PENDAHULUAN
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang
dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang
terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan
sesuatu yang harus diperoleh. Secara teoritis Hak Asasi Manusia adalah hak yang
melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu
anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
Rule of Law adalah suatu doktrin yang mulai muncul pada abad ke 19,
bersamaan dengan kelahiran Negara konstitusi dan demokrasi. Rule of Law merupakan
konsep tentang common law dimana segenap lapisan masyarakat dan Negara beserta
seluruh kelembagaannya menjungjung tinggi supremasi hukum yang dibangun diatas
prinsip keadilan dan egalitarian. Ada tidaknya Rule of Law dalam suatu Negara
ditentukan oleh kenyataan apakah rakyatnya benar-benar menikmati keadilan, dalam
arti perlakuan yang adil baik sesama warga Negara maupun pemerintah
1
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
HAM merupakan terjemahan dari “human right” (hak asasi manusia) dalam
bahasa Belanda disebut mesen rechten. Secara definitif “hak” merupaka suatu unsur
normatif yang berfungsi sebagai pedoman berperilaku, melindungi kebebasan,
kekebalan, serta menjamin adanya peluang bagi manusia dalam menjaga harkat dan
martabatnya. Sementara “asasi” diambil dari istilah “leges fundamentalis” (hukum
dasar) di mana dalam bahasa belanda disebut dengan “gron rechten”, bahasa Jerman
disebut dengan “grundrechte”, dan dalam bahasa Inggris disebut dengan “basic right”.
Konsep human right lebih luas cangkupannya dibandingkan basic right karena
human right merupakan perlindungan terhadap seseorang dari penindasan oleh negara
atau bukan negara. Sedangkan basic right merupakan perlindungan seseorang warga
negara/penduduk dari penindasan negara.
Hak Asasi Manusia merupakan suatu konsep etika politik modern dengan
gagasan pokok penghargaan dan penghormatan terhadap manusia dan kemanusiaan.
Gagasan ini membawa sebuah tuntutan moral tentang bagaimana seharusnya manusia
memperlakukan sesama manusia. Sejatinya tuntutan moral merupakan ajaran inti dari
3
semua agama, karena semua agama di dunia mengajarkan pentingnya penghargaan dan
penghormatan terhadap manusia tanpa membedakan satu sama lain.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan beberapa ciri pokok dari HAM, antara
lain sebagai berikut :
a. Inheren atau kodrati, artinya HAM tidak perlu diberikan, dibeli atau diwarisi.
HAM adalah bagian dari manusia yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa
yang telah dianugrahkan sejak manusia masih dalam kandungan.
b. Bersifat universal, artinya HAM berlaku untuk semua orang tanpa pengecualian
mulai dari jenis kelamin, ras, agama, etnis, pandangan politik atau usul-usul
sosial dan bangsa.
c. Bersifat partikular, artinya setiap warga negara memiliki hak yang sama dalam
kehidupan bernegara.
d. Tidak dapat diingkari dan dilanggar atau bersifat supralegal, artinya tidak
seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar hak orang lain.
Walaupun ada sebuah negara yang membuat hukum yang tidak melindungi
HAM, manusia tetap memiliki HAM.
e. Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak baik itu
hak sipil, politik, ekonomi, dan sosial budaya.
f. Saling tergantung, artinya penikmatan satu hak dipengaruhi oleh penikmatan
hak-hak lainnya. Penikmatan hak sipil dan politik memungkinkan menikamti
hak-hak ekonomi dan sosial lebih baik.
g. Transendental, artinya hak itu merupakan sesuatu yang teramat sangat penting,
sehingga tidak dapat untuk disepelekan.
HAM muncul karena inisiatif manusia terhadap harga diri dan martabatnya
sebagai akibat tindakan sewenang-wenang dari penguasa, penjajahan, perbudakan,
ketidakadilan, dan kezaliman. Hak asasi manusia sebagai gagasan, paradigma serta
kerangka konseptual tidak lahir secara tiba-tiba sebagaimana kita lihat dalam ‘Universal
Declaration of Human Right’ 10 Desember 1948, namun melalui suatu proses yang
cukup panjang dalam sejarah peradaban manusia. Dari perspektif sejarah deklarasi yang
ditandatangani oleh Majelis Umum PBB dihayati sebagai suatu pengakuan yuridis
4
formal dan merupakan titik kulminasi perjuangan sebagian besar umat manusia di
belahan dunia khususnya yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Lahirnya HAM di kawasan Eropa dimulai dengan lahirnya Magna Charta atau
Piagam Agung di Inggris pada tahun 1215, pada masa pemerintahan Raja John
Lackland yang bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat dan kelompok bangsawan.
Tindakan Raja John mengakibatkan rasa tidak puas rakyat dan kaum bangsawan yang
kemudian mengadakan pemberontakan yang disimbolkan dengan perjuangan tokoh
legenda “Robon Hood” yang menentang kekuasaan Raja John. Pemberontakan ini
berhasil memaksa Raja John untuk menandatangani suatu perjanjian yang disebut
5
Magna Charta. Magna Charta telah menghilangkan hak absolutisme raja dan mulai
mengembangkan tradisi bahwa hukum lebih tinggi daripada kedudukan raja. Terdapat
dua prinsip Magna Charta, yaitu adanya pembatasan kekuasaan raja dan HAM lebih
penting daripada kedaulatan raja.
Selanjutnya pada tahun 1689, keluar “Bill of Right” yang merupakan Undang-
Undang yang diterima parlemen Inggris dan ditandatangani oleh Raja Willem III,
sebagai hasil dari perlogakan politik yang sangat dahsyat yang disebut dengan the
Glorious Revolution. Peristiwa ini bukan saja sebagai simbol kemenangan parlemen
atas raja, melainkan juga kemenangan rakyat dalam pergolakan selama 60 tahun
(Jimmly Asshiddiqie, 2006: 86).
Dasar pemikiran John Locke inilah yang kemudian dijadikan landasan bagi
pengakuan HAM yang terlihat dalam Declaration of Independence of The United States
pada tanggal 4 Juli 1776. Perjuangan HAM di Amerika Serikat disebabkan, karena
rakyat AS (emigran Eropa) merasa tertindas oleh pemerintahan Inggris sebagai negara
penjajah. Akhirnya rakyat Amerika berontak dan di bawah pimpinan Geoorge
Washington, Amerika bisa memerdekakan diri dari Inggris pada tanggal 4 Juli 1776 dan
deklarasi kemerdekaan mereka dimasukkan ke dalam konstituisinnya pada tahun 1787
serta mulai berlaku pada tanggal 4 Maret 1789 dan Amerika Serikat merupakan negara
pertama di dunia yang melindungi HAM dalam konstituisinya. Dalam deklarasi
kemerdekaan AS tersebut dinyatakan bahwa seluruh umat amnusia dikaruniai oleh
Tuhan Yang Maha Esa beberapa hak yang tetap melekat padanya.
6
2.2.4. Perkembangan HAM di Prancis
Atlantic Charter adalah sebuah deklarasi bersama yang dikeluarkan oleh Perdana
Menteri Inggris yang bernama Winston Churchill dan Presiden Amerika Serikat yang
bernama Franklin pada tanggal 14 Agustus 1941 di atas kapal perang Kerajaan Inggris
di perairan Samudera Atlantik, tepatnya di Teluk Placentia, Argentina. Sebelumnya,
Franklin D Roosevelt dalam amanat tahunnya kepada Kongres AS pada tanggal 6
Januari 1941 telah mencetuskan sebuah doktrin yang dikenal dengan The Four
Freedom, yaitu :
Pada tanggal 10 Desember 1948, PBB telah berhasil merumuskan naskah yang
dikenal dengan The Universal Declaration of Human Rights. Deklarasi itu
melambangkan komitmen moral dunia internnasional pada HAM serta merupakan
7
pedoman dan standar negara-negara anggota organisasi PBB untuk dituangkan dalam
konstitusi masing-masing.
Pasca pemerintahan orde baru (era reformasi) telah banyak lahir produk
peraturan perundangan tentang hak asasi manusi. Produk peraturan perundangan
tersebut antara lain sebagai berikut.
8
5. Inpres No. 26 Tahun 1998 tentang penghentian penggunaan istilah Pribumi dan
Nonpribumi dalam semua Perumusan dan Penyelenggaraan Kebijakan,
perencanaaan, ataupun Pelaksanaan Kegiatan Penyelenggaraan Pemerintah
6. Undang-undang N0. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM.
9
menyampaikan pidatonya di PBB dalam Konfrensi Dunia ke-2 (juni 1992) dengan
judul “Deklarasi Indonesia tentang HAM” sebagai Berikut.
Tantangan lain bagi bangsa Indonesia yang berkaitan dengan pelanggaran berat
terhadap hak asasi manusia. Pelanggaran berat yang dimaksudkan sesuai dengan UU
No.26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, mencakup Kejahatan Genosida, Kejahatan
Kemanusiaan.
a. Kejahatan Genosida
Adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan
atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras kelompok etnik,
kelompok dengan cara :
1. Membunuh anggota kelompok.
2. Mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap
anggota kelompok.
3. Menciptakan kondisi kelompok yang akan mengakibatakan kemusnahan
secara fisik baik seluruh atau sebagainya.
b. Kejahatan terhadap Kemanusiaan
Adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan
yang melus atau sitematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan
langsung terhadap penduduk sipil, berupa :
1. Pembunuhan
10
2. Pemusnahan
3. Perbudakan
Salah satu lembaga yan dibentuk oleh pemerintah untuk menangani persoalan
HAM di Indonesia adalah komisi nasional hak asasi manusia (Komnas Ham). Lembaga
ini didirikan pada masa pemerintahan soeharto, yaitu 7 juni 1993 melalui keputusan
presiden (Keppres) No. 50 tahun 1993. Pembentukan Komnas Ham sendiri merpakan
tindakan lanjut rekomendasi lokakarya 1 Ham yang diselenggarakan oleh Departement
Luar Negeri RI dengan dukungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Menurut Dicey (dalam Kaelan 2007) terdapat tiga unsure yang fundamental
dalam rule of law yaitu :
11
1. Supremasi aturan-aturan hukum, tidak adanya kekuasaan sewenang-wenang
dalam arti seseorang hanya boleh dihukum jikalau memang melanggar hukum.
2. Kedudukan yang sama dimuka hukum yang berlaku baik bagi masyarakat biasa
maupun pejabat negara.
3. Terjaminnya hak-hak asasi manusia oleh undang-undang serta keputusan-
keputusan pengadilan.
Kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia yang baru-baru ini adalah
Diskriminasi Mahasiswa Papua oleh ormas dan Polri yang didasari oleh demonstrasi
mahasiswa Papua dalam menyampaikan pendapat di depan umum. Dalam aksinya
mereka memprotes Kementerian Koordinator Politik Hukum dan HAM yang
membentuk tim pencari fakta untuk penanganan kasus pelanggaran HAM di Papua.
Para mahasiswa tersebut dianggap tidak memiliki izin demonstrasi dan juga dinilai
menghina lambang negara.
Mereka menilai tim tersebut hanya berupaya untuk membangun opini di dunia
internasional jika Indonesia serius memperhatikan pelanggaran HAM. Menurut mereka
pelanggaran HAM tak hanya 14 kasus penyiksaan dan pembunuhan yang didata
Kepolisian Daerah Papua. Pelanggaran juga 'menyangkut pembungkaman ruang
demokrasi, perampasan tanah, pembalakan liar, dan banyak kasus HAM yang berkaitan
dengan hak ekonomi, sosial, dan politik'. Sebelumnya, Pemerintah Indonesia melalui
12
Menkopolhukam berjanji menyelesaikan 11 kasus dugaan pelanggaran HAM di Papua
termasuk kasus Biak Numfor 1998 dan peristiwa Paniai 2014. Aksi unjuk rasa Aliansi
Mahasiswa Papua nyaris bentrok dengan Forum Komunikasi Putra Putri TNI dan Polri,
yang 'menghadang' puluhan mahasiswa Papua dan berujung pada pelanggaran HAM
berupa diskriminasi mahasiswa Papua oleh Ormas dan Polri.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat
kodrati dan fundamental sebagai anugrah dari Tuhan yang harus dihormati, dijaga dan
dilindungi oleh setiap individu Rule of Law adalah gerakan masyarakat yang
menghendaki bahwa kekuasaan raja maupun penyelenggara negara harus dibatasi dan
13
diatur melalui suatu peraturan perundang-undangan dan pelaksanaan dalam
hubungannya dengan segala peraturan perundang-undangan. Dalam peraturan
perundang-undangan RI paling tidak terdapat empat bentuk hukum tertulis yang
memuat aturan tentang HAM. HAM merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan
Yang Maha Esa keada kita sejak lahir.
3.2. Saran
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan
memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati
dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan
jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain.
Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyesuaikan dan mengimbangi
antara HAM kita dengan orang lain. Dan kita juga harus membantu negara dalam
mencari upaya untuk mengatasi atau menanggulangi adanya pelanggaran-pelanggaran
HAM yang ada di Indonesia.
Daftar Pustaka
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/07/160720_indonesia_komnas_pa
pua (diakses pada tanggal 2 Maret 2017)
14
Juliardi, Budi. 2015. “Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi”. Jakarta :
PT Raja Grafindo.
15