Anda di halaman 1dari 28

BATAS-BATAS ATTERBERG

Oleh :
Ary Sismiani, S.T., M.Eng
Tanah Berbutir Halus

Sifat Plastisitas
(kemampuan tanah dalam menyesuaikan perubahan
bentuk) pada volume yang konstan tanpa retak-
retak

Partikel mineral lempung dalam tanah


Tanah dapat berbentuk cair, plastis, padat, dan semi
padat

Bergantung pada kadar air

Konsistensi
(kedudukan fisik tanah berbutir halus pada kadar air
tertentu)

Tergantung pada gaya tarik antara partikel mineral lempung


Atterberg

Memberikan cara untuk menggambarkan batas-


batas konsistensi dari tanah berbutir halus
dengan mempertimbangkan kandungan kadar
air tanah

Batas-batas tersebut adalah :


Batas cair (liquid limit)
Batas plastis (plastic limit)
Batas susut (shrinkage limit)
Batas susut Batas plastis Batas cair

padat Semi padat plastis cair

Penambahan kadar air

Gambar Batas-batas Atterberg


Batas Cair (LL)

Didefinisikan sebagai kadar air pada batas


antara keadaan cair dan keadaan plastis
(batas atas dari daerah plastis)

Uji Casagrande (alat pengukur batas cair)


Gambar Skema Alat Uji Batas Cair
Prosedur Casagrande :

 Contoh tanah dimasukkan dalam cawan.


 Tinggi contoh dalam cawan kira-kira 8mm
 Alat pembuat alur (grooving tool) dikerukkan
tepat di tengah-tengah cawan hingga
menyentuh dasarnya).
 Kemudian, dengan alat penggetar, cawan
diketuk ketukkan pada landasan dengan
tinggi jatuh 1 cm.

- Persentase kadar air yang dibutuhkan untuk
menutup celah sepanjang 12.7mm pada dasar
cawan, sesudah 25 kali pukulan , didefinisikan
sebagai batas cair tanah tersebut.

Karena sulitnya mengatur kadar air pada waktu


celah menutup pada 25 kali pukulan, maka
biasanya percobaan dilakukan beberapa kali,
yaitu dengan kadar air yang berbeda, dengan
jumlah pukulan yang berkisar antara 15-35
pukulan.
Hubungan kadar air dan jumlah pukulan
digambarkan dalam grafik semi logaritmik
untuk menentukan kadar air pada 25 kali
pukulan. (Grafik kurva untuk penentuan batas
cair lempung ).
Kadar air, w (%)

Nilai
Kurva aliran (flow curve)
batas cair
(LL)

Jumlah pukulan, skala log

Gambar Penentuan Kurva untuk batas cair lempung


Kemiringan dan garis dalam kurva
didefinisikan sebagai indeks aliran (flow
indeks), dan dinyatakan dalam persamaan :

 IF = [w1 – w2] / log [N2/N1]

Dengan :
IF = Indeks aliran = [w1 – w2] / log [N2/N1]
w1 = kadar air pada N1 pukulan
w2 = kadar air pada N2 pukulan
Perhatikan bahwa nilai w1 dan w2 dapat ditukarkan untuk
memperoleh nilai positifnya, walaupun kemiringan kurva
sebenarnya negatif.

Dari banyak uji batas cair, Waterways Experiment Station di


Vickburg, Mississipi (1949) mengusulkan persamaan batas
cair :
LL = wN[N/25]tanβ

Dengan :

N =jumlah pukulan untuk menutup celah 0.5


in(12.7mm)
wN = kadar air
tanβ = 0.121
Batas Plastis (PL)

Didefinisikan sebagai kadar air pada


kedudukan antara daerah plastis dan semi
padat, yaitu persentase kadar air dimana
tanah dengan diameter silinder 3.2mm mulai
retak-retak ketika digulung.
Batas susut (SL)

Didefinisikan sebagai kadar air pada


kedudukan antara daerah semi padat dan
padat, yaitu persentase kadar air dimana
pengurangan kadar air selanjutnya tidak
mengakibatkan perubahan volume tanah.
 Percobaan batas susut dilaksanakan dalam
laboratorium dengan cawan porselin diameter
44.4mm dengan tinggi 12.7mm.
 Bagian dalam cawan dilapisi dengan
pelumas dan diisi dengan tanah jenuh
sempurna, kemudian dikeringkan dalam oven
 Volume ditentukan dengan
mencelupkannya dengan air raksa.
Batas susut dinyatakan dalam persamaan :

SL = {[(m1 – m2)/m2] – [(v1 – v2)w /m2]}*100%

Dengan :

m1 = berat tanah basah dalam cawan percobaan (gr)


m2 = berat tanah kering oven (gr)
v1 = volume tanah basah dalam cawan (cm3)
v2 = volume tanah kering oven (cm3)
w = berat volume air (gr/cm3)
Volume tanah total

Padat Semi Padat Plastis cair

SL PL LL
Kadar air
Gambar
Variasi volume dan kadar air pada kedudukan batas
cair, batas plastis, batas susut
Indeks Plastisitas (Plasticity Index)

Adalah selisih batas cair dan batas plastis

Merupakan interval kadar air dimana tanah


masih bersifat plastis  menunjukkan sifat
keplastisan tanah

PI = LL - PL
Jika tanah mempunyai PI tingi, maka tanah
banyak mengandung butiran lempung.

Tabel
Nilai Indeks Plastisitas dan macam tanah

PI Sifat Macam Tanah Kohesi


0 Non plastis Pasir Non kohesif
<7 Plastisitas rendah Lanau Kohesif sebagian
7 – 17 Plastisitas sedang Lempung berlanau Kohesif
>17 Plastisitas tinggi Lempung Kohesif
Indeks Cair (Liquidity Index)

Kadar air tanah asli relatifpada kedudukan


plastis dan cair

LI = [WN – PL] / [LL – PL] = [WN – PL]/PI


Ketebalan air mengelilingi butiran tanah
lempung tergantung dari macam mineralnya.

Jadi, plastisitas tanah lempung


tergantung dari :

(1). Sifat mineral lempung yang ada pada


butiran
(2). Jumlah mineral
Gambar
Variasi Indeks Plastisitas dengan persen fraksi lempung
(Skempton, 1953)
 Bila ukuran butir semakin kecil, maka luas
permukaan butiran semakin besar.
 Pada konsep Atterberg, jumlah air yang

tertarik oleh permukaan partikel tanah akan


bergantung pada jumlah partikel lempung
yang ada di dalam tanah.
Berdasarkan alasan ini, Skempton, 1953
mendefinisikan aktivitas sebagai
perbandingan antara indeks plastisitas
dengan persen fraksi ukuran lempung atau
dinyatakan dalam persamaan :

A = PI/C
Dengan :
C = Persentase berat fraksi ukuran lempung
dalam tanah (ukuran butiran < 0.002mm
atau 2m)
CONTOH SOAL 1

Beberapa hasil percobaan untuk menentukan


batas-batas konsistensi ditunjukkan dalam
tabel sbb ini.
Benda Uji 1 2 3 4
Juml pukulan 12 17 23 28
Berat tanah basah+cawan (gr) 28.15 23.22 23.20 23.18
Berat tanah kering+cawan (gr) 24.20 20.80 20.89 20.90
Berat cawan 15.30 15.10 15.20 15.00
Tentukan batas cair (LL), Indeks Plastisitas (PI) dan
Indeks cair (LI) tanah tersebut. Diketahui tanag
mempunyai PL = 20%, kadar air (WN) = 38%
CONTOH SOAL 2

Dari Percobaan batas susut di laboratorium,


diperoleh data berat tanah dalam cawan
mula-mula = 47gr dengan volume 16.25
cm3. Setelah dikeringkan dalam oven
beratnya tinggal 30gr. Volume ditentukan
dengan mencelupkan tanah kering ini ke
dalam air raksa. Air raksa yang tumpah
150.96gr. Hitunglah batas susut (SL) tanah ini
!
CONTOH SOAL 3

Lempung jenuh berbentuk kubus mempunyai


volume 1 m3 dengan berat jenis Gs = 2.7 dan
batas susut (SL) = 12%. Lempung mempunyai
kadar air 20%, dikeringkan di bawah sinar
matahari sampai mencapai kadar air 3%.
Dengan menganggap lempung ini homogen
dan isotropis, tentukan tinggi kubus lempung
setelah kering (w = 3%)

Anda mungkin juga menyukai