Anda di halaman 1dari 8

Kasus-Kasus Kecelakaan Kerja yang Terjadi di

Industri Perminyakan:

NAMA : Tiara Fitri PupsitaNingrum

NIM : 15.420.410.1054
Kasus-Kasus Kecelakaan Kerja yang Terjadi di industri
perminyakan:

1. Tanggal 3 Maret 2010 di sebuah instalasi pemboran lepas pantai


telah terjadi kecelakaan yang menyebabkan seorang Roustabout
meninggal dunia. Kecelakaan terjadi ketika sedang mengeluarkan
drill colar dari dalam box penyimpanan dengan bantuan alat angkat
(crane).

Kronologi kecelakaan:

 Drill Colar (DC) adalah salah satu rangkaian pipa bor yang dipasang
di atas pahat. Gunanya sebagai pemberat, sehingga pemboran
lebih mudah untuk menembus lapisan tanah.
 Biasanya drill colar diletakkan di atas rak pipa atau disimpan
dalam sebuah kotak.
 Pada instalasi pemboran di lepas pantai yang tempatnya serba
terbatas, drill colar disimpan di dalam kotak.
 Untuk mengeluarkan drill colar dari dalam kotak tidak mungkin
diangkat oleh manusia, karena drill colar sangat berat, sehingga
digunakan pesawat angkat.
 Cara mengangkatnya dengan kawat baja (sling) yang diujungnya
dipasang pengait.
 Pengait dicantolkan di kedua ujung pipa (dc), kemudian diangkat
dengan pesawat angkat (crane).
 Pada saat pengangkatan inilah terjadi kecelakaan, dimana posisi
sling tidak center dengan pipa, sehingga pipa terayun dan ujungnya
menumbur perut seorang Roustabout yang berada di dekatnya.

Sebab-sebab kecelakaan :
 Posisi sling tidak center dengan drill colar yang diangkat, sehingga
bergeser pada titik imbangnya.
 Posisi korban yang tidak tepat, sehingga terbentur oleh drill colar
yang terayun.
 Korban kurang paham atas aspek keselamatan kerja pada
pengangkatan barang dengan crane.
 Korban tidak paham pada aspek keselamatan kerja karena
kurangnya sosialisasi prosedur pengangkatan dengan crane.

Saran-saran :

 Semua pekerja yang terlibat dalam pekerjaan harus diberikan


petunjuk keselamatan (safety talk) termasuk bahaya-bahaya yang
mungkin terjadi.
 Prosedur kerja dalam hal ini mengangkat barang dengan crane
harus disosialisasikan kepada para pekerja yang terlibat.
 Semua pekerja harus dilengkapi dengan Personal Protection
Equipment dan dipakai saat bekerja.

2. SURGE TANK TUMBANG MENIMPA COMPANYMAN

Pada hari Rabu tanggal 9 Juni 2010 terjadi peristiwa kecelakaan yang
menimpa seorang Companyman di lokasi pemboran minyak dan gas bumi,
yang mengakibatkan korban meninggal dunia.

Kronologi:

 Saat proses mixing cement di surge tank independent (kaki 3),


surge tank tidak mempunyai skit dan diganjal dengan kayu eks
palet, tangki goyang dan kaki surge tank bergeser meleset dari
ganjalan, kemudian amblas, sehingga surge tank roboh menimpa
korban.
 Korban berada di sekitar surge tank yang roboh sedang
mengawasi pekerjaan mud boy yang sedang menimbang berat
sampel cement.
 Sebagai informasi surge tank tersebut didesign untuk dipasang di
anjungan lepas pantai, dimana kaki-kakinya dilas pada sebuah
deck. Kaki surge tank terbuat dari besi pipa. Karena kebutuhan,
surge tank dibawa ke sebuah lokasi pemboran darat dan hanya
diganjal dengan kayu, tidak dilas pada alas yang terbuat dari plat.

Penyebab kecelakaan :

 Penggunaan surge tank di darat tidak sesuai dengan


peruntukannya
 Surge tank tidak dimodifikasi untuk digunakan di darat.
 Posisi korban kurang beruntung, berada pada jangkauan jatuhnya
surge tank

Saran-saran:

 Pengawasan lebih ketat terhadap alat-alat yang akan digunakan di


lapangan
 Gunakan alat yang sesuai dengan peruntukannya
 Melengkapi surge tank dengan guy line
 Melengkapi surge tank dengan alas yang memadai

3. PEKERJA TERTIMPA TUBING BOWL

Tanggal 5 Juli 2010 telah terjadi kecelakaan yang menyebabkan


seorang pekerja perawatan sumur luka berat dan akhirnya meninggal
dunia setelah dirawat secara intensif selama 10 hari di rumah sakit.
Kronologi :

 Pekerjaan yang dilakukan adalah perawatan sumur


 Ketika mencabut tubing bowl, tiba-tiba tubing terlepas dari
elevator dan menimpa korban
 Posisi korban berada di sekitar rak pipa

Penyebab kecelakaan :

 Lock elevator tidak berfungsi dengan baik


 Kurangnya pemeriksaan teknis terhadap elevator.

Saran-saran 

 Memeriksa secara teknis terhadap peralatan elevator, termasuk


alat penguncinya.
 Membuat prosedur kerja dan disosialisasikan kepada seluruh
pekerja
 Meningkatkan safety meeting kepada seluruh pekerja

4. FLOORMAN TERTIMPA ELEVATOR

Tanggal 1 Desember 2010 di sebuah pemboran sumur darat, terjadi


kecelakaan yang mengakibatkan seorang Floorman meninggal dunia
akibat kejatuhan DP Elevator yang lepas dari travelling block. Hasil
pemeriksaan dokter, korban menderita patah tangan dan kaki kiri, tiga
jari kaki kiri putus dan kepala bagian belakang kiri retak. Darah keluar
dari telinga, mulut dan hidung korban.

Kronologi :
 Pekerjaan saat itu adalah mencabut pahat 12 ¼” dengan DP 5” dari
kedalaman 748 meter hingga 667 meter.
 Saat akan melepas sambungan satu stand DP 5”, elevator ikut
berputar, akibatnya dua buah safety pin putus dan elevator jatuh
dari ketinggian 30 meter (1 stand atau 3 joint).
 Elevator yang digunakan jenis side door.
 Korban yang berada di lantai bor tertimpa oleh elevator tersebut.

Sebab kecelakaan :

 Elevator jatuh karena terlepas dari link dan drill pipe


 Elevator terlepas dari link karena putusnya dua buah safety pin
 Elevator terlepas dari rangkaian DP karena pintu elevator terbuka
akibat kejutan/hentakan keras pada saat elevator ikut berputar
 Putusnya kedua safety pin karena elevator ikut berputar pada
saat DP diputar dengan power tong.
 Elevator ikut berputar karena elevator masih mengikat/menjepit
drill pipe meskipun slip sudah dipasang.

Saran-saran :

 Mengganti elevator jenis side door dengan center latch.


 Melakukan pemeriksaan teknis atas elevator
 Membuat prosedur kerja yang aman dan disosialisasikan kepada
semua pekerja.
 Melakukan pemeriksaan teknis terhadap semua peralatan rig yang
kritis
 Melengkapi dokumen teknis atas peralatan sesuai standard dan
manual masing-masing peralatan.

5. KEBAKARAN KAPAL
Tanggal 26 Oktober 2010 telah terjadi kebakaran sebuah kapal (Tug
Boat) di perairan Kalimantan Timur. Kebakaran tersebut mencederai 3
pekerja yang ada di dalam kapal tersebut dan dua orang diantaranya
meninggal dunia.

Kronologi :

 Kapal digunakan untuk mengantarkan petugas ke sebuah anjungan


untuk sesuatu pekerjaan.
 Selesai mengantar petugas, kapal menjauh dari anjungan
menunggu perintah selanjutnya.
 Sambil menunggu perintah lebih lanjut, tiga orang krew kapal
melakukan kegiatan di dalam ruang mesin.
 Terjadi kebakaran yang mencederai tiga orang yang berada di
dalam ruang mesin.

Sebab-sebab kebakaran :

 Kebakaran diduga adanya uap bahan bakar minyak (solar dan


kondensat) yang terakumulasi di dalam ruang mesin.
 Uap bahan bakar minyak berasal dari cadangan bahan bakar yang
didimpan di dalam jerigen, tetapi tidak tertutup.
 Sumber api diperkirakan dari api terbuka, karena ditemukan
puntung rokok di saluran pembuangan air di dalam ruang mesin.
 Ada indikasi pencampuran solar dengan kondensat sebagai bahan
bakar mesin kapal.
 Kondensat didapatkan dari hasil mencuri di sumur migas.

Saran perbaikan :

 Melakukan pemeriksaan teknis sesuai peraturan dan standrad


yang diacu terhadap kapal-kapal yang dioperasikan.
 Melakukan tindakan tegas terhadap pemilik kapal, jika ternyata
melakukan pelanggaran ditatainya peraturan yang berlaku.
 Melakukan sosialisasi secara berkala atas keselamatan penanganan
bahan bakar minyak.
 Melaporkan tindak pidana pencurian kondensat kepada pihak yang
berwajib.

Anda mungkin juga menyukai