KULIAH TUGAS 1
4. Pandangan HAM secara partikular relatif dapat dilihat dari secara umum
atau universal, tetapi HAM secara partikular relatif ini dapat juga dilihat
dari pandangan khusus atau dengan kata lain HAM secara partikular ini
masih memperhatikan nilai kultural atau kebudayaan lokal dari negara
atau tempat dimana hukum nasional mengatur, kecuali juga meratifikasi
ketentuan hukum internasional. Pandangan HAM secara partikular relatif
ini masih memungkinkan pandangan HAM yang tidak diartikan secara
sempit. Maksud dari sempit disini adalah tidak monoton dalam
memberikan definisi dan ruang lingkup tentang HAM. Secara spesifik
HAM partikular relatif ini adalah tidak dapat disamaratakan
pemberlakuannya disetiap tempat seperti halnya penafsiran HAM absolut
yang bagi siapa saja wajib menghormati dan menjungjung tinggi nilai-
nilai ke-asas-ian didalam berkehidupan. Namun siapa saja wajib
menjungjung tinggi harkat dan martabatyang tercantum dalam butir-butir
HAM yang sebagaimana telah ditentukan secara konstitusi negara. Pada
dasarnya pandangan secara partikular relatif adalah yang melihat HAM
selain sebagai nilai-nilai universal juga merupakan masalah masyarakat
setempat dalam arti penerapannya masih harus memperhatikan kondisi
sosio-kultural masyarakat lokal.
5. Hukum HAM internasional adalah hukum mengenai perlindungan
terhadap hak-hak individu atau kelompok yang dilindungi secara
internasional dari pelanggaran yang terutama dilakukan olehpemerintah
atau aparatnya. Secara teoritis terdapat dua pendapat yang berbeda dalam
memandang subjek hukum internasional. Pandangan pertama, menyatakan
subjek hukum internasional hanyalah negara. Hal tersebut dapat terlihat
dari kasus-kasus bahwa bila perjanjian internasional, seperti pemberlakuan
beberapa konvensi yang memberikan hak dan kewajiban tertentu atau
orang per orang, maka pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut diwakili
oleh negaranya. Dengan demikian suatu konvensi hanya memberikan hak
dan kewajibam secara tidak langsung kepada orang per orang. Pandangan
kedua, menyatakan bahwa individulah yangt merupakan subjek hukum
internasional yang sesungguhnya. Hans kelsen (1952, dalam
kusumaatmadja, 1990:69) adalah salah seorang ahli yang berpendapat
demikian.
Menurutnya hak dan kewajiban negara sebenarnya adalah hak dan
kewajiban semua manusia yang merupakan anggota masyarakat yang
mengorganisasi dirinya dalam negara itu. Dalam pandangan ini, negara
tidak lain dari suatu kontruksi yuridis yang tidak mungkin terbentuk tanpa
manusia-manusia yang menjadi warga negara tersebut.