Nama Dosen :
Drs. Prihantono, ST.M. Eng
D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
PRAKTEK UKUR TANAH I
DOSEN Topik : Kelompok :1&3
Drs. Prihantono, ST.M.Eng Pengukuran Poligon Waktu : 2 X 45 Menit
Sandi Dosen Judul : Hari/Tanggal : Senin/ 21 -01- 2019
1349 Poligon Tertutup Pukul : 15.00 - 16.45 WIB
A. Dasar Teori
Metode poligon adalah metode penentuan posisi lebih dari satu titik
dipermukaan bumi, yang terletak memanjang sehingga membentuk segi banyak.
Unsur-unsur yang diukur adalah unsur sudut dan jarak, jika koordinat awal diketahui,
maka titik-titik yang lain pada poligon tersebut dapat ditentukan koordinatnya.
Pengukuran dengan metode poligon ini terbagi menjadi dua bentuk yaitu: poligon
tertutup dan poligon terbuka.
Karena bentuknya tertutup, maka akan terbentuk segi banyak atau segi n,
dengan n adalah banyaknya titik poligon. Oleh karenanya syarat-syarat geometris dari
poligon tertutup adalah:
1. Syarat sudut:
B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menghitung beda tinggi dan tinggi tanah poligon tertutup
dengan pesawat teodolit topcon
2. Mahasiswa dapat mengukur jarak optis antar titik pesawat teodolit topcon
3. Mahasiswa dapat sudut luar poligon tertutup yang tergambarkan
4. Mahasiswa dapat menentukan besar azimut yang terjadi
5. Mahasiswa dapat menentukan koordinat poligon tertutup tersebut
Baak Ukur
Tripod/Statif
Waterpass
2. Bahan
Pilok / Cat
D. Langkah Kerja
Penyetelan Pesawat Teodolit Topcon TL-20GF
1. Memasang statif pada titik tertentu di permukaan tanah yang telah ditandai dengan
piloks.
2. Meletakkan waterpass tukang batu di atas statif dan pastikan posisinya sudah
stabil.
5. Periksa kembali kedudukan nivo kotak dan nivo tabung saat pesawat diputar
setiap 90o, dan jika gelembung tetap berada di tengah, maka pesawat siap dipakai
untuk membidik.
2. Buatlah sketsa daerah pengukuran berbentuk segi banyak (poligon) dan diberi nomor
misalnya, diberi kode huruf A, B, C, D dan seterusnya dengan jarak bebas. Sedangkan
untuk pesawatnya diberi huruf P1, P2, P3, P4, dst. (banyaknya titik pesawat sama
dengan jumlah anggota dalam satu tim).
3. Pasanglah patok pada daerah pengukuran menjadi seperti gambar poligon tertutup.
Jarak ditentukan sesuai kondisi lapangan.
4. Selama pengukuran sudut vertikal dibuat datar (sudut 90 atas dan 90 bawah bertemu)
karena daerah yang akan diukur datar).
5. Tempatkan pesawat theodolit topcon pada titik P1, baca kebelakang dan baca ba, bt,
dan bb pada titik P8 (ke belakang), dan baca juga sudut horizontalnya, serta ukur
tinggi pesawat dari tanah ke atas teropong.
6. Putar pesawat dan baca ke muka ba, bt, dan bb serta sudut horizontalnya, pada titik B,
ukur jarak dari pesawat ke masing-masing baak
ukur.
7. Pasang pesawat theodolit topcon di titik yang sudah dibaca (bacaan muka), misal ke
titik P2 tembak ke titik belakang P1, baca sudut horizontal baca ba, bt, bb dan ukur
tinggi pesawat serta jarak dari pesawat ke titik-titik P1.
8. Putar teodolit topcon ke muka titik B baca sudut horizontal, baca juga ba, bt, bb, dan
juga ukur jarak dari pesawat ke titik B.
9. Pindahkan teodolit topcon di titik P3, tembak ke titik B baca sudut horizontal, ba, bt,
bb, dan ukur tinggi pesawat serta jarak dari P3 ke titik B.
10. Putar pesawat ke muka (titik C), baca sudut horizontal, ba, bt, bb, dan ukur jarak dari
P3 ke titik C.
11. Pindahkan teodolit topcon di titip P4 arahkan ke titik belakang (titik C) baca sudut
horizontal, ba, bb, bt, ukur tinggi pesawat, dan jarak dari P4 ke titik c.
12. Putar pesawat ke titik muka ( titik D), baca sudut horizontal, ba, bt, bb dan ukur jarak
dari P4, ke titik D.
13. Ulangi langkah 7 sampai pesawat berada di titik P8.
14. Selama pengukuran semua sudut vertikal dibuat datar karena lapangan dalam keadaan
datar, kecuali pada daerah berbukit maka sudut vertikal dibaca apa adanya.
15. Catat waktu pengukuran, dari jam berapa sampai selesai.
16. Catat cuaca : panas, mendung, hujan.
17. Catat nomor seri pesawat dan kejadian waktu pengukuran.
GAMBAR KERJA (DENAH MASJID)
P6 U
P5 P7
D C B
A
MNI
P4 P8
G
0.00
L
F H
J
K
P3 P1
E P2 I
Keterangan :
Skala 1: 1000
: Pesawat Topcon / T0 Skala Tinggi : 8m
: Tembak Belakang
Cuaca : Cerah
Psw No Baca Bak Bacaan Sudut Sudutβ Korek Sudut Azimut Jarak Beda Tinggi Tinggi
titi an si telah di Fisis Tanah
k Sudut koreksi (m)
0 ‘ “ 0 ‘ “ 0 ‘ “ naik turun
Bela Muk Belakang Depan
kang a
0 ‘“ 0 ‘ “
Jarak antara P7 ke P8
Jarak antara P3 ke P4
1992 - 1732 = 26 m
1002 - 0682 = 32 m
10
10
Jarak antara P7 ke A
Jarak antara P3 ke E
1479 - 1283 = 19,6 m
3014 - 2962 = 5,2 m
10
10
Jarak antara P7 ke B
Jarak antara P3 ke P2
1398 - 1232 = 16,6 m
2631 - 2449 = 18,2 m
10
10
Jarak antara P7 ke P6 Jarak antara P8 ke L
0692 - 0442 = 25 m 1254 - 1140 = 11,4 m
10 10
Jarak antara P8 ke A
1107 - 1031 = 7,6 m
10
Jarak antara P8 ke P1
1421 - 1127 = 29,4 m Jarak antara P8 ke P7
10 1039 - 0779 = 26 m
10
1735
1460 1460
1758Tinggi tanah
1735 di F ( F terhadap G )1460
P2
F G
Tinggi tanah di H (H terhadap G ) 1765 1735 1460
P2
H G
P1
0499
P2
0499
Tinggi tanah di J ( J terhadap P2 )
1088
0499 - 1088 = - 0.589 ( beda tinggi )
-0.314
-0.589 + 0.275 = - 0.314
J
P2
0499
Tinggi tanah di K ( K terhadap P2 )
1415
0499 - 1415 = - 0.916 ( beda tinggi )
-0.641
P2
0499
P2
1197
Tinggi tanah di L ( L terhadap P1 ) 4
1274
1274 - 1197 = + 0.077 ( beda tinggi )
-0.763
P1
1069
P1
0909
P1
1390
Tinggi tanah di A ( A terhadap P8 )
-0.289
P8
1315
Tinggi tanah di B ( B terhadap P8 )
P8
0567 1862
Tinggi tanah di P6 ( P6 terhadap P8 )
P6
1735
Tinggi tanah di C ( C terhadap P7 )
1937
1937 - 1735 = + 0.202 ( beda tinggi )
-0.273
+ 0.202 + - 0.475= - 0.273 C
P7
1653
Tinggi tanah di B ( B terhadap P7 )
P7
0458 1937
Tinggi tanah di P5 ( P5 terhadap P7 )
P5
2242 2272
D
1175 2272
Tinggi tanah di P4 ( P4 terhadap P6 )
P4
1498 1197
Tinggi tanah di P3 ( P3 terhadap P5 )
P5
-0.524
- 2.146 + 1.622= - 0.524
E
P4
β = 112°30’ 20”-2°50’ 05” = 109° 40’15” β = (360°- 233°21 ’40”) + 78°16’ 00” = 204° 54’ 20”
β P3 β P7
β = (360° - 292°31’ 40”) + 223°29’00” = 290° 57’ 20” β = (360°- 184°43 ’00”) + 94°17’ 00” = 269° 34’ 00’’
β P4 β P8
β = (360°- 315°32 ’40”) + 132°54’ 20” = 177° 21’ 40’’ β = (360°- 270°50 ’10”) + 104°14’ 50” = 193° 24’ 40’’
β P5
β = 330°14 ’40” -81°34’ 20” = 248° 40’ 20” ∑ sudut yang seharusnya adalah (n+2) 180 = (8+2) 180
= 1800°
=267 ° 53’ 30” + 109° 40’15” + 290° 57’ 20” +177° 21’ 40’’ + 248° 40’ 20” + 204° 54’ 20” + 269° 34’ 00’’ +
βP1= 267 ° 53’ 30”- (-4° 40’ 24,63”) = 272° 33’ 54,63”
βP3= 290° 57’ 20”- (-4° 40’ 24,63”) = 295° 37’ 44,63”
βP4= 177° 21’ 40’’- (-4° 40’ 24,63”) = 182° 02’ 04,63”
βP5= 248° 40’ 20”- (-4° 40’ 24,63”) = 253° 20’ 44,63”
βP6= 204° 54’ 20” - (-4° 40’ 24,63”) = 209° 34’ 44,63”
βP7= 269° 34’ 00’’- (-4° 40’ 24,63”) = 274° 14’ 24,63”
βP8= 193° 24’ 40’’- (-4° 40’ 24,63”) = 198° 05’ 04,63”
∑ β = 1800°
Besar azimut