Anda di halaman 1dari 7

Nama : Elsi Puti Yoba

NIM :082001600043
Dosen pembimbing: Teguh Budi Rahardjo,S.H,M.H

BAB 4
HAK ASASI MANUSIA

A.LATAR BELAKANG
Hak asasi manusia (HAM) merupakan landasan bagi kebebasan, keadilan, dan
kedamaian. HAM menyangkut semua aspek yang dibutuhkan manusia untuk tetp menjadi
manusia, baik dari segi kehidupan sipil, politik, ekonomi, social maupun budaya. Oleh karena itu
secara konseptual, HAM mengandung ciri-ciri sebagai berikut:

1. HAM tidak perlu diberikan ataupun diwarisi


2. HAM berlaku untuk semua orang
3. HAM tidak dapat dilanggar

Keberadaan HAM dalam perkembangan dan implementasinya dapat dikaji dari berbagai
perspektif, dari segi etika atau moral, dan dari segi politik. Pada dasarnya HAM menentang
arogansi kekuasaan.Sedangkan dari segi legal, HAM diterjemahkan kedalam perjanjian-
perjanjian dan mekanisme HAM di tingkat International.

B.PENGERTIAN DAN DEFINISI HAK ASASI MANUSIA


Istilah hak asasi manusia pada hakikatnya memiliki pengertian yang hamper sama,
meskipun masing-masing Negara menggunakan bahas yang berbeda. Hak asasi manusia
meliputi hak hidup, hak kemerdekaan dan hak-hak dasar lain yang melekat pada diri msnusia
dan tidak dapat diganggu gugat oleh orang lain.Berdasarkan beberapa perngertian di
atas, ,maka dapat kita simpulkan bahwa substansi ham merupakan sesuatu hal yang bersifat
universal, mengingat sifatnya yang inheret pada setiap manusia.
Sedangkan mengenai pelaksanaan HAM adalah brsifat pertikular, artinya disesuaikan
dengan situasi dan kondisi lingkungan yang bersifat local. Sifat particular ham merupakan
kompleksitas ham yang multidimensi, artinya ham mengandung banyak elemen didalamnya,
seperti aspek, ekonomi, social, budaya, hukum maupun aspek politik.Dengan demikian,
masalah universitas ham adalah menyangkut substansi atau esensi dari ham, sedangkan
partikularitas ham adalah masalah aktualitasnya.
C.SEJARAH PERKEMBANGAN HAK ASASI MANUSIA
Sebelum terbentuknya universal declaration of human right, secara historis sebenarnya
terdapat beberapa ketentuan yang mengatur mengenai hak asasi manusia. Adapun ketentuan-
ketentuan yang dimaksud, antara lan adalah:

Magna Charta, Inggris(1215)


Magna charta ini dikeluarkan pada tahun 1215 di Inggris, dan sering disebut sebagai
cikal bakal hak asasi manusia, walaupun sebenarnya kurang tepat. Magna Charta sesungguhnya
hanya berisi “kompromi” antara raja john dengan para bangsawan tentamg pembagian
kekuasaannya, khususnya dalam rangka mengurangi kekuasaan raja.Prinsip yang dikemukakan
oleh para bangsawan inggris adalah mengatur mengenai pembatasan kekuasaan raja,
sedangkan hak asasi manusia lebih penting daripada kekuasaan raja, dan perlindungan hak
warga Negara yang selalu didasarkan pada pertimbangan hukum

Bill 0f Rights, Inggris(1689)


Bill of rights lahir sebagai akibat dari “glorious revolution” (revolusi tanpa pertumpahan
darah) pada tahun 1688, yang merupakan hasil perjuangan parlemen melawan pemerintah
raja-raja dari dinasti stuart dan menundukkan monarki dibawah kekuasaan parlemen Inggris.
Inti dari apa yang terdapat dalam bilp of right ini adalah sebuah undang-undang yang
menyatakan hak-hak dan kebebasan warga Negara dan menentukan pergantian raja.

Declaration of Independence, USA (1776)


Deklarasi kemerdekaan merupakan alasan masyarakat Amerika untuk melepas diri dari
kekuasaan inggris yang terjadi pada tahun 1776. Isi dari deklarasi ini sebenarnya diambil dari
ajaran john locke (1632-1704) dan para filsuf prancis, antara lain Montesquieu (1689-1755) dan
JJ. Rousseau (1712-1778). Perumus deklarasi ini adalah Thomas Jefferson, seseorang yang
kemudian menjadi presiden Amerika Serikat.

Bill of Rights, USA (1791)


Bill of Rights merupakan the first formal “enumeration and definition of the right and
freedoms of individuals within the state” (yang kemudian dimasukan dalam konstitusi Amerika
Serikat). Dalam perkembangannya, Bill of rights ini diamandemen, khususnya pasal 1,4 dan 5
yaitu:
a. Melindungi kebebasan beragama
b.Melindungi individu terhadap penggeledahan dan penangkapan yang tidak beralasan
c.Hak atas proses hukum yang benar

Declaration des droits de I’homme et du citoye( declaration of the rights of man and the
citizen), prancis(1789)
Deklarasi ini merupakan refleksi ari cita-cita yang mendasari revolusi prancis dan
kemudian dijabarkan dalam konstitusi republic perancis 1946 serta diperkuat atau dilengkapi
dalam konstitusi 4 Oktober 1958 (Idjehar, 2003).

Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia


Deklarasi universal hak-hak asasi manusia ditetapkan dan dicanangkan oleh majelis
umum sebagai standar umum keberhasilan untuk semua bangsa dan semua Negara, dengan
tujuan agar setiap individu dan organ masyarakat, dengan selalu mengingat deklarasi ini harus
melalui pengajaran dan pendidikan untuk memajukan penghormatan terhadap hak-hak dan
kebebasan ini dan melalui upaya-upaya yang progresif, baik di lingkup nasional maupun
internasional, untuk menjamin pengakuan dan pematuhannya secara universal dan efektif, baik
di antara rakyat Negara anggota sediri, maupun diantara rakyat yang berada di wilayah yang
berada dalam wilayah hukumnya.

D. HAM DALAM PERSPEKTIF ISLAM (DEKLARASI KAIRO)


Dalam perspektif islam, HAM diletakkan sebagai hurumat(kemuliaan,
kelapangan,penghormatan). Dengan pengertian ini, pada hakikatnya manusia didudukkan
sebagai makhluk yang dimuliakan Tuhan, dan kemuliaan manusia itu tampak pula pada anasir
penciptaannya yang sempurna. Manusia dalam kemuliannya ditandai dengan kewajiba untuk
mengabdi kepada tuhan dan berhubungan baik dengam sesamanya serta memelihara
kewajiban dan tanggung jawab secara vertical dan horizontal.Fundamental HAM dalam islam
telah dirumuskan Nabi Muhammad dalam piagam Madinah, yang berisi:
Pertama, perlunya kohesivitas dalam masyarakat plural/majemuk. Tali pengikat persatuan
adalah politik dalam rangka mencapai cita-cita bersama (pasal 17,23 dan 42)
Kedua, Negara mengakui dan melindungi kebebasan menjalankan ibadat bagi pemeluk agama
muslim dan non muslim.Tali pengikat sesama muslim adalah persaudaraan seagama
Ketiga, Negara mengakui dan melindungi kebebasan menjalankan ibadat bagi pemeluk agama
yang berbeda-beda
Keempat, hukum adat (tradisi masa lalu) dengan pedoman pada keadilan dan kebenaran tetap
diberlakukan ( pasal 2 dan pasal 10)
Kelima, semua warga Negara mempunyai hak dan kewajiban dan tangung jawab yang sama
dalam menjalankan tugas Negara ( pasal 18,24,36,38, dan 44)
Keenam, setiap warga negara mempunyai kedudukan yang sama dihadapan hukum (pasal
34,40, dan 46)
Ketujuh, semua warga wajib saling membantu dan tidak boleh seorang pun diperlakukan secara
alim, bahkan orang yang lemah harus dilindungi dan dibantu (pasal 11,16)
Kedelapan, hukum harus ditegakkan.Siapa pun tidak boleh melindungi apalagi berpihak kepada
orang yang melakukan kejahatan.Demi tegaknya keadilan dan kebenaran, siapapu pelaku
kejahatan harus dihukum tanpa pandang bulu (Pasal 13,22 dan 43)
Kesembilan, perdamaian adalah tujuan utama.Namun dalam mengupayakan perdamaian tidak
boleh mengorbankan keadilan dan kebenaran(pasal 45)
Kesepuluh, hak setiap orang harus dihormati (pasal 12)
Kesebelas, pengakuan atas hak milik individu (pasal 47)

E. PENGATURAN DAN KATEGORISASI HAK ASASI MANUSIA


Sebagaimana telah kita ketahui bahwa bersama bahwa HAM telah diatur melalui
mekanisme hukum Internasional.Adapun mekanisme tersebut, antara lain meliputi instrument
hukum HAM internasional berupa perjanjian internasional yang dihasilkan PBB, Komisi Tinggi
HAM PBB, maupun komisi-komisi khusus yang diciptakan dalam rangka pengawasan terhadap
pelaksanaan suatu perjanjian HAM internasional tertentu.
Indonesia sampai saat ini belum seluruhnya meratifikasi instrument pokok hak asasi
manusia di atas. Namun komisi hak asasi manusia nasional sedang mengajukan beberapa
konvenan tersebut untuk diratifikas. Akan tetapi, untuk diketahui bahwa sampai sekarang
Indonesia sudah meratifikasi delapan instrument internasional yang berkaitan yang HAM, yaitu:
1.Convention on the political rights of women (konvensi hak-hak politik perempuan) dan di
tetapkan dalam UU No.68 tahun 1958, berisi 3 Pasal
2.Convention on the elimination of all forms of discrimination against women (konvensi tentang
penghapusam segala bentuk diskriminasi terhadap wanita) dan ditetapkan dalam UU no.7
tahun 1984, berisi 16 pasal
3.Convention on the Rights of the child (konvensi tentang hak-hak anak) dan ditetapkan dalam
keppres no.48 tahun 1993
4.Convention Againts Apartheid in sport (konvensi anti apartheid dalam olah raga) dan
ditetapkan dalam keppres no.48 tahun 1993
5.Convention Againts Torture and other cruel, in human or degrading treatment or punishment
(konvensi menentang penyiksaan yang lain yang kejam, tidak manusiawi dan merendahkan
martabat manusia) dan ditetapkan dalam UU no. 5 tahun 1998, berisi 33 pasal
6.Convention on the elimination of all forms of racial discrimination dan ditetapkan dalam uu
no.9 tahun 1999, berisi 25 pasal.
7.International convenant on economic, social, and culture rights ditetapkan dalam UU no.11
tahun 2005
8.International convenant on civil and political rights ditetapkan dalam uu no.12 tahun 2005

Hak-hak Sipil dan Politik (Generasi I)


Hak-hak bidang sipil mencakup, antara lain:
1.Hak untuk menentukan nasib sendiri
2.Hak untuk hidup
3.Hak untuk tidak dihukum mati
4.Hak untuk tidak disiksa
5.Hak untuk tidak ditahan sewenang-wenang
6.Hak atas peradilan yang adil
Hak-hak bidang politik, antara lain:
1.Hak untuk menyampaikan pendapat
2.Hak untuk berkumpul dan berserikat
3.Hak untuk mendapat persamaan perlakuan didepan hukum
4.Hak untuk memilih dan dipilih

Hak-hak Sosial, Ekonomi dan Budaya(Generasi II)


Hak-hak bidang social dan ekonomi, antara lain:
1.Hak untuk bekerja
2.Hak untuk mendapat upah yang sama
3.Hak untuk tidak dipaksa bekerja
4.Hak untuk cuti
5.Hak atas makanan
6.Hak atas perumahan
7.Hak atas kesehatan
8.Hak atas pendidikan
9.Hak-hak budaya, antara lain:
10.Hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan kebudayaan
11.Hak untuk menikmati kemajuan ilmu pengetahuan
12.Hak untuk memperoleh perlindungan atas hasil karya cipta (hak cipta)

Hak Pembangunan (Generasi III)


1. Hak-hak bidang pembangunan, antara lain:
2. Hak untuk memperoleh lingkungan hidup yang sehat
3.Hak untuk memperoleh perumahan yang layak
4.Hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai

F.SEJARAH PERKEMBANGAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA


1.Pemikiran Para Pendiri Negara Tentang HAM
Sebagai Negara hukum atau Negara yang berdasarkan atas hukum, maka segala sesuatu
yang berkaitan dengan berbangsa dan bernegara tentunya harus dilandasi dengan aspek
hukum atau yuridis. Ketika para sendiri Negara ini ingin menyusun konstitusi, makas salah satu
perdebatan yang cukup sengit adalah mengenai dibuat atau tidaknya pasal-pasal yang
berkaitan dengan hak asasi manusia.
Secara singkat perbedaan pendapat tentang perlu tidaknya dimasukkannya HAM dalam UUD
1945 adalah sebagai berikut:
a. Yang tidak menyetujui HAM dimasukkan dalam UUD 1945, antara lain:
1.Soekarno
2.Soepomo
b.Yang menyetujui HAM dimasukkan dalam UUD 1945, antara lain:
1.Mohammad Hatta
2.Mohammad Yamin

2.Ketetapan MPR tentang HAM Pada Masa Orde Baru


Dengan berpedoman pada esensi HAM yang terkandung dalam UUD 1945, secara garis
besar usaha Orde Baru untuk mengimplementasikan HAM, dapat dilihst dari aspek yuridis yang
telah dikeluarkannya.

G.HAM DALAM UUD 1945 DAN PERUBAHANNYA


Dibandingkan dengan UUDS 1950, ketentuan HAM didalam UUD1945 relatif sedikit,
hanya 7(tujuh) pasal saja masing-masing Pasal 27,28,29,30,31,31 dan 34, sedangkan di dalam
UUDS 1950 didapati cukup lengkap pasal-pasal HAM, yaitu sejumlah 35 pasal, yakni dari Pasal 2
sampai dengan Pasal 42.
Meskipun di dalam UUD 1945 tidak banyak dicantumkan pasal-pasal tentang HAM,
namun kekurangan-kekurangan tersebut telah dipenuhi dengan lahirnya sejumlah Undang –
undang antara lain UU no.14 tahun 1970 dan UU no.8 tahun 1981 memuat memuat 40 pasal

H.PELANGGARAN HAM
Pelanggaran Hak Asai Manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kemlopok orang
termasuk aparat Negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara
mewalan hukum mengurangi, ,menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia
seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang, dan tidak mendapatkan
atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar
berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.

Dalam rangka menegakkan HAM dan menjamin perlindungan bagi semua orang maka
diperlukan upaya-upaya investigasi atau pencarian fakta menakala terjadi pelanggaran HAM.
Pencarian fakta atau investigasi bias didefinisikan sebagai proses identifikasi sebuah
pelanggaran HAM dan penyusunan fakta yang relevan dengan pelanggaran yang terjadi. Tujuan
dari investigasi atau pencarian fakta adalah:
a. Membantu menyembuhkan dan merehabilitasi korban
b. Pendampingan hukum (advokasi dan litigasi)
c. Mendorong perubahan kebijakan yang menghormati dan melindungi HAM
d. Memantau kepatuhan pemerintah atas persetujuan internasional di bidang HAM
e.Sarana oendidikan public
f.Bahan pelurusan sejarah
Untuk menjamin system dokumentasi yang baik maka dibutuhkan unsur-unsur,sebagai berikut:
a.Perlunya sarana perkaman data
b.Cakupan indormasi yang perlu didokumentasikan
c.Kosakata terkendali
d.Metoda perekaman
e.Disain format

I.PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA


Berdasarkan undang-uandang no.26 tahun 2000 tentang Pengadilan hak asasi manusia,
maka yang merupakan lingkup kewenangan pengadilan ham menurut uu no.26 tahun 2000
adalah, sebagai berikut:
1.Pengadilan HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran
HAM yang berat
2.Pengadilan HAM berwenang juga memeriksa dan memutus perkara oelanggaran HAM yang
berat yang dilakukan di luar batas territorial wilaya Negara republik Indonesia olejh warga
Negara Indonesia
3.Pengadilan HAM tidak berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi
manusia yag berat dilakukan oleh seseorang yang berumur di bawah 18 tahun pada saat
kejahatan dilakukan
4.Pelanggaran hak asasi manusia yang berat meliputi:
-kejahatan genosida
-kejahatan terhadap kemanusiaan

a.Kejahatan Genosida sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 7 huruf a adalah setiap
perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh
atau sebagian kelompok bangsa, ras,kelompok etnik,kelompok agama
b.Kejahatan terhadap kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 huruf b adalah salah
satu perbuatan yang dilakukan sebagian dari serangan yang meluas atau sistematis yang
diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipi

Anda mungkin juga menyukai