PENYELIDIKAN HAM

PENYELIDIKAN HAM
PROSES MENGIDENTIFIKASI ADANYA PELANGGARAN
HAM DALAM SUATU PERISTIWA KHUSUS DAN
MENGUMPULKAN SELURUH FAKTA-FAKTA YANG
RELEVAN UNTUK MENGUNGKAP KEBENARAN DALAM
KASUS TERSEBUT
 PENCARIAN FAKTA
MENEBAR
MENEBAR MENEMUKAN
MENEMUKAN
JARING
JARING KASUS
KASUS

MEMBANGUN
MEMBANGUN MENGGALI
MENGGALI
KASUS
KASUS KASUS
KASUS
 TAHAPAN PENYELIDIKAN

► FASE I : MENEBAR JARING 

 FASE AWAL PENYELIDIKAN SEPERTI MENEBAR JARING PENANGKAP
IKAN.
 PADA TAHAP INI FOKUS PENYELIDIKAN ADALAH MENGIDENTIFIKASI,
MENGUMPULKAN DAN MEMELIHARA BUKTI-BUKTI SEBANYAK
MUNGKIN SEBELUM HILANG ATAU DIHANCURKAN.
 UNTUK SETIAP BUKTI YANG DITEMUKAN INVESTIGATOR HARUS
BERTANYA: “APAKAH ITU MENGANTAR PADA BUKTI TAMBAHAN?”

► FASE II : MENEMUKAN KASUS

 BEGITU BUKTI AWAL TERKUMPUL, INVESTIGATOR HARUS
MENEMUKAN FAKTA-FAKTA YANG MUNCUL DARI BUKTI TERSEBUT
 MENYUSUN TEORI TENTANG KASUS DAN DAFTAR ORANG-ORANG
YANG MUNGKIN DICURIGAI
► FASE III: MENGGALI KASUS
 PADA FASE INI PENYELIDIK MULAI MENGUJI TEORI-TEORINYA DENGAN
MENELUSURI BUKTI-BUKTI TAMBAHAN YANG MENGUATKAN ATAU
BERTENTANGAN DENGAN TEORI-TEORI NYA
 MINIMAL 2 PERTANYAAN TERJAWAB: (1) APA YANG TERJADI? (2) SIAPA
YANG BERTANGGUNG JAWAB?
 SETIAP INFORMASI YANG MENGARAH PADA BUKTI BAHWA PIHAK YANG
DICURIGAI BERTANGGUNG JAWAB TIDAK BERSALAH, HARUS DIPERIKSA

► FASE IV: MEMBANGUN KASUS

 PADA FASE INI PENYELIDIK HARUS TELAH MEMILIKI PEMAHAMAN YANG
UTUH TERHADAP PERISTIWA YANG TERJADI DAN SIAPA YANG
BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP PERISTIWA TERSEBUT DENGAN BUKTI
YANG LENGKAP, KREDIBEL, DAN RELIABEL (BEYOND REASONABLE DOUBT –
SECARA SAH DAN MEYAKINKAN)
 PENYELIDIK MEMERIKSA KEMBALI APAKAH ADA BUKTI-BUKTI YANG SALING
BERTENTANGAN ATAU TERDAPAT CELAH PADA BUKTI-BUKTI YANG
TERSEDIA
 PENYELIDIK MEMERIKSA KONTEKS PERITIWA YANG TERJADI, ELEMEN-
ELEMEN KASUS, DAN BUKTI-BUKTI YANG TERSEDIA DENGAN MENGGUNAKAN
APPLICABLE LAW (MIS, CAT, ICCPR, KUHP, UU 26 TAHUN 2000, DLL)
► PENYELIDIK >< SAKSI
► PENYELIDIK >< PENGACARA, PEMBELA,
PENDAMPING KORBAN
► PENYELIDIK >< HAKIM

 BEKERJA DENGAN SAKSI DAN KORBAN  DAPATKAN KEPERCAYAAN,

LINDUNGI SUMBER, BUAT JARAK YANG PROFESIONAL
 BALANCE DAN IMPARSIAL !!
 REPUTASI ORGANISASI
 HAK-HAK KORBAN PADA PENYELIDIKAN
► HAK ATAS PRIVASI
► KERJASAMA KORBAN DALAM PENYELIDIKAN HARUS BERSIFAT
SUKARELA
► HAK UNTUK MENDAPATKAN INFORMASI TENTANG KASUS YANG
DITANGANI DAN MAKSUD PENYELIDIKAN
► HAK UNTUK MENDAPATKAN PERAWATAN KESEHATAN,
PENYEMBUHAN DARI TRAUMA, BANTUAN SOSIAL, PROSES
PENYELIDIKAN YANG FAIR, KOMPENSASI, DAN MEKSNISME UNTUK
MENDAPATKAN KEADILAN
► KORBAN DAPAT MENYAMPAIKAN PANDANGANNYA BERKAITAN
DENGAN KASUS YANG DITANGANI
► MENDAPATKAN UPAYA TERBAIK YANG DAPAT DILAKUKAN
PENYELIDIK

 HAK ATAS REPARASI:

KOMPENSASI, RESTITUSI, REHABILITASI, SATISFACTION
 BUKTI
FISIK

SUMBER
BUKTI

BUKTI BUKTI
DOKUMEN KESAKSIAN
 SUMBER-SUMBER BUKTI
► BUKTI FISIK
 SEGALA OBJEK FISIK YANG MENGANDUNG INFORMASI
MENGENAI PERISTIWA YANG TERJADI, MIS: SENJATA,
KONDISI TUBUH KORBAN, JEJAK, SIDIK JARI, DLL

► BUKTI KESAKSIAN
 PERNYATAAN SELURUH SAKSI BAIK PIHAK KORBAN MAUPUN
PIHAK YANG DICURIGAI BERTANGGUNG JAWAB, TERMASUK DI
DALAMNYA SAKSI MATA, SAKSI HEARSAY, DAN SAKSI AHLI.
 SANGAT TERGANTUNG PADA PERSEPSI, MEMORI,
KREDIBILITAS DAN RELIALIBILITAS PEMBERI KESAKSIAN

► BUKTI DOKUMENTER
 SETIAP OBJEK PIKIRAN, PENGAMATAN, MAUPUN PERNYATAAN
YANG DIREKAM.
 KOMBINASI BUKTI KESAKSIAN DAN BUKTI FISIK
 PERALATAN INVESTIGASI
► KAMERA DENGAN CAHAYA OTOMATIS
► FILM DAN BATEREI
► PAPAN FOTO
► PITA 30 – 50 M
► PEREKAM KASET MIKRO
► COTTON SWABS
► AMPLOP
► KERTAS PUTIH
► BAK TINTA
► PAPAN SKETSA
► TANDA TKP
► SARUNG TANGAN
► KANTONG PLASTIK
► CELCOPHANE
► SENTER
 PERLINDUNGAN SAKSI PADA SAAT
PENYELIDIKAN
► MERAHASIAKAN INFORMASI YANG DAPAT
MENGARAH UNTUK MENGENALI SAKSI DI
TEMPAT LAIN YANG AMAN
► MENANDAI KODE / NOMOR SAKSI. GUNAKAN
KODE TERSEBUT SEBAGAI GANTI NAMA DALAM
DOKUMEN DAN LAPORAN
► JANGAN SIMPAN INFORMASI TENTANG SAKSI
DALAM KOMPUTER, BILA TIDAK AMAN
► REKAM KESAKSIAN  BEGITU KESAKSIAN
BERHASIL DIREKAM AKAN MENGURANGI BAHAYA
BAGI SAKSI
 FOLDER PENYELIDIKAN
► FILE MANAJEMEN KASUS
► FILE PERNYATAAN SAKSI
► FILE FOTO
► FILE SKETSA DAN DIAGRAM
► FILE KOMUNIKASI
► FILE BUKTI FISIK
► FILE DOKUMEN
► FILE INFORMASI TENTANG SAKSI
 ATURAN UMUM
INVESTIGATIVE SCENE
► SEMUA TEMPAT DIMANA KORBAN BERADA
SEBELUM, SELAMA, DAN SETELAH
TERJADINYA INSIDEN
► SEMUA TEMPAT DIMANA PIHAK YANG
DICURIGAI BERTANGGUNG JAWAB BERADA
SEBELUM, SELAMA, DAN SETELAH
TERJADINYA INSIDEN
MENGELOLA INVESTIGATIVE SCENE
► MENGAMANKAN TKP
► MENGAMATI TKP
► MEMOTRET/MEREKAM TKP
► MEMBUAT SKETSA TKP
► MENGUMPULKAN BUKTI
► MEMELIHARA BUKTI
 MEMELIHARA BUKTI
► MENANDAI BUKTI-BUKTI DENGAN INISIAL
DAN TANGGAL DIKUMPULKAN
► MELABEL AMPLOP DENGAN DESKRIPSI,
NAMA ORANG YANG DIKUMPULKAN,
TANGGAL DIKUMPULKAN, DIMANA
DITEMUKAN, NOMOR KASUS
► SIMPAN BUKTI DI TEMPAT AMAN DAN
TERLINDUNG
 MEREKAM PERNYATAAN SAKSI
► REKAMLAH SELURUH WAWANCARA LEWAT
VIDEO DENGAN PERSETUJUAN SAKSI
► REKAMLAH SELURUH WAWANCARA LEWAT
AUDIO DENGAN PERSETUJUAN SAKSI
► MINTALAH SAKSI MEMBUAT PERNYATAAN
SENDIRI
► MINTALAH SAKSI MEMBACA DAN
MENANDATANGANI CATATAN PENYELIDIK
► PENYELIDIK MEMBUAT CATATAN SENDIRI
 MEWAWANCARAI SAKSI
► WAWANCARA AWAL  BIASANYA DILAKUKAN DI TKP, MERUPAKAN
WAWANCARA SINGKATUNTUK MENDAPATKAN INFORMASI AWAL. TUJUAN:
(1) MEMPEROLEH INFORMASI AWAL TENTANG APA YANG SECARA KHUSUS
DIKETAHUI SAKSI DAN MENILAI SUMBER DAPAT DIJADIKAN SAKSI YANG
BAIK DAN DAPAT DIPERCAYA (2) MEMPEROLEH INFORMASI YANG
MEMBANTU MENGARAHKAN PADA SAKSI ATAU BUKTI FISIK LAIN (3)
MENJADWALKAN PERTEMUAN UNTUK WAWANCARA YANG LEBIH
MENYELURUH BILA DIPERLUKAN
► WAWANCARA LENGKAP / MENYELURUH  WAWANCARA YANG TELITI DI
TEMPAT DAN SITUASI YANG LEBIH AMAN DAN NYAMAN BAGI SAKSI, YANG
DIRANCANG UNTUK MENDAPATKAN INFORMASI SEBANYAK MUNGKIN DARI
SAKSI. TUJUAN: (1) MENGGALI SEGALA HAL YANG DIKETAHUI OLEH SAKSI
BERKAITAN DENGAN KASUS (2) MENGUMPULKAN INFORMASI YANG
MEMADAI UNTUK MENILAI KREDIBILITAS DAN RELIABILITAS SAKSI DAN
INFORMASI YANG DIBERIKANNYA (3) MENEMUKAN SAKSI ATAU BUKTI FISIK
TAMBAHAN (4)MENDAPATKAN INFORMASI TENTANG LATAR BELAKANG
KASUS YANG MEMADAI
 PROSEDUR WAWANCARA
(PRA-WAWANCARA)
► Ketahui siapa yang akan diwawancarai
► Kuasai persoalan yang akan diselidiki
► Siapkan daftar pertanyaan, pencatat, atau
perekam
► Tepat waktu
 PROSEDUR WAWANCARA
(Saat Wawancara)
► Perkenalkan diri
► Bersikap empati
► Ajukan pertanyaan awal yang bersifat ringan
► Ajukan pertanyaan secara ringkas
► Jangan menggurui / sok tahu
► Jangan menyela ketika sumber masih bicara
► Menyela dengan baik dan pada waktu yang tepat
► Jaga sikap dan bahasa tubuh
 PROSEDUR WAWANCARA
(pascawawancara)
► Sampaikan ringkasan wawancara
► Beri kesempatan sumber untuk mengoreksi
► Buat janji untuk konfirmasi ulang
► Jangan memberi janji apapun
 MENGEVALUASI KREDIBILITAS
(BIAS)
► Apakah saksi memiliki kaitan dengan orang-orang
yang terlibat dalam kasus
► Apakah saksi merupakan anggota kelompok yang
sama dengan orang yang terlibat dalam kasus?
Atau mungkin pekerjaan yang sama?
► Apakah saksi merupakan anggota partai yang
sama dengan orang yang terlibat dalam kasus?
Atau jemaat gereja yang sama?
► Apakah tradisi atau budaya setempat tidak
menyetujui orang-orang yang bicara
 MENGEVALUASI KREDIBILITAS
(KEKAYAAN)
► Apakah saksi menerima sesuatu dari
penyelidik yangd apat mempengaruhi
kesaksian? Apakah mereka dipindahkan ke
tempat lain yang lebih nyaman dan
menerima santunan?
► Apakah mereka dibayar?
► Apakah saksi mendapat sesuatu setelah
berkahirnya proses penyelidikan?
 MENGEVALUASI KREDIBILITAS
(RASA TAKUT)
► Apakah saksi takut bekerjasama?
► Apakah saksi tinggal atau bekerja di tempat
dimana pihak yang dicurigai dapat dengan mudah
menemukan?
► Apakah pihak yang dicurigai begitu berkuasa
sehingga saksi takut menyatakan kebenaran / apa
yang diketahuinya
► Apakah organisasi anda tidak dapat memberikan
perlindungan yang dapat mendorong saksi untuk
jujur?
 MENGEVALUASI KREDIBILITAS
(apatis)
► Apakah investigasi sebelumnya tidak
menghasilkan perubahan positif terhadap
hidup saksi / korban?
► Apakah saksi merasa bahwa bekerjasama
dengan investigator tidak berguna?
► Apakah saksi adalah tipe orang yang tidak
mau diganggu dengan posisisnya sebagai
saksi dan mengurangi informasi tentang apa
yang dilihatnya
 MENGEVALUASI KREDIBILITAS
(Lain-lain)
► Apakah saksi terlibat dalam kasus yang
belum terungkap?
► Apakah saksi mempercayai bahwa terget
investigasi akan mengakibatkan dirinya
menjadi orang yang dibenci
 MENGUJI RELIABILITAS
(Kondisi Fisik Saksi)
► Apakah saksi biasa memakai kacamata atau alat
bantu dengar? Apakah saksi menggunakannya
pada waktu kejadian?
► Apakah saksi minum alkohol sebelum kejadian?
► Apakah saksi dalam masa pengobatan atau minum
obat-obatan yang bisa mempengaruhi
persepsinya?
► Apakah saksi sadar sebelum kejadian berlangsung
atau tersadarkan pada saat kejadian ?
 MENGUJI RELIABILITAS
(tingkat kesadaran intelektual & mental)
► Apakah saksi mengalami gangguan mental
(delusi atau halusinasi)
► Apakah saksi mengalami gangguan emosi
saat kejadian?
► Apakah saksi trauma dengan kejadian yang
bisa mempengaruhi persepsinya?
 MENGUJI RELIABILITAS
(kondisi dimana saksi mengamati kejadian)
► Bagaimana kondisi penerangan
► Sedekat apa saksi dengan kejadian? Adakah yang
menghalangi pandangannya?
► Apakah area di sekitar kejadian penuh sesak / ramai?
► Apakah saksi tetap tinggal di tempat atau melarikan diri?
► Apakah saksi melakukan hal lain yang menyebabkan dia
tidak bisa fokus pada kejadian?
► Apakah semua yang terlibat dalam kejadian berpakaian
hampir sama dan menyulitkan saksi menyebutkan siapa
melakukan apa?
 MENGUJI RELIABILITAS
(saksi kontradiktif dengan semua bukti)
► Apakah saksi setuju dengan pernyataan
saksi yang lain? Apakah ada hal-hal yang
bertentangan dengan kesaksian?
► Apakah saksi setuju dengan bukti fisik
dalam kasus? Apakah ada bukti fisik yang
berlawanan dengan pernyataan saksi?
Apakah ada penjelasan yang masuk akal?
 SAKSI YANG MEMBUTUHKAN PENANGANAN
KHUSUS (ANAK-ANAK)
► Kesulitan membedakan fakta dan fantasi
► Lebih mampu mengingat secara detai dan akurat
► Persepsinya masih murni dan sederhana, tidak diwarnai asumsi-asumsi
seperti orang dewasa
► Jika mewawancarai orang dewasa dalam suatu peristiwa, pastikan
untuk mengecek apakah ada anak-anak yang menjadi saksi dalam
kejadian tersebut karena orang dewasa biasanya tidak menghilangkan
nama anak-anak
► Minta ijin orang tua apabila orang tua bukan termasuk saksi. Undang
orang tua untuk duduk dengan anaknya selama wawancara  relax
► Investigator harus yakin bahwa anak-anak yang menjadi saksi
memahami apa yang dilakukan organisasi dan tujuan wawancara
► Mulai dengan pertanyaan tertutup
► Jangan menginterupsi anak-anak yang ingin menanyakan
pertanyaan yang spesifik
► Fokus pada fakta dan pengamatan dengan pertanyaan
yang detail
► Hati-hati dengan kosakata yang digunakan, gunakan “baby
talk”
► Hindari menggunakan istilah-istilah yang membingungkan
anak yang ditanya
► Kalau anak tersebut tidak bisa mengartikulasikan kata-kata
tertentu jangan menyarankan kata-kata tertentu (pasti
akan diadopsi mentah-mentah tanpa disadari maksudnya)
 cari cara lain untuk berkomunikasi
► Jika berkaitan dengan kekerasan seksual gunakan
boneka untuk menandai secara tepat bagian tubuh
yang diserang dan mereka tidak tahu bagaimana
menyebutkannya
► Anak-anak biasanya memiliki kesulitan dalam
mengidentifikasi arah dan jarak. Kalau saksi kunci
bawa lagi ke tempat kejadian
► Jika saksi anak-anak maupun keluarganya juga
sekaligus korban, perhatikan penanganan
traumanya