DISUSUN OLEH
1. ADITYA WIBOWO (1603010006)
2. JUNI SETIAWAN 1303010042
3. MUHAMMAD DAVID P 1603010028
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2016
Realisasi Hak-hak Asasi Manusia dalam Negara Republik
Indonesia
1. Pengertian Hak Asasi Manusia
Pengarang-pengarang Eropa apabila menulis sejarah tentang konsep
atau kelembagaan (Institusi) apa pun tentang manusia, mereka selalu
menelusuri asal mulanya ke peradaban Romawi atau Yunani. Keberadaban
dan perkembangan selanjutnya dari konsep atau kelembagaan ini dinafikan
oleh mereka, dengan sikap dingin, selama periode yang orang-orang Eropa
memilih untuk menyebutnya dengan “Abad Kegelapan”. Lalu dengan tiba-
tiba muncul lagi dengan adanya kebangkitan Eropa pada abad ke-17.
Menurut mereka, konsep tentang hak asasi manusia dikemukakan pertama
kalinya oleh seorang filsuf Yunani yang bernama Zeno. Kemudian dari
filsafat stoicismnya, konsep ini dapat masuk ke dalam peradaban Romawi,
dan setelah terbengkalai selama abad kegelapan, konsep ini muncul
bersamaan dengan kebangkitan Eropa pada abad ke-17, sebagai usaha
perlindungan individual terhadap kekuasaan Negara yang tak terbatas
(Husein, S,S.,1996:1)
Pada umumnya para pakar HAM Barat berpendapat bahwa lahirnya
HAM dimulai dengan lahirnya Magna Charta(Piagam Agung,1215) yakni
suatu dokumen yang mencatat beberapa hak yang diberikan oleh Raja Jhon
dari Inggris kepada beberapa bangsawan bawahanya atas tuntutan mereka.
Naskah ini sekaligus membatasi kekuasaan Raja Jhon itu. Perkembangan
berikutnya adalah munculnya Bill of Rights(undang-undang hak, 1969)di
Inggris, kemudian munculnya Declaration des Droits de L’homme et du
Citoyen (Pernyataan Hak-hak Manusia dan Warga Negara, 1789 di
Perancis), dan berikutnya munculah Bill of Rights (Undang-undang
Hak,1789 di Amerika)(Budiardjo,1982)
Ubaidillah et al. (2000:207) mendefinisikan HAM adalah hak-hak
dasar atau pokok manusia ang dibawa sejak lahir sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa bukan pemberian manusia atau penguasa. Hak ini bersifat
sangat mendasar bagi hidp dan kehidupan manusia. HAM juga berarti
sebagai hak dasar (asai), yang dimiliki dan melekat pada manusia, karena
kedudukannya sebagai manusia. Tanpa adanya hak tersebut manusia akan
kehilangan harkat dan martabatnya sebagai manusia (cipto et al, 2002:127).
Hak asasi manusia adalah hak sebagai anugerah Tuhan Yang Maha
Esa yang melekat pada diri manusia, bersifat kodrati, universal dan abadi,
berkait denga harkat dan martabat manusia (Tap. MPRRI
No.XVII/MPR/1998 tentang HAM). HAk asasi manusia (HAM) juga berarti
seperangkat hak yang melekat pada hak keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi oleh negara, hokum, pemerintah dan setiap
orang demi kehormatan serta pelindungan harkat martabat manusia (UU
No.39 Tahun 1999 Tentang HAM).
Lopa (1999:1) mengartikan HAM cukup singkat, yaitu hak-hak yang
melekat pada manusia, yang tanpa dengannya manusia mustahil dapat
hidup sebagai manusia. Budiardjo (1982:120) memberikan pengertia bahwa
hak asasi merupakan hak yang yang dimiliki manusia yang telah diperoleh
dan dibawanya bersamaan bersamaan dengan kelahiran atau kehadirannya
didalam kehidupan masyarakat. Hak asasi manusia adalah hak-hak kodrati
yang dianugerahkan Allah SWT kepada setiap manusia, yang tidak dapat
dicabut atau dikurangi oleh kekuasaan atu badan apapun (Maududi, dalam
cipto, et all., 2002:133).