Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MAKALAH

PERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Persyaratan Mata Kuliah


Perencanaan Pengendalian Proyek

Dikerjakan Oleh :

M.HASBI ROFIKI

( 16 4101 2899 )

( KELAS A )

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA
PURWOKERTO
2019
MACAM MACAM METODE PENJADWALAN

1. Gantchart / Bar chart ( grafik batang )


Pengertian :

Gantt Chart adalah suatu bentuk perencanaan pengerjaan dalam


Manjemen Proyek, sejenis grafik batang (Bar Chart) yang digunakan untuk
menunjukan Tugas-tugas pada Proyek serta Jadwal dan waktu
pelaksanaannya, biasanya tugas tersebut digunakan untuk menyelesaikan
tugas yang bersangkutan. Di kerjakan oleh anggota tim yang sedikit yang
ditugaskan untuk menyelesaikan Tugas dalam proyek juga harus dituliskan
dalam Gantt Chart.

Sejarah :

Henry Laurence Gantt (1861-23 November 1919 di Calvert Country, Amerika)


adalah seorang konsultan manajemen berlatarbelakang insinyur mekanik
yang menciptakan peta Gantt (Gantt Chart) terkenal.

Henry Laurence Gantt lahir di Calvert County, Maryland, Amerika Serikat.

Gantt lulus dari Sekolah McDonogh tahun 1878 dan bekerja pada Johns
Hopkins College sebagai guru teknik mesin dan juru gambar.

Pada tahun 1887, ia bergabung dengan Frederick Winslow Taylor dalam


memanfaatkan teori manajemen ilmiah di Midvale Steel dan Bethlehem Steel
sampai tahun 1893.

Fungsi :

 Semua kegiatan telah direncakan


 Urutan kinerja telah diperhitungkan
 Perkiraan waktu kegiatan telah tercatat, dan
 Keseluruhan waktu proyek telah dibuat
Kelebihan :

1. Sebuah Gannt Chart dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan Staf dan
Kontraktor. Anda dapat menyediakan Bagan Gannt kepada staf dan kontraktor
untuk berkomunikasi ketika layanan mereka diperlukan. Ini juga dapat
digunakan untuk mengkomunikasikan target umum atau tujuan antara pemain
tim dan mengatur harapan mereka tentang kapan keterlibatan mereka
diperlukan dan kapan.
2. Grafik Ghant dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan klien Anda. Anda
dapat menunjukkan kepada klien rencana proyek Anda dan tanggal
penyelesaian yang diharapkan. Klien Anda dapat melihat secara visual tahapan
dalam proyek dan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang keseluruhan
proyek dan tonggak pencapaian kunci.
3. Anda dapat memberikan Bagan Gant ini dalam proposal tender. Anda dapat
melengkapi proposal tender Anda dengan Chart Gant yang tampak profesional.
Ini akan menggambarkan pemahaman Anda tentang persyaratan proyek, dan
menunjukkan kemampuan Anda untuk merencanakan dan mengelola di mata
panel evaluasi tender.
4. Anda dapat menjalankan proyek Anda dengan efisiensi yang lebih besar dan
meningkatkan hasil biaya dan waktu. Dengan penjadwalan yang tepat, Anda
dapat menghilangkan pemborosan waktu di antara tugas dan memanfaatkan
sumber daya secara efisien.

Kekurangan :

1. Tidak menunjukan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu


kegiatan dan kegiatan lain, sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang
diakibatkan oleh keterlambatan satu kegiatan terhadap jadwal keseluruhan
proyek.
2. Sulit mengadakan penyesuaian atau perbaikan/pembaharuan bila diperlukan,
karena pada umumnya ini berarti membuat bagan balok baru.
3. Gantt Chart tidak bisa secara eksplisit menunjukkan keterkaitan antara aktivitas
dan bagaimana satu aktivitas berakibat pada aktivitas lain bila waktunya
terlambat atau dipercepat, sehingga perlu dilakukan modifikasi terhadap Gantt
chart.
Contoh gambar metode :

Langkah langkah metode

 Mengidentifikasikan Tugas
Mengidentifikasikan Tugas yang perlu diselesaikan pada Proyek Menentukan
Milestone (bagian pekerjaan dari suatu tugas) dengan menggunakan
Brainstorming ataupun Flow chart. Mengidentifikasikan waktu yang diperlukan
dalam menyelesaikan suatu tugas. Mengidentifikasikan urutan pekerjaan
ataupun tugas yang akan dikerjakan. Seperti Tugas yang harus diselesaikan
sebelum memulai suatu tugas yang baru ataupun tugas tugas apa yang harus
dilakukan secara bersamaan (Simultan)

 Menggambarkan Sumbu Horizontal


Gambarkan sumbu horizontal untuk waktu pelaksanaannya (dapat diletakan
diatas atau dibawah halaman). Tandai dengan skala waktu yang sesuai (bisa
dalam harian maupun mingguan)
 Menuliskan Tugas ataupun Bagian Pekerjaan
Tuliskan Tugas atau bagian pekerjaan (milestone) yang akan dikerjakan
berdasarkan urutan waktu pada bagian kiri. Gambarkan Diagram Batang (Bar
Graph) untuk menunjukan rentang waktu yang diperlukan untuk melakukan
tugas yang bersangkutan. Gambarkan kotak dari kiri dimana waktu Tugas
tersebut dimulai sampai pada waktu tugas yang bersangkutan berakhir. Jika
diperlukan presentasi kepada Manajemen perusahaan, gambarkan bentuk
Intan (Diamond) pada tanggalnya. Gambarkan tepinya saja dan kotak tersebut
jangan diisi.

 Melakukan Pemeriksaan kembali


Lakukan pemeriksaan kembali, apakah semua tugas atau bagian pekerjaan
untuk Proyek tersebut sudah tertulis semuanya ke dalam Gantt Chart.
Menggunakan Gantt Chart Saat Proyek sedang berlangsung, isikan gambar
Intan (Diamond) ataupun Grafik Batang pada Gantt Chart untuk menunjukan
bahwa tugas yang bersangkutan telah diselesaikan. Jika ada tugas masih
berlangsung (in progress), estimasikan kemajuan tugas yang bersangkutan dan
isikan grafik batang sesuai dengan kemajuan tersebut. Letakkan tanda vertical
untuk menunjukan sejauh mana Proyek ini sedang berlangsung.

 Menggunakan Gantt Chart

1. proyek sedang berlangsung, isikan gambar intan (Diamond) ataupun


grafik batang pada Gantt Chart untuk menunjukan bahwa tugas yang
bersangkutan telah diselesaikan. Jika ada tugas masih berlangsung (in
progress), estimasikan kemajuan tugas yang bersangkutan dan isikan
grafik batang sesuai dengan kemajuan tersebut.

2. Letakkan tanda vertical untuk menunjukan sejauh mana proyek sedang


berlangsung.
2. Network Planning (NWP) / Arrow Diagram

Pengertian :

Network Planning adalah sebuah cara atau teknik yang sangat membantu dalam sebuah
perencanaan, penjadwalan dan pengawasan sebuah pekerjaan proyek yang terdiri dari
beberapa pekerjaan yang saling berhubungan. Sedangkan menurut tulisan dalam
website Ilmu Sipil, Network Planning adalah sebuah jadwal kegiatan pekerjaan
berbentuk diagram network sehingga dapat diketahui pada area mana pekerjaan yang
termasuk dalam lintasan kritis dan harus diutamakan pelaksanaannya.

Sejarah :

Dengan berkembangnya teknologi dan informasi, sebuah perusahaan lebih


mengutamakan perencanaan yang matang dengan sedikit pekerja dari pada
menggunakan pekerja yang dominan tanpa perencanaan. Network Planning merupakan
cara atau teknik yang sangat membantu dalam sebuah perencanaan, penjadwalan dan
pengawasan sebuah pekerjaan proyek yang terdiri dari beberapa pekerjaan yang saling
berhubungan.

Semenjak tahun 1950, Network Planning ini telah mulai dikembangkan di


Amerika Serikat (US) oleh Du Pont Company. Ketika itu ada dua metode yang dikenal
dalam network planning, yaitu Program Evaluation and Review Technique (PERT) dan
Critical Path Method (CPM). CPM bergantung pada PERT yang dapat mengatasi masalah
penjadwalan kerja. CPM lebih banyak mengarah pada bagian permasalahan biaya dan
waktu.

Fungsi :

1. Untuk mengatur jalannya proyek


2. Mengetahui lintasan kritis pekerjaannya
3. Mengetahui jenis pekerjaan yang tidak termasuk dalam lintasan kritis, sehingga
pekerjaan bisa lebih santai sehingga tidak mengganggu pekerjaan utama yang
harus tepat waktu.
4. Time schedule urutan pekerjaan yang efisien.
5. Pembagian merata waktu, tenaga dan biaya
6. Reschedulling bila ada kelambatan-kelambatan penyelesaian.
7. Menentukan Trade-Off / Pertukaran waktu dengan biaya yang efisien.
8. Membuka probabilitas / kemungkinan - kemungkinan yang lain menyelesaikan
proyek.
9. Merencanakan proyek yang komplek.
Kelebihan :

Berdasarkan tulisan Crocodile Community keuntungan network planning adalah :

1. Merencanakan scheduling dan mengawasi proyek secara logis.


2. Memikirkan secara menyeluruh, tetapi juga mendetai dari proyek
3. Mendokumen dan mengkomunikasikan rencana scheduling ( waktu ) dan
alternatif-alternatif lain penyelesaian proyek dengan tambahan biaya.
4. Mengawasi proyek dengan lebih efisien, sebab hanya jalur-jalur kritis (Critical
Path ) saja yang perlu konsentrasi pengawas ketat.

Kekurangan :

1. Kegiatan-kegiatan proyek harus ditentukan secara jelas dan hubungan harus


bebas dan stabil.
2. Hubungan pendahulu harus dijadwalkan dan dijaringkan bersama-sama.
3. Perkiraan waktu cenderung subyektif bergantung pada kejujuran para manajer
yang takut akan bahaya terlalu optimis atau tidak cukup pesimis.
4. Ada bahaya terselubung dengan terlalu banyaknya penekanan pada jalur
terpanjang atau kritis.

Contoh gambar metode :


Langkah -langkah metode :

Langkah-langkah yang harus diambil dalam melakukan perencanaan dengan network


adalah sbb:

 Menentukan batasan-batasan dari pekerjaannya. Tentukan kapan dapat dimulai


dan kapan harus diakhiri.
 Memecah (break down) pekerjaan itu menjadi kegiatan-kegiatan.Untuk
ini perencana harus bekerjasama dengan pelaksana. Secara lengkap semua
kegiatan yang akan dilaksanakan harus dicatat, apabila ada kegiatan
yang terlupakan akibatnya sangat fatal. Oleh karena itu dalam tahapan ini
perlu mendapatkan perhatian dan usaha yang intensif. Dan juga
pemecahan pekerjaan kedalam kegiatan-kegiatan itu harus menghasilkan
kegiatankegiatan yang setingkat, dalam istilah network. Misalnya kegiatan
memaku tidak setingkat dengan kegiatan pengurugan tanah, dan sebagainya.
 Tentukan urutan-urutan dari kegiatan diatas, urutan-urutan ini
disebut precedence relationship, dalam menentukan urutan-urutan ini kita
harus berpihak pada pengetahuan logika, (kita tidak bisa memasang atap
kalau penunjangnya belum terpasang).
 Kegiatan mana yang harus mendahului kegiatan yang lain.
 Kegiatan mana yang harus mengikuti kegiatan yang lain.
 Kegiatan mana yang harus dilaksanakan secara serentak.
 Dari informasi mengenai hubungan (relationship) antara setiap kegiatan dalam
pekerjaan dibuatkan diagram jaringannya, dalam hal ini harus dingat bahwa
suatu pekerjaan dimulai pada suatu event (saat mulai atau start event) dan
berakhir pada suatu event lain (saat selesai atau finish event). Hubungan ini bisa
digambarkan sebagai berikut:

Misalnya : Kegiatan D baru bisa dimulai setelah kegiatan A, B dan C selesai.


3. Cricital Path Method (CPM)

Pengertian :

Critical Path Method / CPM adalah suatu rangkaian item pekerjaan dalam suatu
proyek yang menjadi bagian kritis atas terselesainya proyek secara keseluruhan. Ini
artinya, tidak terselesaikannya tepat watu suatu pekerjaan yang masuk dalam
pekerjaan kritis akan menyebabkan proyek akan mengalami keterlambatan karena
waktu finish proyek akan menjadi mundur atau delay. CPM dibangun atas suatu
network yang dihitung dengan cara tertentu dan dapat pula dengan software
sehingga menghasilkan suatu rangkaian pekerjaan yang kritis.
Dalam konsep menggunakan milestone dan CPM secara integrated ini secara
sederhana bermaksud untuk membuat schedule yang berukuran besar pada proyek
besar menjadi schedule yang lebih kecil. Secara logika kita pahami bahwa schedule
yang lebih kecil berarti schedule tersebut lebih managable atau dapat lebih mudah
untuk dikelola. Inilah intinya peran konsep ini dalam mengatasi kompleksitas
proyek yang besar.

Sejarah :

Ini dikembangkan oleh J.E.KELLY dari REMINGTON-RAND dan M.R.WALKER dari DU


PONT dan penekanannya adalah pada trade-off antara biaya proyek dan
keseluruhannya waktu penyelesaian. Tes pertama dibuat pada tahun 1958, ketika
CPM diaplikasikan pada pembangunan pabrik kimia baru.

Fungsi :

1. Memberikan tampilan grafis dari alur kegiatan sebuah proyek


2. Memprediksi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek
3. Menunjukkan alur kegiatan mana saja yang penting diperhatikan dalam menjaga
jadwal penyelesaian proyek
4. Menyelesaikan proyek dengan cepat
5. Mengkuantifisir kemajuan proyek,
6. Mengkomunikasikan proyek secara efektif

Kelebihan :

1. Untuk penjadwalan, pemantauan, dan pengendalian proyek.


2. Seorang manajer proyek dapat menentukan tanggal yang sebenarnya
3. untuk setiap kegiatan dan membandingkan apa yang seharusnya terjadi
dengan apa yang sedang terjadi dan reaksinya.Kegiatan dan hasilnya dapat
ditampilkan sebagai jaringan.
4. Menampilkan dependensi untuk membantu penjadwalan.
5. Melakukan evaluasi kegiatan yang dapat berjalan sejajar satu sama lain.
6. Menentukan slack dan float.
7. Banyak digunakan dalam industri.
8. Dapat menentukan beberapa jalur yang sama penting.
9. Menentukan durasi proyek, yang meminimalkan jumlah biaya langsung dan
tidak langsung.
10. Memberikan tampilan grafis dari alur kegiatan sebuah proyek.
11. Menunjukkan alur kegiatan mana saja yang penting diperhatikan dalam
menjaga jadwal penyelesaian proyek

Kekurangan :
1. Dapat menjadi rumit dan meningkatkan kompleksitas untuk proyek yang
lebih besar.
2. Tidak menangani penjadwalan personil atau alokasi sumber daya.
3. Jalur kritis tidak selalu jelas dan perlu dihitung cermat.
4. Memperkirakan waktu penyelesaian kegiatan bisa sulit.

Gambar contoh metode :

Langkah-langkah metode :

1. Dimulai dari node start sampai berakhir di node finish. Mencari aktivitas yang
tidak memungkinkan adanya keterlambatan pengerjaan. Dimana selisih EF – ES
= durasi dan selisih LF – LS = durasi.
2. Maka jalur kritis atau critical path dari proyek diatas adalah B – F – L – H – K
(garis merah).
4. Program Evaluation and Review Technique (PERT)

Pengertian :

PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan
penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada didalam
suatu proyek. PERT merupakan singkatan dari Program Evaluation and Review
Technique (teknik menilai dan meninjau kembali program), teknik PERT adalah suatu
metode yang bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi adanya penundaan,
maupun gangguan produksi, serta mengkoordinasikan berbagai bagian suatu pekerjaan
secara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek.

Sejarah :

PERT dikembangkan oleh perusahaan konsultan Booz-Allen and Hamilton pada tahun
1958-1959 ketika mereka diminta oleh Lockheed Aircraft Corporation untuk menyusun
model perencanaan dan pengendalian proyek Polaris Weapon System, yaitu proyek khusus dari
US Navy. Kehandalan model PERT sebagai alat bantu dalam perencanaan dan
pengendalian operasi diuji pada proyek tersebut, dan ternyata sukses luar biasa. PERT,
dalam proyek Polaris, berhasil mengkoordinasi kegiatan-kegiatan yang melibatkan 250
kontraktor utama, lebih dari 9000 subkontraktor, sejumlah agen, dan ribuan individu
sehingga proyek tersebut bisa diselesaikan enam belas bulan lebih cepat dari taksiran
semula. Sebagai dampak dari keberhasilan itu, pemerintah Amerika kemudian
menerapkan PERT pada proyek-proyek berikutnya seperti proyek angkatan udara, yaitu:
Minuteman, Skybolt, dan Dyna-Soar serta proyek angkatan laut yang lain yaitu Nike-
Zeus.

Sejak saat itu, PERT menyebar dengan pesat pada industri pertahanan dan ruang
angkasa. Kehandalan PERT sebagai alat perencanaan yang efektif tercermin pula pada
keputusan pemerintah Amerika (1962) yang menghendaki penggunaan PERT pada
kontrak-kontrak pembangunan dan proyek-proyek penelitian yang disponsori oleh
pemerintah. Siswanto (2007)

Fungsi :

Fungsi dari PERT secara umum adalah untuk menentukan waktu terpendek yang
diperlukan untuk merampungkan proyek atau menentukan jalur kritis (Critical Path), yaitu
jalur dalam jaringan yang membutuhkan waktu penyelesaian paling lama. Adapun
tujuan PERT secara khusus/rinci yaitu:

1. Mengurangi penundaan pekerjaan


2. Mengurangi gangguan
3. Mengurangi konflik produks
Kelebihan :

 Berguna pada tingkat manajemen proyek.


 Secara matematis tidak terlalu rumit.
 Menampilkan secara grafis menggunakan jaringan untuk menunjukkan
hubungan antar kegiatan.
 Dapat ditunjukkan jalur kritis, jalur yang tidak ada slack nya atau halangan.
 Dapat memantau kemajuan proyek.
 Dapat diketahui waktu seluruh proyek akan diselesaikan.
 Mengetahui apa saja kegiatan kritis yaitu kegiatan yang akan menunda proyek
jika terlambat dikerjakan.
 Apa kegiatan non-kritis : kegiatan yang boleh dikerjakan terlambat.
 Mengetahui probalilitas proyek selesai pada waktu tertentu.
 Mengetahui jumlah uang yang dibelanjakan sesuai rencana sesuai dengan
proyek tersebut.
 Efisiensi jumlah sumberdaya yang ada dapat menyelesaikan proyek tepat waktu.

Kekurangan :

 Kegiatan proyek harus didefinisikan dengan jelas.


 Hubungan antar kegiatan harus ditunjukkan dan dikaitkan.
 Perkiraan waktu cenderung subyektif oleh perancang PERT.
 Terlalu focus pada jalur kritis, jalur yang terlama dan tanpa hambatan (Aryo
andri Nugroho, 2007).
Gambar contoh metode :

Langkah-langkah metode :

Keterangan:

Kegiatan A dan B harus sudah selesai sebelum kegiatan C dapat dimulai.


Sedangkan D dapat dimulai segera setelah B selesai dan tidak bergantung.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan network PERT:

1. Sebelum suatu kegiatan dimulai, semua kegiatan yang mendahului harus sudah
selesai dikerjakan.
2. Anak panah menunjukkan urutan dalam mengerjakan pekerjaan.
3. Nodes diberi nomor supaya tidak terjadi penomoran nodes yang sama.
4. Dua buah peristiwa hanya bisa dihubungkan oleh satu kegiatan (anak panah).
5. Network hanya dimulai dari suatu kejadian awal yang sebelumnya tidak ada
pekerjaan yang mendahului dan network diakhiri oleh satu kejadian saja (Aryo
Andri Nugroho, 2007).
5. Presedent Diagram Metod (PDM)

Pengertian :

Metode Precedence Diagram Method (PDM) merupakan penyempurnaan dari CPM,


karena pada prinsipnya CPM hanya menggunakan satu jenis hubungan aktifitas yaitu
hubungan akhir awal dan sebuah kegiatan dapat dimulai apabila kegiatan yang
mendahuluinya selesai. Kegiatan dan peristiwa pada metode preseden diagram ditulis
dalam node yang berbentuk kotak segi empat. Kotak-kotak tersebut menandai suatu
kegiatan, dimana harus dicantumkan identitas kegiatan dan kurun waktunya. Sedangkan
peristiwa merupakan ujung-ujung kegiatan. Setiap node memiliki dua peristiwa yaitu
awal dan akhir.

Sejarah :

PDM dikembangkan pada tahun 1960-anoleh Angkatan Laut AS yang bekerjasama


dengan Profesor Dr. John Fondahl dari Stanford University untuk mengembangkan
metode perhitungan CPM yang juga akan memecahkan penggunaan "Dummy"
dependensi. Dr.Fondahl membalik metode diagram AOA ke metode AON secara
tradisional yang dikenal dengan precedence method. Pada mulanya hanya ada
hubungan FS saja. Proposal Dr Fondahl diterbitkan sekitar tahun 1977 diWestern
Construction(Weaver, 2006). Segera setelah itu, IBM mengembangkan program
komputer yang mengoperasikan perhitungan precedence network. Metode Fondahl ini
kemudian menjadi pilihan untuk critical path

Fungsi :

 Berkomunikasi: Representasi visual memudahkan Anda untuk berkomunikasi


aliran eksekusi proyek atau aliran kegiatan proyek.
 Mengidentifikasi hilang kegiatan: Bila suatu kegiatan tidak teridentifikasi, tidak
pernah akan selesai. Dengan visual yang mewakili kegiatan, ada kesempatan
besar bagi tim Anda untuk mengidentifikasi aktivitas hilang.
 Mengidentifikasi dependensi: Setiap kegiatan tergantung pada beberapa
kegiatan lainnya. Ketika suatu dependensi yang tidak teridentifikasi, proyek ini
akan tertunda hingga waktu yang identifikasi terjadi. Sebagai contoh, jika ada
komponen kritis yang sedang diproduksi oleh vendor pihak ketiga, produk akhir
tergantung pada vendor. Jadi, bahkan jika Anda menyelesaikan semua kegiatan
lain, proyek tersebut tidak akan lengkap sampai penjual persediaan komponen
kritis.
 Membuat jadwal proyek: Tujuan akhir dari PDM adalah untuk menciptakan
sebuah jadwal proyek praktis dan kuat. Ujian PMP Tip: Ada teknik visualisasi
dua, PDM dan Arrow Diagram Method (ADM). Dari dua, PDM paling sering
digunakan
Kelebihan :

 Penjadwalan proyek berupa diagram jaringan dengan hubungan


ketergantungannya sangat jelas
 Ditunjukan dengan garis/ anak panah.
 Digunakan untuk proyek yang mempunyai kegiatan tumpang tindih atau
overlapping.
 Dapat menunjukan hubungan logika ketergantungan antara satu kegiatan
dengan kegiatan lain secara spesifik.
 Menunjukan lintasan kritis kegiatan proyek sehingga apabila terjadi
keterlambatan proyek, prioritas pekerjaan proyek yang akan dikoreksi menjadi
mudah dilakukan

Kekurangan :

 Belum dapat memperlihatkan perhitungan kecepatan produksi dan hambatan


atau gangguan antar kegiatan.
 Kegiatan yang berulang akan dijumpai dengan penumpukan pekerjaan.
 Adanya percepatan waktu mulai item pekerjaan mendahului item pekerjaan
sebelumnya.
 Adanya penambahan sumberdaya manusia untuk mengerjakan item pekerjaan
yang mulai dikerjakan sebelum pekerjaan yang mendahuluinya selesai.
 Tidak dapat mempertahankan kontinyuitas tingkat produktifitas kegiatan
berulang.
Gambar contoh metode :
Langkah-langkah metode :

1. Konstrain selesai ke mulai – Finish to Start (FS) Konstrain ini memberikan


penjelasan hubungan antara mulainya suatu kegiatan dengan selesainya
kegiatan terdahulu. Dirumuskan sebagai FS (i-j) = a yang berarti kegiatan (j)
mulai a hari, setelah kegiatan yang mendahuluinya (i) selesai. Proyek selalu
menginginkan besar angka a sama dengan 0 kecuali bila dijumpai hal-hal
tertentu, misalnya :
• Akibat iklim yang tak dapat dicegah
• Proses kimia atau fisika seperti waktu pengeringan adukan semen
• Mengurus perizinan

2. Konstrain mulai ke mulai – Start to Start (SS) Memberikan penjelasan hubungan


antara mulainya suatu kegiatan dengan mulainya kegiatan terdahulu. Atau SS (i-
j) = b yang berarti suatu kegiatan (j) mulai setelah b hari kegiatan terdahulu (i)
mulai. Konstrain semacam ini terjadi bila sebelum kegiatan terdahulu selesai
100 % maka kegiatan (j) boleh mulai setelah bagian tertentu dari kegiatan (i)
selesai. Besar angka b tidak boleh melebihi angka waktu kegiatan terdahulu.
Karena perdefinisi b adalah sebagian kurun waktu kegiatan terdahulu. Jadi disini
terjadi kegiatan tumpang tindih

3. Konstrain selesai ke selesai – Finish to Finish (FF) Memberikan penjelasan


hubungan antara selesainya suatu kegiatan dengan selesainya kegiatan
terdahulu. Atau FF (i-j) = c yang berarti suatu kegiatan (j) selesai setelah c hari
kegiatan terdahulu (i) selesai. Konstrain semacam ini mencegah selesainya suatu
kegiatan mencapai 100% sebelum kegiatan yang terdahulu telah sekian (=c) hari
selesai. Angka c tidak boleh melebihi angka kurun waktu kegiatan yang
bersangkutan (j).

4. Konstrain mulai ke selesai – Start to Finish (SF) Menjelaskan hubungan antara


selesainya kegiatan dengan mulainya kegiatan terdahulu. Dituliskan dengan SF
(i-j) = d, yang berarti suatu kegiatan (j) selesai setelah d hari kegiatan (i)
terdahulu mulai. Jadi dalam hal ini sebagian dari porsi kegiatan terdahulu harus
selesai sebelum bagian akhir kegiatan yang dimaksud boleh diselesaikan.

6. Line Of Balance

Pengertian :
LoB adalah metode yang menggunakan keseimbangan operasi, yaitu tiap -tiap kegiatan
adalah kinerja yang terus menerus. Keuntungan utama dari metodologi LoB adalah
menyediakan tingkat produktifitas dan informasi durasi dalam bentuk format grafik yang
lebih mudah. Selain itu, plot LoB juga dapat menunjukkan dengan sekilas apa yang salah
pada kemajuan kegiatan, dan dapat mendeteksi potensial gangguan yang akan datang.
Dengan demikian, LoB mempunyai pemahaman yang lebih baik untuk proyek-proyek
yang tersusun dari kegiatan berulang daripada teknik penjadwalan yang lain, karena LoB
memberikan kemungkinan untuk mengatur tingkat produktifitas kegiatan, mempunyai
kehalusan dan efisiensi dalam aliran sumber daya, dan membutuhkan sedikit waktu dan
upaya untuk memproduksinya daripada penjadwalan network.

Sejarah :

Line of balance pertama kali diterapkan pada industri manufaktur dan pengawasan
produksi, dimana bertujuan untuk memperoleh atau mengevaluasi tingkat aliran garis
produksi dari produk. Pada mulanya digunakan oleh Goodyear Company pada awal 1940
dan dikembangkan oleh U.S. Navy pada awal 1950 untuk merencanakan dan
mengendalikan pekerjaan dengan unit berulang dan tidak berulang. LOB belum banyak
dikembangkan dan diterapkan oleh industri konstruksi karena lebih populernya teknik
network scheduling (Pai et al., 2013).

Fungsi :

1. Mengetahui Takt Time setiap Stasiun Kerja


2. Membuat Rincian Proses
3. Memahami Waktu yang dibutuhkan pada setiap Kegiatan Proses
4. Identifikasikan stasiun kerja yang memiliki selisih
5. Analisis dan Lakukan Tindakan Penyeimbanga

Kelebihan :

1. Meningkatkan efisiensi proses (improve process efficiency).


2. Menghindari waktu pada proses atau stasiun yang menganggur (reduce idle
time).
3. Mengurangi waktu proses secara keseluruhan (reduce total processing time).
4. Meningkatkan rasio pencapaian target produksi (Increase production rate).
5. Meningkatkan profit (increase profit)
6. Mengurangi pemborosan dan biaya-biaya yang tidak diperlukan (Reduce waste
and unnecessary cost).

Kekurangan :

 Garis aktifitas pada metode Line of Balance tidak boleh saling berpotongan
(nocross) atau dengan kata lain rangkaian aktivitasnya tidak boleh saling
mengganggu atau saling mendahului. Artinya progress atau kemajuan pekerjaan
dari aktifitas yang mengikuti (successor) tidak boleh mendahului aktifitas yang
mendahuluinya (predecessor). Bila ini sampai terjadi, maka akan terjadi konflik
kegiatan atau dapat mengganggu semua jalannya proyek tersebut
Contoh gambar metode :

Langkag langkah metode :

 Menyiapkan diagram logika yang menunjukkan urutan produksi satu siklus


pekerjaan berulang
 Memperkirakan jumlah regu kerja untuk setiap aktivitas
 Menyiapkan jadwal LOB
 Menentukan waktu buffer (jika dikehendaki)
 Menggambar grafik LOB
https://www.youtube.com/watch?v=bAUSpHuEAQA&feature=youtu.be

Anda mungkin juga menyukai