Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hak merupakan unsur yang melekat pada diri setiap manusia yang
dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak
kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan
instansi.Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh.
Setiap individu yang dilahirkan telah memiliki seperangkat hak
yang telah dianugerahkan tuhan kepada diri individu tersebut hak tersebut
salah satunya yaitu hak untuk hidup, Hak kebebasan untuk memilih,
memeluk dan menjalankan agama dan kepercayaan yang diyakini masing-
masing.Oleh karena itu maka HAM yang digambarkan demi pengormatan
terhadap manusia dan membangun rasa kemanusiaan antarsesamanya
harus dipertahankan,dibangun,dikembangkan, dan dipelihara terus dalam
situasi dan waktu apapun. Hanya atas dasar dan landasan hukum yang
mengandung nilai responsif ,konstitusional, dan formal, hak asasi dapat
dikurangi/dicabut sebab kata Elaine Pagels “ On essensial element of a
human right policy will involve constructing its philosophical and
religious basis in terms that will speak to people of various cultures...”
( Alice H. Henkin , 1979 :8)[1]
Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan
dibahas terutama dalam era reformasi ini.HAM lebih dijunjung tinggi dan
lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada era sebelum reformasi.
Hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya menjaga
keselamatan keberadaannya manusia secara utuh melalui keseimbangan
antara kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum.Begitu juga
upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung tinggi Hak Asasi
Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara individu,
pemeritah (Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun Militer), dan negara.

[1] Masyur efendi HAM dalam dimensi/dinamika Yuridis, Sosial, Politik. (Bogor: Ghalia Indonesia,2007) perihal 64
1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang diatas, dapat dirumuskan masalah yaitu
1. Apakah yang dimaksud dengan Hak Asasi Manusia ?
2. Bagaimana sejarah Hak Asasi Manusia di dunia ?
3. Apa sajajenis Hak Asasi Manusia ?
4. Apa saja kah Dasar Hukum Hak Asasi Manusia ?
5. Bagaimana perkembangan Hak Asasi Manusia di Indonesia?
6. Bagaimana konsep pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia?
7. Bagaimana penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulis makalah ini adalah sebagai :


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan hak asasi manusia.
2. Untuk menambah wawasan mengenai sejarah hak asasi manusia.
3. Untuk mengetahui apa saja jenis hak asasi manusia.
4. Untuk menambah wawasan mengenai perkembangan hak asasi manusia di
Indonesia.
5. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi Dasar Hukum Hak Asasi
Manusia
6. Untuk mengetahui bagaimana konsep pelanggaran hak asasi manusia di
Indonesia.
7. Untuk mengetahui bagaimana penegakkan hak asasi manusia di Indonesia.

2
BAB II

GAMBARAN UMUM

Hak ini dimiliki oleh manusia semata – mata karena ia manusia, bukan
karena pemberian masyarakat atau pemberian negara. Hak mengandung unsur
perlindungan, kepentingan dan juga kehendak, demikian kata Paton (satjipto
Rahardjo, 1982:95)[2].Maka hak asasi manusia itu tidak tergantung dari pengakuan
manusia lain, masyarakat lain, atau Negara lain. Hak asasi diperoleh manusia dari
Penciptanya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan hak yang tidak dapat
diabaikan.

Sebagai manusia setiap individu yang mempunyai martabat yang tinggi.


Hak asasi manusia ada dan melekat pada setiap manusia.Oleh karena itu, bersifat
universal, artinya berlaku di mana saja dan untuk siapa saja dan tidak dapat
diambil oleh siapapun.Hak ini dibutuhkan manusia selain untuk melindungi diri
dan martabat kemanusiaanya juga digunakan sebagai landasan moral dalam
bergaul atau berhubungan dengan sesama manusia.

Pada setiap hak melekat kewajiban. Karena itu,selain ada hak asasi
manusia, ada juga kewajiban asasi manusia, yaitu kewajiban yang harus
dilaksanakan demi terlaksana atau tegaknya hak asasi manusia (HAM). Dalam
menggunakan Hak Asasi Manusia, kita wajib untuk memperhatikan,
menghormati, dan menghargai hak asasi yang juga dimiliki oleh orang lain.

Kesadaran akan hak asasi manusia , harga diri , harkat dan martabat
kemanusiaannya, diawali sejak manusia ada di muka bumi. Hal itu disebabkan
oleh hak – hak kemanusiaan yang sudah ada sejak manusia itu dilahirkan dan
merupakan hak kodrati yang melekat pada diri manusia.Sejarah mencatat berbagai
peristiwa besar di dunia ini sebagai suatu usaha untuk menegakkan hak asasi
manusia.

[2] Masyur efendi HAM dalam dimensi/dinamika Yuridis, Sosial, Politik. (Bogor: Ghalia Indonesia,2007) perihal 64
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Hak Asasi Manusia


HAM adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia,tanpa
hak-hak itu manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia.Menurut
John Locke HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan
Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. Dalam pasal 1 Undang-
Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa “Hak
Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”.

3.2 Sejarah Terbentuknya Hak Asasi Manusia

Inggris sering disebut–sebut sebagai negara pertama di dunia yang


memperjuangkan hak asasi manusia.Tonggak pertama bagi kemenangan
hak-hak asasi terjadi di Inggris.[3]

Secara internasional HAM dideklarasikan untuk pertama kali pada


tahun 1948 setelah dunia mengalami dua kali perang yang melibatkan
multi negara.Usaha internasional ini dilakukan setelah banyaknya hak-hak
manusia yang diinjak-injak akibat perang. Belakangan deklarasi itu
dikenal dengan nama naskah Universal Declaration of Human Rights
(Deklarasi Umum Hak Azasi Manusia / DUHAM), United Nation / PBB.

Bila dilihat dari sisi rentetan historis, deklarasi di atas


sesungguhnya merupakan salah satu rangkaian usaha umat manusia untuk
lepas dari belenggu keserakahan manusia terhadap manusia lainnya, serta
untuk memperjuangkan yang dianggap haknya.Usaha-usaha tersebut

4
[3] Dandy bagus, Sejarah Hak Asasi Manusia “http://www.geschool.net/dandy/blog/post/sejarah-ham-di-dunia-dan-di-
indonesia”., (diakses 10 desember 2013)
acapkali harus dibayar dengan pengorbanan jiwa dan raga. Di Barat abad
pertengahan misalnya usaha-usaha itu sering muncul ketika ada
persinggungan antara satu kelompok dengan kelompok lain dan
persinggungan itu dianggap telah merendahkan martabat seseorang
sebagai manusia. Dalam proses demikian itu telah lahir banyak naskah
mengenai upaya untuk saling memelihara dan menghormati beberapa hak-
hak manusia yang dianggap azasi dan universal. Adapun naskah-naskah
dimaksud adalah :

a) Magna Charta (Piagam Agung, 1215) suatu dokumen yang


mencatat beberapa hak yang diberikan Raja John dari
Inggris kepada beberapa bangsawan bawahannya atas
tuntutan mereka. Naskah ini sekaligus membatasi
kekuasaan Raja.
b) Bill of Rights (Undang-Undang Hak, 1689) : suatu undang-
undang yang diterima oleh Parlemen Inggris sesudah
berhasil dalam tahun sebelumnya mengadakan perlawanan
terhadap Raja James II dalam suatu revolusi tak berdarah
(The Glorious Revolution of 1688).
c) Declaration des droits de l’homme et du citoyen
(Pernyataan hak-hak manusia dan warga negara, 1789),
suatu naskah yang dicetuskan pada permulaan Revolusi
Perancis, sebagai perlawanan terhadap kesewenangan dari
rezim lama)
d) Bill of Rights (Undang-Undang Hak), suatu naskah yang
disusun oleh rakyat Amerika Serikat dalam tahun 1789
(sama tahunnya dengan Deklarasi Perancis) dan yang
menjadi bagian dari undang-undang dasar pada tahun 1791.

Naskah-naskah deklarasi abad ke-17 dan abad ke-18 di atas pada


prinsipnya banyak dipengaruhi oleh gagasan mengenai Hukum Alam
(Natural Law), seperti yang dirumuskan oleh John Locke (1632-1714) dan

5
Jean Jaques Rousseau (1712-1778) dan hanya terbatas pada hak-hak yang
bersifat politis saja seperti kesamaan hak, hak atas kebebasan, hak untuk
memilih, dan hak untuk dipilih

Memasuki abad ke-20 hak-hak azasi di wilayah politik saja


ternyata dianggap tidak memadai dan tidak sempurna, oleh karena itu
dirumuskan berbagai naskah hak-hak lainnya.Diantara yang merumuskan
itu adalah Fraklin Delano Roosevelt, Presiden Amerika Serikat. Ia
mencetuskan empat kebebasan atau terkenal dengan istilah “The Four
Freedom”, yakni :

 Freedom of Speech (Kebebasan untuk berbicara dan menyatakan


pendapat);
 Freedom of Religion (Kebebasan beragama);
 Freedom of fear (Kebebasan dari ras takut) ;
 Freedom of want (Kebebasn dari kemiskinan / kemelaratan.

3. 3 Jenis Dan Macam –macam Hak Asasi Manusia

Macam-macam hak asasi manusia terdapat berbagai


pandangan.Hak asasi manusia terdiri dari dua hak yang paling
fundamental, yaitu hak persamaan dan hak kebebasan.Berdasarkan kedua
hak inilah lahir hak asasi manusia.

Franz Magnis Suseno membedakan HAM kedalam 4 macam :

a) Hak-Hak Asasi Negarif atau Liberal ( Hak hidup,


keutuhan jasmani, kebebasan bergerak, kebebasan
memilih jodoh, perlindungan atas hak milik, hak untuk
mengurus rumah tangga sendiri, kebebasan beragama,
kebebasan mengikuti suara hati, hak untuk tidak ditahan
semena-mena, kebebasan berserikat dan berserikat,
kebebasan untuk berpikir dll).

6
b) Hak asasi aktif atau demokrasi ( hak memiliki wakil
rakyat dalam pemerintahan, mengontrol pemerintahan,
menyatakan pendapat, kebebasan pers, membentuk
perkumpulan politik)
c) Hak asasi positif (hak perlindungan keamanan, hak atas
perlindungan hukum, hak memperoleh perlindungan
yang sama didepan hokum, hak atas kewarganegaraan,
hak untuk memperoleh kedilan dimuka hokum, hak
agar Negara memproses pelanggaran terhadap hak yang
dimiliki seseorang)
d) Hak asasi sosial (hak atas jaminan social, hak atas
pekerjaan, hak atas tempat dan jenis pekerjaan, hak atas
upah yang wajar, hak atas perlindungan terhadap
pengangguran, hak untuk membentuk serikat kerja yang
bebas, hak atas pendidikan, hak untuk ikut serta dalam
kehidupan budaya masyarakat)

Pembagian Bidang, Jenis dan Macam Hak Asasi Manusia di Dunia :

1. Hak asasi pribadi / personal Right


 Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan
berpindah-pindah tempat
 Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan
pendapat
 Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau
perkumpulan
 Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan
menjalankan agama dan kepercayaan yang diyakini
masing-masing
2. Hak asasi politik / Political Right
 Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu
pemilihan

7
 hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan
 Hak membuat dan mendirikan parpol / partai politik
dan organisasi politik lainnya
 Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan
petisi
3. Hak azasi hukum / Legal Equality Right
 Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam
hukum dan pemerintahan
 Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil / pns
 Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum
4. Hak azasi Ekonomi / Property Rigths
 Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli
 Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak
 Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa,
hutang-piutang, dll
 Hak kebebasan untuk memiliki susuatu
 Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang
layak
5. Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights
 Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan
 Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan,
penangkapan, penahanan dan penyelidikan di mata
hukum.
6. Hak asasi sosial budaya / Social Culture Righ
 Hak menentukan, memilih dan mendapatkan
pendidikan
 Hak mendapatkan pengajaran
 Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai
dengan bakat dan minat[4]

[4]Godam , Jenis Hak Asasi Manusia ,”http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-macam-dan-jenis-hak-asasi-manusia-ham-yang-berlaku-


umum-global-pelajaran-ilmu-ppkn-pmp-indonesia.html”(akses 10 desember 2013)
3.4 Dasar Hukum Hak Asasi Manusia

 INSTRUMEN HUKUM HAM INDONESIA 

PANCASILA
1. Sila Pertama : Hak untuk memeluk agama
2. Sila Kedua : Diperlakukan secara pantas,sesuai dengan
harkat,martabat dan derajatnya
3. Sila Ketiga :Hak asasi agar mengutamakan kepentingan bangsa
dan negara
4. Sila Keempat : Hak untuk berkumpul, berpendapat,serta ikut serta
dalam pemerintahan
5. Sila Kelima :Perimbangan hak milik dengan fungsi sosial

UUD 1945
1. Pembukaan UUD 1945
 Alinia ke-1    : Hak Merdeka
 Alinia ke-4   :Negara melindungi segenap rakyat
Indonesia,memajukan kesejahteraan umum,mencerdasakan
kehidupan bangsa, dan ikut serta memilihara perdamaian dunia

2. Batang Tubuh (Pasal-Pasal) UUD 1945

Pasal 28A – Pasal 28J(Amandemen ke-2 di sahkan 18 agustus 2000)

 Pasal 28 A : Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak


mempertahan kahidup dan kehidupannya
 Pasal 28 B
a) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan
melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah
b) Setiap orang berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh
dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi

9
 Pasal 28 C
Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam
memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun
masyarakat, bangsa dan negaranya
 Pasal 28 D
a) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlidungan dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama dihadapan hokum
b) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan
 Pasal 28 E
Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah menurut
agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan,
memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah
negara dan meninggalkannya serta berhak kembali.
 Pasal 28 F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh
informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya
serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan
segala jenis saluran yang tersedia.
 Pasal 28 G
Setiap orang berhak atas perlindung diri pribadi, keluarga,
kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah
kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari
ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang
merupakan hak asasinya.
 Pasal 28 H
a) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal dan mendapat lingkungan hidup yang
baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan.

10
b) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan
hak milik tersebut tidak boleh diambil alih sewenang-
wenang oleh siapapun.
 Pasal 28 I
a) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama,
hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut
atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi
manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
apapun.
b) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yanbg bersifat
diskriminatif atas dasar apaun dan berhak mendapat
perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu.
 Pasal 28 J
a) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia
orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
b) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap
orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan
dengan undang-undang dengan maksud semata-mata
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas
hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi
tuntutan yang adil sesuai dengan pertimabangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan dan ketertiban umum
dalam suatu masyarakat demokrastis.

TAP  MPR No. XVII/MPR/1998

 Terdiri dari 10 Bab dan 44 Pasal

11
Undang-Undang

 UU RI No. 39 Th 1999 Tentang HAM


Terdiri dari 11 Bab dan 106 Pasal
 UU RI No. 26 Th 2000 Tentang Pengadilan HAM 
Terdiri dari 10 Bab dan 51 Pasal
 KEPPRES No 129 tentang rencana aksi nasional HAM Indonesia
 PP No. 3 Th 1998 tentang kompensasi dan rehabilitasi terhadap korban
pelanggaran HAM.
 PP No. 2 Th 2002 tentang tata cara perlindungan korban dan sanki dalam
pelaggaran HAM

KELEMBAGAAN HAM DI INDONESIA

Dalam upaya perlindungan dan penegakan HAM telah di bentuk lembaga-


lembaga resmi oleh pemerintah diantaranya:

1. KOMNAS HAM
Komisi nasional HAM pada awalnya dibentuk dengan KEPPRES No. 50
Tahun 1993 pada Tanggal 17 Juni 1993 dan kemudian di kukuhkan
melalui UU RI No. 39 Tahun 1999 tentang HAM. KOMNAS HAM
berkedudukan di Ibu Kota Negara dengan 1 orang ketua dan 2 wakil ketua,
anggotanya berjumlah 35 orang dengan massa jabatan 5 Tahun.
 Tujuan dibentuknya KOMNAS HAM  menurut UU RI No. 39 Tahun
1999 Pasal 75 adalah sebagai berikut:
a) Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan
HAM sesuai dengan Pancasila, UUD 1945, Piagam PBB, serta
Deklarasi Universal HAM.
b) Meningkatkan perlindungan dan penegakan HAM guna
berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan
kemampuan berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan. 
 Fungsi KOMNAS HAM sebagai berikut:
1. Fungsi Pengkajian dan Penelitian

12
2. Fungsi Penyuluhan
3. Fungsi Pemantauan
4. Fungis Mediasi
 Pengadilan HAM
Pengadilan hak asasi manusia di Indonesia dibentuk berdasarkan
UU RI No. 26 Tahun 2000 tentang pengadilan hak asasi manusia.
Pengadilan hak asasi manusia merupakan pengadilan khusus yang
berada dilingkungan pengadilan umum dan berkedudukan di daerah
kabupaten atau kota. Untuk daerah khusus ibu kota Jakarta, pengadilan
HAM berkedudukan di setiap wilayah pengadilan negeri yang
bersangkutan. Adapun tugas dan wewenag pengadilan HAM adalah
sebagai berikut:
a) Memeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM yang
berat
b) Memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran HAM
yang berat yang dilakukan di luar batas territorial wilayah
Negara RI oleh WNI
c) Pengadilan HAM tidak berwenang mengadili seseorang
yang berumur di bawah 18 tahun    
d) Pengadilan HAM Ad Hoc merupakan pengadilan yang
mengadili Pelanggaran HAM yang berlaku sebalum di
undangkannya UU No. 26 tahun 2000. pengadilan HAM
Ad Hoc di bentuk atas usul DPR dengan keputusan
Presiden.  Adapun pelanggaran HAM berat yang ditangani
oleh pengadilan HAMadalah Kejahatan
GenosidaPerbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian
kelompok Bangsa, Ras, Kelompok Etnis, Kelompok
Agama

13
INSTRUMENT HUKUM HAM INTERNASIONAL

1. Hukum Kebiasaan

2. Piagam PBB

3. The International Bill Of Human Rights

 Pernyataan sedunia mengenai HAM (The Universal Declaration Of


Human Rights)
 Kovenan internasional mengenai hak-hak sipil dan politik (The
International Covenant On Civil and Political Rights)
 Protocol Opsi Pertama Pada ICCPR[5]

3. 6 Perkembangan Hak Asasi Manusia di Indonesia

Pemahaman
[5] Inun Miftahul, Instrumen Hak AsasiHam di,”http://inunmiftahul.wordpress.com/2012/10/20/instrumen-hukum-ham/”(akses
Manusia Indonesia sebagai tatanan nilai, norma, sikap yang 10
desember 2013)
hidup di masyarakat dan acuan bertindak pada dasarnya berlangsung sudah cukup
lama. Secara garis besar Prof. Bagir Manan pada bukunya Perkembangan
Pemikiran dan Pengaturan HAM di Indonesia ( 2001 ), membagi perkembangan

14
HAM pemikiran HAM di Indonesia dalam dua periode yaitu periode sebelum
Kemerdekaan ( 1908 – 1945 ), periode setelah Kemerdekaan ( 1945 – sekarang ).

1. Periode Sebelum Kemerdekaan ( 1908 – 1945 )


 Boedi Oetomo, dalam konteks pemikiran HAM, pemimpin Boedi Oetomo
telah memperlihatkan adanya kesadaran berserikat dan mengeluarkan
pendapat melalui petisi – petisi yang dilakukan kepada pemerintah
kolonial maupun dalam tulisan yang dalam surat kabar goeroe desa.
Bentuk pemikiran HAM Boedi Oetomo dalam bidang hak kebebasan
berserikat dan mengeluarkan pendapat.
 Perhimpunan Indonesia, lebih menitikberatkan pada hak untuk
menentukan nasib sendiri.
 Sarekat Islam, menekankan pada usaha – usaha unutk memperoleh
penghidupan yang layak dan bebas dari penindasan dan deskriminasi
rasial.
 Partai Komunis Indonesia, sebagai partai yang berlandaskan paham
Marxisme lebih condong pada hak – hak yang bersifat sosial dan
menyentuh isu – isu yang berkenan dengan alat produksi.
 Indische Partij, pemikiran HAM yang paling menonjol adalah hak untuk
mendapatkan kemerdekaan serta mendapatkan perlakuan yang sama dan
hak kemerdekaan.
 Partai Nasional Indonesia, mengedepankan pada hak untuk memperoleh
kemerdekaan.
 Organisasi Pendidikan Nasional Indonesia, menekankan pada hak politik
yaitu hak untuk mengeluarkan pendapat, hak untuk menentukan nasib
sendiri, hak berserikat dan berkumpul, hak persamaan di muka hukum
serta hak untuk turut dalam penyelenggaraan Negara.

Pemikiran HAM sebelum kemerdekaan juga terjadi perdebatan dalam sidang


BPUPKI antara Soekarno dan Soepomo di satu pihak dengan Mohammad
Hatta dan Mohammad Yamin pada pihak lain. Perdebatan pemikiran HAM
yang terjadi dalam sidang BPUPKI berkaitan dengan masalah hak persamaan

15
kedudukan di muka hukum, hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak,
hak untuk memeluk agama dan kepercayaan, hak berserikat, hak untuk
berkumpul, hak untuk mengeluarkan pikiran dengan tulisan dan lisan.

2. Periode Setelah Kemerdekaan ( 1945 – sekarang )


a) Periode 1945 – 1950
Pemikiran HAM pada periode awal kemerdekaan masih pada hak untuk
merdeka, hak kebebasan untuk berserikat melalui organisasi politik yang
didirikan serta hak kebebasan untuk untuk menyampaikan pendapat terutama
di parlemen. Pemikiran HAM telah mendapat legitimasi secara formal karena
telah memperoleh pengaturan dan masuk kedalam hukum dasar Negara
( konstitusi ) yaitu, UUD 45. komitmen terhadap HAM pada periode awal
sebagaimana ditunjukkan dalam Maklumat Pemerintah tanggal 1 November
1945.
Langkah selanjutnya memberikan keleluasaan kepada rakyat untuk
mendirikan partai politik. Sebagaimana tertera dalam Maklumat Pemerintah
tanggal 3 November 1945.
b) Periode 1950 – 1959
Periode 1950 – 1959 dalam perjalanan Negara Indonesia dikenal dengan
sebutan periode Demokrasi Parlementer. Pemikiran HAM pada periode ini
menapatkan momentum yang sangat membanggakan, karena suasana
kebebasan yang menjadi semangat demokrasi liberal atau demokrasi
parlementer mendapatkan tempat di kalangan elit politik. Seperti dikemukakan
oleh Prof. Bagir Manan pemikiran dan aktualisasi HAM pada periode ini
mengalami “ pasang” dan menikmati “ bulan madu “ kebebasan. Indikatornya
menurut ahli hukum tata Negara ini ada lima aspek. Pertama, semakin banyak
tumbuh partai – partai politik dengan beragam ideologinya masing – masing.
Kedua, Kebebasan pers sebagai pilar demokrasi betul – betul menikmati
kebebasannya. Ketiga, pemilihan umum sebagai pilar lain dari demokrasi
berlangsung dalam suasana kebebasan, fair ( adil ) dan demokratis. Keempat,
parlemen atau dewan perwakilan rakyat resprentasi dari kedaulatan rakyat

16
menunjukkan kinerja dan kelasnya sebagai wakil rakyat dengan melakukan
kontrol yang semakin efektif terhadap eksekutif. Kelima, wacana dan
pemikiran tentang HAM mendapatkan iklim yang kondusif sejalan dengan
tumbuhnya kekuasaan yang memberikan ruang kebebasan.
c) Periode 1959 – 1966
Pada periode ini sistem pemerintahan yang berlaku adalah sistem demokrasi
terpimpin sebagai reaksi penolakan Soekarno terhaap sistem demokrasi
Parlementer. Pada sistem ini ( demokrasi terpimpin ) kekuasan berpusat pada
dan berada ditangan presiden. Akibat dari sistem demokrasi terpimpin
Presiden melakukan tindakan inkonstitusional baik pada tataran supratruktur
politik maupun dalam tataran infrastruktur poltik. Dalam kaitan dengan
HAM, telah terjadi pemasungan hak asasi masyarakat yaitu hak sipil dan dan
hak politik.
d) Periode 1966 – 1998
Setelah terjadi peralihan pemerintahan dari Soekarno ke Soeharto, ada
semangat untuk menegakkan HAM. Pada masa awal periode ini telah
diadakan berbagai seminar tentang HAM. Salah satu seminar tentang HAM
dilaksanakan pada tahun 1967 yang merekomendasikan gagasan tentang
perlunya pembentukan Pengadilan HAM, pembentukan Komisi dan
Pengadilan HAM untuk wilayah Asia. Selanjutnya pada pada tahun 1968
diadakan seminar Nasional Hukum II yang merekomendasikan perlunya hak
uji materil ( judical review ) untuk dilakukan guna melindungi HAM. Begitu
pula dalam rangka pelaksanan TAP MPRS No. XIV/MPRS 1966 MPRS
melalui Panitia Ad Hoc IV telah menyiapkan rumusan yang akan dituangkan
dalam piagam tentang Hak – hak Asasi Manusia dan Hak – hak serta
Kewajiban Warganegara.
Sementara itu, pada sekitar awal tahun 1970-an sampai periode akhir 1980-an
persoalan HAM mengalami kemunduran, karena HAM tidak lagi dihormati,
dilindungi dan ditegakkan. Pemerintah pada periode ini bersifat defensif dan
represif yang dicerminkan dari produk hukum yang umumnya restriktif
terhadap HAM. Sikap defensif pemerintah tercermin dalam ungkapan bahwa

17
HAM adalah produk pemikiran barat yang tidak sesuai dengan nilai –nilai
luhur budaya bangsa yang tercermin dalam Pancasila serta bangsa Indonesia
sudah terlebih dahulu mengenal HAM sebagaimana tertuang dalam rumusan
UUD 1945 yang terlebih dahulu dibandingkan dengan deklarasi Universal
HAM. Selain itu sikap defensif pemerintah ini berdasarkan pada anggapan
bahwa isu HAM seringkali digunakan oleh Negara – Negara Barat untuk
memojokkan Negara yang sedang berkembang seperti Inonesia.
Meskipun dari pihak pemerintah mengalami kemandegan bahkan
kemunduran, pemikiran HAM nampaknya terus ada pada periode ini terutama
dikalangan masyarakat yang dimotori oleh LSM ( Lembaga Swadaya
Masyarakat ) dan masyarakat akademisi yang concern terhaap penegakan
HAM. Upaya yang dilakukan oleh masyarakat melalui pembentukan jaringan
dan lobi internasional terkait dengan pelanggaran HAM yang terjadi seprti
kasus Tanjung Priok, kasus Keung Ombo, kasus DOM di Aceh, kasus di Irian
Jaya, dan sebagainya.
Upaya yang dilakukan oleh masyarakat menjelang periode 1990-an nampak
memperoleh hasil yang menggembirakan karena terjadi pergeseran strategi
pemerintah dari represif dan defensif menjadi ke strategi akomodatif terhadap
tuntutan yang berkaitan dengan penegakan HAM. Salah satu sikap akomodatif
pemerintah terhadap tuntutan penegakan HAM adalah dibentuknya Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNAS HAM ) berdasarkan KEPRES No.
50 Tahun 1993 tertanggal 7 Juni 1993.
Lembaga ini bertugas untuk memantau dan menyeliiki pelaksanaan HAM,
serta memberi pendapat, pertimbangan, dan saran kepada pemerintah perihal
pelaksanaan HAM.
e) Periode 1998 – sekarang
Pergantian rezim pemerintahan pada tahan 1998 memberikan dampak yang
sangat besar pada pemajuan dan perlindungan HAM di Indonesia. Pada saat
ini mulai dilakukan pengkajian terhadap beberapa kebijakan pemerintah orde
baru yang beralwanan dengan pemjuan dan perlindungan HAM. Selanjutnya
dilakukan penyusunan peraturan perundang – undangan yang berkaitan

18
dengan pemberlakuan HAM dalam kehidupan ketatanegaraan dan
kemasyarakatan di Indonesia. Hasil dari pengkajian tersebut menunjukkan
banyaknya norma dan ketentuan hukum nasional khususnya yang terkait
dengan penegakan HAM diadopsi dari hukum dan instrumen Internasional
dalam bidang HAM.
Strategi penegakan HAM pada periode ini dilakukan melalui dua tahap yaitu
tahap status penentuan dan tahap penataan aturan secara konsisten. pada tahap
penentuan telah ditetapkan beberapa penentuan perundang – undangan tentang
HAM seperti amandemen konstitusi Negara ( Undang – undang Dasar 1945 ),
ketetapan MPR ( TAP MPR ), Undang – undang (UU), peraturan pemerintah
dan ketentuan perundang – undangam lainnya.

3. 7 Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia

Menurut Pasal 1 Angka 6 No. 39 Tahun 1999 yang dimaksud


dengan pelanggaran hak asasi manusia setiap perbuatan seseorang atau
kelompok orang termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak
disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi,
membatasi dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok
orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau
dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyesalan hukum yang adil dan
benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
Hampir dapat dipastikan dalam kehidupan sehari-hari dapat
ditemukan pelanggaran hak asasi manusia, baik di Indonesia maupun di
belahan dunia lain. Pelanggaran itu, bisa dilakukan oleh pemerintah
maupun masyarakat, baik secara perorangan ataupun kelompok.
Pelanggaran HAM ini dapat dikategorikan dalam dua jenis, yaitu :
a. Kasus pelanggaran HAM yang bersifat berat, meliputi :
 Pembunuhan masal (genosida)
 Pembunuhan sewenang-wenang atau di luar putusan
pengadilan

19
 Penyiksaan
 Penghilangan orang secara paksa
 Perbudakan atau diskriminasi yang dilakukan secara
sistematis
b. Kasus pelanggaran HAM yang biasa, meliputi :
 Pemukulan
 Penganiayaan
 Pencemaran nama baik
 Menghalangi orang untuk mengekspresikan pendapatnya
 Menghilangkan nyawa orang lain

Setiap manusia selalu memiliki dua keinginan, yaitu keinginan


berbuat baik, dan keinginan berbuat jahat.Keinginan berbuat jahat itulah
yang menimbulkan dampak pada pelanggaran hak asasi manusia, seperti
membunuh, merampas harta milik orang lain, menjarah dan lain-lain.
Pelanggaran hak asasi manusia dapat terjadi dalam interaksi antara
aparat pemerintah dengan masyarakat dan antar warga masyarakat.Namun,
yang sering terjadi adalah antara aparat pemerintah dengan masyarakat.
Apabila dilihat dari perkembangan sejarah bangsa Indonesia, ada
beberapa peristiiwa besar pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi dan
mendapat perhatian yang tinggi dari pemerintah dan masyarakat Indonesia,
seperti :

1) Kasus Tanjung Priok (1984)


Kasus tanjung Priok terjadi tahun 1984 antara aparat dengan warga
sekitar yang berawal dari masalah SARA dan unsur politis.Dalam
peristiwa ini diduga terjadi pelanggaran HAM dimana terdapat rarusan
korban meninggal dunia akibat kekerasan dan penembakan.

2) Kasus terbunuhnya Marsinah, seorang pekerja wanita PT Catur Putera


Surya Porong, Jatim (1994)

20
Marsinah adalah salah satu korban pekerja dan aktivitas yang hak-
hak pekerja di PT Catur Putera Surya, Porong Jawa Timur.Dia meninggal
secara mengenaskan dan diduga menjadi korban pelanggaran HAM berupa
penculikan, penganiayaan dan pembunuhan.

3) Peristiwa Aceh (1990)


Peristiwa yang terjadi di Aceh sejak tahun 1990 telah banyak
memakan korban, baik dari pihak aparat maupun penduduk sipil yang
tidak berdosa. Peristiwa Aceh diduga dipicu oleh unsur politik dimana
terdapat pihak-pihak tertentu yang menginginkan Aceh merdeka.

4) Peristiwa Trisakti dan Semanggi (1998)


Tragedi Trisakti terjadi pada 12 Mei 1998 (4 mahasiswa meninggal
dan puluhan lainnya luka-luka).Tragedi Semanggi I terjadi pada 11-13
November 1998 (17 orang warga sipil meninggal) dan tragedi Semanggi II
pada 24 September 1999 (1 orang mahasiswa meninggal dan 217 orang
luka-luka).
5) Kasus Munir (Pejuang HAM)
Munir Said Thalib (lahir di Malang, Jawa Timur, 8 Desember 1965
– meninggal di Jakarta di dalam pesawat jurusan ke Amsterdam, 7
September 2004 pada umur 38 tahun) adalah pria keturunan Arab yang
juga seorang aktivis HAM Indonesia. Jabatan terakhirnya adalah Direktur
Eksekutif Lembaga Pemantau Hak Asasi Manusia Indonesia Imparsial.
Saat menjabat Dewan Kontras namanya melambung sebagai
seorang pejuang bagi orang-orang hilang yang diculik pada masa
itu.Ketika itu dia membela para aktivis yang menjadi korban penculikan
Tim Mawar dari Kopassus. Setelah Soeharto jatuh, penculikan itu menjadi
alasan pencopotan Danjen Kopassus Prabowo Subianto dan diadilinya
para anggota tim Mawar.
Jenazah Munir dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Kota
Batu. [6]

21
6) Kasus-kasus lainnya
Selain kasusu-kasus besar diatas, terjadi juga pelanggaran Hak
Asasi Manusia seperti dilingkungan keluarga, dilingkungan sekolah atau
pun dilingkungan masyarakat.
Contoh kasus pelanggaran HAM dilingkungan keluarga
antara lain:
Orang tua yang memaksakan keinginannya kepada anaknya
(tentang masuk sekolah, memilih pekerjaan, dipaksa untuk bekerja,
memilih jodoh).Orang tua menyiksa/menganiaya/membunuh anaknya
sendiri.Anak melawan/menganiaya/membunuh saudaranya atau orang
tuanya sendiri.Majikan dan atau anggota keluarga memperlakukan
pembantunya sewenang-wenang dirumah.
Contoh kasus pelanggaran HAM di sekolah antara lain :
Guru membeda-bedakan siswanya di sekolah (berdasarkan
kepintaran, kekayaan, atau perilakunya).Guru memberikan sanksi atau
hukuman kepada siswanya secara fisik (dijewer, dicubit, ditendang,
disetrap di depan kelas atau dijemur di tengah lapangan).
 Siswa mengejek/menghina siswa yang lain.
 Siswa memalak atau menganiaya siswa yang lain.
 Siswa melakukan tawuran pelajar dengan teman sekolahnya
ataupun dengan siswa dari sekolah yang lain
Contoh kasus pelanggaran HAM di masyarakat antara lain :
Pertikaian antarkelompok/antargeng, atau antarsuku(konflik
[6] Tuastra , pelanggaran Haksosial).Perbuatan main hakim sendiri terhadap seorang pencuri atau
asasi manusia ,”http://balines-cerita.blogspot.com/2013/08/pelanggaran-hak-asasi-manusia-ham_9.html”(akses 10
desember 2013)
anggota masyarakat yang tertangkap basah melakukan perbuatan
asusila.Merusak sarana/fasilitas umum karena kecewa atau tidak puas
dengan kebijakan yang ada.

22
BAB IV
PENUTUP

4. 1 Kesimpulan

HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai


dengan kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-
nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah
melanggar atau menindas HAM orang lain.Dalam kehidupan
bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI,

23
dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh
seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara
akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM
menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM
sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.

4. 2 Saran

Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan


memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus
bisa menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita
melakukan pelanggaran HAM. Dan jangan sampai pula HAM kita
dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain.Jadi dalam menjaga HAM
kita harus mampu menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita
dengan orang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Masyhur. 2007 . HAM dalam dimensi/dinamika Yuridis, Sosial,


Politik.Bogor: Ghalia Indonesia
http://kasusham.blogspot.com/
http://makalahhakasasimanusiaham.blogspot.com/
http://balines-cerita.blogspot.com/2013/08/pelanggaran-hak-asasi-manusia-
ham_9.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia

24
http://ivantoebi.wordpress.com/2009/03/29/perkembangan-ham-di-indonesia/
http://www.geschool.net/dandy/blog/post/index
http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-macam-dan-jenis-hak-asasi-
manusia-ham-yang-berlaku-umum-global-pelajaran-ilmu-ppkn-pmp-
indonesia.html
http://inunmiftahul.wordpress.com/2012/10/20/instrumen-hukum-ham/
http://www.geschool.net/dandy/blog/post/sejarah-ham-di-dunia-dan-di-indonesia

25

Anda mungkin juga menyukai