Anda di halaman 1dari 15

Hukum Hak-hak Asasi Manusia

Dosen:
1. Prof. Dr. Bagirmanan, S.H., MCL.
2. Prof. Dr. Rukmana Amanwinata, S.H., MH.
3. Dr. 1 Gde Pantja Astawa, S.H., MH.
4. Rudi M. Rizky, S.H., LLM.
5. Yesmil Anwar, S.H., M.Si.
6. Hernadi Affandi, S.H.
7. R.A. Gusman Catur Siswandi, S.H.

PENDAHULUAN
 Kemenangan Jepang atas Rusia pada peperangan di sekitar Laut
Kuning (1905) telah membangkitkan bahwa kemanipuan bangsa kulit kuning tidak
berada di bawah bangsa kulit putih.
 Pendirian Budi Utomo (tahun 1908) dapat dianggap sebagai titik awal
timbulnya kesadaran untuk mendirikan suatu negara kebangsaan yang terlepas dari
cengkeraman kolonial, yang kemudian dalam konteks hak asasi manusia (HAM)
dikenal sebagai perwujudan dari the right of self determination.
 Pada dasamya HAM secara kodrat melekat pada jati diri manusia
sebagai karunia Tuhan YME.
 Masalah HAM adalah masalah lama, artinya telah diperdebatkan sejak
manusia hadir di dunia, namun tetap aktual karena perdebatan itu tidak pernah
tuntas, bahkan senantiasa timbul dan timbul lagi permasalahan baru.
 HAM adalah dinamis, artinya pemahamannya senantiasa berkembang
terus dari waktu ke waktu.
 HAM sudah ada dalam konsep dan nilai-nilai budaya dan agama. "Ada
yang memandang sebagai hal keagamaan, ada juga yang memandang sebagai hal
duniawi.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 1


Campus in Compact – Hukum Hak Asasi Manusia
 Bila dibenarkan atas dasar etika maka disebut sebagai hak moral,
sedangkan apabila dibenarkan atas dasar hukum maka disebut hak hukum.
 Terdapat dua kutub konsep HAM yaitu:
1. Konsep individualistik,
2. Konsep kolektivistik,
Disamping itu (terdapat pula)
3. Konsep pancasila.
Konsep HAM berdasarkan Pancasila adalah pemahaman HAM harus dilakukan
secara harmonis atau dalam keseimbangan antara hak dan kewajiban, sehingga hak
dan kewajiban adalah dwi tunggal/monodualistik.

CIRI-CIRI
 Antara lain:
 Inheren; orang memiliki HAM karena ia adalah umat manusia.
 Universal; berlaku bagi scmua orang tanpa memandang status, suku bangsa
gender, ataupun perbedaan lainnya.
 Tak diingkari; HAM tidak dapat dicabut dan diserahkan.
 Tak dapat dibagi; semua orang berhak mendapat semua hak, apakah itu hak sipil
politik, ekonomi, sosial maupun budaya.
 Saling tergantung; penikmatan salah satu hak dipengaruhi oleh penikmatan hak-
hak lainnya, misal; penikmatan hak sipil dan politik memungkinkan untuk
menikmati hak-hak ekonomi dan sosial lebih baik, dan sebaliknya.

CAKUPAN HAM
 HAM mencakup hak individual (hak yang berlaku untuk individual) dan
hak kolektif (hak yang berlaku untuk kelompok orang).
 Hak individual misalnya; hak ntuk mendapatkan pengadilan yang adil,
sedangkan hak kolektif misalnya; hak untuk ikut serta dalam pembangunan dan
menentukan nasib scndiri.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 2


Campus in Compact – Hukum Hak Asasi Manusia
SEJARAH HAM
Sampai saat ini dibagi dalam 3 generasi:
 Generasi I,
 Sekitar Abad 14-15.
 Yaitu berkenaan dengan hak-hak sipil dan politik, lahir
sebagai akibat adanya kebebasan (liberalisme).
 Ditandai dengan adanya berbagai macam istilah hak,
yaitu dengan menggunakan istilah freedom from...
 Generasi II,
 Sctelah PD 1, yaitu dengan munculnya prinsip persamaan.
 Yaitu berkenaan dengan hak-hak ekonomi, sosial, dan
budaya.
 Ditandai dengan adanya berbagai macam istilah hak,
yaitu dengan menggunakan istilah freedom of..
 Generasi III,
 Muncul bersamaan dengan lahimya beberapa konsep
penting dalam perkembangan peradaban manusia khususnya berkaitan dengan
negara, seperti; konsep demokrasi dan negara hukum.
 Yaitu berkenaan dengan persamaan hak untuk
memperoleh pelayanan dari pemerintah yang bersih, dikaitkan dengan adanya
tanggung jawab negara (sebagai good government).
 Ditandai dengan adanya berbagai macam istilah hak,
seperti; hak atas informasi, hak atas akses-akses kegiatan-kegiatan negara, dsb.

PENGATURAN
 Adalah sebagai berikut:
1. Nasional;
- di dalam konstitusi/UUD,
- di luar konstitusi/UUD/di dalam dokumen yang tidak terpisahkan
dari konstitusi/ UUD.
2. Internasional;

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 3


Campus in Compact – Hukum Hak Asasi Manusia
- di dalam Universal Declaration of Human Rights tahun 1948
(sccara global), yang dituangkan lcbih lanjut dalam; ICCPR tahun 1966 dan
OPICCPR tahun 1966, SCESR tahun 1966,dsb.
3. Di Indonesia;
- Dalam UUD1945,
- Konstitusi RIS 1949.
- UUDS 1950,dan
- peraturan pelaksananya.

 Dalam dalam UUD 1945 dan peraturan pelaksananya:


- Latar belakang perumusan HAM di dalam UUD 1945
(perdebatan antara Soekarno -Soepomo dengan Moch. Hatta).
- Pencantuman HAM dalam UUD 1945 relatif singkat (hasil
kompromi).
- Pengaturan HAM di dalam UUD 1945 setelah perubahan kedua
tahun 2000;
Ps. 27, 28 (Bab X tentang Warga Negara), ps 28 A s/d 28 J (Bab XA tentang
HAM), ps. 29, 30, 31, dan34.

IMPLEMENTASl DALAM PERATURAN PER-UU-AN


Implementasi HAM di dalam peraturan perundang-undangan adalah sebagai berikut:
- Tap MPR No. Vll/MPR/1998,
- UU No. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di
Muka Umum; UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM; UU No. 26 Tahun 2000
tentang Pengadilan HAM; UU No. 5 Tahun 1998 tentang Ratifikasi Konvensi Anti
Penyiksaan), dsb.
- Keppres No. 129 Tahun 1998 tentang Rencana Aksi Nasional HAM;
Keppres No. 181 Tahun 1998 tentang Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap
Perempuan;
- Beberapa dokumen historis; Code Hukum Hamurrabi (membawa keadilan
dalam negara untuk memberantas yang jahat dan murka; yang kuat tidak menindas
yang lemah), Perundangan Raja Thutmose, dsb.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 4


Campus in Compact – Hukum Hak Asasi Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 5
Campus in Compact – Hukum Hak Asasi Manusia
ASPEK HUKUM TATA NEGARA
 Berbicara HAM maka dalam konteks Hukum Tata Negara kita
berbicara tentang :
1. Perlindungan,
2. Penegakan.
 Pada awalnya HAM merupakan hak moral (moral right), demikian
dengan penegakannya pun bersifat moral dengan sanksi yang bersifat moral.
 Tidak semua hak merupakan hak asasi, misalnya; hak waris bukan
merupakan hak asasi karena terhadapnya terdapat pembatasan, artinya bahwa hak
waris dapat diberi atau tidak.
 HAM tidak diberikan oleh hukum (UU) ataupun negara melainkan oleh
Tuhan.
 Kewajiban HAM ada untuk menjaga agar hak seseorang tidak
mengganggu hak orang lain.
 Empat (4) kriteria/sifat yang membedakan apakah suatu hak merupakan
hak asasi atau bukan, yaitu:
1. Fundamental; mutlak diperlukan manusia dalam menjalankan fitrahnya sebagai
manusia.
2. Universal;
3. Indivisible; tidak dapat dibagi atau dipisah-pisahkan karena sebagai satu mata
rantai.
4. Inalienable; tidak dapat diasingkan
 Menurut Soewandi
HAM sebagai hak subjektif yang ada pada para individu sejak mereka membuat
perjanjian sosial untuk membentuk pemerintahan (pactum uniones).
Karcna ilu maka hak tersebut tak bisa diubah oleh negara sekalipun dilegalisasi
melalui konstitusi negara.
 HAM tidak dapat lepas dari konsep demokrasi dan negara hukum, dikatakan
pula memiliki hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme.
 Menurut Miriam Budiarjo : “HAM telah ada dan dibawa sejak lahir”.
 Menurut Sidney Hock :

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 6


Campus in Compact – Hukum Hak Asasi Manusia
“HAM merupakan tuntutan yang secara moral bisa dibenarkan untuk menikmati
kebebasan dasarnya untuk mencapai harkat kemanusiaan. Adapun yang menjadi
pedoman dalam membuat definisi (menurut Sidney Hock) yaitu melalui identifikasi
HAM, yaitu antara lain :
1. HAM merupakan satu jenis dari hak yang ada yaitu hak moral bukan hak
hukum.
2. Apabila kata manusia mempunyai kekuatan, maka tidak sama dengan binatang,
malaikat, dan perusahaan-perusahaan ataupun negara.
3. Tidak setiap hak moral merupakan hak asasi.
4. Jika HAM diperlukan maka hak tersebut menjadi alasan pembenar untuk
berbuat atau menghindar.
5. HAM sebagai hak umum yang dibedakan dari hubungan-hubungan khusus
dengan orang lain, seperti perjanjian.
6. HAM bersifat fundamental/ penting.
 Mcnurut Gunawan : “HAM adalah hak yang dimiliki manusia
sebagai manusia”.
 Menurut UU : “HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,
hukum, dan pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia.
 Secara umum ada 4 pandangan terhadap HAM :
1. Universal absolut,
2. Universal relatif,
3. Partikularistik absolut,
4. Partikularistik relatif.
 Soekarno dan Soepomo berpendapat bahwa
HAM berasal dari liberalisme yang berakar pada individualisme, selanjutnya
melahirkan kolonialisme yang pada zaman kemerdekaan justru sedang kita berantas,
sehingga berkenaan dengan HAM maka tidak perlu diatur dalam konstitusi, cukup
secara garis besar dalam pembukaan konstitusi.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 7


Campus in Compact – Hukum Hak Asasi Manusia
 Sedangkan Hatta berpendapat bahwa HAM ini
harus diatur dalam konstitusi.
 Kemudian diambil jalan tengah dimana diambil
beberapa pasal saja tentang HAM dan dimasukkan ke dalam konstitusi, sedangkan
pelaksanaanya didelegasikan ke Undang-undang.
 Di dalam TAP MPR terkandung adanya hak dan
kewajiban asasi.
Hak melahirkan legal right, sedangkan kewajiban melahirkan legal obligation,
dimana legal obligation tidak selalu melekat dalam hak, misalnya hak hidup.
 Konstitusi RIS lebih maju daripada UUD 1945 dalam implementasi HAM.
 Dalam Undang-undang lingkungan :
Hak mendapatkan lingkungan hidup (melekat hak asasi), kewajibannya untuk
memelihara lingkungan hidup yang baik (tidak melekat pada haknya tetapi dari
negara).
 Hak asasi merupakan masalah moral tapi kalau masuk Undang-undang, maka
akan menjadi masalah hukum.
 Di Inggris, orang lebih takut melanggar etika/ moral (yang didalamnya
termasuk HAM) daripada hukum.
 Di dalam rezim yang otoriter maka produk hukumnya cenderung bersifat
represif, di dalam rezim yang demokratis maka produk hukumnya cenderung
bersifat responsif (Doktrin Mahfud MD), demikian pula dalam hal pengaturan
HAM-nya.

Demokrasi dan Negara Berdasarkan Hukum Sebagai Instrumen HAM


 Salah satu ciri unsur ncgara hukum adalah jaminan perlindungan dan
penghormatan terhadap HAM.
 Demokrasi dan prinsip-prinsip negara hukum merupakan instrumen, yang juga
merupakan prasyarat bagi jaminan perlindungan dan penegakan HAM.
 Demokrasi tanpa ada prinsip “negara berdasarkan hukum” adalah sebuah
kediktatoran yang tersembunyi (verkaple dictatuur).
 Prinsip negara hukum dimaksudkan untuk mengendalikan segala bentuk
kekuasaan, baik yang ada pada rakyat, terutama juga penguasa.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 8


Campus in Compact – Hukum Hak Asasi Manusia
 Salah satu aspek penting membangun negara hukum adalah membcrdayakan
sistem penegakan hukum.

HAM Sebagai Tatanan Sosial


 Bentuk lain dari upaya akulturasi HAM yaitu dengan menjadikan HAM Sebagai
tatanan sosial, yakni sebagai sesuatu yang hidup ditengah-tengah masyarakat, baik
dalam tatanan politik, ekonomi, dan sosial di masyarakat.
 Dalam hal tersebut di atas, pendidikan kemasyarakatan HAM perlu dilakukan
secara terus-menerus.

ASPEK HUKUM INTERNASIONAL


 Deklarasi HAM (Universal Declaration of Human Rights) sebagai dasar
perlindungan dan pemajuan HAM dunia yang sebagian besar adalah Hukum Adat
Internasional.
 Tatanan hukum, tatanan sosial, dan tatanan internasional perlu dalam
mewujudkan HAM secara efektif.
 Pemajuan HAM yang baik bersifat kooperatif karena menyangkut kesejahteraan
semua orang.
 Kewajiban pemerintah untuk menjamin penegakan HAM, dan disini sangat
diperlukan sistem pengadilan yang independen dan efektif.
 Nilai toleransi dan persamaan hak dapat mengurangi gesekan masyarakat, dan
ini perlu bagi harmonisasi dan perpaduan nasional. misalnya; peningkatan peraturan
hukum akan meningkatkan sistem pemerintahan dan manajemen negara,
peningkatan kebebasan meningkatkan kegiatan ekonomi.
 PBB sangat erat dengan sistem internasional HAM, dimana ia menyediakan
suatu kerangka yang memungkinkan semua pemerintah di dunia bersama-sama
menyusun draft standar HAM serta juga menyediakan forum bagi pemerintah-
pemerintah atau pun LSM-LSM guna bersama-sama membahas persoalan-persoalan
HAM.
 Kegiatan PBB dalam bidang HAM dikelompokan menjadi :
1. Bidang hukum, yaitu melalui pakta-pakta internasional, deklarasi, dan instrumen
hukum lainnya.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 9


Campus in Compact – Hukum Hak Asasi Manusia
2. Bidang politik, yaitu melalui badan-badan seperti Komnas HAM PBB.
 Pakta adalah semacam kontrak yang mengikat secara hukum, sedangkan
deklarasi lebih menyerupai janji yang berisi kewajiban moral daripada kewajiban
hukum untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai.
 Ada 6 pakta HAM, yang utama :
1. Konvenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik (ICCPR).
2. Konvenan Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
(ICESCR).
3. Konvensi mengenai Penghapusan Diskriminasi Ras (CERD).
4. Konvensi mengenai Penghapusan Diskriminasi terhadap Wanita (CEDAW).
5. Konvensi mengenai Hak-hak Anak (CROC).
6. Konvensi mengenai Penyiksaan (CAT).
 Indonesia telah menjadi anggota CERD, CEDAW, CROC, dan CAT, ini
menunjukkan keinginan Indonesia untuk segera mcratifiikasi ICCPR dan ICESCR.
 Kewajiban pokok pemerintah Indonesia adalah menjamin bahwa semua
orang yang berada dalam wilayah yurisdiksinya mendapat hak-hak yang telah
ditetapkan di dalam suatu pakta, dimana Indonesia menjadi anggotanya. Guna
perwujudan hal tersebut maka mungkin memerlukan :
1. Penerimaan perundang-undangan atau peraturan yang baru,
2. Modifikasi, atau
3. Pencabutan perundang-undangan yang telah ada.
 Di PBB tcrdapat badan yang bertugas membahas mengenai situasi
khusus suatu negara dan penyelidikan, yang dinamakan Special Rapportuers.

KOMNAS HAM
 Komnas HAM dibentuk berdasarkan Keppres No. 50 Tahun 1993.
 Komnas HAM dianggap berdiri pada langgal 7 Juni 1993.
 Komnas HAM merupakan tindak lanjut dari lokakarya tentang HAM yang
dipromosikan oleh Deplu dan PBB, yang diadakan di Jakarta.
 Baru efektif pada tanggal 7 Desember 1993, karena lembaganya baru memiliki
anggota pada tanggal ini.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 10


Campus in Compact – Hukum Hak Asasi Manusia
 UU No. 39 Tahun 1999 juga memuat pengaturan tentang Komnas HAM dimana
pada ketentuan peralihan Undang-undang ini, maka Komnas HAM yang dibentuk
berdasarkan Keppres No. 50 Tahun 1993 selanjutnya dinyatakan sebagai Komnas
HAM menurut Undang-undang ini.
 Tujuan pendiriannya adalah :
1. Meningkatkan pengembangan HAM
2. Meningkatkan fungsi penegakan HAM.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 11


Campus in Compact – Hukum Hak Asasi Manusia
 Fungsi Komnas HAM berdasarkan UU No. 39 Tahun 1999 :
1. Pengkajian,
2. Penelitian,
3. Penyuluhan,
4. Pemantauan,
5. Mediasi.
 Kelengkapan Komnas HAM:
1. Sidang paripurna,
2. Sub komisi,
Memiliki Sekjen sebagai unsur pelayanan.
 Anggotanya berjumlah 35 orang yang dipilih oleh DPR
berdasarkan usulan Komnas HAM dan diresmikan oleh Presiden.
 Dalam Keppres No. 50 tahun 1993, ada 4 bidang kegiatan
sedangkan dalam UU No. 39 Tahun 1999 ada 5 bidang kegiatan.
 Dulu sebelum lahirnya Komnas HAM, maka apabila ada
keberatan tentang suatu permasalahan HAM harusnya diajukan ke DPR. Tapi
sekarang hanya cukup diajukan ke Komnas HAM.
 Pelanggaran horizontal terjadi apabila pelanggaran dilakukan
oleh orang yang sederajat, atau tidak mempunyai kewenangan khusus. Sedangkan
yang dikatakan sebagai pelanggaran vertikal apabila diberikan oleh perundang-
undangan, misal ABRI/ TNI.

UU No. 39 Tahun 1999 TENTANG HAK ASASI MANUSlA


 Definisi (pasal 1):
1. Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat
dari keberadaaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
negara, Hukum dan pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.
2. Kewajiban dasar manusia adalah seperangkat kewajiban yang apabila tidak
dilaksanakan tidak memungkinkan terlaksana dan tegaknya hak asasi manusia.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 12


Campus in Compact – Hukum Hak Asasi Manusia
3. Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang
langsung atau tak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar
agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis
kelamin, bahasa, keyakinan politik, yang berakibat pengurangan, penyimpangan
atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak asasi manusia
dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual maupun kolektif dalam
bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, dan aspek kehidupan lainnya.
4. Penyiksaan adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, sehingga
menimbulkan rasa sakit atau penderitaan yang hebat, baik jasmani maupun
rohani, pada seseorang untuk memperoleh pengakuan atau keterangan dari
seseorang atau dari orang ketiga, dengan menghukumnya atas suatu perbuatan
yang telah dilakukan atau diduga telah dilakukan oleh seseorang atau orang
ketiga, atau mengancam atau memaksa seseorang atau orang ketiga, atau untuk
suatu alasan yang didasarkan atas setiap bentuk diskriminasi, apabila rasa sakit
atau penderitaan tersebut ditimbulkan oleh, atas hasutan dari, dengan
persetujuan, atau sepengetahuan siapapun dan atau pejabat publik.
5. Anak adalah setiap manusia yang benisia di bawah 18 (delapan belas) tahun dan
belum menikah, termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal
tersebut adalah demi kepentingannya.
6. Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang
termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian
yang secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau
mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh
Undang-undang ini, dan tidak mendapat, atau dikhawatirkan tidak akan
memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme
hukum yang berlaku.
7. Komisi Nasional HAM (Komnas HAM) adalah lembaga mandiri yang
kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya yang berfungsi
melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan mediasi hak
asasi manusia.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 13


Campus in Compact – Hukum Hak Asasi Manusia
 Asas-asas dasar (pasal 2 s/d pasal 8).
 Hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia :
 Hak untuk hidup (pasal 9)
 Hak untuk berkeluarga dan melanjutkan keturunan (pasal
10),
 Hak mengembangkan diri (pasal 11 s/d 16),
 Hak memperoleh keadilan (pasal 17 s/d 19),
 Hak atas kebebasan pribadi (pasal 20 s/d 27),
 Hak atas rasa aman (pasal 28 s/d 35),
 Hak atas kesejahteraan (pasal 36 s/d 42),
 Hak turut serta dalam pemerintahan (pasal 43 s/d 44),
 Hak wanita (pasal 45 s/d 51),
 Hak anak (pasal 52 s/d 66).
 Kewajiban dasar manusia (pasal 67 s/d 70).
 Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah (pasal
71 dan 72).
 Pembatasan larangan (pasal 73 dan 74).
 Komnas HAM (pasal 75 s/d 99).
 Partisipasi masyarakat (pasal l00 s/d 103).
 Pengadilan HAM (pasal 104).
 Ketentuan peralihan (pasal 105).

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 14


Campus in Compact – Hukum Hak Asasi Manusia
REFERENSI :

 Hak Asasi Manusia di Dunia Yang Berubah. oleh Antonio Casserse,


 Pengaturan Hak Asasi Manusia di Indonesia, oleh Prof. Dr. Bagirmanan, S.H.,
MCL, dkk,
 Sebuah Bunga Rampai - Hak-hak Asasi Manusia, oleh Peter Davies,
 Hak-hak Asasi Manusia, oleh Scoot Davidson.
 Undang-undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.
 Undang-undang No. 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan HAM.
 Bebagai Konvensi Internasional Tentang HAM.
 Dll.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 15


Campus in Compact – Hukum Hak Asasi Manusia

Anda mungkin juga menyukai