaan, misalnya pemborosan waktu dan
tenaga kerja yang mengakibatkan peningkatan biaya. Oleh karena itu, perencanaan yang
tepat dan sesuai dengan karakteristik proyek yang bersangkutan sangatlah diperlukan untuk
menghadapi ketidakpastian kondisi proyek sehingga penjadwalan pelaksanaan suatu proyek
sangat penting supaya proyek dapat dilaksanakan dengan waktu dan biaya yang efisien.

Sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam melaksanakan aktivitas proyek adalah
terbatas. Dengan keterbatasan-keterbatasan sumber daya tersebut, diperlukan suatu
perencanaan yang matang dan baik agar dapat menggunakan sumber daya secara efisien.
Perencanaan yang baik dan matang adalah suatu hal yang sangat penting dan sangat
diperlukan dalam setiap kegiatan pelaksanaan proyek, sehingga akan turut menunjang
tercapainya tujuan perusahaan konstruksi.

Pada umumnya dalam penjadwalan waktu kontraktor (Pelaksana Proyek), developer


(Pengembang) atau pemilik proyek biasanya menggunakan salah satu dari beberapa metode
umum yang biasa digunakan dalam penjadwalan waktu pelaksanaan proyek, antara lain Bar
Chart, Network Diagram (CPM,PDM,PERT), serta Metode Penjadwalan Linear (Line of
Balance)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang akan ditelititi meliputi :
1. Apakah pengertian dari beberapa metode perencanaan dan penjadwalan proyek ?
2. Bagaimana sejarah terciptanya beberapa metode perencanaan dan penjadwalan proyek
?
3. Apa saja fungsi dari beberapa metode perencanaan dan penjadwalan proyek ?
4. Apa kelebihan dan kekurangan dari beberapa metode perencanaan dan penjadwalan
proyek ?
5. Bagaimana contoh gambar dari beberapa metode perencanaan dan penjadwalan
proyek ?
6. Bagaimana langkah-langkah dari beberapa metode perencanaan dan penjadwalan
proyek ?

1.3 Tujuan
Tugas makalah ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Melengkapi tugas mata kuliah perencanaan dan penjadwalan proyek
2. Mendalami masing-masing metode perencanaan dan penjadwalan proyek agar lebih
mengerti pengaplikasian di lapangan/proyek
BAB 2
ISI

METODE PENJADWALAN
2.1 Gantt chart / Bar Chart ( Grafik Batang )
a. Pengertian
Gantt chart adalah metode sederhana dan powerful yang sering digunakan
dalam merencanakan dan memonitor project atau aktivitas. Bentuknya yang
sederhana dan mudah dimengerti membuat Gantt Chart menjadi salah satu metode
favorit yang paling banyak digunakan saat ini. Gantt Chartmenggambarkan sebuah
project atau aktivitas dengan grafik batang yang terintegrasi dengan waktu, kapan
aktivitas tersebut di mulai dan kapan aktivitas akan berakhir.Ini adalah metode yang
mudah digunakan untuk melihat perkembangan project atau aktivitas yang sedang
Anda kerjakan.

b. Sejarah
Bar Chart (bagan balok) diperkenalkan pertama kali oleh Henry L. Gantt pada
tahun 1917 semasa Perang Dunia I. Oleh karena itu, Bar Chart sering disebut juga
dengan nama Gantt Chart sesuai dengan nama penemunya. Sebelum ditemukannya
metode ini, belum ada prosedur yang sistematis dan analitis dalam aspek
perencanaan dan pengendalian proyek (Soeharto, 1999 : 236). Gantt menciptakan
teknik ini untuk memeriksa perkiraan durasi tugas versus durasi aktual. Sehingga
dengan melihat sekilas, pemimpin proyek dapat melihat kemajuan pelaksanaan
proyek. Sekarang ini, metode bagan balok masih digunakan secara luas dan
merupakan metode yang umum digunakan sebagian besar penjadwalan dan
pengendalian di industry konstruksi, terutama untuk menyusun jadwal induk suatu
proyek, baik dari mulai kontraktor kecil sampai dengan kontraktor besar, dari sektor
swasta sampai dengan BUMN. Menurut Soeharto (1999) metode ini dapat berdiri
sendiri maupun dikombinasikan dengan metode lain yang lebih canggih.
c. Fungsi

Grafik batang digunakan untuk membandingkan nilai antar deret dalam bentuk
grafik batang dengan beberapa model (silinder, kerucut, dan piramid) dengan posisi
horizontal. Dalam Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008 Grafik Batang digunakan
pada piramida penduduk indonesia tahun 2008, presentase penduduk miskin,dan
lain-lain.

d. Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan bar chart ini antara lain:
1. Menyajikan data lebih lengkap. Berbeda dengan line chart yang hanya
menampilkan harga penutupan, Bar chart menyajikan data lebih lengkap dari
harga pembukaan (open), penutupan (close), tertinggi (high) dan terendah
(low).

2. Dapat digunakan bersama indikator-indikator teknikal lainnya. Bar


chartmenampilkan harga pembukaan, penutupan, tertinggi, dan terendah.
Dengan adanya data hari perdagangan yang lengkap, dapat penggunaan
indikator-indikator lainnya pun dapat digunakan secara maksimal.

Kelemahan bar chart antara lain :


1. Lebih susah dilihat. Dalam menyajikan data dari pembukaan hingga
penutupan, bar chart cenderung lebih susah dilihat dan memakan waktu bagi
para analis untuk menganalisis, dikarenakan menggunakan garis yang relatif
tipis. Bar chart sendiri pun terkadang disajikan dalam satu warna sehingga tidak
dapat dibedakan bila pasar sedang naik atau turun bila dilihat secara sekilas.

2. Sinyal pembalikan arah terlihat lebih lama. Dalam penerapannya, untuk melihat
sinyal pembalikan arah, bar chart membutuhkan data beberapa periode, yang
notabene lebih tidak efektif bagi para trader.
e. Contoh Gambar Metode

f. Langkah-Langkah Metode
Langkah-langkah Membuat Perencanaan Menggunakan Gantt Chart
1. Mengidentifikasikan tugas
• Mengidentifikasikan tugas yang perlu diselesaikan pada proyek
• Menentukan Milesto ne (bagian pekerjaan dari suatu tugas)
dengan menggunakan brainstorming ataupun flow chart
• Mengidentifikasikan waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu
tugas
• Mengidentifikasikan urutan pekerjaan ataupun tugas yang akan
dikerjakanSeperti Tugas yang harus diselesaikan sebelum memulai
suatu tugas yang baru ataupun tugas-tugas apa yang harus dilakukan
secara bersamaan (Simultan).
2. Gambarkan sumbu horizontal untuk waktu pelaksanaannya (dapat
diletakan diatas ataudibawah halaman). Tandai dengan skala waktu
yang sesuai (bisa dalam harian maupunmingguan).
3. Tuliskan Tugas atau bagian pekerjaan (milestone) yang akan dikerjakan
berdasarkanurutan waktu pada bagian kiri. Gambarkan Diagram
Batang (Bar Graph) untuk menunjukanrentang waktu yang diperlukan
untuk melakukan tugas yang bersangkutan. Gambarkan kotakdari kiri
dimana waktu Tugas tersebut dimulai sampai pada waktu tugas yang
bersangkutanberakhir. Jika diperlukan presentasi kepada Manajemen
perusahaan, gambarkan bentuk diamondpada tanggalnya. Gambarkan tepinya
saja dan kotak tersebut jangan diisi.
4. Lakukan pemeriksaan kembali, apakah semua tugas atau bagian pekerjaan
untuk proyektersebut sudah tertulis semuanya ke dalam gantt chart.

2.2 Metode Network Planning (NWP) / Arrow Diagram


a. Pengertian
Network Planning ; Network adalah sebuah jaringan kerja yang
dimaksudkan pada sebuah proyek kerja konstruksi. Untuk memudahkan
pelaksanaan sebuah proyek konstruksi, maka diperlukan adanya sebuah
perencanaan yang baik agar seluruh kegiatan dapat berjalan dengan lancar.
Perencanaan jaringan kerja pada sebuah proyek lebih dikenal dengan istilah
network planning(NWP).
Sebuah network planning adalah gambaran kejadian-kejadian dan kegiatan
yang diharapkan akan terjadi dan dibuat secara kronologis serta dengan kaitan yang
logis dan berhubungan antara sebuah kejadian atau kegiatan dengan yang lainnya.
Ini juga merupakan teknik dalam perencanaan kegiatan atau proyek yang dapat
menjawab pertanyaan bagaimana mengelola suatu proyek dan dasar yang kokoh
bagi seorang pimpinan proyek untuk menentukan kebijakan di dalam suatu proyek
konstruksi. Agar dapat berjalan dengan sesuai yang telah direncanakan, sebuah
network planning merupakan alat bagi seorang pimpinan proyek untuk dapat
melaksanakan penjadwalan dan pengendalian yang cermat dalam pelaksanaan
suatu kegiatan proyek konstruksi. Network Planning ( NP ), sebetulnya salah satu
saja dari teknik-teknik manajemen, dimana bila semua teknik-teknik tadi
dikumpulkan merupakan suatu kesatuan yang disebut Operation Technique
Research ( OTR ).

b. Sejarah

Pada perencanaan suatu proyek terdapat proses pengambilan keputusan


dan proses penetapan tujuan. Untuk dapat melaksanakan proses ini perlu adanya
informasi yang tepat dan kemampuan pengambilan keputusan yang tinggi. Proses
pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan serta proses penyelenggaraan
merupakan sistem operasi pada perencanaan proyek.
Bila perencanaan proyek merupakan sebuah total sistem, maka
penyelenggaraan proyek tersebut terdiri dari dua sub sistem, yaitu sub sistem
operasi dan sub sistem informasi. Sub sistim operasi menjawab pertanyaan
“bagaimana cara melaksanakan kegiatan” sedang sub sistem informasi menjawab
pertanyaan “kegiatan apa saja yang sudah, sedang dan akan dilaksanakan”.
Network planning merupakan sub sistem informasinya.
Konsep network ini mula-mula disusun oleh perusahaan jasa konsultan
manajemen Boaz, Allen dan Hamilton (1957) yang berada dibawah naungan
perusahaan pesawat terbang Lockheed. Kebutuhan penyusunan network ini
dirasakan perlu karena adanya koordinasi dan pengurutan kegitan-kegiatan pabrik
yang kompleks, yang saling berhubungan dan saling tergantung satu sama lain. Hal
ini dilakukan agar perencanaan dan pengawasan kegiatan dapat dilakukan secara
sistimatis, sehingga dapat diperoleh efisiensi kerja.
Adanya network ini menjadikan sistem manajemen dapat menyusun
perencanaan penyelesaian proyek dengan waktu dan biaya yang paling efisien. Di
samping itu network juga dapat dipergunakan sebagai alat pengawasan yang cukup
baik untuk menyelesaikan proyek tersebut. Diagram network merupakan kerangka
penyelesaian proyek secara keseluruhan, ataupun masing-masing pekerjaan yang
menjadi bagian daripada penyelesaian proyek secara keseluruhan.
Pada prinsipnya network dipergunakan untuk perencaan penyelesaian
berbagai macam pekerjaan terutama pekerjaan yang terdiri atas berbagai unit
pekerjaan yang semakin sulit dan rumit.
Menurut Sofwan Badri (1997 : 13) dalam bukunya “Dasar-Dasar Network
Planning” adalah sebagai berikut :
“Network planning pada prinsipnya adalah hubungan ketergantungan
antara bagian-bagian pekerjaan (variabel) yang digambarkan / divisualisasikan
dalam diagram network”. Dengan demikian diketahui bagian-bagian pekerjaan
mana yang harus didahulukan, bila perlu dilembur (tambah biaya), pekerjaan mana
yang menunggu selesainya pekerjaan yang lain, pekerjaan mana yang tidak perlu
tergesa-gesa sehingga alat dan tenaga dapat digeser ke tempat lain demi efesiensi.
Sedangkan menurut Soetomo Kajatmo (1977: 26) adalah :
“Network planning merupakan sebuah alat manajemen yang
memungkinkan dapat lebih luas dan lengkapnya perencanaan dan pengawasan
suatu proyek”. Adapun definisi proyek itu sendiri adalah suatu rangkaian kegiatan-
kegiatan (aktivitas) yang mempunyai saat permulaan dan yang harus dilaksanakan
serta diselesaikan untuk mendapatkan tujuan tertentu.
Pengertian lainnya yang dikemukakan oleh Tubagus Haedar Ali (1995: 38) yaitu:
“Network planning adalah salah satu model yang digunakan dalam
penyelenggaraan proyek yang produknya adalah informasi mengenai kegiatan-
kegiatan yang ada dalam network diagram proyek yang bersangkutan.

c. Fungsi

Network Planning (NP) khususnya digunakan untuk menyelesaikan suatu


proyek yang hanya dilakukan sekali saja, jadi harus dibuat NP baru untuk setiap
proyek yang akan diselesaikan, misalnya : pendirian rumah baru, perencanaan
perjalanan, rescheduling urutan proses produksi dan sebagainya. Jadi digunakan
dalam Tatalaksana proyek.
Haruslah dibedakan antara Tatalaksana proyek dengan Tatalaksana Produksi :
1. Tatalaksana Proyek menyelesaikan hal khusus, hanya dilakukan sekali.
Tatalaksana produksi menyelesaikan hal umum yang berulang-ulang, rutine.
2. Fasilitas-fasilitas yang digunakan untuk Tatalaksana proyek, sekali dipakai
sudah selesai. Fasilitas-fasilitas Tatalaksana Produksi dapat digunakan untuk
macam-macam tugas.
3. Bandingkan : Membuat pakaian khusus dengan membuat pakaian kodian.

d. Kelebihan dan kekurangan

Kelebihan Penggunaan Network Planning dalam Tatalaksana Proyek :


1. Merencanakan scheduling dan mengawasi proyek secara logis.
2. Memikirkan secara menyeluruh, tetapi juga mendetai dari proyek.
3. Mendokumen dan mengkomunikasikan rencana scheduling ( waktu ) dan
alternatif-alternatif lain penyelesaian proyek dengan tambahan biaya.
4. Mengawasi proyek dengan lebih efisien, sebab hanya jalur-jalur kritis ( Critical
Path ) saja yang perlu konsentrasi pengawas ketat.

Kekurangan Penggunaan Network Planning dalam Tatalaksana Proyek :


1. Kegiatan-kegiatan proyek harus ditentukan secara jelas dan hubungannya harus
bebas dan stabil.
2. Hubungan pendahulu harus dijelaskan dan dijaringkan bersama-sama.
3. Perkiraan waktu cenderung subyektif dan bergantung pada kejujuran manajer
yang takut akan bahaya terlalu optimis atau tidak cukup pesimis
4. Ada bahaya terselubung dengan terlalu banyaknya penekanan pada jalur
terpanjang atau kritis

e. Contoh (Gambar Metode)


f. Langkah-langkah Metode
Terdapat beberapa teknik atau metode yang digunakan dalam menuliskan
network planning, yaitu sebagai berikut:

1. Metode diagram grafik (Chart Method Diagram), digunakan untuk


prencanaan dan pengendalian proyek dalam bentuk diagram grafik.
2. Teknik manajemen jaringan (Network Management Technique), digunakan
untuk perencanaan dan pengendalian proyek berbasis teknologi informasi
(IT).
3. Prosedur dalam penilaian program (Program Evaluation Procedure),
digunakan untuk merencanakan, mengendalikan, dan menilai kemajuan suatu
program.
4. Analisis jalur kritis (Critical Path Analysis), digunakan untuk penjadwalan dan
mengendalikan sumber daya proyek.
5. Metode jalur kritis (Crtical Path Method), digunakan untuk menjadwalkan dan
mengendalikan proyek yang sudah pernah dikerjakan sehingga data, waktu
dan biaya setiap unsur kegiatan telah diketahui oleh evaluator.
6. Teknik menilai dan meninjau kembali (Program Evaluation and Review
Technique), digunakan pada perencanaan dan pengendalian proyek yang
belum pernah dikerjakan.

Simbol dan Aturan Network Planning


Simbol-simbol yang digunakan dalam menggambarkan suatu network planning
adalah sebagai berikut:
a. Anak Panah
Simbol anak panah ini menunjukkan sebuah kegiatan atau aktivitas.
Kegiatan adalah segala tindakan yang memakan waktu tertentu dalam
pemakaian atau penggunaan sejumlah material, tenaga kerja, serta peralatan
produksi (resources) yang ada. Kepala anak panah menunjukkan arah tiap
kegiatan, yang menunjukkan bahwa suatu kegiatan dimulai pada permulaan
dan berjalan maju sampai akhir dengan arah dari kiri ke kanan.
b. Lingkaran
Simbol lingkaran menunjukkan suatu kejadian (event), baik kejadian atas
berakhir atau selesainya suatu kegiatan tertentu atau kejadian dimulainya
kejadian yang lain jadi dalam hal ini berarti bahwa satu simbol lingkaran itu
sekaligus menunjukkan dua buah kejadian yaitu, kejadian selesainya kegiatan
yang satu serta dimulainya kegiatan yang lain. Titik awal dan akhir dari sebuah
kegiatan karena itu dijabarkan dengan dua kejadian yang biasanya dikenal
sebagai kejadian kepala dan ekor. Kegiatan-kegiatan yang berawal dari saat
kejadian tertentu tidak dapat dimulai sampai kegiatan-kegiatan yang berakhir
pada kejadian yang sama diselesaikan.
c. Anak Panah Putus-putus
Simbol anak panah yang terputus-putus menunjukkan kegiatan semu (dummy
activity), yang digunakan untuk memperbaiki logika ketergantungan dari
gambar diagram network, jadi sebenarnya kegiatan tersebut tidak ada, akan
tetapi hanya digunakan untuk mengalihkan arus anak panah guna
memperbaiki kebenaran logika urutan kegiatan proses produksi. Kegiatan
semu itu memiliki tiga sifat, yaitu:
1. Waktu yang digunakan untuk melakukan kegiatan tersebut adalah
relative sangat pendek dibandingkan dengan kegiatan biasa. Oleh karena
itu maka kegiatan semu ini dianggap tidak memerlukan waktu.
2. Menentukan boleh tidaknya kegiatan selanjutnya dilakukan. Hal ini
berarti bahwa apabila kegiatan semu itu belum selesai dikerjakan maka
kegiatan selanjutnya belum boleh dimulai.
3. Dapat mengubah jalur kritis dan waktu kritis.

Aturan yang digunakan dalam menggambar network planning adalah sebagai


berikut:
1. Di antara dua kejadian yang sama, hanya boleh digambarkan satu anak panah.
2. Nama suatu aktivitas dinyatakan dengan huruf atau dengan nomor kejadian.
3. Aktivitas harus mengalir dari kejadian bernomor rendah ke kejadian bernomor
tinggi.
4. Diagram hanya memiliki sebuah saat paling cepat dimulainya kejadian (initial
event) dan sebuah saat paling cepat diselesaikannya kejadian (terminal event).
2.3. Critical Path Method (CPM)
a. Pengertian
Critical Path Method (CPM) adalah teknik menganalisis jaringan
kegiatan/aktivitas-aktivitas ketika menjalankan proyek dalam rangka memprediksi
durasi total. Critical path sebuah proyek adalah deretan aktivitas yang menentukan
waktu tercepat yang mungkin agar proyek dapat diselesaikan. Critical path adalah
jalur terpanjang dalam network diagram dan mempunyai kesalahan paling sedikit.

b. Sejarah
Metode jaringan kerja diperkenalkan menjelang akhir dekade 1950-an, oleh
suatu tim engineer dan ahli matematika dari perusahaan Du-Pont bekerja sama
dengan Rand Corporation, dalam usaha mengembangkan suatu sistem kontrol
manajemen.
Jaringan kerja berguna untuk menyusun urutan kegiatan proyek yang
memiliki sejumlah besar komponen dengan hubungan ketergantungan yang
kompleks, membuat perkiraan jadwal proyek yang paling ekonomis, mengusahakan
fluktuasi minimal penggunaan sumber daya. Menurut Gray (2000), jaringan kerja
adalahframework untuk system informasi proyek yang
akan digunakan oleh manajer proyek untuk membuat keputusan yang
berhubungan dengan waktu, biaya, dan performance. Jaringan kerja memberikan
waktu dimana kegiatan dapat dimulai dan diselesaikan dan kapan kegiatan dapat
ditunda.
Menurut Soehatto (1999), CPM (Critical Path Method) dan PERT (Project
Evaluation and Review Technique) memakai teknik penyajian secara gratis dengan
memakai diagram anak panah, lingkaran serta kaidah-kaidah dasar logika
ketergantungan dalam menyusun urutan kegiatan. Menurut Mulyono (2004), model
jaringan CPMIPERT tersusun atas dua komponen utama, yaitu titik-titik (nokhta/
lingkaran) dan garis-garis ( cabang/ anak panah). Garis menunjukkan jenis kegiatan
dari suatu proyek, sementara titik menunjukkan awal atau akhir suatu kegiatan atau
biasa dinamakan events. Model jaringan juga menunjukkanprecedence relationship
eli antara kegiatan-kegiatan.
Ada suatu aturan dalam membuat model jaringan CPMIPERT, yaitu bahwa
dua atau lebih kegiatan tak dapat secara serentak berawal dan berakhir pada
lingkaran yang sama. Maka permasalahan tersebut dapat diatasi dengan suatu
dummy activity. Suatu dummy activity digambarkan dengan anak panah
terputus dan disisipkan pada jaringan itu untuk menunjukkan suatu precedence
relationship. Suatu dummy activity tidak memakan waktu dan sumberdaya, jadi
waktu kegiatan dan biaya sama dengan nol. Kegiatan dummy dapat juga digunakan
untuk menyusun suatu jaringan yang agar hubungan logikanya menjadi benar.
Sasaran utama analisis CPM/PERT adalah menentukan waktu terpendek
yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek atau menentukan waktu yang
diperlukan untuk suatu critical path, yaitu jalur waktu terlama. Kegiatan kegiatan
yang dilewati critical path dinamakan kegiatan kritis. Keterlambatan penyelesaian
salah satu kegiatan ini akan menyebabkan keterlambatan penyelesaian proyek,
karena itu kegiatan-kegiatan kritis perlu diawasi secara serius. Jika pengambil
keputusan bermaksud mempercepat penyelesaian proyek, maka ia perlu
memperpendek satu atau beberapa waktu kegiatan kritis.
Menurut Soeharto (1999), CPM (Critical Path Method) menggunakan satu
angka estimasi dan dalam praktek lebih banyak dipergunakan oleh kalangan industri
atau proyek-proyek engineering konstruksi. Menurut Levin (1999), Jika waktu dapat
diperkirakan dengan cukup tepat dan biaya-biaya dapat dihitung sejak semula, maka
lebih menguntungkanjika dipergunakan CPM.

c. Fungsi
1. Untuk memetakan semua langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek
dan mengidentifikasi jadwal untuk setiap prioritas dan urutanyang terlibat.
2. Menunjukkan hubungan tiap-tiap kegiatan terhadap keseluruhan proyek.
3. Mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan di antara kegiatan.
4. Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap kegiatan.
5. Membantu penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya dengan
cara mencermati hal-hal kritis pada proyek.

d. Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan yang dimiliki metode Critical Path Method (CPM) yaitu :
1. Untuk penjadwalan, pemantauan, dan pengendalian proyek.
2. Seorang manajer proyek dapat menentukan tanggal yang sebenarnya untuk
setiap kegiatan dan membandingkan apa yang seharusnya terjadi dengan apa
yang sedang terjadi dan reaksinya.Kegiatan dan hasilnya dapat ditampilkan
sebagai jaringan.
3. Menampilkan dependensi untuk membantu penjadwalan.
4. Melakukan evaluasi kegiatan yang dapat berjalan sejajar satu sama lain.
5. Menentukan slack dan float.
6. Banyak digunakan dalam industri.
7. Dapat menentukan beberapa jalur yang sama penting.
8. Menentukan durasi proyek, yang meminimalkan jumlah biaya langsung dan
tidak langsung.
9. Memberikan tampilan grafis dari alur kegiatan sebuah proyek.
10. Menunjukkan alur kegiatan mana saja yang penting diperhatikan dalam
menjaga jadwal penyelesaian proyek.

Sedangkan kekurangan yang dimiliki metode Critical Path Method (CPM) yaitu :
1. Dapat menjadi rumit dan meningkatkan kompleksitas untuk proyek yang lebih
besar.
2. Tidak menangani penjadwalan personil atau alokasi sumber daya.
3. Jalur kritis tidak selalu jelas dan perlu dihitung cermat.
4. Memperkirakan waktu penyelesaian kegiatan bisa sulit.

e. Contoh (Gambar Metode)


f. Langkah-Langkah Metode
Langkah-langkah dalam perencanaan proyek menggunakan metode CPM :

1. Tentukan rincian kegiatan. Dari rincian kegiatan yang harus dilakukan dalam
sebuah proyek, tambahkan informasi durasi dan identifikasikan prasyarat
kegiatan sebelumnya yang harus terselesaikan terlebih dahulu.
2. Tentukan urutan kegiatan dan gambarkan dalam bentuk jaringan.Beberapa
kegiatan akan dapat dimulai dengan sangat tergantung pada penyelesaian
kegiatan lain. Relasi antar kegiatan ini harus diidentifikasi dan digambarkan
secara berurutan dalam bentuk titik dan busur.
3. Susun perkiraan waktu penyelesaian untuk masing-masing kegiatan.Waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap kegiatan dapat diestimasi dengan
menggunakan pengalaman masa lalu atau perkiraan dari para praktisi. CPM
tidak memperhitungkan variasi waktu penyelesaian, sehingga hanya satu
perkiraan yang akan digunakan untuk memperkirakan waktu setiap kegiatan.
4. Identifikasi jalur kritis (jalan terpanjang melalui jaringan). Jalur kritis adalah jalur
yang memiliki durasi terpanjang yang melalui jaringan. Arti penting dari jalur
kritis adalah bahwa jika kegiatan yang terletak pada jalur kritis tersebut
tertunda, maka waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan otomatis juga
akan tertunda.
5. Pada jalur selain jalur kritis, akan ditemui waktu longgar/waktu toleransi (slack
time) yaitu sejumlah waktu sebuah kegiatan dapat ditunda tanpa menunda
penyelesaian proyek secara keseluruhan.
6. Update DiagramCPM.
7. Pada saat proyek berlangsung, waktu penyelesaian kegiatan dapat diperbarui
sesuai dengan diperolehnya informasi dan asumsi baru. Sebuah jalur kritis baru
mungkin akan muncul, dan perubahan bentuk jaringan sangat mungkin harus
dilakukan.
8. Keterbatasan CPM adalah digunakannya satu angka perkiraan waktu
penyelesaian bagi setiap kegiatan. Jika memang dibutuhkan perencanaan proyek
yang lebih kompleks, metode PERT dengan tiga varian waktu perkiraan akan
dapat memberikan aternatif perkiraan waktu penyelesaian proyek yang lebih
terbuka.
2.4 Program Evaluation and Reviem Technique (PERT)
a. Pengertian
PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan
penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada
didalam suatu proyek. PERT yang memiliki kepanjangan Program Evalution Review
Technique adalah suatu metodologi yang dikembangkan oleh Angkatan Laut
Amerika Serikat pada tahun 1950 untuk mengatur program misil. Sedangkan
terdapat metodologi yang sama pada waktu bersamaan yang dikembangkan oleh
sektor swasta yang dinamakan CPM atau Critical Path Method.
Metodologi PERT divisualisasikan dengan suatu grafik atau bagan yang
melambangkan ilustrasi dari sebuah proyek. Diagram jaringan ini terdiri dari
beberapa titik (nodes) yang merepresentasikan kejadian (event) atau suatu titik
tempuh (milestone). Titik-titik tersebut dihubungkan oleh suatu vektor (garis yang
memiliki arah) yang merepresentasikan suatu pekerjaan (task) dalam sebuah
proyek. Arah dari vektor atau garis menunjukan suatu urutan pekerjaan.

b. Sejarah
Tahun 1957, proyek milik Angkatan Laut AS (US Navy) membuat proyek polaris
yang merupakan proyek pembuatan peluru kendali yang dapat ditembakkan dari
kapal selam menuju sasarannya di darat atau di udara
Proyek tersebut mengalami banyak kendala, yaitu :
a. Banyaknya jumlah pekerja sebagai kontraktor (sekitar 400 kontraktor
utama dan 9000 sub-kontraktor), sehingga menyulitkan pemantauan dan
koordinasi.
b. Rencana tersebut baru pertama kali akan dilaksanakan, sehingga
kemungkinan deviasi (penyimpangan) diperkirakan sangat besar.
c. Terbatasnya waktu, karena persaingan dengan Uni Soviet sehingga timbul
persaingan senjata. Padahal kebutuhan menuntut proyek tersebut bisa
segera diselesaikan.
c. Fungsi
1. Mengetahui ketergantungan dan keterhubungan tiap pekerjaan dalam suatu
proyek.
2. Dapat mengetahui implikasi dan waktu jika terjadi keterlambatan suatu
pekerjaan
3. Dapat mengetahui kemungkinan untuk mencari jalur alternatif lain yang lebih
baik untuk kelancaran proyek
4. Dapat mengetahui kemungkinan percepatan dari salah satu atau beberapa jalur
kegiatan
5. Dapat mengetahui batas waktu penyelesaian proyek

d. Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan PERT yaitu :
1. PERT memiliki asumsi bahwa proyek yang akan dilaksanakan adalah baru,
2. Tidak ada contoh sebelumnya. Berdasarkan atas asumsi itu, maka orientasi
dari metode PERT adalah mengoptimalkan waktu penyelesaian proyek dan
belum menekankan soal minimisasi biaya. Oleh karena belum ada
pengalaman sebelumnya, maka waktu penyelesaian pekerjaan tertentu yang
ada dalam proyek bersifat probabilistik.
3. PERT mencoba mengestimasi waktu aktivitas ini dengan formula. Bahkan,
PERT juga mencoba mencari suatu ukuran tentang variabilitas waktu
penyelesaian paling awal.
4. PERT dapat bekerja dengan ketidakpastian melalui penggunaan waktu
probabilitas (Ma’arif, Syamsul Mohammad dan Tanjung, Hendri, 2003). Bila
waktu kegiatan individual acak, maka waktu proyek juga akan acak. Bila waktu
kegiatan tidak pasti, lintasan kritis pun bersifat acak. Hanya saja, karena bekerja
dengan ketidakpastian, maka lintasan kritis penyelesaian proyek pun menjadi
tidak pasti. Inilah gambaran dari metode PERT, yaitu risiko ketidakpastian.
5. Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan seperti
menit, jam, hari, minggu atau bulan adalah unit umum yang biasa digunakan
waktuuntuk penyelesaian suatu kegiatan. Sebuah fitur yang membedakan PERT
adala kemampuannya untuk menghadapi ketidakpastian di masa penyelesaian
kegiatan.

Keterbatasan dan kelemahan diagram PERT secara umum adalah bahwa perkiraan
atas waktu yang dibutuhkan bagi masing-masing kegiatan bersifat subyektif dan
tergantung pada asumsi. Sehingga secara umum PERT cenderung terlalu optimis
dalam menetapkan waktu penyelesaian sebuah proyek.

e. Contoh (Gambar Metode)


f. Langkah-langkah metode
Dalam melakukan perencanaan dengan PERT dibutuhkan beberapa langkah,
yaitu:
1. Mengidentifikasi aktivitas (activity) dan titik tempuhnya (milestone).
Sebuah aktivitas adalah pekerjaan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan sebuah proyek. Titik tempuh (milestone) adalah penanda
kejadian pada awal dan akhir satu atau lebih aktivitas. Untuk mengidentifikasi
aktivitas dan titik tempuh dapat menggunakan suatu tabel agar lebih mudah
dalam memahami dan menambahkan informasi lain seperti urutan dan durasi.
2. Menetapkan urutan pengerjaan dari aktivitas-aktivitas yang telah
direncanakan.
Langkah ini bisa dilakukan bersamaan dengan identifikasi aktivitas.
Dalam menentukan urutan pengerjaan bisa diperlukan analisa yang lebih
dalam untuk setiap pekerjaan.
3. Membuat suatu diagram jaringan (network diagram).
Setelah mendapatkan urutan pengerjaan suatu pekerjaan maka suatu
diagram dapat dibuat. Diagram akan menunjukan pekerjaan-pekerjaan yang
harus dilakukan berurutan(serial) atau secara bersamaan (pararell). Pada
diagram PERT biasanya suatu pekerjaan dilambangkan dengan simbol
lingkaran dan titik tempuh dilambangkan dengan simbol panah.
4. Memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas. Dalam
menentukan waktu dapat menggunakan satuan unit waktu yang sesuai misal
jam, hari, minggu, bulan, dan tahun.
5. Menetapkan suatu jalur kritis (critical path). Suatu jalur kritis bisa didapatkan
dengan menambah waktu suatu aktivitas pada tiap urutan pekerjaan dan
menetapkan jalur terpanjang pada tiap proyek. Biasanya sebuah jalur kritis
terdiri dari pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa ditunda waktu pengerjaannya.
Dalam setiap urutan pekerjaan terdapat suatu penanda waktu yang dapat
membantu dalam menetapkan jalur kritis, yaitu :
• ES – Early Start
• EF – Early Finish
• LS – Latest Start
• LF – Latest Finish
Dengan menggunakan empat komponen penanda waktu tersebut bisa
didapatkan suatu jalur kritis sesuai dengan diagram.
6. Melakukan pembaharuan diagram PERT sesuai dengan kemajuan proyek. Sesuai
dengan berjalannya proyek dalam waktu nyata. Waktu perencanaan sesuai
dengan diagram PERT dapat diperbaiki sesuai dengan waktu nyata. Sebuah
diagram PERT mungkin bisa digunakan untuk merefleksikan situasi baru yang
belum pernah diketahui sebelumnya.

2.5. Presedence Diagram Method


a. Pengertian
Precedence Diagram Method adalah alat untuk penjadwalan kegiatan dalam
rencana proyek. Ini adalah metode penyusunan jadwal proyek diagram jaringan
yang menggunakan kotak, disebut sebagai node, untuk mewakili kegiatan dan
menghubungkan mereka dengan panah yang menunjukkan dependensi.
• Kritis Tugas, tugas noncritical, dan waktu slack
• Menunjukkan hubungan tugas satu sama lain
• Memungkinkan untuk apa skenario-jika, terburuk, kasus terbaik dan
kemungkinan besar

Elemen-elemen yg termasuk dalam Precedence Diagram Method


• Tanggal mulai awal
• tanggal akhir mulai
• Tanggal selesai awal
• Tanggal selesai akhir
• Jangka waktu
• WBS referensi

Dapat di lihat juga dari :


• Arrow diagram Metode
• Proyek jaringan
• Metode jalur kritis
• Gantt chart
• Evaluasi Program dan Teknik Review
b. Sejarah
Precedence Diagram Method Metoda diagram precedence diperkenalkan
oleh J. W Fondahl dari Universitas Standford USA pada awal dekade 60an. Metoda
ini adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi aktivitas berada di node atau
disebut juga Activity On Node (AON). Pada PDM, metode yang dipakai adalah
Activity on Node (AON) dimana kegiatan dan durasi diletakan pada node sedangkan
tanda panah hanya menyatakan keterkaitan antara kegiatan. Kegiatan dari
peristiwa pada PDM ditulis dalam bentuk node yang berbentuk kotak segi empat.
Hubungan antar aktivitas ditunjukan dengan menghubungkan tanda panah.
Berdasarkan penggunaannya, PDM lebih mudah diselesaikan dengan bantuan
program komputer seperti: Harvard total project manager, Project scheduler
network, Primavera project planner, Microsoft project, dan lain - lain. Karena PDM
tidak terbatas pada aturan dasar jaringan kerja seperti pada CPM (kegiatan dimulai
setelah kegiatan mendahului selesai), maka hubungan antara kegiatan berkembang
menjadi beberapa kemungkinan berupa konstrain. Konstrain menunjukan
hubungan antara kegiatan dengan satu garis dari node pendahulu ke node
berikutnya. Satu konstrain hanya menghubungkan dua node. Ada empat macam
konstrain yaitu awal ke awal (SS), awal ke akhir (SF), akhir ke akhir (FF), dan akhir
ke awal (FS) (Soeharto 1999).

c. Fungsi
1. Berkomunikasi: Representasi visual memudahkan Anda untuk berkomunikasi
aliran eksekusi proyek atau aliran kegiatan proyek.
2. Mengidentifikasi hilang kegiatan: Bila suatu kegiatan tidak teridentifikasi, tidak
pernah akan selesai. Dengan visual yang mewakili kegiatan, ada kesempatan
besar bagi tim Anda untuk mengidentifikasi aktivitas hilang.
3. Mengidentifikasi dependensi: Setiap kegiatan tergantung pada beberapa
kegiatan lainnya. Ketika suatu dependensi yang tidak teridentifikasi, proyek ini
akan tertunda hingga waktu yang identifikasi terjadi. Sebagai contoh, jika ada
komponen kritis yang sedang diproduksi oleh vendor pihak ketiga, produk akhir
tergantung pada vendor. Jadi, bahkan jika Anda menyelesaikan semua kegiatan
lain, proyek tersebut tidak akan lengkap sampai penjual persediaan komponen
kritis.
4. Mengidentifikasi aktivitas penting: kegiatan tertentu memiliki dampak yang
lebih besar pada jadwal proyek daripada yang lain. Dengan menggunakan
PDMS, Anda dapat menentukan kegiatan penting untuk jadwal proyek. Ini
dikenal sebagai jalan Metode Kritis (CPM).
5. Membuat jadwal proyek: Tujuan akhir dari PDM adalah untuk menciptakan
sebuah jadwal proyek praktis dan kuat.
6. Ujian PMP Tip: Ada teknik visualisasi dua, PDM dan Arrow Diagram Method
(ADM). Dari dua, PDM paling sering digunakan.

d. Kelebihan dan Kekurangan PDM


Kelebihan :
(a) Penjadwalan proyek berupa diagram jaringan dengan hubungan
ketergantungannya sangat jelas
(b) Ditunjukan dengan garis/ anak panah.
(c) Digunakan untuk proyek yang mempunyai kegiatan tumpang tindih atau
overlapping.
(d) Dapat menunjukan hubungan logika ketergantungan antara satu kegiatan
dengan kegiatan lain secara spesifik.
(e) Menunjukan lintasan kritis kegiatan proyek sehingga apabila terjadi
keterlambatan proyek, prioritas pekerjaan proyek yang akan dikoreksi menjadi
mudah dilakukan.

Kekurangan
(a) Belum dapat memperlihatkan perhitungan kecepatan produksi dan hambatan
atau gangguan antar kegiatan.
(b) Kegiatan yang berulang akan dijumpai dengan penumpukan pekerjaan.
(c) Adanya percepatan waktu mulai item pekerjaan mendahului item pekerjaan
sebelumnya.
(d) Adanya penambahan sumberdaya manusia untuk mengerjakan item
pekerjaan yang mulai dikerjakan sebelum pekerjaan yang mendahuluinya
selesai.
(e) Tidak dapat mempertahankan kontinyuitas tingkat produktifitas kegiatan
berulang.
e. Contoh ( Gambar Method)

f. Langkah-Langkah metodenya
a. Membuat denah node sesuai dengan jumlaah kegiatan
b. Menghubungkan node-node tersebut dengan anak panah sesuai
ketergantungan dan konstrain
c. Menyelesaikan PDM dengan mengisi bagian-bagian dalam node
d. Meghitung ES, EF, LS, LF untuk mengidentifikasi kegiatan kritis, jalur kritis, float
dan waktu penyelesaian proyek

Rumusnya :
ES (j) = ES (i) + SS (i-j) atau
ES (j) = ES (i) + SF (i-j) atau
ES (j) = ES (i) + FS (i-j) atau
ES (j) = ES (i) + FF (i-j)

Rumus EF :
EF (j) = ES (j) + D (j)
Cara perhitungan LS, LF
a. Menentukan LS, LF dan kurun waktu float
b. Bila lebih dari satu kegiatan diambil LS terkecil
c. Notasi (i) bagi kegiatan yang sedang ditinjau sedangkan (j) adalah kegiatan
berikutnya
d. Hitungan mundur dari kanan ke kiri
Rumus LF (i)
LF (i) = LF (j) – FF (i-j) atau
LF (i) = LS (j) – FS (i-j) atau
LF (i) = LF (j) – SF (i-j) + D (i) atau
LF (i) = LS (j) – SS (i-j) + D (j)
e. Pilih angka terkecil
f. Rumus Ls (i) = LF (i) – D (i)

Jalur dan kegiatan kritis

1. Waktu mulai paling awal dan akhir harus sama ES = LS


2. Waktu selesai paling awal dan akhir harus sama EF = LF
3. Kurun waktu kegiatan adalah sama dengan perbedaan waktu selesai paling
akhir dengan waktu mulai paling awal. LF – ES = D
4. Bila hanya sebagian dari kegiatan bersifat kritis maka kegiatan tersebut
secara utuh dianggap kritis

2.6. Line of Balance ( LoB)

a. Pengertian
LoB adalah metode yang menggunakan keseimbangan operasi, yaitu tiap-
tiap kegiatan adalah kinerja yang terus menerus. Keuntungan utama dari
metodologi LoB adalah menyediakan tingkat produktifitas dan informasi durasi
dalam bentuk format grafik yang lebih mudah. Selain itu, plot LoB juga dapat
menunjukkan dengan sekilas apa yang salah pada kemajuan kegiatan, dan dapat
mendeteksi potensial gangguan yang akan datang. Dengan demikian, LoB
mempunyai pemahaman yang lebih baik untuk proyek-proyek yang tersusun
dari kegiatan berulang daripada teknik penjadwalan yang lain, karena LoB
memberikan kemungkinan untuk mengatur tingkat produktifitas kegiatan,
mempunyai kehalusan dan efisiensi dalam aliran sumber daya, dan
membutuhkan sedikit waktu dan upaya untuk memproduksinya daripada
penjadwalan network (Arditi dan Albulak, 1986).

b. Sejarah
Line of Balance (LoB) pada mulanya berasal dari industri manufaktur
dan kemudian pada tahun 1942 dikembangkan oleh Departemen Angkatan
Laut AS untuk pemrograman dan pengendalian proyek-proyek yang bersifat
repetitif. Kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Nation Building Agency di
Inggris untuk proyek-proyek perumahan yang bersifat repetitif, di mana alat
penjadwalan yang berorientasi pada sumber daya ini ternyata lebih sesuai dan
realistik daripada alat penjadwalan yang berorientasi 30 dominasi kegiatan.
Metode ini kemudian diadaptasi untuk perencanaan dan pengendalian proyek
(Lumsden, 1968), di mana produktifitas sumber daya dipertimbangkan sebagai
bagian yang penting.

c. Fungsi
Metode ini cukup efektif untuk digunakan pada proyek bangunan bertingkat
dengan keragaman masing-masing tingkat bangunan relatif sama. Pada proyek
yang cukup besar, metode ini membantu memonitor kemajuan beberapa kegiatan
tertentu yang berada dalam suatu penjadwalan keseluruhan proyek. Hal ini dapat
dilakukan bila dikombinasikan dengan metode Network, karena metode
penjadwalan linear dapat memberikan informasi tentang kemajuan proyek yang
tidak dapat ditampilkan oleh metode Network (Husen, 2008 : 137).
Di dalam berbagai literatur Internasional biasanya LoB ditunjukkan sebagai
alat penjadwalan yang hanya cocok untuk proyek-proyek yang tersusun atas
kegiatan berulang, dan tidak cocok untuk proyek non-repetitive (Arditi et al.,
2002(1)). Namun di Finlandia, LoB telah menjadi alat penjadwalan yang pokok pada
perusahaan besar konstruksi sejak tahun 1980 an, di mana LoB digunakan untuk
penjadwalan proyek-proyek yang spesial dan proyek konstruksi residential (Kiiras,
1989; Kankainen dan Sandvik, 1993) dengan menggunakan bantuan software
DYNAProject. Keuntungan yang didapat dengan bantuan software ini antara lain,
yaitu : meminimalkan resiko penjadwalan, menjadi cara analisis alternatif yang
lebih baik, mempercepat durasi proyek, cepat dalam memeriksa kelayakan jadwal,
menjadi standar pelaporan kemajuan waktu riil untuk manajemen dan
memungkinkan optimasi kontrol kegiatan.

d. Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan
1. Kombinasi dari logika analisa jaringan kerja metode ini lebih mendetail untuk
semua aktivitas yang berulang
2. Memberikan suatu kesederanaan dan efektivitas peralatan untuk program
pemesanan dan pengiriman material

Kekurangan

1. Pada proyek yang banyak mengalami hambatan atau gangguan, maka akan
sulit menggunakan metode ini

e. Contoh (Gambar Metode)


f. Langkah-Langkah Metode

Langkah – langkah dalam metode LoB adalah sebagai berikut (Thomas E. Uher,
1996):

1) Perencanaan urutan pelaksanaan masing-masing pekerjaan dalam bentuk


diagram lengkap dengan estimasi waktu (single network planning) untuk satu
putaran kegiatan repetitif
2) Menentukan lamanya waktu (duration l lead time) untuk pelaksanaan tiap
komponen
3) Menentukan waktu penyerahan (Delivery Program) ataupun asumsi berupa
unit tiap minggu bisa laku terjual, yang merupakan perkiraan awal pada
perencanaan kemudian di cocokkan pada diagram LoB.
4) Menentukan waktu penyangga (buffer time) yang merupakan perkiraan
besarnya waktu yang dibutuhkan untuk mengantisipasi adanya
keterlambatan pada suatu kegiatan.
5) Menggambarkan diagram LoB.
6) Menyesuaikan grafik LoB dengan kondisi proyek di lapangan.
7) Menggunakan jadwal LoB sebagai alat kontrol.

Anda mungkin juga menyukai