Anda di halaman 1dari 17

Rawa Bendungan berada di Desa Tritih Wetan Kecamatan Jeruklegi dan sebagian di

Kelurahan Mertasinga Kecamatan Cilacap Utara. Di sana terdapat banyak bangunan air ,
antara lain dari beberapa bangunan tersebut ada Bendungan, krib, pintu air, jembatan dan lain-
lain.

Bendungan
Bendungan adalah bangunan yang berupa urugan tanah, urugan batu, beton, dan atau
pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air, dapat pula dibangun
untuk menahan dan menampung limbah tambang (tailing), atau menampung lumpur sehingga
terbentuk waduk (Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2010 tentang Bendungan).

Bendungan berfungsi sebagai penangkap air dan menyimpannya di musim hujan waktu air
sungai mengalir dalam jumlah besar dan yang melebihi kebutuhan baik untuk keperluan.
Bendungan digunakan untuk keperluan irigasi, air minum industri, tempat rekreasi, tempat
penampungan limbah, cadangan air minum, pengendali banjir, perikanan, pariwisata dan
olahraga air.
Berikut ini beberapa pengertian bendungan dari beberapa sumber buku:

 Menurut Kartasapoetra (1991), bendungan merupakan bangunan air yang dibangun


secara melintang sungai, sedemikian rupa agar permukaan air sungai di sekitarnya naik
sampai ketinggian tertentu, sehingga air sungai tadi dapat dialirkan melalui pintu sadap
ke saluran-saluran pembagi kemudian hingga ke lahan-lahan pertanian. 

 Menurut Sani (2008), bendungan adalah bangunan yang berfungsi sebagai peninggi muka
air dan penyimpanan di musim hujan waktu air sungai mengalir dalam jumlah besar yang
melebihi kebutuhan baik untuk keperluan irigasi, air minum industri atau yang lainnya. 

 Menurut Peraturan Menteri Nomor 72/PRT/1997, bendungan adalah setiap bangunan


penahan air buatan, jenis urugan atau jenis lainnya yang menampung air atau dapat
menampung air, termasuk pondasi, bukit/tebing tumpuan, serta bangunan pelengkap dan
peralatannya, termasuk juga bendungan limbah galian, tetapi tidak termasuk bendung dan
tanggul.

Fungsi dan Manfaat Bendungan 

Menurut Sarono dkk (2007), terdapat beberapa fungsi dan manfaat bendungan, yaitu
sebagai berikut:

a. Irigasi 

Pada saat musim hujan, air hujan yang turun di daerah tangkapan air sebagian besar akan
ditampung sehingga pada musim kemarau air yang tertampung tersebut dapat dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan, antara lain sebagai irigasi lahan pertanian.
b. Penyediaan Air Baku 

Waduk selain sebagai sumber untuk pengairan persawahan juga dimanfaatkan sebagai
bahan baku air minum dimana daerah perkotaan sangat langka dengan air bersih.

c. Sebagai PLTA 

Dalam menjalankan fungsinya sebagai PLTA, waduk dikelola untuk mendapatkan


kapasitas listrik yang dibutuhkan. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah suatu sistem
pembangkit listrik yang biasanya terintegrasi dalam bendungan dengan memanfaatkan energi
mekanis aliran air untuk memutar turbin, diubah menjadi energi listrik melalui generator.

d. Pengendali Banjir 

Pada saat musim hujan, air hujan yang turun di daerah tangkapan air sebagian besar akan
mengalir ke sungai-sungai yang pada akhirnya akan mengalir ke hilir sungai yang tidak jarang
mengakibatkan banjir di kawasan hilir sungai tersebut, apabila kapasitas tampung bagian hilir
sungai tidak memadai. Dengan dibangunnya bendungan-bendungan di bagian hulu sungai
maka kemungkinan terjadinya banjir pada musim hujan dapat dikurangi dan pada musim
kemarau air yang tertampung tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara
lain untuk pembangkit listrik tenaga air, untuk irigasi lahan pertanian, untuk perikanan, untuk
pariwisata dan lain-lain.

e. Perikanan 

Untuk mengganti mata pencaharian para penduduk yang tanahnya digunakan untuk
pembuatan waduk dari mata pencaharian sebelumnya beralih ke dunia perikanan dengan
memanfaatkan waduk untuk peternakan ikan di dalam jaring-jaring apung atau karamba-
karamba.

f. Pariwisata dan Olahraga Air 


Dengan pemandangan yang indah waduk juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi
dan selain tempat rekreasi juga dimanfaatkan sebagai tempat olahraga air maupun sebagai
tempat latihan para atlet olahraga air.

Jenis-jenis Bendungan 

Menurut Sani (2008), bendungan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis atau tipe, yaitu:

a. Bendungan berdasarkan ukuran 

Berdasarkan ukuranya, terdapat dua jenis bendungan, yaitu:

1. Bendungan besar (Large Dams). Bendungan yang tingginya lebih dari 10 m, diukur
dari bagian bawah pondasi sampai puncak bendungan. 
2. Bendungan kecil (Small Dams). Semua bendungan yang tidak memiliki syarat sebagai
bendungan besar (Large Dams).

b. Bendungan berdasarkan tujuan pembangunan

Berdasarkan tujuan pembangunannya, terdapat dua jenis bendungan, yaitu:

1. Bendungan dengan tujuan tunggal (Single Purpose Dams). Bendungan dengan


tujuan tunggal (Single Purpose Dams) adalah bendungan yang dibangun untuk
memenuhi satu tujuan saja misalnya PLTA. 
2. Bendungan serba guna (Multi Purpose Dams). Bendungan serba guna (Multi
Purpose Dams) adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi beberapa
tujuan, misalnya untuk irigasi, PLTA, pariwisata dan perikanan.

c. Bendungan berdasarkan penggunaannya 


Berdasarkan penggunaannya, terdapat tiga jenis bendungan, yaitu:

1. Bendungan membentuk waduk (Storage Dams). Bangunan yang dibangun untuk


membentuk waduk guna menyimpan air pada waktu kelebihan agar dapat
dipakai pada waktu diperlukan.
2. Bendungan penangkap atau pembelok air (Diversion Dams). Bendungan yang
dibangun agar permukaan air lebih tinggi, sehingga dapat mengalir masuk
kedalam saluran air atau terowongan air. 
3. Bendungan untuk memperlambat air (Distension Dams). Bendungan yang
dibangun untuk memperlambat air sehingga dapat mencegah terjadinya banjir.

d. Bendungan berdasarkan jalannya air 

Berdasarkan jalannya air, terdapat dua jenis bendungan, yaitu:

1. Bendungan untuk dilewati air (Overflow Dams), adalah bendungan yang


dibangun untuk dilewati air misalnya, pada bangunan pelimpas (Spillway). 
2. Bendungan untuk menahan air (Non Overflow Dams), adalah bendungan yang
sama sekali tidak boleh dilewati air. Biasanya dibangun berbatasan dan biasanya
terbuat dari beton, pasangan batu, atau pasangan bata.

e. Bendungan berdasarkan konstruksinya 

Berdasarkan konstruksinya, terdapat empat jenis bendungan, yaitu:

1. Bendungan serbasama (Homogeneus Dams), adalah bendungan yang lebih dari


setengah volumenya terdiri dari bahan bangunan yang seragam.
2. Bendungan urungan berlapis-lapis (Zoned Dams), adalah bendungan yang terdiri dari
beberapa lapisan yaitu, lapisan kedapan air (WaterTight Layer), lapisan batu (Rock
Zones), lapisan batu teratur (Rip-rap) dan lapisan pengering (Filter zones). 
3. Bendungan urugan batu dengan lapisan kedap air di muka (Impermeable Face
Rock Fill Dams), adalah bendungan urugan batu berlapis-lapis yang lapisan kedap airnya
diletakan di sebelah hulu bendungan . lapisan yang biasanya dipakai adalah aspal dan
beton bertulang. 
4. Bendungan beton (Concrete Dams), adalah bendungan yang dibuat dari konstruksi
beton baik dengan tulangan atau tidak. Pembagian tipe bendungan berdasarkan fungsi.

f. Bendungan berdasarkan fungsi 


Berdasarkan fungsinya, terdapat beberapa jenis bendungan, yaitu: bendungan pengelak
pendahuluan (Primary Cofferdam, Dike ), bendungan pengelak (Cofferdam), bendungan
utama (Main Dams), bendungan sisi (High Level Dams), bendungan ditempat rendah (Saddle
Dams), tanggul (Dyke, Levee), bendungan limbah industry (Industrial Waste Dams), dan
bendungan pertambangan (Mine Tailing Dam, Tailing Dams).

Pintu air
Pintu air merupakan bangunan penunjang pada suatu bendungan irigasi dan bendungan
pengendali banjir. Umumnya pintu air digunakan untuk mengontrol aliran air
di reservoir, sungai dan pada sistem tanggul. pintu yang dapat diatur  yang digunakan untuk
mengatur air di bendungan, sungai, maupun tanggul sungai. Alat ini juga dapat didesain
untuk spillway  pada bendungan, mengatur laju aliran pada saluran, atau dapat juga didisain
untuk menghentikan air sebagai bagian dari sistem tanggul. Untuk pengendalian banjir,
bangunan ini juga digunakan untuk menurunkan muka air banjir pada sungai atau pada saluran
air pada saat terjadinya banjir.

Pintu air sebenarnya sudah ada sejak jaman dahulu, namun bentuknya sangat sederhana.
Seiring dengan perkembangan jaman, pintu air pun telah berkembang dengan cepat. Hal ini
terlihat dari banyaknya macam pintu air yang ada untuk mengatur aliran air. Pintu air dari jaman
dahulu sampai jaman modern ini sangatlah bermanfaat dan tidak dapat dibayangkan jika jaman
modern ini tidak diikuti dengan perkembangan dari penggunaan pintu air pada bendungan irigasi
dan bendungan pengendalian banjir. Pada jaman modern sekarang ini air yang melimpah yang
tidak terkendali sesulit apapun sudah dapat diatasi dengan mudah tanpa harus memperkerjakan
banyak orang.
Berdasarkan cara pengoperasiannya, pintu air dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :

1.    Pintu Air Manual


Penggunaan pintu air secara manual sering kita jumpai pada pengaturan irigasi pada
persawahan dan aliran dengan tekanan kecil. Pintu air manual ini masih memerlukan
tenaga manusia untuk mengatur aliran air dengan menutup dan membuka pintu air ini.

2.    Pintu Air Semi Otomatis


Penggunaan pintu air semi otomatis banyak digunakan pada bendungan yang
bertekanan tinggi.

3.    Pintu Air Otomatis


Pintu air full otomatis digunakan untuk pengedalian banjir pada bangunan pelimpah
pada suatu bendungan bertekanan tinggi.Yang bekerja apabila debit air melebihi batas
tertentu akan membuka sendiri secara otomatis.

Buka tutup pintu air otomatis merupakan bangunan berserta instalasinya yang berfungsi
membuka,mengatur dan menutup aliran air yang masuk ke bendungan atau waduk, berdasarkan
level ketinggian air pada hulu bendungan. Dengan melihat kondisi sekarang ini cuaca tidak dapat
ditebak. Dimana hujan dan badai angin sering datang dengan cepat dan bersamaan. Serta hujan
yang terjadi dihulu,yang mengakibatkan aliran air yang besar, sangatlah penting adanya alat yang
dapat membuka,mengatur dan menutup aliran air pada bendungan yang dapat bekerja sewaktu-
waktu dengan cepat dengan gerakan membuka,mengatur dan menutup sendiri secara otomatis.
Sangatlah tepat jika menggunakan buka-tutup pintu air otomatis.

Manfaat pintu air :


Ø  Untuk mengatur aliran air saat musim hujan dan kemarau
Ø  Untuk menampung air dan mengatur volume air
Ø  Dapat mengatasi banjir
Ø  Air di dalam pintu air dapat digunakan di alirkan ke perwasahan 

Krib
Krib adalah bangunan yang dibuat mulai dari tebing sungai kearah tengah, guna mengatur arus
sungai dan tujuan utamanya adalah :

1. Mengatur arah arus sungai,


2. Mengurangi kecepatan arus sungai sepanjang tebing sungai,
3. Mempercepat sedimentasi,
4. Menjamin keamanan tanggul atau tebing terhadap gerusan,
5. Mempetahankan lebar dan kedalaman air pada alur sungai,
6. Mengonsentrasikan arus sungai dan memudahkan penyadapan.

dinding krib

Krib adalah bangunan air yang secara aktif mengatur arah arus sungai dan mempunyai efek
positif yang besar jika dibangun secara benar. Sebaliknya, apabila krib dibangun secara kurang
semestinya, maka tebing di seberangnya dan bagian sungai sebelah hilir akan mengalami
kerusakan. Karenanya, haruslah dilakukan penelaahan dan penelitian yang sangat seksama
sebelum penetapan type suatu krib yang akan di bangun.

Penggunaan krib

Tujuan dari pengaturan alur sungai antara lain adalah sebagai berikut :
 Mengatur aliran sungai sedemikian rupa sehingga pada waktu banjir air dapat mengalir
dengan cepat dan aman,
 Mengatur kecepatan aliran sungai yang memungkinkan adanya pengendapan dan
pengangkutan sedimen dengan baik,
 Mengarahkan aliran ke tengah alur sungai agar tebing sungai tidak terkikis,

Mengarahkan aliran sungai sehingga dapat dipergunakan untuk pelayaran.

Krib untuk melindungi tebing sungai terhadap longsor

KLASIFIKASI KRIB

A.  Krib Permeable

Pada tipe permeable, air dapat mengalir melalui krib. Bangunan ini akan melindungi tebing
terhadap gerusan arus sungai dengan cara meredam energy yang terkandung dalam aliran
sepanjang tebing sungai dan bersamaan dengai itu mengndapkan sendimen yang terkandung
dalam aliran. Krib permeable terbagi dalam beberapa jenis, antara lain jenis tiang pancang,
rangka pyramid, dan jenis rangka kotak. Krib permeable disebut juga dengan krib lolos air. Krib
lolos air adalah krib yang diantara bagian-bagian konstruksinya dapat dilewati aliran, sehingga
kecepatannya akan berkurang karena terjadinya gesekan dengan bagian konstruksi krib tersebut
dan memungkinkan adanya endapan angkutan muatan di tempat ini.
permeable krib

B.  Krib Impermeable

Krib dengan konstruksi tipe impermeable disebut juga krib padat atau krib tidak lolos air, sebab
air sungai tidak dapat mengalir melalui tubuh krib. Bangunan ini digunakan untuk membelokkan
arah arus sungai dan karenanya sering terjadi gerusan yang cukup dalam di depan ujung krib atau
bagian sungai di sebelah hilirnya. Untuk mencegah gerusan, di pertimbangkan penempatan
pelindung dengan konstruksi fleksibel seperti matras atau hamparan pelindung batu sebagai
pelengkap dari krib padat. Dari segi konstruksi, terdapat beberapa jenis krib impermeable
misalnya brojong kawat, matras dan pasangan batu.

krib impermeable

C.  Krib Semi Permeable

Krib semi permeable ini berfungsi ganda yaitu sebagai krib permeable dan krib padat. Biasanya
bagian yang padat terletak disebelah bawah dan berfungsi pula sebagai pondasi. Sedangkan
bagian atasnya merupakan konstruksi yang permeable disesuaikan dengan fungsi dan kondisi
setempat. Krib semi permeable disebut juga dengan Krib semi lulus air adalah krib yang
dibentuk oleh susunan pasangan batu kosong sehingga rembesan air masih dapat terjadi antara
batu-batu kosong.

D. Krib Silang dan Memanjang

Krib yang formasinya tegak lurus atau hamper tegak lrus sungai dapat merintangi arus dan
dinamakan krib melintang. Sedangkan krib yang  formasinya hamper sejajar arah arus sungai di
sebut krib memanjang.

PERENCANAAN KRIB

Dalam mempersiapkan perencanaan krib, diperlukan survey mengenai topografi, debit dan
kecepatan aliran sungai dan transportasi sedimen yang ada disungai. Tipe dan cara pembuatan
krib ditetapkan secara empiris dengan memperhatikan pengalaman masalalu dalam pembuatan
krib yang hamper sejenis.

Secara umum, hal-hal yang perlu di perhatikan dalam perencanaan krib adalah sebagai berikut :

 Karena cara pembuatan krib sangat tergantung pada resim sungai, perlu diperoleh data
mengenai pengalaman pembuatan krib pada sungai yang sama atau hampir sama,
kemudahan pelaksanaanya dan besarnya pembiyayaan.
 Untuk mengurangi turbulensi aliran pada sungai yang terlalu lebar, maka permukaan air
sungai normal harus dinaikan dengan krib yang panjang, dengan memperhatikan biaya
pelaksanaan dan pemeliharaannya.
 Jika krib yang akan dibangun dimaksud pula untuk melindungi tebing sungai terhadap
pukulan air, panjang krib harus diperhitungkan pula terhadap timbulnya pukulan air pada
tebing sungai di seberangnya.
 Krib tidak berfungsi baik pada sungai keeil dan sempit alurnya.
 Apabila pembuatan krib dimaksudkan untuk menaikan permukaan normal air sungai, perlu
dipertimbangkan kapasitasnya disaat terjadinya debit yang lebih besar atau debit banjir.

Terdapat 3 macam formasi krib yaitu :

 Krib Tegak lurus : krib yang arahnya tegak lurus aliran.


 Krib condong kearah hulu disebut juga sebagai krib tajam : krib yang arahnya menyerong
ke hulu
 Krib condong kearah hilir.

Penetapan tinggi krib pada umumnya akan lebih menguntungkan apabila evaluasi mercu krib
dapat dibuat serendah mungkin ditinjau dari stabilitas bangunan terhadap gaya yang
mempengaruhinya, sebaiknya elevasi mercu dibuat 0,50-1,00 meter diatas elevasi rata-rata
permukaan air rendah. Dari hasil pengamatan terhadap tinggi berbagai jenis krib yang telah
dibangun dan berfungsi dengan baik, diperoleh angka perbandingan antara tinggi krib dan
kedalaman air banjir (hg/h) sebesar 0,20 – 0,30.

Arah aliran dan sudut sumbu krib

Panjang dan jarak antara krib ditetapkan secara empiris yang didasarkan pada pengamatan data
sungai yang bersangakutan antara lain situasi sungai, lebar sungai, kemiringan sungai, debit
banjir, kedalaman air, debit normal, transportasi sedimen dan kondisi sekeliling sungai. Krib
memanjang adalah krib yang ditempatkan hampir sejajar dengan arah arus sungai dan biasanya
digunakan untuk melindungai tebing alur sungai dan mengatur arah arus sungai agar alur sungai
tidak mudah berpindah-pindah.

KONSTRUKSI KRIB
 Krib tiang pancang : adalah contoh krib permeabel dan dapat digunakan baik untuk krib
memanjang maupun krib melintang. Konstruksinya sangat sederhana dan dapat
meningkatkan proses pengendapan serta sangat cocok untuk bagian sungai yang tidak
deras arusnya.
Krib tiang pancang

 Krib rangka : adalah krib yang cocok untuk sungai-sungai yang dasarnya terdiri dari
lapisan batu atau krikil yang sulit dipancang dan krib rangka ini mempunyai kemampuan
bertahan yang lebih besar terhadap arus sungai dibandingkan dengan krib tiang pancang.

KRIB RANGKA

 Krib blok beton : krib blok beton mempunyai kekuatan yang baik dan awet serta sangat
fleksibel dan umumnya dibangun pada bagian sungai yang arusnya deras. Bentuk dan
denah krib serta berat masing-masing blok beton sangat bervariasi tergantung dari kondisi
setempat antara lain dimensi serta kemiringan sungai dan penetapannya didasarkan pada
contoh-contoh yang sudah ada atau pengalaman-pengalaman pada krib-krib sejenis yang
pemah dibangun.
 Krib blok beton : krib blok beton mempunyai kekuatan yang baik dan awet serta sangat
fleksibel dan umumnya dibangun pada bagian sungai yang arusnya deras. Bentuk dan
denah krib serta berat masing-masing blok beton sangat bervariasi tergantung dari kondisi
setempat antara lain dimensi serta kemiringan sungai dan penetapannya didasarkan pada
contoh-contoh yang sudah ada atau pengalaman-pengalaman pada krib-krib sejenis yang
pemah dibangun.

krib blok beton

krib blok beton

PEMILIHAN TIPE KRIB

Tipe krib yang cocok untuk suatu lokasi haruslah ditentukan berdasarkan resim sungai pada
lokasi tersebut dengan memperhatikan tujuan pembuatannya, tingkat kesulitan dan jangka waktu
pelaksapannya. Jadi hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipelajari adalah bentuk denah,
kemiringan memanjang dan bentuk penampung lintang krib, elevasi muka air, debit, keeepatan
arus baban dasar dan arab pergeseran pada sungai. Selanjutnya tipe krib ditetapkan berdasarkan
fungsi hidrolika dari krib, pengalaman-pengalaman yang pemah ada dan contoh-contoh
bangunan krib-krib yang dibuat di waktu-waktu yang lalu.

Dalam proses penentuaqn tipe kirb diperlukan perhatian khusus pada hal-hal sebagai berikut :

 Krib permeabel yang rendab dengan konsolidasi pondasi biasanya cukup memadai untuk
melindungi tebing sungai.
 Krib tidak cocok untuk sungai-sungai yang sempit alumya atau untuk sungai-sungai kecil.

Krib permeabel berCelah besar, seperti krib tiang paneang.

Dan sebenarnya ada 1 banguanan 1 lagi yg saya ambil gambarnya saya tau apa itu manfaatnya
tetapi nama bangunan tersebut saya tidak tau namanya.

Bangunan ini berfungsi apabila terjadi banjir atau limpasan air dengan debit yang besar maka air
akan terlimpas melalui banguan ini.
Daftar Pustaka

 Kartasapoetra, A.G. 1991. Teknologi Pengairan Pertanian Irigasi. Jakarta: Bumi


Aksara.
 Sani, Asrul. 2008. Analisis Kapasitas Waduk dengan Metode Ripple dan Behaviour
(Studi Kasus Pada Waduk Mamak Sumbawa). Yogyakarta: Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
 Sarono , W dan Asmoro , W. 2007. Evaluasi Kinerja Waduk Wadas Lintang.
Semarang: Universitas Diponegoro.

https://www.kajianpustaka.com/2018/12/pengertian-fungsi-manfaat-dan-jenis-bendungan.html

https://radarbanyumas.co.id/rencana-pengembangan-rawa-bendungan-di-desa-tritih-wetan-terganjal-
kepemilikan-lahan/

https://civilersc09.wordpress.com/2012/12/08/krib-bangunan-pengatur-sungai/

http://bagunanair.blogspot.com/2017/03/macam-macam-bagunan-air-2017.html

Anda mungkin juga menyukai