Anda di halaman 1dari 37

PENGELOLAAN AIR WADUK

FAKULTAS TEKNIK
UNWIKU - PURWOKERTO
Waduk/Bendungan
Waduk adalah tempat pada permukaan tanah yang digunakan untuk
menampung air saat terjadi kelebihan air/musim penghujan
sehingga air itu dapat dimanfaatkan pada musim kering.

Waduk (reservoir, storage) adalah kolam tando air buatan manusia


sebagai akibat dibangunnya bendungan di sungai dengan ukuran volume
yang besar.
Telaga adalah kolam tando air yang terdapat di alam yang ukuran
volumenya kecil. Apabila ukurannya besar maka disebut danau.

Sumber air waduk terutama berasal dr aliran permukaan ditambah


dengan air hujan langsung
mpsda fakultas teknik Unwiku 2
Waduk/Bendungan

 Fungsi: menampung air sungai.


 Fungsi waduk:
- Tunggal guna (single purpose)
- Multi guna (multi purpose)
 Bahan konstruksi: beton, timbunan batu, urugan tanah, dll.
 Konstruksi bendungan: stabil, kuat, awet, tidak rembes air.
 Lokasi bendungan: layak ekonomis, teknis, sosial politik, dll.
mpsda fakultas teknik Unwiku 3
Manfaat Waduk/Bendungan
1. Irigasi

• Pada saat musim penghujan, hujan yang turun di daerah


tangkapan air sebagian besar akan mengalir ke sungai.

• Kelebihan air yang terjadi dapat di tampung waduk sebagai


persediaan sehingga pada saat musim kemarau tiba air tersebut
dapat digunakan untuk berbagai keperluan antara lain irigasi
lahan pertanian.

mpsda fakultas teknik Unwiku 4


Manfaat Waduk/Bendungan
2. PLTA
Dalam menjalankan fungsinya
sebagai PLTA, waduk dikelola
untuk mendapatkan kapasitas
listrik yang dibutuhkan.
Pembangkit Listrik Tenaga Air
(PLTA)

Merupakan system pembangkit listrik yang biasanya terintegrasi


dalam bendungan dengan memanfaatkan energi mekanis aliran air
untuk memutar turbin yang kemudian akan diubah menjadi tenaga
listrik oleh generator.
mpsda fakultas teknik Unwiku 5
Manfaat Waduk/Bendungan
3. Penyediaan Air Baku
 Air baku adalah air bersih yang
dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan air minum dan air
rumah tangga.

 Waduk selain sebagai sumber pengairan persawahan juga


dimanfaatkan sebagaisumber penyediaan air baku untuk bahan
baku air minum dan air rumah tangga.

 Air yang dipakai harus memenuhi persyaratan sesuai


kegunaannya

mpsda fakultas teknik Unwiku 6


Klasifikasi
Waduk/Bendungan
Berdasarkan fungsinya, waduk
diklasifikasikan menjadi dua jenis
yaitu :
1) Waduk eka guna (single purpose)

Waduk eka guna adalah waduk yang dioperasikan untuk memenuhi


satu kebutuhan saja, misalnya untuk kebutuhan air irigasi, air baku
atau PLTA.

Pengoperasian waduk eka guna lebih mudah dibandingkan dengan


waduk multi guna dikarenakan tidak adanya konflik kepentingan di
dalam.

Pada waduk eka guna pengoperasian yang dilakukan hanya


mempertimbangkan pemenuhan satu kebutuhan.
mpsda fakultas teknik Unwiku 7
Klasifikasi
Waduk/Bendungan
Berdasarkan fungsinya, waduk
diklasifikasikan menjadi dua jenis
yaitu :
2) Waduk multi guna (multi purpose)

Waduk multi guna adalah waduk yang berfungsi untuk memenuhi


berbagai kebutuhan, misalnya waduk untuk memenuhi kebutuhan
air, irigasi, air baku dan PLTA.

Kombinasi dari berbagai kebutuhan ini dimaksudkan untuk dapat


mengoptimalkan fungsi waduk dan meningkatkan kelayakan
pembangunan suatu waduk.

mpsda fakultas teknik Unwiku 8


Karakteristik Waduk/Bendungan

Karakteristik waduk,
merupakan bagian pokok
dari waduk yaitu

 volume hidup (live


storage),

 volume mati (dead


storage),

 tinggi muka air (TMA) maksimum,

 TMA minimum,

 tinggi mercu bangunan pelimpah berdasarkan debit rencana.

mpsda fakultas teknik Unwiku 9


Karakteristik Waduk/Bendungan

 Dari karakteristik fisik waduk tersebut didapatkan hubungan antara


elevasi dan volume tampungan yang disebut juga liku kapasitas
waduk.
 Liku kapasitas tampungan waduk merupakan data yang
menggambarkan volume tampungan air di dalam waduk pada
setiap ketinggian muka air.

mpsda fakultas teknik Unwiku 10


Karakteristik Waduk/Bendungan

 Active storage (useful strorage, usable storage, working storage,


volume waduk aktif) adalah volume waduk yang dapat digunakan
untuk memenuhi salah satu atau lebih tujuan pembangunannya
(pengairan PLTA, pengendalian banjir dan lain-lain).

mpsda fakultas teknik Unwiku 11


Karakteristik Waduk/Bendungan

 In active storage (volume waduk tidak aktif) adalah volume waduk


antara bagian terbawah dari bangunan pengeluaran dengan
permukaan air terendah untuk operasi.

 Dead storage (volume waduk mati) adalah volume waduk yang


terletak di bagian terbawah dari bangunan pengeluaran.

mpsda fakultas teknik Unwiku 12


Karakteristik Waduk/Bendungan

 Flood storage (volume waduk banjir) adalah sebagian dari volume


waduk aktif yang digunakan untuk mengontrol (meredam) banjir
yang terjadi.
 Reservoir capacity (gross storage, gross reservoir, storage capacity,
kapasitas waduk, volume total waduk) adalah volume total waduk
yang meliputi volume active storage, in active storage dan dead
storage.
mpsda fakultas teknik Unwiku 13
Lokasi Bendungan/Waduk

 Penentuan lokasi bendungan harus


memperhatikan pembagian ruas
wilayah sungai, umumnya ruas hulu
sebagai lokasi bendungan

 Memiliki elevasi yang tinggi dengan kondisi topografi tanah yang


sempit dan dalam.

 Memiliki daya dukung tanah dan kondisi geologi yang baik.

 Umumnya memberikan bentuk bendungan yang dalam

mpsda fakultas teknik Unwiku 14


Lokasi Bendungan/Waduk

 Bentuk bendungan yang dalam umumnya murah, penguapan


kecil, kecil kemungkinan untuk ditumbuhi rumput.

 Bendungan lokal bila memenuhi syarat lebih diprioritaskan untuk


menghemat biaya konstruksi.

mpsda fakultas teknik Unwiku 15


Bendungan Hoover, Black Canyon, Colorado Bendungan Grande Dixence di Swiss (284m)
Bendungan Inaguri di Rusia (272m)

mpsda fakultas teknik Unwiku 16


Kapasitas Waduk
 Keandalan waduk, yaitu
untuk memenuhi kebutuhan
air sepanjang tahun selama
umur rencana.

 Umur rencana waduk: saat


sedimen mencapai tinggi
muka air minimum.

 Perlu memperhatikan karakteristik waduk.


 Menentukan kapasitas waduk:
- Kurva massa debit
- Metode simulasi

mpsda fakultas teknik Unwiku 17


Kapasitas Waduk
 Setelah lokasi dan as bendungan
ditentukan maka perlu menghitung
volume total waduk.
 Untuk keperluan ini diperlukan peta
topografi dengan skala 1 : 10.000
dengan beda tinggi (kontur) 5 m atau
10 m.
 Harus dicari luas yang dibatasi oleh masing-masing kontur dengan
planimeter. Kemudian dicari volume yang dibatasi oleh 2 garis kontur
yang berurutan.
 Contoh, misalnya elevasi dasar sungai yang akan menjadi dasar waduk
dalah + 100,00 sedangkan elevasi permukaan waduk penuh air adalah +
130,00

mpsda fakultas teknik Unwiku 18


Contoh Kapasitas Waduk
Luas waduk pada masing-masing elevasi dicari, yaitu :
F100 untuk elevasi + 100,00.
F105 untuk elevasi + 105,00
F110 untuk elevasi + 110,00.
F115 untuk elevasi + 115,00.
F120 untuk elevasi + 120,00.
F125 untuk elevasi + 125,00.
F130 untuk elevasi + 130,00.

mpsda fakultas teknik Unwiku 19


Kapasitas Waduk
Masing-masing beda tinggi antara 2 kontur Luas & elevasi : Luas & elevasi :
yang berururtan adalah 5 meter, kecuali yang F100 & + 100 F120 & + 120
paling atas atau dasar waduk misalnya + F105 & + 105 F125 & + 125
133,00 (berarti 3 m). Volume antara 2 kontur F110 & + 110 F130 & + 130
yang berurutan dapat dicari yaitu : F115 & + 115

Sesudah semua luas dan volume masing-masing diketahui lalu digambarkan pada
sebuah grafik hubungan antara elevasi, luas dan volume waduk.
mpsda fakultas teknik Unwiku 20
 Untuk menghitung nilai ekonomis proyek didasarkan pada kedua angka
FSL dan MOL ini.
 MOL ditentukan berdasar tinggi Lumpur yang diperkirakan akan terjadi
didalam waduk dan harus terletak di atas bagian atas dari saluran
pengambilan
 untuk jelasnya dapat dilihat pada contoh gambar berikut:

mpsda fakultas teknik Unwiku 21


TINGGI JAGAAN:

mpsda fakultas teknik Unwiku 22


Volume Waduk dengan Spillway tanpa Pintu Pengatur
Muka Air Kondisi Debit Banjir Rencana

Mercu Bangunan Pelimpah

Tampungan Air Efektif


Debit Limpasan
M.A. Minimum

Bangunan
Pengambilan

Tampungan Mati

mpsda fakultas teknik Unwiku 23


Kurva Karakteristik Waduk
 Hubungan antara elevasi, volume, dan luas permukaan waduk

Luas (m 2)
7500 6500 5500 4500 3500 2500 1500 500 -500
13.5

13

12.5
Elevasi (m)

12

11.5

11

10.5

10
0 5000 10000 15000 20000 25000
Volume (m³) Volum e (m 3)
Luas (m²)

mpsda fakultas teknik Unwiku 24


Sedimentasi Waduk

 Sedimen:
- Sedimen melayang (suspended load)
- Sedimen padat yang bergerak di sekitar
dasar sungai (bed load)
 Muatan sedimen dinyatakan dalam PPM (part
per million)
 Produksi sedimen: jumlah total sedimen yang
melewati setiap penampang sungai
 Laju produksi sedimen: volume sedimen
tahunan rata-rata
mpsda fakultas teknik Unwiku 25
Pengoperasian Waduk
 Operasi waduk disesuaikan dengan kebutuhan air, air
yang masuk ke waduk, kondisi fisik, dll.

 Sj = Sj-1 + Qj + Rj (A) – Ij – Ej (A) – Oj – Spj(A)

Sj = tampungan waduk pada akhir bulan ke j


Sj-1 = tampungan waduk pada akhir bulan sebelumnya
Qj = debit masukan ke waduk pada bulan ke j
Rj(A) = hujan yang jatuh ke waduk pada bulan ke-j sebagai fungsi luas
permukaan waduk
Ij = pengambilan air dari waduk pada bulan ke j
Ej(A) = penguapan dari waduk pada bulan ke-j sebagai fungsi luas permukaan
waduk
Oj = debit limpasan sebagai outflow melewati bangunan pelimpah, bulan ke-j
Spj(A) = rembesan keluar dari waduk pada bulan ke-j sebagai fungsi luas
permukaan waduk

mpsda fakultas teknik Unwiku 26


Tinggi gelombang akibat angin
1. Menurut rumus Zuiderzee (Belanda).

Keterangan : S = tinggi gelombang angin (m)


V = kecepatan angin di atas air (Km/jam)
F = fech yaitu jarak normal dari tepi waduk di depan bendungan
dengan bendungannya sendiri (Km), makin jauh nilainya makin
besar
d = dalamnya waduk rata-rata (m)
A = sudut antara angin dengan fetch (derajat)
k = angka koefisien biasanya diambil 62

mpsda fakultas teknik Unwiku 27


2. Menurut slope protection methods
Hubungan antara fetch, kecepatan angin dan tinggi gelombang

No. Fetch Kecepatan Angin Tinggi gelombang


(mile) (mph) (feet)

Mph = mile per hour, mill per jam 1 mph = 1,609 Km/jam
Dari kedua cara yaitu (1) dan (2) dimabil yang terbesar, maka terdapat hw1.

mpsda fakultas teknik Unwiku 28


mpsda fakultas teknik Unwiku 29
Tinggi gelombang sebagai akibat tinggi gelombang
angin = hw + hw +hw .
1 2 3

mpsda fakultas teknik Unwiku 30


mpsda fakultas teknik Unwiku 31
PRINSIP PENGENDALIAN BANJIR DKI JAKARTA
1. Aliran air dari hulu DKI dialihkan ke arah pinggir DKI dan mengalir langsung
kelaut
2. Bagian Selatan wilayah DKI dengan Permukaan yang cukup tinggi dapat mengalir
secara gravitasi

3. Daerah rendah
dibagian utara
(Pantura) Harus
Waduk Waduk Waduk
dengan sistem polder DAERAH RENDAH
DAERAH RENDAH
yaitu tanggul, waduk PENGALIRAN DGN
PENGALIRAN DGN
MEKANISASI
dan pompa.
4. Bagian hulu/ selatan
3 MEKANISASI
SISTEM
SISTEM POLDER
POLDER 3
harus dibangun/ 2 2
DAERAH CUKUP TINGGI
dilestarikan situ-situ PENGALIRAN DGN GRAVITASI
untuk menampung Kanal Kanal
sementara aliran air

4 4
Situ
1 Situ

SUNGAI-SUNGAI YANG MASUK KE WILAYAH DKI JAKARTA


Kali Angke sebelum normalisasi
BENDUNGAN MANGGAR, BALIKPAPAN
 Merupakan air baku untuk PDAM Balikpapan,
 Keringnya bendungan membuat pelayanan air PDAM tinggal 25 % saja,
 Kekeringan membuat dasar bendungan dapat terlihat,
 Memang masih ada kubangan dengan kedalaman tidak lebih dari 1
meter.
 Kedalaman air saat normal 5.8 meter,
 Luas bendungan 408 hektar,
 Daerah tangkapan airnya 5.000 hektar,
 Daya tampung air 3,3 juta m3 yang bisa menyediakan air selama 75
hari tanpa ada hari hujan.

mpsda fakultas teknik Unwiku 36


mpsda fakultas teknik Unwiku 37

Anda mungkin juga menyukai