Anda di halaman 1dari 14

1

MODUL 8 PERKULIAHAN

Kewarganegaraan
Hak Azasi Manusia

Abstract Kompetensi (Sub-CPMK 1)


Perkuliahan dalam modul 8 ini Mahasiswa mampu memahami
menjelaskan dan membahas mengenai mengenai pengertian hak azasi
pengertian hak azasi manusia; tujuan manusia; tujuan hak azasi manusia;
hak azasi manusia; perkembangan perkembangan pemikiran HAM; HAM
pemikiran HAM; HAM pada tatanan pada tatanan global di Indonesia; HAM
global di indonesia; HAM di indonesia: di Indonesia: permasalahan dan
permasalahan dan penegakannya;
lembaga penegak HAM; penegakannya; lembaga penegak HAM;
mengembangkan pendidikan HAM. mengembangkan pendidikan HAM

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK


Ekonomi dan Bisnis Program U002100008 Dr. Dra. Aris Miyati Nasution, M.A.
Studi Manajemen 08
A. Umum

1. Perkuliahan Kewarganegaraan ke-8 ini bertujuan agar mahasiswa:


a. Mampu memahami pengertian, tujuan dan perkembangan Hak Azasi Manusia.
b. Mampu memahami HAM pada tatanan global di Indonesia

2. Materi Pembelajaran dalam perkuliahan Kewarganegaraan ke-8 mencakup:


Pengertian Hak Azasi Manusia; Tujuan Hak Azasi Manusia; Perkembangan Pemikiran
HAM; HAM pada tatanan global di Indonesia; HAM di Indonesia: Permasalahan dan
penegakannya; Lembaga Penegak HAM; Mengembangkan pendidikan HAM.

B. Pengertian Hak Azasi Manusia

Pengertian HAM adalah hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat
kodratif dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus dihormati,
dijaga, dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat atau Negara. Sedangkan dalam
UU tentang Hak Azasi Manusia dijelaskan bahwa pengertian Hak Azasi Manusia
adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dankeberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,hukum, Pemerintah dan setiap orang, demi
kehormatan serta perlindungan harkatdan martabat manusia (Pasal 1 angka 1 UU No. 39
Tahun 1999 tentang HAM, Hakekat HAM merupakan upaya menjaga keselamatan
eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan yaitu keseimbangan antara
kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya
menghormati, melindungi dan menjunjung tinggi HAM menjadi kewajiban dan tanggung
jawab bersama antara individu, pemerintah (aparatur pemerintah baik sipil maupun
militer) dan Negara.

Adapun beberapa ciri pokok hakikat HAM adalah sebagai berikut:


a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli, ataupun diwarisi.
b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang kelamin, ras, agama, etnis,
pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa.
c. HAM tidak bisa dilanggar.

2023 Mata kuliah Kewarganegaraan Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
2 Dosen Pengampu
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Dr. Dra. Aris Miyati Nasution. M.A.
Berikut definisi Hak Azasi Manusia berdasarkan pendapat dari beberapa ahli antara
lain akan diterangkan sebagai berikut:

Menurut Jhon Locke:


Hak azasi manusia merupakan hak yang langsung Tuhan berikan kepada manusia
sebagai bentuk hak secara kodrati. Oleh karena itu tidak ada kekuatan dari dunia ini yang
dapat mencabutnya. HAM mempunyai sifat yang mendasar serta suci.

Menurut Jan Materson


Jan Materson ialah anggota dari komisi HAM pada PBB. Menurut beliau HAM ialah
hak-hak yang ada di setiap manusia tanpanya maka manusia mustahil hidup sebagai
seorang manusia.

Menurut Miriam Budiarjo


HAM adalah hak merupakan kepemilikan setiap orang dari lahir di dunia. Hak ini
bersifat universal, karena hak yang dimiliki tanpa adanya sebuah perbedaan. Seperti ras,
budaya, suku, kelamin, dan juga agama.

Menurut Prof. Koentjoro Poerbopranoto


HAM ialah sebuah hak yang sifatnya mendasar. Hak yang telah dimiliki manusia
sesuai sebagai kodratnya yang dasarnya tidak dapat dipisahkan sehingga sifat HAM adalah
suci.

C. Tujuan Hak Azasi Manusia

Berikut merupakan tujuan dari adanya HAM, antara lain sebagai berikut ini,
1. Melindungi individu dari kekerasan dan sewenang-wenang
2. Mengembangkan kepada rasa saling menghargai sesama manusia
3. Mendorong untuk tindakan dimana dilandasi sebuah kesadaran serta tanggungjawab
untuk dapat menjamin bahwa hak-hak orang lain itu tidak untuk dilanggar

D. Perkembangan Pemikiran HAM

Pemahaman HAM di Indonesia sebagai tatanan nilai, norma, konsep yang di


masyarakat dan acuan bertindak pada dasarnya telah berlangsung cukup lama.
2023 Mata kuliah Kewarganegaraan Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
3 Dosen Pengampu
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Dr. Dra. Aris Miyati Nasution. M.A.
Adapun perkembangan pemikiran HAM di antaranya adalah:

1. Periode sebelum kemerdekaan (1908-1945). Dalam konteks pemikiran HAM, para


pemimpin Boedi Oetomo telah memperhatikan adanya kesadaran berserikat dan
mengeluarkan pendapat melalui petisi-petisi yang ditinjaukan kepada pemerintah
kolonial maupun dalam tulisan yang dimuat surat kabar Goeroe Desa. Bentuk
pemikiran HAM Boedi Oetomo dalam bidang hak kebebasan berserikat dan
mengeluarkan pendapat. Perdebatan pemikiran HAM yang terjadi dalam sidang
BPUPKI berkaitan dengan masalah hak persamaan kedudukan dimuka hukum.
Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang tidak layak, hak untuk memeluk
agama dan kepercayaan, hak berserikat, hak berkumpul, hak mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan.

2. Periode setelah kemerdekaan (1908-1945).


 Periode 1945-1950 Pemikiran HAM pada periode awal kemerdekaan masih
menekankan pada hak untuk merdeka (self determination), hak kebebasan
untuk berserikat melalui organisasi politik yang didirikan serta hak
kebebasan untuk menyampaikan pendapat terutama di parlemen.Hal terpenting
dengan HAM adalah adanya perubahan mendasar dan signifikan terhadap
pemerintahan dari sistem pemerintahan dari sistem presidensil menjadi sistem
parlemen.
 Periode 1950-1959 dalam rangka perjalanan Negara Indonesia dikenal dengan
sebutan periode demokrasi parlementer. Pemikiran HAM pada periode ini
mendapatkan momentum yang sangat membanggakan, karena suasana
kebebasan yang menjadi semangat demokrasi atau demokrasi parlementer
mendapatkan tempat dikalangan elit politik
 Periode 1959-1966. Pada periode ini sistem pemerintahan yang berlaku adalah
sistem demokrasi terpimpin sebagai reaksi penolakan Soekarno terhadap sistem
demokrasi parlementer. Pada sistem ini kekuasaan terrpusat dan berada di
tangan Presiden.
 Periode 1970-1980: Pemikiran elit penguasa pada masa ini sangat diwarnai
oleh sikap penolakannya terhadap HAM sebagai produk Barat dan individualistik
serta bertentangan dengan paham kekeluargaan yang dianut bangsa Indonesia.

2023 Mata kuliah Kewarganegaraan Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
4 Dosen Pengampu
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Dr. Dra. Aris Miyati Nasution. M.A.
Pemerintah pada periode ini bersifat defensive dan represive yang dicerminkan
dari produk hukum yang umumnya restriktif terhadap HAM.
 Periode 1966-1998. Pada masa awal periode ini telah diadakan berbagai
seminar tentang HAM. Salah satu seminar tentang HAM dilaksanakan pada
tahun 1967 yang merekomendasikan gagasan tentang perlunya pembentukan
pengadilan HAM, pembentukan Komisi dan PengadilanHAM untuk wilayah Asia.
 Periode 1998 - sekarang. Strategi penegakkan HAM pada periode ini dilakukan
melalui dua tahap status penentuan (perspective status) dan tahap penataan aturan
secara konsisten (rule consistent behaviour). Pada tahap penentuan telah
ditetapkan beberapa penentuan perundang–undangan tentang HAM seperti
amandemen konstitusi Negara (Undang–undang Dasar1945), ketetapan MPR
(TAP MPR), Undang–undang (UU), peraturan pemerintah dan ketentuan
perundang–undangan lainnya.

E. HAM pada Tatanan Global di Indonesia

Nilai-nilai HAM adalah nilai-nilai kemanusiaan universal yang mampu menembus


batas-batas wilayah negara. Sejalan dengan proses globalisai, HAM menjadi salah satu isu
yang dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru dunia. Penghormatan terhadap HAM
adalah penghormatan terhadap martabat manusia itu sendiri, sehingga penegakannya tidak
semata-mata sebagai kepentingan negara tetapi kepentingan umat manusia. Sebagai
akibatnya maka persoalan HAM seakan-akan bukan lagi persoalan internal negara, tetapi
menjadi urusan internasional yang merupakan concern semua negara. Oleh sebab itu maka
dalam hubungan internasional permasalahan HAM kadang menimbulkan ketegangan antar
negara. Ketika suatu negara dituduh oleh masyarakat internasional telah melanggar HAM,
tidak jarang terjadi ada negara lain yang merasa berhak untuk ikut campur tangan. Padahal,
dalam hubungan internasional ada prinsip non-intervensi, yaitu prinsip yang harus dipegang
oleh semua negara untuk tidak campur tangan urusan internal negara lain. Jika hal itu
terjadi, maka cara penyelesaian terbaik adalah melalui diplomasi damai tanpa mengerahkan
kekuatan bersenjata. Kondisi seperti itu sesungguhnya juga mengandung nilai positif, yaitu
bahwa penghormatan dan penegakan HAM diawasi oleh dunia internasional.

2023 Mata kuliah Kewarganegaraan Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
5 Dosen Pengampu
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Dr. Dra. Aris Miyati Nasution. M.A.
F. HAM di Indonesia: Permasalahan dan Penegakannya

Pelanggaran Hak Azasi Manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau


kelompok orang termasuk aparat Negara baik disengaja ataupun tidak disengaja atau
kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut
hak azasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin undang-undang
ini, dan tidak didapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian
hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku (UU No.
26/2000 tentang Pengadilan HAM). Pelanggaran terhadap hak azasi manusia dapat
dilakukan baik oleh aparatur Negara (non-state-actors) / UU No. 26/2000 tentang
Pengadilan HAM). Karena itu penindakan terhadap pelanggaran hak azasi manusia
tidak boleh hanya ditujukan terhadap aparatur Negara, tetapi juga pelanggaran yang
dilakukan oleh aparatur Negara. Pelanggaran Hak Azasi Manusia: Pelanggaran hak azasi
manusia adalah setiap perbuatan yang secara melawan hukum mengurangi,
menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak azasi manusia (UURI Nomor 39
Tahun 1999). Kapan dinyatakan adanya pelanggaran HAM ? Hampir dapat dipastikan
dalam kehidupan sehari–hari dapat ditemukan pelanggaran hak azasi manusia baik di
Indonesia maupun di belahan dunia lain. Pelanggaran itu baik dilakukan oleh negara/
pemerintah maupun oleh masyarakat. Richard Falk, salah seorang pemerhati HAM
mengembangkan suatu standar guna mengukur derajat keseriusan pelanggaran hak–hak
azasi manusia. Hasilnya adalah disusunnya kategori–kategori pelanggaran hak–hak
azasi manusia yang dianggap kejam, yaitu:
1) Pembunuhan besar–besaran (genocide).
2) Rasialisme resmi.
3) Terorisme resmi berskala besar.
4) Pemerintahan totaliter.
5) Penolakan secara sadar untuk memenuhi kebutuhan–kebutuhan dasar
manusia.
6) Perusakan kualitas lingkungan.
7) Kejahatan–kejahatan perang. Akhir–akhir ini di dunia Internasional maupun
di Indonesia, dihadapkanbanyak pelanggaran hak azasi manusia dalam
wujud terror. Leiden & Schmit, mengartikan terror sebagai tindakan
2023 Mata kuliah Kewarganegaraan Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
6 Dosen Pengampu
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Dr. Dra. Aris Miyati Nasution. M.A.
berasal dari suatu kekecewaan atau keputusasaan, biasanya disertai
dengan ancaman–ancaman tak berperikemanusiaan dan tak mengenal belas
kasihan terhadap kehidupan dan barang–barang dilakukan dengan cara-
cara melanggar hukum. Teror dapat dalam bentuk pembunuhan,
penculikan, sabotase, subversiv, penyebaran desas–desus, pelanggaran
peraturan hukum, main hakim sendiri, pembajakan
danpenyanderaan. Teror dapat dilakukan oleh pemerintah maupun oleh
masyarakat (oposan). Teror sebagai bentuk pelanggaran hak azasi manusia
yang kejam (berat), karena menimbulkan ketakutan sehingga rasa aman
sebagai hak setiap orang tidak lagi dapat dirasakan. Dalam kondisi ketakutan
maka seseorang/masyarakat sulit untuk melakukan hak atau kebebasan
yang lain, sehingga akan menimbulkan kesulitan dalam upaya
mengembangkan kehidupan yang lebih maju dan bermartabat.

Penggolongan pelanggaran HAM di atas merupakan contoh pelanggaran HAM


yang berat dikemukakan Ricahard Falk. Dalam UURI Nomor 39 Tahun 1999 yang
dikategorikan pelanggaran HAM yang berat adalah:
 Pembunuhan masal (genocide)
 Pembunuhan sewenang–wenang atau diluar putusan pengadilan;
 Penyiksaan;
 Penghilangan orang secara paksa;e.perbudakan atau diskriminasi yang dilakukan
secara sistematis.

Disamping pelanggaran HAM yang berat juga dikenal pelanggaran HAM biasa.
Pelanggaran HAM biasa antara lain: pemukulan, penganiayaan, pencemaran
nama baik, menghalangi orang untuk mengekspresikan pendapatnya, penyiksaan,
menghilangkan nyawa orang lain, dan lain-lain. Berikut ini contoh-contoh kasus pelanggaran
HAM yang pernah terjadi diIndonesia:
 Kasus Marsinah
 Kasus Tragedi Semanggi
 Kasus Bom Bali
 KasusTanjung Priok
 Kasus Pembunuhan Munir
2023 Mata kuliah Kewarganegaraan Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
7 Dosen Pengampu
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Dr. Dra. Aris Miyati Nasution. M.A.
G. Lembaga Penegak HAM

Dalam upaya perlindungan dan penegakan HAM telah dibentuk lembaga–


lembaga resmi oleh pemerintah seperti Komnas HAM, Komisi Nasional Anti Kekerasan
terhadap Perempuan, Peradilan HAM dan lembaga–lembaga yang dibentuk oleh
masyarakat terutama dalam bentuk LSM pro-demokrasi dan HAM.

a. Komnas HAM Komisi Nasional (Komnas) HAM pada awalnya dibentuk dengan
Keppres Nomor 50 Tahun 1993. Pembentukan komisi ini merupakan jawaban
terhadaptuntutan masyarakat maupun tekanan dunia internasional tentang perlunya
penegakan hak azasi manusia di Indonesia. Kemudian dengan lahirnya UURINomor
39 Tahun 1999 tentang Hak Azasi Manusia, yang didalamnya mengatur
tentang Komnas HAM (Bab VIII, pasal 75 s/d. 99) maka Komnas HAM yang
terbentuk dengan Keppres tersebut harus menyesuaikan dengan UURI Nomor 39
Tahun 1999. Komnas HAM bertujuan:
1) Membantu pengembangan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak azasi
manusia.
2) Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak azasi manusia guna
berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuan
berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan. Untuk melaksanakan tujuan
tersebut, Komnas HAM melaksanakan fungsi sebagai berikut:
 Fungsi pengkajian dan penelitian. Untuk melaksanakan fungsi ini, Komnas
HAMberwenang antara lain:
 Melakukan pengkajian dan penelitian berbagaiinstrumen
internasionaldengan tujuan memberikansaran-saran mengenai
kemungkinanaksesi dan atau ratifikasi.
 Melakukan pengkajian dan penelitian berbagaiperaturan perundang-
undangan untuk memberikanrekomendasi mengenai pembentukan,
perubahan dan pencabutan peraturan perundang-undangan
yangberkaitan dengan hak azasi manusia.
 Fungsi penyuluhan. Dalam rangka pelaksanaan fungsi ini, Komnas HAM
berwenang:
2023 Mata kuliah Kewarganegaraan Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
8 Dosen Pengampu
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Dr. Dra. Aris Miyati Nasution. M.A.
 Menyebarluaskan wawasan mengenai hak azasi manusia
kepadamasyarakat Indonesia.
 Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hak azasi
manusiamelalui lembaga pendidikan formal dan non formal serta
berbagaikalangan lainnya
 Kerjasama dengan organisasi, lembaga atau pihak lain baik
tingkatnasional, regional, maupun internasional dalam bidang hak
azasimanusia.
 Fungsi pemantauan.Fungsi ini mencakup kewenangan antara lain:
 pengamatan pelaksanaan hak azasi manusia dan penyusunan
laporanhasil pengamatan tersebut.
 Penyelidikan dan pemeriksaan terhadap peristiwa yang timbul
dalammasyarakat yang patut diduga terdapat pelanggaran hak azasi
manusia.
 Pemanggilan kepada pihak pengadu atau korban maupun pihak
yangdiadukan untuk dimintai atau didengar keterangannya.
 Pemanggilan saksi untuk dimintai dan didengar kesaksiannya,
dankepada saksi pengadu diminta menyerahkan bukti yang
diperlukan.e)peninjauan di tempat kejadian dan tempat lainnya yang
dianggap perlu.
 Pemanggilan terhadap pihak terkait untuk memberikan
keterangansecara tertulis atau menyerahkan dokumen yang diperlukan
sesuaidengan aslinya dengan persetujuan Ketua Pengadilan.
 Pemeriksaan setempat terhadap rumah, pekarangan, bangunan
dantempat lainnya yang diduduki atau dimiliki pihak tertentu
denganpersetujuan Ketua Pengadilan.
 Pemberian pendapat berdasarkan persetujuan Ketua Pengadilan
terhadap perkara tertentu yang sedang dalam proses peradilan,
bilamana dalam perkara tersebut terdapat pelanggaran hak azasi
manusia dalam masalah publik dan acara pemeriksaan oleh pengadilan
yang kemudian pendapat Komnas HAM tersebut wajib
diberitahukanoleh hakim kepada para pihak.

2023 Mata kuliah Kewarganegaraan Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
9 Dosen Pengampu
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Dr. Dra. Aris Miyati Nasution. M.A.
 Fungsi mediasi. Dalam melaksanakan fungsi mediasi Komnas HAM
berwenang untuk melakukan :
 perdamaian kedua belah pihak.
 Penyelesaian perkara melalui cara konsultasi, negosiasi, konsiliasi,
danpenilaian ahli.
 Pemberian saran kepada para pihak untukmenyelesaikan
sengketamelalui pengadilan.
 Penyampaian rekomendasi atas sesuatu kasus pelanggaran hak azasi
manusia kepada Pemerintah untuk ditindaklanjuti penyelesaiannya.
 Penyampaian rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran hak
azasimanusia kepada DPR RI untuk ditindaklanjuti. Bagi setiap orang dan
atau kelompok yang memiliki alasan kuat bahwa hak azasinya telah
dilanggar dapat mengajukan laporan dan pengaduan lisan atau tertulis
pada Komnas HAM. Pengaduan hanya akan dilayani apabila disertai
dengan identitas pengadu yang benar dan keterangan atau bukti awal
yang jelas tentang materi yang diadukan.

b. Komisi Nasional Perlindungan Anak dan Komisi Perlindungan Anak


Indonesia. Komisi Nasional Perlindungan Anak (KNPA) ini lahir berawal dari
gerakannasional perlindungan anak yang sebenarnya telah dimulai sejak tahun
1997. Kemudian pada era reformasi, tanggung jawab untuk memberikan
perlindungan anak diserahkan kepada masyarakat. Tugas KNPA melakukan
perlindungan anak dari perlakuan, misalnya: diskriminasi, eksploitasi, baik ekonomi
maupun seksual, penelantaraan, kekejaman, kekerasan, penganiayaan, ketidak adilan
dan perlakuan salah yang lain. KNPA juga yang mendorong lahirnya UURI Nomor 23
Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Disamping KNPA juga dikenal KPAI
(Komisi Perlindungan Anak Indonesia). KPAI dibentuk berdasarkan amanat pasal
76 UU RI Nomor 23 Tahun 2002.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia bertugas :


 Melakukan sosialisasi seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan perlindungan anak

2023 Mata kuliah Kewarganegaraan Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
10 Dosen Pengampu
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Dr. Dra. Aris Miyati Nasution. M.A.
 Mengumpulkan data dan informasi, menerima pengaduan masyarakat,
melakukan penelaahan, pemantauan, evaluasi, dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan perlindungan anak.
 Memberikan laporan, saran, masukan, dan pertimbangan kepada Presiden dalam
rangka perlindungan anak.

c. Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan. Komisi Nasional Anti


Kekerasan terhadap Perempuan dibentuk berdasarkan Keppres Nomor 181 Tahun
1998. Dasar pertimbangan pembentukan Komisi Nasional ini adalah sebagai upaya
mencegah terjadinya dan menghapus segala bentuk kekerasan terhadap perempuan.
Komisi Nasional ini bersifat independen dan bertujuan:
 menyebarluaskan pemahaman tentang bentuk kekerasan terhadap
perempuan.
 Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi penghapusan bentuk kekerasan
terhadap perempuan.
 Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan segala bentuk
kekerasan terhadap perempuan dan hak azasi perempuan. Dalam rangka
mewujudkan tujuan di atas, Komisi Nasional ini memiliki kegiatan sebagai berikut:
 Penyebarluasan pemahaman, pencegahan, penanggulangan, penghapusan
segala bentuk kekerasan terhadap perempuan.
 Pengkajian dan penelitian terhadap berbagai instrument PBB mengenai
perlindungan hak azasi manusia terhadap perempuan.
 Pemantauan dan penelitian segala bentuk kekerasan terhadap perempuan
dan memberikan pendapat, saran dan pertimbangan kepada pemerintah.
 Penyebar luasan hasil pemantauan dan penelitian atas terjadinya kekerasan
terhadap perempuan kepada masyarakat.
 Pelaksanaan kerjasama regional dan internasional dalam upaya
pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan.

d. LSM Pro-demokrasi dan HAM. Disamping lembaga penegakan hak azasi manusia
yang dibentuk oleh pemerintah, masyarakat juga mendirikan berbagai lembaga
HAM. Lembaga HAM bentukan masyarakat terutama dalam bentuk LSM (Lembaga
Swadaya Masyarakat) atau NGO (Non Governmental Organization) yang

2023 Mata kuliah Kewarganegaraan Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
11 Dosen Pengampu
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Dr. Dra. Aris Miyati Nasution. M.A.
programnya berfokus pada upaya pengembangan kehidupan yang
demokratis (demokratisasi) dan pengembangan HAM. LSM ini sering disebut
sebagai LSM Prodemokrasi dan HAM. Yang termasuk LSM ini antara lain YLBHI
(Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia), Kontras (Komisi untuk Orang Hilang
dan Korban Tindak Kekerasan), Elsam (Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat),
PBHI (Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Azasi Indonesia). LSM yang menangani
berbagai aspek HAM, sesuai dengan minat dan kemampuannya sendiri pada
umumnya terbentuk sebelum didirikannya Komnas HAM. Dalam pelaksanaan
perlindungan dan penegakkan HAM, LSM tampak merupakan mitra kerja
Komnas HAM. Misalnya, LSM mendampingi para korban pelanggaran HAM ke
Komnas HAM. Di berbagai daerah-pun kini telah berkembang pesat LSM dengan
minat pada aspek HAM dan demokrasi maupun aspek kehidupan yang lain.
Misalnya di Yogyakarta terdapat kurang lebih 22 LSM. LSM di daerah Yogyakarta
ada yang merupakan cabang dari LSM Pusat (Nasional) juga ada yang berdiri sendiri.

H. Mengembangkan Pendidikan HAM

Hakikatnya, Negara memilki kewajiban terhadap HAM yang meliputi Kewajiban


menghormati (obligation to respect), Kewajiban memajukan (obligation to promote),
Kewajiban memenuhi (obligation to fullfil), Kewajiban melindungi (obligation to protect), dan
Kewajiban menegakkan (obligation to enforce). Sudahkah Negara memenuhi kewajiban
tersebut? menurut saya belum. Maka dari itu, saya yang peduli akan kemanusiaan di Negeri
ini akan memberikan gagasan dari perspektif saya sendiri mengenai kewajiban Negara
terhadap Hak Azasi Manusia, khususnya upaya untuk memajukan HAM.
Untuk memajukan Hak Azasi Manusia, pendidikan HAM harus menjadi suatu
kewajiban moral bagi masyarakat Indonesia yang diajarkan secara menyeluruh dan
sistematis melalui jalur pendidikan formal baik di tingkat sekolah dasar, menengah, maupun
tinggi.
Melalui pendidikan HAM, masyarakat dapat memahami konsep, gagasan, dan
mempelajari kasus-kasus mengenai HAM, sehingga dengan menanamkan pemahaman
tersebut masyarakat Indonesia dapat sadar dan paham mengenai Hak Azasi Manusia sejak

2023 Mata kuliah Kewarganegaraan Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
12 Dosen Pengampu
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Dr. Dra. Aris Miyati Nasution. M.A.
dini. Lebih jauh dari itu, melalui pendidikan HAM diharapkan dapat memajukan bangsa
Indonesia yang masyarakatnya menghormati dan menegakan HAM.
Selain itu, perlu juga kita mendorong terhadap apa yang diprogramkan oleh Komnas
HAM yaitu, Sekolah Ramah HAM (SR HAM) yang hingga saat ini belum terealisasikan.
Sekolah Ramah HAM adalah sebuah sekolah yang mengintegrasikan nilai-nilai HAM
sebagai prinsip-prinsip inti dalam organisasi dan pengelolaan sekolah, di mana nilai atau
prinsip HAM menjadi pusat atau ruh dari proses pembelajaran dan pengalaman serta hadir
di semua sisi kehidupan sekolah tersebut.
Sekolah Ramah HAM mempunyai konsep pendidikan HAM berperan sebagai materi
pelajaran yang diajarkan dan sebagai metode atau pendekatan untuk menerapkan atau
mempraktikkan nilai-nilai HAM di sekolah. Sekolah Ramah HAM akan memberi manfaat
nyata yaitu mampu memberikan solusi yang tepat untuk mengatasi, menghapus atau
minimal mengurangi secara signifikan jumlah kasus pelanggaran HAM yang terjadi di
sekolah.
Pendidikan HAM akan bekerja secara maksimal melalui Sekolah Ramah HAM.
Berhubung program tersebut belum di terapkan, maka kita harus terus mendorong
pemerintah agar segera menerapkan program tersebut agar bangsa Indonesia maju, dan
tentunya dengan masyarakat yang menghormati dan menegakan Hak Azasi Manusia.

Sumber Pustaka :

Utama:
1. Etika Berwarganeraga (Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi)
2. Pendidikan Kewarganegaraan, Sri Harini Dwityatmi, 2012, Yogyakarta, Pustaka
Pelajar)
3. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, Budi Juliardi, 2014,
Jakarta, Rajawali Press.
4. Pendidikan Kewarganegaraan, Civic Education, Abdul Razak dan A. Ubaedillah,
2013. ICCE UIN Syarif Hidayatullah dan Prenada Media Group.
5. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, Winarno, 2013, Jakarta, Bumi
Aksara.

2023 Mata kuliah Kewarganegaraan Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
13 Dosen Pengampu
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Dr. Dra. Aris Miyati Nasution. M.A.
Pendukung:
1. Pancasila dan UUD NRI 1945, Naskah Lemhanas, 2017.
2. Kepemimpinan, Naskah Lemhanas, 2017.
3. Geopolitik dan Wawasan Nusantara, Naskah Lemhanas, 2017.
4. Geostrategi Indonesia dan Ketahanan Nasional, Naskah Lemhanas, 2017.
5. Fenomena Kultur dan Politik di Indonesia, Herlia Tati, Jurnal Dephan, 2004.
6. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdiknas, 2002, Balai Pustaka.
7. Sistem Manajemen Nasional, Naskah Lemhanas, 2017.
8. Kewaspadaan Nasional, Naskah Lemhanas, 2017.

Dua soal untuk mahasiswa:


1. Bagaimanakah mengembangkan pendidikan Hak Azasi Manusia di Indonesia?
2. Jelaskan Pengertian Hak Azasi Manusia menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 39
Tahun 1999 tentang HAM dan bagaimana pula pendapat 4 (empat) orang ahli.

Perhatian Penting

Bagi mahasiswa yang tidak menjawab dua soal tersebut di atas, berarti tidak hadir
diperkuliahan yang akan mempengaruhi dapat/tidak dapat mengikuti UAS
Kewarganegaraan.

2023 Mata kuliah Kewarganegaraan Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
14 Dosen Pengampu
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Dr. Dra. Aris Miyati Nasution. M.A.

Anda mungkin juga menyukai