Anda di halaman 1dari 19

• Hak-hak ini muncul dari tuntutan untuk melepaskan diri dari

kungkungan kekuasaan absolutisme negara dan kekuatan-


kekuatan sosial lainnya
• Karena itulah hak-hak generasi pertama itu dikatakan sebagai
hak-hak klasik.
• Hak-hak tersebut pada hakikatnya hendak melindungi
kehidupan pribadi manusia atau menghormati otonomi setiap
orang atas dirinya sendiri (kedaulatan individu).
• Ham generasi pertama sering disebut “hak-hak negatif”. Artinya tidak

terkait dengan nilai-nilai buruk, melainkan merujuk pada tiadanya

campur tangan terhadap hak-hak dan kebebasan individual


• Dengan demikian menuntut ketiadaan intervensi oleh pihak-pihak luar

(baik negara maupun kekuatan-kekuatan sosial lainnya) terhadap

kedaulatan individu.
• Pemenuhannya sangat tergantung pada absen atau minusnya tindakan

negara terhadap hak-hak tersebut.


• negara tidak boleh berperan aktif (positif) terhadapnya, karena akan

mengakibatkan pelanggaran terhadap hak-hak dan kebebasan tersebut.


• Termasuk dalam generasi pertama ini adalah: hak
hidup, keutuhan jasmani, hak kebebasan bergerak,
hak suaka dari penindasan, perlindungan terhadap
hak milik, kebebasan berpikir, beragama dan
berkeyakinan, kebebasan untuk berkumpul dan
menyatakan pikiran, hak bebas dari penahanan dan
penangkapan sewenang-wenang, hak bebas dari
penyiksaan, hak bebas dari hukum yang berlaku surut,
dan hak mendapatkan proses peradilan yang adil.
• Hak-hak ini muncul dari tuntutan agar negara menyediakan

pemenuhan terhadap kebutuhan dasar setiap orang, mulai dari

makan sampai pada kesehatan.


• Negara dituntut bertindak lebih aktif, agar hak-hak tersebut dapat

terpenuhi
• Ham generasi kedua ini dirumuskan dalam bahasa yang positif:

“hak atas” (right to), bukan dalam bahasa negatif: “bebas dari”

(freedom from).
• Ham generasi kedua pada dasarnya adalah tuntutan akan
persamaan sosial. Hak-hak ini sering pula dikatakan sebagai
“hak-hak positif”.
• Yang dimaksud dengan Hak positif adalah bahwa pemenuhan
hak-hak tersebut sangat membutuhkan peran aktif negara.
• Keterlibatan negara harus menunjukkan tanda plus (positif),
tidak boleh menunjukkan tanda minus (negatif).
• Jadi untuk memenuhi hak-hak yang dikelompokkan ke dalam
generasi kedua ini, negara diwajibkan untuk menyusun dan
menjalankan program-program bagi pemenuhan hak-hak
tersebut.
Termasuk dalam generasi kedua ini adalah: hak atas
pekerjaan dan upah yang layak, hak atas jaminan
sosial, hak atas pendidikan, hak atas kesehatan, hak
atas pangan, hak atas perumahan, hak atas tanah,
hak atas lingkungan yang sehat, dan hak atas
perlindungan hasil karya ilmiah, kesusasteraan, dan
kesenian.
 hak-hak generasi ketiga diwakili oleh tuntutan
atas “hak solidaritas” atau “hak bersama”.
 Hak-hak ini muncul dari tuntutan gigih negara-
negara berkembang atau Dunia Ketiga atas
tatanan internasional yang adil.
Melalui tuntutan atas hak solidaritas itu, negara-negara
berkembang menginginkan terciptanya suatu tatanan
ekonomi dan hukum internasional yang kondusif bagi
terjaminnya hak-hak berikut:
(i)hak atas pembangunan;
(ii)hak atas perdamaian;
(iii)hak atas sumber daya alam sendiri;
(iv)hak atas lingkungan hidup yang baik; dan
(v)hak atas warisan budaya sendiri.
 hak asasi manusia (the human rights) itu berbeda dari pengertian
hak warga negara (the citizen’s rights)
 tidak semua “constitutional rights” identik dengan “human
rights”.
 tidak semua “the citizen’s rights” adalah “the human rights”, akan
tetapi dapat dikatakan bahwa semua “the human rights” juga
adalah sekaligus merupakan “the citizen’s rights”.
 hak setiap warga negara untuk menduduki jabatan dalam
pemerintahan adalah “the citizen’s constitutional rights”, tetapi
tidak berlaku bagi setiap orang yang bukan warga negara
1 Setiap orang berhak untuk hidup dan 6 Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
mempertahankan hidup dan kehidupannya perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di hadapan hukum

2 Setiap orang berhak untuk membentuk keluarga 7 Setiap orang berhak untuk bekerja, mendapat
dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan imbalan, dan mendapat perlakuan yang adil dan
yang sah layak dalam hubungan kerja

3 Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, 8 Setiap warga negara berhak memperoleh
tumbuh, dan berkembang, serta berhak atas kesempatan yang sama dalam pemerintahan
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi

4 Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui 9 Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan
pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat
pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi
meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
kesejahteraan umat manusia

5 Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya 10 Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat
dalam memperjuangkan haknya secara kolektif menurut agamanya, memilih pendidikan dan
untuk membangun masyarakat, bangsa, dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
negaranya kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah
negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali
11 Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini 16 Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup
dengan hati nuraninya yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan

12 Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat 17 Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan
(freedom of association), kebebasan berkumpul perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan
(freedom of peaceful assembly), dan kebebasan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan
mengeluarkan pendapat (freedom of expression) keadilan

13 Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan 18 Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang
memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh
dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, sebagai manusia yang bermartabat
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan
segala jenis saluran yang tersedia

14 Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, 19 Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan
keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara
yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa sewenang-wenang oleh siapapun
aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk
berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan
hak asasi

15 Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau 20 Setiap orang berhak untuk hidup, untuk tidak disiksa,
perlakuan yang merendahkan derajat martabat berhak atas kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak
manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk
negara lain diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak
untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku
surut

21 Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat


diskriminatif atas dasar apapun dan berhak
mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang
bersifat diskriminatif itu
1. Hak asasi manusia tertentu yang hanya berlaku sebagai hak konstitusional

bagi Warga Negara Indonesia saja. Misalnya, (i) hak yang tercantum dalam

Pasal 28D ayat (3) UUD 1945: “Setiap Warga Negara berhak atas

kesempatan yang sama dalam pemerintahan”; (ii) Pasal 27 ayat (2):

“Tiap-tiap Warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang

layak bagi kemanusiaan; (iii) Pasal 27 ayat (3) : “Setiap Warga Negara

berhak dan wajib ikut serta dalam pembelaan negara”; (iv) Pasal 30 ayat

(1): “Tiap-tiap Warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha

pertahanan dan keamanan negara”; (v) Pasal 31 ayat (1): “Setiap Warga

Negara berhak mendapat pendidikan”;


2. Hak asasi manusia tertentu yang meskipun berlaku bagi
setiap orang, akan tetapi dalam kasus-kasus tertentu,
khusus bagi Warga Negara Indonesia berlaku keutamaan-
keutamaan tertentu. Misalnya, (i) Pasal 28D ayat (2) UUD
1945 : “Setiap orang berhak untuk bekerja.....”. (ii) Pasal
28E ayat (3) UUD 1945: “Setiap orang berhak atas
kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pendapat”. (iii) Pasal 28H ayat (2): “Setiap orang berhak
untuk mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna
mencapai persamaan dan keadilan”.
3. Hak Warga Negara untuk menduduki jabatan-jabatan yang diisi
melalui prosedur pemilihan (elected officials), seperti Presiden
dan Wakil Presiden, Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan
Wakil Bupati, Wali Kota dan Wakil Walikota, Kepala Desa, Hakim
Konstitusi, Hakim Agung, anggota Badan Pemeriksa Keuangan,
anggota lembaga permusyawaratan dan perwakilan yaitu MPR,
DPR, DPD dan DPRD, Panglima TNI, Kepala Kepolisian RI, Dewan
Gubernur Bank Indonesia, anggota komisi-komisi negara, dan
jabatan-jabatan lain yang diisi melalui prosedur pemilihan, baik
secara langsung atau secara tidak langsung oleh rakyat
4. Hak Warga Negara untuk diangkat dalam jabatan-
jabatan tertentu, seperti tentara nasional Indonesia,
polisi negara, jaksa, pegawai negeri sipil beserta
jabatan-jabatan struktural dan fungsional dalam
lingkungan kepegawaian, dan jabatan-jabatan lain
yang diisi melalui pemilihan
5. Hak untuk melakukan upaya hukum dalam melawan atau
menggugat keputusan-keputusan negara yang dinilai
merugikan hak konstitusional Warga Negara yang
bersangkutan. Upaya hukum dimaksud dapat dilakukan (i)
terhadap keputusan administrasi negara, (ii) terhadap
ketentuan pengaturan, baik materiil maupun formil,
dengan cara melakukan substantive judicial review
(materiile toetsing) atau procedural judicial review
(formele toestsing), atau pun (iii) terhadap putusan hakim
(vonnis)

Anda mungkin juga menyukai