PENDAHULUAN
Hak merupakan unsur yang melekat pada diri setiap manusia yang
dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak
kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan
instansi.Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh.
Setiap individu yang dilahirkan telah memiliki seperangkat hak
yang telah dianugerahkan tuhan kepada diri individu tersebut hak tersebut
salah satunya yaitu hak untuk hidup, Hak kebebasan untuk memilih,
memeluk dan menjalankan agama dan kepercayaan yang diyakini masing-
masing.Oleh karena itu maka HAM yang digambarkan demi pengormatan
terhadap manusia dan membangun rasa kemanusiaan antarsesamanya
harus dipertahankan,dibangun,dikembangkan, dan dipelihara terus dalam
situasi dan waktu apapun. Hanya atas dasar dan landasan hukum yang
mengandung nilai responsif ,konstitusional, dan formal, hak asasi dapat
dikurangi/dicabut sebab kata Elaine Pagels “ On essensial element of a
human right policy will involve constructing its philosophical and
religious basis in terms that will speak to people of various cultures...”
( Alice H. Henkin , 1979 :8)[1]
Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan
dibahas terutama dalam era reformasi ini.HAM lebih dijunjung tinggi dan
lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada era sebelum reformasi.
Hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya menjaga
keselamatan keberadaannya manusia secara utuh melalui keseimbangan
antara kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum.Begitu juga
upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung tinggi Hak Asasi
Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara individu,
pemeritah (Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun Militer), dan negara.
[1] Masyur efendi HAM dalam dimensi/dinamika Yuridis, Sosial, Politik. (Bogor: Ghalia Indonesia,2007) perihal 64
1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang diatas, dapat dirumuskan masalah yaitu
1. Apakah yang dimaksud dengan Hak Asasi Manusia ?
2. Bagaimana sejarah Hak Asasi Manusia di dunia ?
3. Apa sajajenis Hak Asasi Manusia ?
4. Apa saja kah Dasar Hukum Hak Asasi Manusia ?
5. Bagaimana perkembangan Hak Asasi Manusia di Indonesia?
6. Bagaimana konsep pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia?
7. Bagaimana penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia ?
2
BAB II
GAMBARAN UMUM
Hak ini dimiliki oleh manusia semata – mata karena ia manusia, bukan
karena pemberian masyarakat atau pemberian negara. Hak mengandung unsur
perlindungan, kepentingan dan juga kehendak, demikian kata Paton (satjipto
Rahardjo, 1982:95)[2].Maka hak asasi manusia itu tidak tergantung dari pengakuan
manusia lain, masyarakat lain, atau Negara lain. Hak asasi diperoleh manusia dari
Penciptanya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan hak yang tidak dapat
diabaikan.
Pada setiap hak melekat kewajiban. Karena itu,selain ada hak asasi
manusia, ada juga kewajiban asasi manusia, yaitu kewajiban yang harus
dilaksanakan demi terlaksana atau tegaknya hak asasi manusia (HAM). Dalam
menggunakan Hak Asasi Manusia, kita wajib untuk memperhatikan,
menghormati, dan menghargai hak asasi yang juga dimiliki oleh orang lain.
Kesadaran akan hak asasi manusia , harga diri , harkat dan martabat
kemanusiaannya, diawali sejak manusia ada di muka bumi. Hal itu disebabkan
oleh hak – hak kemanusiaan yang sudah ada sejak manusia itu dilahirkan dan
merupakan hak kodrati yang melekat pada diri manusia.Sejarah mencatat berbagai
peristiwa besar di dunia ini sebagai suatu usaha untuk menegakkan hak asasi
manusia.
[2] Masyur efendi HAM dalam dimensi/dinamika Yuridis, Sosial, Politik. (Bogor: Ghalia Indonesia,2007) perihal 64
BAB III
PEMBAHASAN
4
[3] Dandy bagus, Sejarah Hak Asasi Manusia “http://www.geschool.net/dandy/blog/post/sejarah-ham-di-dunia-dan-di-
indonesia”., (diakses 10 desember 2013)
acapkali harus dibayar dengan pengorbanan jiwa dan raga. Di Barat abad
pertengahan misalnya usaha-usaha itu sering muncul ketika ada
persinggungan antara satu kelompok dengan kelompok lain dan
persinggungan itu dianggap telah merendahkan martabat seseorang
sebagai manusia. Dalam proses demikian itu telah lahir banyak naskah
mengenai upaya untuk saling memelihara dan menghormati beberapa hak-
hak manusia yang dianggap azasi dan universal. Adapun naskah-naskah
dimaksud adalah :
5
Jean Jaques Rousseau (1712-1778) dan hanya terbatas pada hak-hak yang
bersifat politis saja seperti kesamaan hak, hak atas kebebasan, hak untuk
memilih, dan hak untuk dipilih
6
b) Hak asasi aktif atau demokrasi ( hak memiliki wakil
rakyat dalam pemerintahan, mengontrol pemerintahan,
menyatakan pendapat, kebebasan pers, membentuk
perkumpulan politik)
c) Hak asasi positif (hak perlindungan keamanan, hak atas
perlindungan hukum, hak memperoleh perlindungan
yang sama didepan hokum, hak atas kewarganegaraan,
hak untuk memperoleh kedilan dimuka hokum, hak
agar Negara memproses pelanggaran terhadap hak yang
dimiliki seseorang)
d) Hak asasi sosial (hak atas jaminan social, hak atas
pekerjaan, hak atas tempat dan jenis pekerjaan, hak atas
upah yang wajar, hak atas perlindungan terhadap
pengangguran, hak untuk membentuk serikat kerja yang
bebas, hak atas pendidikan, hak untuk ikut serta dalam
kehidupan budaya masyarakat)
7
hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan
Hak membuat dan mendirikan parpol / partai politik
dan organisasi politik lainnya
Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan
petisi
3. Hak azasi hukum / Legal Equality Right
Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam
hukum dan pemerintahan
Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil / pns
Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum
4. Hak azasi Ekonomi / Property Rigths
Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli
Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak
Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa,
hutang-piutang, dll
Hak kebebasan untuk memiliki susuatu
Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang
layak
5. Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights
Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan
Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan,
penangkapan, penahanan dan penyelidikan di mata
hukum.
6. Hak asasi sosial budaya / Social Culture Righ
Hak menentukan, memilih dan mendapatkan
pendidikan
Hak mendapatkan pengajaran
Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai
dengan bakat dan minat[4]
PANCASILA
1. Sila Pertama : Hak untuk memeluk agama
2. Sila Kedua : Diperlakukan secara pantas,sesuai dengan
harkat,martabat dan derajatnya
3. Sila Ketiga :Hak asasi agar mengutamakan kepentingan bangsa
dan negara
4. Sila Keempat : Hak untuk berkumpul, berpendapat,serta ikut serta
dalam pemerintahan
5. Sila Kelima :Perimbangan hak milik dengan fungsi sosial
UUD 1945
1. Pembukaan UUD 1945
Alinia ke-1 : Hak Merdeka
Alinia ke-4 :Negara melindungi segenap rakyat
Indonesia,memajukan kesejahteraan umum,mencerdasakan
kehidupan bangsa, dan ikut serta memilihara perdamaian dunia
9
Pasal 28 C
Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam
memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun
masyarakat, bangsa dan negaranya
Pasal 28 D
a) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlidungan dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama dihadapan hokum
b) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan
Pasal 28 E
Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah menurut
agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan,
memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah
negara dan meninggalkannya serta berhak kembali.
Pasal 28 F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh
informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya
serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan
segala jenis saluran yang tersedia.
Pasal 28 G
Setiap orang berhak atas perlindung diri pribadi, keluarga,
kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah
kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari
ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang
merupakan hak asasinya.
Pasal 28 H
a) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal dan mendapat lingkungan hidup yang
baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan.
10
b) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan
hak milik tersebut tidak boleh diambil alih sewenang-
wenang oleh siapapun.
Pasal 28 I
a) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama,
hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut
atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi
manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
apapun.
b) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yanbg bersifat
diskriminatif atas dasar apaun dan berhak mendapat
perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu.
Pasal 28 J
a) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia
orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
b) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap
orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan
dengan undang-undang dengan maksud semata-mata
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas
hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi
tuntutan yang adil sesuai dengan pertimabangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan dan ketertiban umum
dalam suatu masyarakat demokrastis.
11
Undang-Undang
1. KOMNAS HAM
Komisi nasional HAM pada awalnya dibentuk dengan KEPPRES No. 50
Tahun 1993 pada Tanggal 17 Juni 1993 dan kemudian di kukuhkan
melalui UU RI No. 39 Tahun 1999 tentang HAM. KOMNAS HAM
berkedudukan di Ibu Kota Negara dengan 1 orang ketua dan 2 wakil ketua,
anggotanya berjumlah 35 orang dengan massa jabatan 5 Tahun.
Tujuan dibentuknya KOMNAS HAM menurut UU RI No. 39 Tahun
1999 Pasal 75 adalah sebagai berikut:
a) Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan
HAM sesuai dengan Pancasila, UUD 1945, Piagam PBB, serta
Deklarasi Universal HAM.
b) Meningkatkan perlindungan dan penegakan HAM guna
berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan
kemampuan berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan.
Fungsi KOMNAS HAM sebagai berikut:
1. Fungsi Pengkajian dan Penelitian
12
2. Fungsi Penyuluhan
3. Fungsi Pemantauan
4. Fungis Mediasi
Pengadilan HAM
Pengadilan hak asasi manusia di Indonesia dibentuk berdasarkan
UU RI No. 26 Tahun 2000 tentang pengadilan hak asasi manusia.
Pengadilan hak asasi manusia merupakan pengadilan khusus yang
berada dilingkungan pengadilan umum dan berkedudukan di daerah
kabupaten atau kota. Untuk daerah khusus ibu kota Jakarta, pengadilan
HAM berkedudukan di setiap wilayah pengadilan negeri yang
bersangkutan. Adapun tugas dan wewenag pengadilan HAM adalah
sebagai berikut:
a) Memeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM yang
berat
b) Memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran HAM
yang berat yang dilakukan di luar batas territorial wilayah
Negara RI oleh WNI
c) Pengadilan HAM tidak berwenang mengadili seseorang
yang berumur di bawah 18 tahun
d) Pengadilan HAM Ad Hoc merupakan pengadilan yang
mengadili Pelanggaran HAM yang berlaku sebalum di
undangkannya UU No. 26 tahun 2000. pengadilan HAM
Ad Hoc di bentuk atas usul DPR dengan keputusan
Presiden. Adapun pelanggaran HAM berat yang ditangani
oleh pengadilan HAMadalah Kejahatan
GenosidaPerbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian
kelompok Bangsa, Ras, Kelompok Etnis, Kelompok
Agama
13
INSTRUMENT HUKUM HAM INTERNASIONAL
1. Hukum Kebiasaan
2. Piagam PBB
Pemahaman
[5] Inun Miftahul, Instrumen Hak AsasiHam di,”http://inunmiftahul.wordpress.com/2012/10/20/instrumen-hukum-ham/”(akses
Manusia Indonesia sebagai tatanan nilai, norma, sikap yang 10
desember 2013)
hidup di masyarakat dan acuan bertindak pada dasarnya berlangsung sudah cukup
lama. Secara garis besar Prof. Bagir Manan pada bukunya Perkembangan
Pemikiran dan Pengaturan HAM di Indonesia ( 2001 ), membagi perkembangan
14
HAM pemikiran HAM di Indonesia dalam dua periode yaitu periode sebelum
Kemerdekaan ( 1908 – 1945 ), periode setelah Kemerdekaan ( 1945 – sekarang ).
15
kedudukan di muka hukum, hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak,
hak untuk memeluk agama dan kepercayaan, hak berserikat, hak untuk
berkumpul, hak untuk mengeluarkan pikiran dengan tulisan dan lisan.
16
menunjukkan kinerja dan kelasnya sebagai wakil rakyat dengan melakukan
kontrol yang semakin efektif terhadap eksekutif. Kelima, wacana dan
pemikiran tentang HAM mendapatkan iklim yang kondusif sejalan dengan
tumbuhnya kekuasaan yang memberikan ruang kebebasan.
c) Periode 1959 – 1966
Pada periode ini sistem pemerintahan yang berlaku adalah sistem demokrasi
terpimpin sebagai reaksi penolakan Soekarno terhaap sistem demokrasi
Parlementer. Pada sistem ini ( demokrasi terpimpin ) kekuasan berpusat pada
dan berada ditangan presiden. Akibat dari sistem demokrasi terpimpin
Presiden melakukan tindakan inkonstitusional baik pada tataran supratruktur
politik maupun dalam tataran infrastruktur poltik. Dalam kaitan dengan
HAM, telah terjadi pemasungan hak asasi masyarakat yaitu hak sipil dan dan
hak politik.
d) Periode 1966 – 1998
Setelah terjadi peralihan pemerintahan dari Soekarno ke Soeharto, ada
semangat untuk menegakkan HAM. Pada masa awal periode ini telah
diadakan berbagai seminar tentang HAM. Salah satu seminar tentang HAM
dilaksanakan pada tahun 1967 yang merekomendasikan gagasan tentang
perlunya pembentukan Pengadilan HAM, pembentukan Komisi dan
Pengadilan HAM untuk wilayah Asia. Selanjutnya pada pada tahun 1968
diadakan seminar Nasional Hukum II yang merekomendasikan perlunya hak
uji materil ( judical review ) untuk dilakukan guna melindungi HAM. Begitu
pula dalam rangka pelaksanan TAP MPRS No. XIV/MPRS 1966 MPRS
melalui Panitia Ad Hoc IV telah menyiapkan rumusan yang akan dituangkan
dalam piagam tentang Hak – hak Asasi Manusia dan Hak – hak serta
Kewajiban Warganegara.
Sementara itu, pada sekitar awal tahun 1970-an sampai periode akhir 1980-an
persoalan HAM mengalami kemunduran, karena HAM tidak lagi dihormati,
dilindungi dan ditegakkan. Pemerintah pada periode ini bersifat defensif dan
represif yang dicerminkan dari produk hukum yang umumnya restriktif
terhadap HAM. Sikap defensif pemerintah tercermin dalam ungkapan bahwa
17
HAM adalah produk pemikiran barat yang tidak sesuai dengan nilai –nilai
luhur budaya bangsa yang tercermin dalam Pancasila serta bangsa Indonesia
sudah terlebih dahulu mengenal HAM sebagaimana tertuang dalam rumusan
UUD 1945 yang terlebih dahulu dibandingkan dengan deklarasi Universal
HAM. Selain itu sikap defensif pemerintah ini berdasarkan pada anggapan
bahwa isu HAM seringkali digunakan oleh Negara – Negara Barat untuk
memojokkan Negara yang sedang berkembang seperti Inonesia.
Meskipun dari pihak pemerintah mengalami kemandegan bahkan
kemunduran, pemikiran HAM nampaknya terus ada pada periode ini terutama
dikalangan masyarakat yang dimotori oleh LSM ( Lembaga Swadaya
Masyarakat ) dan masyarakat akademisi yang concern terhaap penegakan
HAM. Upaya yang dilakukan oleh masyarakat melalui pembentukan jaringan
dan lobi internasional terkait dengan pelanggaran HAM yang terjadi seprti
kasus Tanjung Priok, kasus Keung Ombo, kasus DOM di Aceh, kasus di Irian
Jaya, dan sebagainya.
Upaya yang dilakukan oleh masyarakat menjelang periode 1990-an nampak
memperoleh hasil yang menggembirakan karena terjadi pergeseran strategi
pemerintah dari represif dan defensif menjadi ke strategi akomodatif terhadap
tuntutan yang berkaitan dengan penegakan HAM. Salah satu sikap akomodatif
pemerintah terhadap tuntutan penegakan HAM adalah dibentuknya Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNAS HAM ) berdasarkan KEPRES No.
50 Tahun 1993 tertanggal 7 Juni 1993.
Lembaga ini bertugas untuk memantau dan menyeliiki pelaksanaan HAM,
serta memberi pendapat, pertimbangan, dan saran kepada pemerintah perihal
pelaksanaan HAM.
e) Periode 1998 – sekarang
Pergantian rezim pemerintahan pada tahan 1998 memberikan dampak yang
sangat besar pada pemajuan dan perlindungan HAM di Indonesia. Pada saat
ini mulai dilakukan pengkajian terhadap beberapa kebijakan pemerintah orde
baru yang beralwanan dengan pemjuan dan perlindungan HAM. Selanjutnya
dilakukan penyusunan peraturan perundang – undangan yang berkaitan
18
dengan pemberlakuan HAM dalam kehidupan ketatanegaraan dan
kemasyarakatan di Indonesia. Hasil dari pengkajian tersebut menunjukkan
banyaknya norma dan ketentuan hukum nasional khususnya yang terkait
dengan penegakan HAM diadopsi dari hukum dan instrumen Internasional
dalam bidang HAM.
Strategi penegakan HAM pada periode ini dilakukan melalui dua tahap yaitu
tahap status penentuan dan tahap penataan aturan secara konsisten. pada tahap
penentuan telah ditetapkan beberapa penentuan perundang – undangan tentang
HAM seperti amandemen konstitusi Negara ( Undang – undang Dasar 1945 ),
ketetapan MPR ( TAP MPR ), Undang – undang (UU), peraturan pemerintah
dan ketentuan perundang – undangam lainnya.
19
Penyiksaan
Penghilangan orang secara paksa
Perbudakan atau diskriminasi yang dilakukan secara
sistematis
b. Kasus pelanggaran HAM yang biasa, meliputi :
Pemukulan
Penganiayaan
Pencemaran nama baik
Menghalangi orang untuk mengekspresikan pendapatnya
Menghilangkan nyawa orang lain
20
Marsinah adalah salah satu korban pekerja dan aktivitas yang hak-
hak pekerja di PT Catur Putera Surya, Porong Jawa Timur.Dia meninggal
secara mengenaskan dan diduga menjadi korban pelanggaran HAM berupa
penculikan, penganiayaan dan pembunuhan.
21
6) Kasus-kasus lainnya
Selain kasusu-kasus besar diatas, terjadi juga pelanggaran Hak
Asasi Manusia seperti dilingkungan keluarga, dilingkungan sekolah atau
pun dilingkungan masyarakat.
Contoh kasus pelanggaran HAM dilingkungan keluarga
antara lain:
Orang tua yang memaksakan keinginannya kepada anaknya
(tentang masuk sekolah, memilih pekerjaan, dipaksa untuk bekerja,
memilih jodoh).Orang tua menyiksa/menganiaya/membunuh anaknya
sendiri.Anak melawan/menganiaya/membunuh saudaranya atau orang
tuanya sendiri.Majikan dan atau anggota keluarga memperlakukan
pembantunya sewenang-wenang dirumah.
Contoh kasus pelanggaran HAM di sekolah antara lain :
Guru membeda-bedakan siswanya di sekolah (berdasarkan
kepintaran, kekayaan, atau perilakunya).Guru memberikan sanksi atau
hukuman kepada siswanya secara fisik (dijewer, dicubit, ditendang,
disetrap di depan kelas atau dijemur di tengah lapangan).
Siswa mengejek/menghina siswa yang lain.
Siswa memalak atau menganiaya siswa yang lain.
Siswa melakukan tawuran pelajar dengan teman sekolahnya
ataupun dengan siswa dari sekolah yang lain
Contoh kasus pelanggaran HAM di masyarakat antara lain :
Pertikaian antarkelompok/antargeng, atau antarsuku(konflik
[6] Tuastra , pelanggaran Haksosial).Perbuatan main hakim sendiri terhadap seorang pencuri atau
asasi manusia ,”http://balines-cerita.blogspot.com/2013/08/pelanggaran-hak-asasi-manusia-ham_9.html”(akses 10
desember 2013)
anggota masyarakat yang tertangkap basah melakukan perbuatan
asusila.Merusak sarana/fasilitas umum karena kecewa atau tidak puas
dengan kebijakan yang ada.
22
BAB IV
PENUTUP
4. 1 Kesimpulan
23
dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh
seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara
akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM
menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM
sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.
4. 2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
24
http://ivantoebi.wordpress.com/2009/03/29/perkembangan-ham-di-indonesia/
http://www.geschool.net/dandy/blog/post/index
http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-macam-dan-jenis-hak-asasi-
manusia-ham-yang-berlaku-umum-global-pelajaran-ilmu-ppkn-pmp-
indonesia.html
http://inunmiftahul.wordpress.com/2012/10/20/instrumen-hukum-ham/
http://www.geschool.net/dandy/blog/post/sejarah-ham-di-dunia-dan-di-indonesia
25