Anda di halaman 1dari 24

BABI

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Hakmerupakanunsurnormatifyangmelekatpadadirisetiapmanusiayangdalam
penerapannyaberadapadaruanglingkuphakpersamaandanhakkebebasanyangterkait
denganinteraksinyaantaraindividuataudenganinstansi.Hakjugamerupakansesuatuyang
harusdiperoleh.MasalahHAMadalahsesuatuhalyangseringkalidibicarakandandibahas
terutamadalamerareformasiini.HAMlebihdijunjungtinggidanlebihdiperhatikandalam
erareformasidaripadaerasebelumreformasi.Perludiingatbahwadalamhalpemenuhan
hak,kitahiduptidaksendiridankitahidupbersosialisasidenganoranglain.Jangansampai
kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau
pemenuhanHAMpadadirikitasendiri.

Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak manusia itu
dilahirkan.Hakasasidapatdirumuskansebagaihakyangmelekatdengankodratkitasebagai
manusiayangbilatidakadahaktersebut,mustahilkitadapathidupsebagaimanusia.Hakini
dimilikiolehmanusiasematamatakarenaiamanusia,bukankarenapemberianmasyarakat
ataupemberiannegara.Makahakasasimanusiaitutidaktergantungdaripengakuanmanusia
lain,masyarakatlain,atauNegaralain.HakasasidiperolehmanusiadariPenciptanya,yaitu
TuhanYangMahaEsadanmerupakanhakyangtidakdapatdiabaikan.

Sebagaimanusia,iamakhlukTuhanyangmempunyaimartabatyangtinggi.Hakasasi
manusiaadadanmelekatpadasetiapmanusia.Olehkarenaitu,bersifatuniversal,artinya
berlakudimanasajadanuntuksiapasajadantidakdapatdiambilolehsiapapun.Hakini
dibutuhkan manusia selain untuk melindungi diri dan martabat kemanusiaanya juga
digunakansebagailandasanmoraldalambergaulatauberhubungandengansesamamanusia.

Padasetiaphakmelekatkewajiban.Karenaitu,selainadahakasasimanusia,adajuga
kewajiban asasi manusia, yaitu kewajiban yang harus dilaksanakan demi terlaksana atau
tegaknyahakasasimanusia(HAM).DalammenggunakanHakAsasiManusia,kitawajib

1
untukmemperhatikan,menghormati,danmenghargaihakasasiyangjugadimilikiolehorang
lain.

Kesadaranakanhakasasimanusia,hargadiri,harkatdanmartabatkemanusiaannya,
diawalisejakmanusiaadadimukabumi.Halitudisebabkanolehhakhakkemanusiaanyang
sudahadasejakmanusiaitudilahirkandanmerupakanhakkodratiyangmelekatpadadiri
manusia.Sejarahmencatatberbagaiperistiwabesardiduniainisebagaisuatuusahauntuk
menegakkanhakasasimanusia.

1.2 IdentifikasiMasalah

Dalammakalahinipenulismengidentifikasimasalahsebagaiberikut:

1. Apa pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)?


2. Bagaimana perkembangan dan sejarah pemikiran HAM?
3. Bagaimana penjelasan Hak Asasi Manusia (HAM) pada tataran Global?
4. Apa saja cri-ciri,ruang lingkup dan bentuk-bentuk pelanggaran HAM?
5. Apa saja landasan filosofis,ideologis dan yuridis konstitusional HAM
Indonesia?
6. Bagaimana dengan pembagian bidang, jenis dan macam Hak Asasi Manusia
Dunia ?
7. Apa saja lembaga-lembaga Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia?

1.3 Tujuan penelitian


Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan yang diharapkan

dan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:


1. Mahasiswa mengetahui pengertian HAM.
2. Mahasiswa mengetahui perkembangan dan sejarah pemikiran HAM.
3. Mahasiswa mengetahui penjelasan HAM pada tataran global.
4. Mahasiswa mengetahui ciri-ciri,ruang lingkup dan bentuk-bentuk pelanggaran

HAM.
5. Mahasiswa mengetahui landasan filosofis,ideologis dan yuridis konstitusional

HAM Indonesia.
6. Mahasiswa mengetahui dengan pembagian bidang, jenis dan macam Hak

Asasi Manusia (HAM) Dunia.

2
7. Mahasiswa mengetahui lembaga-lembaga Hak Asasi Manusia (HAM) di

Indonesia.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)


Ada berbagai versi definisi mengenai HAM. Setiap definisi menekankan pada
segi-segi tertentu dari HAM. Berikut beberapa definisi tersebut. Adapun beberapa
definisi Hak Asasi Manusia (HAM) adalah sebagai berikut:
1. UU No. 39 Tahun 1999
Menurut Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999, HAM adalah seperangkat
hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa. Hak itu merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi,
dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan
serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
2. John Locke
Menurut John Locke, hak asasi adalah hak yang diberikan langsung oleh
Tuhan sebagai sesuatu yang bersifat kodrati. Artinya, hak yang dimiliki manusia
menurut kodratnya tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya, sehingga sifatnya suci.
3. David Beetham dan Kevin Boyle
Menurut David Beetham dan Kevin Boyle, HAM dan kebebasan-kebebasan
fundamental adalah hak-hak individual yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan serta
kapasitas-kapasitas manusia.

3
Gambar 2.1. Hak Asasi Manusia (HAM)

Ruang lingkup HAM meliputi:

a. Hak pribadi: hak-hak persamaan hidup, kebebasan, keamanan, dan lain-lain;

b. Hak milik pribadi dan kelompok sosial tempat seseorang berada;

c. Kebebasan sipil dan politik untuk dapat ikut serta dalam pemerintahan; serta

d. Hak-hak berkenaan dengan masalah ekonomi dan sosial.

Hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya menjaga keselamatan
eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan perseorangan
dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung
tinggi Hak Asasi Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara individu,
pemeritah (Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun Militer),dan negara.

BerdasarkanbeberaparumusanHAMdiatas,dapatditarikkesimpulantentangbeberapa
sisipokokhakikatHAMyaitu:

1) HAMtidakperludiberikan,dibeliataupundiwarisi.HAMadalahbagiandari
manusiasecaraotomatis.
2) HAMberlakuuntuksemuaorangtanpamemandangjeniskelamin,ras,agama,
etnis,pandanganpolitikatauasalusulsosialdanbangsa.

4
3) HAMtidakbisadilanggar.Tidakseorangpunmempunyaihakuntukmembatasi
ataumelanggarhakoranglain.OrangtetapmempunyaiHAMwalaupunsebuah
NegaramembuathukumyangtidakmelindungiataumelanggarHAM.

2.2Perkembangan dan Sejarah Pemikiran HAM


Dibagi dalam 4 generasi, yaitu :
1) Generasi pertama berpendapat bahwa pemikiran HAM hanya berpusat pada
bidang hukum dan politik. Fokus pemikiran HAM generasi pertama pada
bidang hukum dan politik disebabkan oleh dampak dan situasi perang dunia
II, totaliterisme dan adanya keinginan Negara-negara yang baru merdeka
untuk menciptakan sesuatu tertib hukum yang baru.
2) Generasi kedua berpendapat bahwa pemikiran HAM tidak saja menuntut hak
yuridis melainkan juga hak-hak sosial, ekonomi, politik dan budaya. Jadi
pemikiran HAM generasi kedua menunjukan perluasan pengertian konsep
dan cakupan hak asasi manusia. Pada masa generasi kedua, hak yuridis
kurang mendapat penekanan sehingga terjadi ketidakseimbangan dengan hak
sosial-budaya, hak ekonomi dan hak politik.
3) Generasi ketiga hadir sebagai reaksi pemikiran HAM generasi kedua.
Generasi ketiga menjanjikan adanya kesatuan antara hak ekonomi, sosial,
budaya, politik dan hukum dalam suatu keranjang yang disebut dengan hak-
hak melaksanakan pembangunan. Dalam pelaksanaannya hasil pemikiran
HAM generasi ketiga juga mengalami ketidakseimbangan dimana terjadi
penekanan terhadap hak ekonomi dalam arti pembangunan ekonomi menjadi
prioritas utama, sedangkan hak lainnya terabaikan sehingga menimbulkan
banyak korban, karena banyak hak-hak rakyat lainnya yang dilanggar.
4) Generasi keempat yang mengkritik peranan negara yang sangat dominant
dalam proses pembangunan yang terfokus pada pembangunan ekonomi dan
menimbulkan dampak negative seperti diabaikannya aspek kesejahteraan
rakyat. Selain itu program pembangunan yang dijalankan tidak berdasarkan
kebutuhan rakyat secara keseluruhan melainkan memenuhi kebutuhan
sekelompok elit. Pemikiran HAM generasi keempat dipelopori oleh Negara-
negara di kawasan Asia yang pada tahun 1983 melahirkan deklarasi hak asasi
manusia yang disebut Declaration of the basic Duties of Asia People and
Government.

5
Perkembangan pemikiran HAM dunia bermula dari:

A. Magna Charta
Pada umumnya para pakar di Eropa berpendapat bahwa lahirnya HAM
di kawasan Eropa dimulai dengan lahirnya magna Charta yang antara lain
memuat pandangan bahwa raja yang tadinya memiliki kekuasaan absolute
(raja yang menciptakan hukum, tetapi ia sendiri tidak terikat dengan
hukum yang dibuatnya), menjadi dibatasi kekuasaannya dan mulai dapat
diminta pertanggung jawabannya dimuka hukum(Mansyur Effendi,1994).
B. The American declaration
Perkembangan HAM selanjutnya ditandai dengan munculnya The
American Declaration of Independence yang lahir dari paham Rousseau
dan Montesquuieu. Mulailah dipertegas bahwa manusia adalah merdeka
sejak di dalam perut ibunya, sehingga tidaklah logis bila sesudah lahir ia
harus dibelenggu.
C. The French declaration
Selanjutnya, pada tahun 1789 lahirlah The French Declaration
(Deklarasi Perancis), dimana ketentuan tentang hak lebih dirinci lagi
sebagaimana dimuat dalam The Rule of Law yang antara lain berbunyi
tidak boleh ada penangkapan tanpa alasan yang sah. Dalam kaitan itu
berlaku prinsip presumption of innocent, artinya orang-orang yang
ditangkap, kemudian ditahan dan dituduh, berhak dinyatakan tidak
bersalah, sampai ada keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap
yang menyatakan ia bersalah.

D. The Four Freedom


Ada empat hak kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat, hak
kebebasan memeluk agama dan beribadah sesuai dengan ajaran agama yang
diperlukannya, hak kebebasan dari kemiskinan dalam Pengertian setiap
bangsa berusaha mencapai tingkat kehidupan yang damai dan sejahtera bagi
penduduknya, hak kebebasan dari ketakutan, yang meliputi usaha,
pengurangan persenjataan, sehingga tidak satupun bangsa berada dalam
posisi berkeinginan untuk melakukan serangan terhadap Negara lain
( Mansyur Effendi,1994).

6
2.3 Hak Asasi Manusia (HAM) pada Tataran Global

Sebelum konsep HAM diritifikasi PBB, terdapat beberapa konsep utama


mengenai HAM ,yaitu:

a) HAM menurut konsep Negara-negara Barat


1) Ingin meninggalkan konsep Negara yang mutlak.
2) Ingin mendirikan federasi rakyat yang bebas.
3) Filosofi dasar: hak asasi tertanam pada diri individu manusia.
4) Hak asasi lebih dulu ada daripada tatanan Negara.

b) HAM menurut konsep sosialis


1) Hak asasi hilang dari individu dan terintegrasi dalam masyarakat.
2) Hak asasi tidak ada sebelum Negara ada.
3) Negara berhak membatasi hak asasi manusia apabila situasi
menghendaki.
c) HAM menurut konsep bangsa-bangsa Asia dan Afrika
1) Tidak boleh bertentangan ajaran agama sesuai dengan kodratnya.
2) Masyarakat sebagai keluarga besar, artinya penghormatan utama
terhadap kepala keluarga
3) Individu tunduk kepada kepala adat yang menyangkut tugas dan
kewajiban sebagai anggota masyarakat.

d) HAM menurut konsep PBB


Konsep HAM ini dibidani oleh sebuah komisi PBB yang dipimpin oleh
Elenor Roosevelt dan secara resmi disebut Universal Decralation of
Human Rights.
Universal Decralation of Human Rights menyatakan bahwa setiap
orang mempunyai:
1) Hak untuk hidup
2) Kemerdekaan dan keamanan badan
3) Hak untuk diakui kepribadiannya menurut hukum
4) Hak untuk mendapat jaminan hukum dalam perkara pidana
5) Hak untuk masuk dan keluar wilayah suatu Negara
6) Hak untuk mendapat hak milik atas benda
7) Hak untuk bebas mengutarakan pikiran dan perasaan
8) Hak untuk bebas memeluk agama
9) Hak untuk mendapat pekerjaan
10) Hak untuk berdagang
11) Hak untuk mendapatkan pendidikan
12) Hak untuk turut serta dalam gerakan kebudayaan masyarakatHak
untuk menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan
keilmuan.

7
2.4Perkembangan Pemikiran HAM di Indonesia
Pemikiran HAM periode sebelum kemerdekaan yang paling menonjol pada
Indische Partij adalah hak untuk mendapatkan kemerdekaan serta mendapatkan
perlakukan yang sama hak kemerdekaan.
Sejak kemerdekaan tahun 1945 sampai sekarang di Indonesia telah berlaku 3
UUD dalam 4 periode, yaitu:
1. Periode 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949, berlaku UUD 1945.\
2. Periode 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950, berlaku konstitusi
Republik Indonesia Serikat.
3. Periode 17 Agustus sampai 5 Juli 1959, berlaku UUD 1950
4. Periode 5 Juli 1959 sampai sekarang, berlaku Kembali UUD 1945

2.5Ciri-ciri Khusus HAM

Hak asasi manusia memiliki ciri-ciri khusus jika dibandingkan dengan hak hak
yang lain. Ciri khusus hak asasi manusia sebagai berikut :

1) Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dihilangkan atau
diserahkan.
2) Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak,
apakah hak sipil dan politik atau hak ekonomi, social, dan budaya.
3) Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah hak asasi semua umat manusia
yang sudah ada sejak lahir.
4) Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa
memandang status, suku bangsa, gender, atau perbedaan lainnya. Persamaan
adalah salah satu dari ide-ide hak asasi manusia yang mendasar.

2.6Ruang lingkup Hak Asasi Manusia (HAM)

8
Hak Asasi Manusia yang diuraikan diatas mempunyai ruang lingkup yang luas
dan mencakup berbagai aspek kehidupan. Hal itu di ungkapkan sebagai berikut:

Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,


martabat dan hak miliknya
Setiap orang berhak atas pengakuan di depan hukum sebagai manusia pribadi
dimana saja ia berada.
Setiap orang berhak atas rasa aman dan tentram serta perlindungan terhadap
ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
Setiap orang tidak boleh diganngu yang merupakan hak yang berkaitan
dengan kehidupan pribadi didalam tempat kediamannya.
Setiap oarng berhak atas kemerdekaan dan rahasia dalam hubungan
komunikasi melalui sarana elektronik tidak boleh di ganggu, kecuali atas
komunikasi melalui sarana elektronik tidak boleh diganggu, kecuali atas
perintah hakim atau kekuasaan lain yang sah sesuai dengan Undang-Undang.
Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan, penghukuman, atau
perlakuan yang kejam, tidak manusiawi, penghilangan paksa dan
penghilangan nyawa.
Setiap orang tidak boleh ditangkap, ditekan, disiksa, dikucilkan, diasingkan,
atau dibuang secara sewenang-wenang.
Setiap orang berhak hidup dalam tatanan masyarakat dan kenegaraan yang
damai, aman dan tentram, yang menghormati, melindungi dan
melaksanankan sepenuhnya hak asasi manusia dan kewajiban dasar mausia
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.

2.7Pelanggaran HAM
Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang/kelompok yang secara
sengaja maupun tidak sengaja melawan hukum dengan membatasi HAM
seseorang/kelompok yang telah dijamin oleh Undang-Undang (UU).

Bentuk pelanggaran HAM yang sering muncul biasa terjadi dalam 2 bentuk,
yakni sebagai berikut :

1) Diskriminasi. Yakni suatu pembatasan, pelecehan atau bahkan pengucilan


secara langsung maupun tidak langsung didasarkan pada pembedaan
manusia, atas dasar agama, suku, ras, kelompok, golongan, jenis kelamin,
etnik, keyakinan beserta politik yang selanjutnya berimbas pada

9
pengurangan, bentuk penyimpangan atau penghapusan hak asasi manusia
dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik secara individu, maupun kolektif
di dalam berbagai aspek kehidupan.
2) Penyiksaan. Yakni perbuatan yang dilakukan secara sengaja sehingga
menimbulkan rasa sakit yang teramat atau penderitaan baik itu jasmani
maupun rohani pada seseorang untuk mendapat pengakuan dari seseorang
ataupun orang ketiga.
Berdasarkan sifatnya, pelanggaran dapat dibedakan menjadi 2 yakni :
1) Pelanggaran HAM berat,
yakni pelanggaran HAM yang bersifat berbahaya, dan mengancam nyawa
manusia, seperti halnya pembunuhan, penganiayaan, perampokan,
perbudakan, penyanderaan dan lain sebagainya.
2) Pelanggaran HAM ringan,
yakni pelanggaran HAM yang tidak mengancam jiwa manusia, namun
berbahaya apabila tidak segera diatasi/ditanggulangi. Misal, seperti kelalaian
dalam memberikan pelayanan kesehatan, pencemaran lingkungan secara
disengaja oleh masyarakat dan sebagainya.

Pelanggaran HAM berat, menurut Undang-Undang RI nomor 26 tahun 2000


tentang Pengadilan HAM, dapat diklasifikasikan menjadi 2 yakni :

a) Kejahatan Genosida.
Merupakan setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud menghancurkan
atau memusnahkan seluruh maupun sebagian kelompok bangsa, ras,
kelompok, maupun agama dengan cara :
Membunuh setiap anggota kelompok.
Mengakibatkan terjadinya penderitaan fisik dan mental yang berat
terhadap anggota kelompok.
Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang bisa mengakibatkan
kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya.
Memindahkan paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke dalam
kelompok yang lain.

b) Kejahatan terhadap kemanusiaan


Merupakan suatu tindakan/perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari
serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan
tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil, yang berupa :
Pembunuhan.

10
Pemusnahan.
Perbudakan.
Pengusiran atau pemindahan penduduk yang dilakukan secara paksa.
Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain
dengan sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan
pokok hukum internasional.
Penyiksaan.
Perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan
kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau segala
bentuk kekerasan seksual lainnya yang setara.
Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu maupun
perkumpulan yang didasari dengan persamaan paham politik, ras,
kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lainnya
yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut
hukum internasional.
Penghilangan orang secara paksa.
Kejahatan apartheid, yakni sistem pemisahan ras yang diterapkan
oleh suatu pemerintahan bertujuan untuk melindungi hak istimewa
dari suatu ras atau bangsa.

Pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) di atas pada dasarnya adalah bentuk
pelanggaran kepada hak hidup, hak kemerdekaan, dan hak kebahagiaan yang
dimiliki oleh setiap manusia. Selain itu pula, pelanggaran HAM berat merupakan
bentuk penghinaan terhadap harkat, derajat dan martabat manusia.

2.8 LANDASAN FILOSOFIS, IDEOLOGIS, DAN YURIDIS KONSTITUSIONAL


HAK ASASI MANUSIA

Hak asasi manusia merupakan hak fundamental yang dimiliki setiap manusia
sebagai anugerah Tuhan oleh sebab itu bersifat universal. Sekalipun HAM itu
bersifat universal, tetapi pemahaman setiap orang tentang HAM tersebut berbeda-
beda. Cara pandang tersebut dipengaruhi oleh sistem filsafat, ideologi, dan yuridis
konstitusional.

11
A. Sistem Nilai yang Melandasi HAM

Sistem adalah keseluruhan dari unsur atau bagian yang berhubungan


secara fungsional dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Sistem nilai yang
melandasi HAM ditentukan oleh pandangan hidup bangsa. Bagi bangsa
Indonesia, panduan atau filsafat hidup bangsa yang telah disepakati adalah
pancasila. Sistem nilai yang melandasi HAM berdasarkan pandangan hidup
bangsa adalah sistem nilai universal dan lokal.

Sistem nilai universal yang melandasi HAM adalah sebagai berikut :

a) Nilai religius dan kebutuhan

b) Nilai kemanusiaan

c) Nilai persatuan

d) Nilai kerakyatan, dan

e) Nilai keadilan.

Setiap bangsa di dunia memiliki kepercayaan terhadap adanya Tuhan.


Bukti-bukti adanya Tuhan yang dikumpulkan rasio manusia sebagai berikut :

1. Bukti teologis yaitu sebagian besar manusia di muka bumi ini percaya
adanya suatu kekuatan adikodrati yang menguasai kehidupan manusia.
2. Bukti teleologis, yaitu bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta
itu ada arah dan tujuan.
3. Bukti ontologis, yaitu bukti tentang segala sesuatu yang ada di alam
semesta itu pasti ada yang mengadakan.
4. Bukti kosmologis yaitu bukti tentang keteraturan alam semesta.
5. Bukti kausalitas yaitu bukti adanya hukum sebab akibat di alam
semesta akan mengantarkan rasio pada penyebab pertama yang tidak
disebabkan.
6. Bukti psikologis yaitu sebagian besar manusia memiliki ketakutan
untuk mati.
7. Bukti moral yaitu manusia merasa diperlakukan secara tidak adil.

12
Semua anggota masyarakat harus diperlakukan secara adil. Keadilan
menjadi sendi di dalam kehidupan masyarakat. Menurut Aristoteles,
keadilan itu dibedakan menjadi keadilan komutatif (antar individu),
distributif (negara kepada individu), dan legal (keadilan yang diberikan
oleh hukum yang berlaku).

Disamping nilai universal, ada sistem nilai lokal yang melandasi HAM.

Sistem nilai lokal tersebut adalah sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

B. Landasan Filosofis

Setiap orang atau masyarakat tentu memiliki masalah. Ada masalah


yang bersifat sederhana dan praktis sehari-hari, ada pula masalah yang bersifat
fundamental filsafati. Seiring dengan perkembangan zaman, penyelesaian
masalah secara mitologis itu dipandang tidak memuaskan manusia. Kemudian,
manusia mencari penyelesaian dengan kemampuan sendiri yaitu berpikir.
Kemampuan berpikir menjadi ciri khas manusia. Tidak semua kemampuan
berpikir bersifat kefilsafatan.

Suatu pemikiran dikatakan bersifat kefilsafatan manakala memiliki


ciri-ciri tertentu. Pertama, berpikir kefilsafatan bersifat objektif, artinya
memiliki objek tertentu, baik objek materi maupun objek formal. Kedua,
berpikir kefilsafatan bersifat radikal. Radix artinya akar. Berpikir radikal
berarti berpikir sampai ke akar-akarnya sampai ditemukan hakikatnya. Ketiga,
berpikir kefilsafatan mempunyai ciri berpikir bebas. Artinya, berpikir
kefilsafatan itu bebas dari prasangka. Keempat, berpikir kefilsafatan bersifat

13
komprehensif. Dalam memikirkan objeknya, filsafat selalu melihat dari semua
segi, dan tidak bersifat parsial.

Secara etimologis, filsafat berasal dari kata Yunani, philo artinya cinta,
to love sahabat, dan sophia artinya kebijaksanaan, wisdom (pengetahuan dan
kebenaran). Filsafat adalah usaha manusia secara sungguh-sungguh untuk
mencintai kebijaksanaan yang diperoleh melalui pengetahuan dan kebenaran.

Bagi bangsa Indonesia, pilihan terbaik pada sistem filsafat hidup sebagaimana
terdapat di dalam pembukaan UUD 1945 itu merupakan pokok kaidah Negara
yang fundamental, yang memberikan asas moral dan budaya politik, sebagai
asas normatif pengembangan dan pengamalan IPTEK (Noorsyam, 1999)
termasuk HAM. Asas normatif filosofis ini menjiwai dan melandasi UUD
negara, sekaligus sebagai norma dasar dan tertinggi di dalam Negara.
Pancasila sebagai norma dasar Negara atau pokok kaidah negara yang
fundamental oleh MPR tidak diamandemen (diubah). HAM dikembangkan
berdasarkan sistem filsafat hidup dan norma dasar Pancasila. Pemahaman atas
HAM harus sesuai atau tidak boleh bertentangan dengan norma dasar tersebut.

C. Landasan Ideologis

Istilah ideologi diunakan pertama kali oleh Destutt de Tracy di dalam


buku Elements dideologie. Ia menjelaskan ideologi sebagai ilmu tentang ide.
Ideologi sebagai sistem ide menunjuk pada paham konservatisme,
environmentalisme, sosialisme, dan kadang-kadang digunakan untuk
menyebut kepentingan kelas-kelas dalam masyarakat, sebagaimana digunakan
Karl Marx untuk menyebut kesadaran untuk memperjuangkan kepentingan
(Thomas Mautner, 1997).

Ideologi adalah ajaran tentang cita-cita berdasarkan sistem nilai yang


diyakini kebenarannya. Sistem nilai tersebut dikembangkan oleh filsafat.
Melalui pemikiran filsafat, sistem nilai tersebut merupakan hasil perenungan
secara mendalam tentang hakikat terdasar dari segala sesuatu. Untuk

14
melaksanakan hasil pemikiran filsafat tersebut dibutuhkan ideologi. Ideologi
merupakan petunjuk untuk melaksanakan filsafat. Secara harfiah, ideologi
berarti system of ideas yang mensistematiskan seluruh pemikiran tentang
kehidupan dan melengkapinya dengan sarana serta strategi dan kebijakan
untuk menyesuaikan realitas kehidupan dengan nilai-nilai filsafat (Oetojo
Usman dan Alfian, 1992).

Ideologi dikembangkan dari sistem filsafat. Ideologi kapitalisme


dikembangkan dari sistem filsafat liberalisme-individualisme. Ideologi
komunisme dikembangkan dari sistem filsafat materialisme. Menurut ideologi
liberalisme-individualisme, manusia itu bagaikan atom yang berdiri lepas dan
bebas dari pengaruh ataom lainnya. Individu tersebut berinteraksi dan
membuat perjanjian (contract social) untuk membentuk masyarakat.

Berbeda halnya dengan liberalisme-individualisme, ideologi komunisme


didasarkan pada filsafat materialisme. Pada hakikatnya segala sesuatu yang
ada itu dapat dikembalikan pada prinsip materialistik. Manusia semata-mata
sebagai makhluk materi tidak memiliki kebebasan. Ideologi komunisme ini
banyak dianut oleh Rusia, Eropa Timur, dan Negara di bawah penharuh
Tiongkok (RRC).

Bangsa Indonesia tidak memihak pada salah satu atau kedua ideologi
kapitalisme dan komunisme. Bangsa Indonesia memiliki ideologi yang
disepakati bersama. Ideologi tersebut dapat dilihat pada pembukaan UUD
1945. Terbentuknya ideologi tersebut dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal. Faktor internal perkembangan bangsa Indonesia berupa alam
lingkungan hidup yang menjadi wahana kehidupan bangsa Indonesia. Facktor
eksternal berupa pergaulan antar bangsa yang membawa pengaruh perubahan
pemikiran, sikap dan perilaku.

D. Landasan Yuridis Konstitusional

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) didirikan oleh para


pendiri negara, the faonding fathers sudah dilengkapi dengan hukum dasar.
Hukum dasar yang dimaksud adalah norma dasar yang dijadikan landasan

15
untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Hukum dasar itu ada
yang tertulis dan ada pula yang tidak tertulis.

Norma dasar yang dijadikan hukum dasar penyelenggaraan kehidupan


berbangsa dan bernegara oleh pendiri negara secara eksplisit dijelaskan di
dalam Pembukaan UUD 1945. Begitu fundamental norma dasar tersebut
sehingga UUD 1945 mempunyai kedudukan yang sangat tinggi sebagai
sumber hukum. Ketentuan HAM sudah diletakkan secara normatif di dalam
Pembukaan UUD 1945, dan secara rinci dijabarkan di dalam pasal 28 A
sampai dengan J.

Pembukaan UUD 1945 terdiri atas empat alinea.:

Alinea pertama, memuat pernyataan bangsa Indonesia tentang


kemerdekaan sebagai hak asasi bangsa-bangsa di dunia.
Alinea kedua, memuat perjuangan pergerakkan kemerdekaan bangsa
Indonesia dalam memperoleh kemerdekaan (hak asasi setiap bangsa).
Alinea ketiga, memuat pernyataan bahwa kemerdekaan bangsa
Indonesia itu diperoleh melalui :
a) Usaha perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia
b) Perjuangan tersebut diridloi Tuhan Yang Maha Esa
c) Kemerdekaan yang di capai dengan keinginan luhur sebagai
bangsa yang merdeka, berdaulat, adil dan maju.
Alinea keempat, memuat pernyatan bahwa negara Indonesia merdeka
yang didirikan mempunyai tujuan :
a) Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
bangsai ndonesia
b) Memajukan kesejahteraan umum
c) Mencerdaskan kehidupan bangsa
d) Ikut serta dalam menjaga perdamaian dunia yang abadi
berdasarkan keadilan.
2.9 Pembagian Bidang, Jenis dan Macam Hak Asasi
Manusia Dunia

1. Hak asasi pribadi / personal Right

Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pndah tempat


Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat

16
Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan
Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan
kepercayaan yang diyakini masing-masing

2. Hak asasi politik / Political Right

Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan


hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan
Hak membuat dan mendirikan parpol / partai politik dan organisasi politik
lainnya
Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi

3. Hak azasi hukum / Legal Equality Right


Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil / pns
Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum

4. Hak azasi Ekonomi / Property Rigths


Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli
Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak
Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang, dll
Hak kebebasan untuk memiliki susuatu
Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak

5. Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights

Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan


Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan dan
penyelidikan di mata hukum.

6. Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right


Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan
Hak mendapatkan pengajaran
Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat.

2.10 Lembaga-lembaga Penegak HAM di Indonesia


A. Komisi Nasional HAM (Komnas HAM)

17
Gambar 2.2. Lambang Komnas HAM

Pada awalnya dibentuk dengan Kepres. No. 50 tahun 1993. Terbentuknya UU


HAM pada 1999 membuat Komnas HAM harus menyesuaikan diri dengan UU
tersebut. Tujuan komnasHAM adalah:
1) Membantu pengembangan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan HAM
2) Meningkatkan perlindungan dan penegakan HAM guna berkembangnya
pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuan partisipasi dalam
berbagai bisang kehidupan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Komnas HAM menjalankan fungsinya


sebagai berikut:

1) Pengkajian dan Penelitian


Meliputi; mengkaji dan meneliti instrument internasional HAM
(kemungkinan aksesi dan ratifikasi) dan instrument nasional HAM
(rekomendasi pembentukan, perubahan dan pencabutan per-UUan).
2) Penyuluhan
Meliputi; menyebarluaskan wawasan HAM kepada masyarakat,
peningkatan kesadaran HAM dalam lembaga formal dan non-formal, dan
kerjasama dengan organisasi lain dalam bidang HAM.
3) Pemantauan
Meliputi; pengamatan dan penyusunan laporan hasil pengamatan
terhadap pelaksanaan HAM, penyelidikan dan pemeriksaan peristiwa
pelanggaran HAM dalam masyarakat, pemanggilan kepada pelapor atau
korban atau atau saksi atau yang diadukan terkait pelanggaran HAM,
peninjauan lokasi pelanggaran HAM, pemanggilan pihak terkait dan

18
pemeriksaan setempat terhadap suatu tempat atau bangunan yang dimiliki
pihak tertentu dengan izin pengadilan dan pemberian pendapat erdasar
persetujuan ketua pengadilan dalam kasus HAM.
4) Mediasi
Meliputi; perdamaian, penyelesaian perkara, pemberian saran untuk
menempuh jalan pengadilan, penyampaian rekomendasi kepada pemerintah
DPR RI untuk ditindaklanjuti.

B. Pengadilan HAM

Gambar 2.3. Simbol Keadilan

Merupakan pengadilan khusus di lingkungan pengadilan umum di


kabupaten atau kota yang secara khusus menangani kasus pelanggaran HAM
berat seperti genosida (pemusnahan massal terhadap suatu ras, etnis, bangsa atau
agama tertentu) dan kejahatan terhadap kemanusiaan, seperti pembunuhan,
pemusnahan, pengusiran, perkosaan, pemaksaan pemandulan, peganiayaan,
penculikan, kejahatan apartheid (penindasan dan dominasi terhadap suatu
kelompok ras demi mempertahankan kekuasaan) dan lain-lain (menurut UU No.
26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM). Dikenal juga pengadilan HAM ad hoc

19
yang menyelesaikan kasus pelanggaran HAM yang terjadi sebelum UU HAM
lahir (menganut asas retroaktif atau berlaku surut).

C. Komisi Nasional Perlindungan Anak (KNPA) dan Komisi


Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)

KNPA lahir berawal dari gerakan nasional perlindungan anak sejak 1997. Setelah
reformasi, tanggung jawab tersebut diserahkan pada masyarakat. KNPA melakukan
perlindungan anak dari perlakuan diskriminasi, eksploitasi, penelantaran, kekejaman,
kekerasan, penganiayaan, ketidakadilan dan perlakuan salah yang lain.

.
Gambar 2.4. Gedung KPAI

Ada juga KPAI yang dibentuk berdasar pasal 76 UU No, 23 tahun 2002. KPAI
dibentuk dengan tujuan:

Melakukan sosialisasi per-UUan yang berkaitan dengan perlindungan anak


Mengumpulkan data dan informasi, menerima pengaduan masyarakat,
melakukan penelaahan, pemantauan, evaluasi dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan perlindungan anak.
Member laporan, saran, masukan dan pertimbangan kepada presiden dalm
rangka perlindungan anak.

20
D. Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan

Komisi ini dibentuk berdasar kepres No. 181 tahun 1998 dengan dasar
pertimbangan sebagai upaya penghapusan tindak kekerasan terhadap perempuan.
Tujuan komisi ini adalah:

Menyebarluaskan pemahaman tentang bentuk kekerasan terhadap


perempuan
Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi penghapusan kekerasan
terhadap perempuan
Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan segala bentuk
kekerasan terhadap perempuan dan hak asasi perempuan.

Fungsi komisi ini antara lain:

Penyebarluasan pemahaman, pencegahan penanggulangan, penghapusan


kekerasan terhadap perempuan
Pengkajian dan penelitian terhadap instrument PBB terkait perlindungan
HAM terhadap perempuan
Pemantauan dan penelitian terhadap segala bentuk kekerasan terhadap
perempuan
Penyebarluasan hasil pemantauan thd kekerasan terhadap perempuan
Pelaksanaan kerjasama regionl dan internasional dalam pencegahan dan
penanggulangan kekerasan terhadap perempuan.

21
Gambar 2.5. Komnas Perempuan

E. Komisi kebenaran dan Rekonsiliasi

Dibentuk berdasar UU No. 27 tahun 2004 dengan tujuan:

Memberikan alternative penyelesaian pelanggaran HAM berat di luar


pengadilan (non litigasi) HAM ketika pengadilan HAM mengalami
kebuntuan
Sarana mediasi pelaku dan korban pelanggaran HAM berat di luar jalur
sidang.

F. LSM Pro Demokrasi dan HAM


Merupakan organisasi non pemerintah (lembaga swadaya masyarakat)
yang berfokus pada pengembangan kehidupan demokratis dan pengembangan
HAM. Yang termasuk LSM ini antara lain: YLBHI (Yayasan Lembaga
Bantuan Hukum Indonesia), Kontras (Komisi untuk orang hilang dan korban
kekerasan), Elsam (lembaga studi dan advokasi masyarakat), PBHI
(Perhimpunan bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia) dan lain-lain. LSM
semacam ini kebanyakan lahir sebelum lahirnya KomnasHAM. Dalam
pelaksanaannya, LSM merupakan mitra kerja Komnas HAM yang
mendampingi korban pelanggaran HAM ke Komnas HAM.

22
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan
kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu
hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang
lain.Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan
RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang,
kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan
peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara
peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.

3.2 Saran-saran

Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan


memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati
dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan
jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain.Jadi dalam

23
menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita
dengan orang lain.

24

Anda mungkin juga menyukai