Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

HAK ASASI MANUSIA


Dosen Pengajar : DR. Khrisna Hadiwinata, SH,MMT

OLEH:
KELOMPOK 2
FAJARRULLOH AKBAR

(1431120103)

LUT ALFIA NUR NADIA

(1431120068)

MOCHAMMAD HUDA

(1431120016)

MUHAMMAD ROSUL

(1431120047)

PROGAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2016

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia
yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak
kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi.
Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu
hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi ini.
HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada
era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup
tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita
melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau
pemenuhan HAM pada diri kita sendiri. Dalam hal ini penulis merasa tertarik
untuk membuat makalah tentang HAM. Maka dengan ini penulis mengambil
judul Hak Asasi Manusia.
B. RUMUSAN MASALAH
Masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) ?
2. Apa saja jenis-jenis Hak Asasi Manusia (HAM)
3. Bagaimana sejarah dan perkembangan Hak Asasi Manusia (HAM) ?
4. Bagaimana pemahaman HAM dalam Pancasila ?
5. Bagaimana Hak Asasi Manusia dalam UUD NRI Th.1945 ?

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah yang berjudul Hak Asasi Manusia
ini antara lain adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)
2. Untuk mengetahui jenis-jenis Hak Asasi Manusia (HAM)

3. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan Hak Asasi Manusia (HAM)


4. Untuk mengetahui HAM dalam Pancasila
5. Untuk mengetahui Hak Asasi Manusia dalam UUD NRI Th.1945
D. MANFAAT PENULISAN
Manfaat dari penulisan makalah yang berjudul Hak Asasi Manusia ini
antara lain adalah :
1. Menambah pengetahuan mengenai Hak Asasi Manusia
2. Menambah pengetahuan mengenai jenis-jenis Hak Asasi Manusia
3. Menambah pengetahuan mengenai sejarah dan perkembangan Hak Asasi
Manusia (HAM)
4. Menambah pengetahuan tentang HAM dalam Pancasila
5. Menambah pengetahuan tentang Hak Asasi Manusia dalam UUD NRI
Th.1945

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hak Asasi Manusia
2.1.1 Pengertian Hak Asasi Manusia

Menurut Teaching of Human Rights yang diterbitkan oleh PBB, hak asasi
manusia adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia
mustahil dapat hidup sebagai manusia.
Menurut Suproatnoko (2008;125), hak asasi manusia adalah hak dasar milik
manusia, bersifat universal sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa sejak hidup dalam
kandungan atau rahim, dan hak kodrati atau asasi yang tidak dapat dipisahkan dari
eksistensi pribadi manusia itu sendiri.
Sedangkan menurut John Locke, hak asasi manusia adalah hak-hak yang
diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai sesuatu yang bersifat
kodrati. Hak asasi manusia ini tertuang dalam Undang-Undang (UU) Nomor 39 tahun
1999 pasal 1 yang berbunyi bahwa HAM adalah seperangkat hak yang melekat
pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh
Negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa hak asasi manusia (HAM) adalah hak yang
melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup
dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapa pun.
2.1.2 Jenis-jenis Hak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. Hak asasi pribadi / personal Right
- Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pindah tempat
- Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat
- Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan
- Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan
kepercayaan yang diyakini masing-masing
2. Hak asasi politik / Political Right
- Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan
- Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan

- Hak membuat dan mendirikan parpol / partai politik dan organisasi politik
lainnya
- Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi
3. Hak asasi hukum / Legal Equality Right
- Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
- Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil /PNS
- Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum
4. Hak asasi Ekonomi / Property Rigths
- Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli
- Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak
- Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang, dll
- Hak kebebasan untuk memiliki susuatu
- Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak
5. Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights
- Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan
- Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan
dan penyelidikan di mata hukum.
6. Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right
- Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan
- Hak mendapatkan pengajaran
- Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat
2.2 Sejarah dan Perkembangan HAM
Hak asasi manusia sebagai gagasan, paradigma serta kerangka konseptual tidak
lahir secara tiba-tiba sebagaimana kita lihat dalam Universal Declaration of Human
Right 10 Desember 1948, namun melalui suatu proses yang cukup panjang dalam
sejarah peradaban manusia. Dari perspektif sejarah deklarasi yang ditandatangani
oleh Mejelis Umum PBB dihayati sebagai suatu pengakuan yuridis formal dan
merupakan titik kulminasi perjuangan sebagian besar umat manusia di belahan dunia
khsuusnya yang tergabung dalam perserikatan bangsa-bangsa. Upaya konseptualisasi

hak-hak asasi manusia, baik di Barat maupun di Timur meskipun upaya tersebut
masih bersifat lokal, parsial dan sporadikal.
Pada zaman Yunani Kuno Plato telah memaklumkan kepada warga polisnya,
bahwa kesejahteraan bersama akan tercapai manakala setiap warganya melaksanakan
hak dan kewajibannya masing-masing.
Dalam akar kebudayaan indonesiapun pengakuan serta penghormatan tentang
hak asasi manusia telah dimulai berkembang, misalnya dalam masyarakat. Jawa telah
dikenal tradisi Hak pepe, yaitu hak warga desa yang diakui dan dihormati oleh
penguasa, seperti mengemukakan pendapat, walaupun hak tersebut bertentangan
dengan kemauan penguasa (baut & Beny, 1988 : 3)
Awal perkembangan hak asasi manusia dimulai tatkala ditandatangani Magna
Charta (1215), oleh raja John Leckland. Kemudian juga penandatanganan petition of
right pada tahun 1628 oleh raja Charles I. dalam hubungan ini raja berhadapan
dengan utusan rakyat (house of commons). Dalam hubungan inilah maka
perkembangan hak asasi manusia itu sangat erat hubungannya dengan perkembangan
demokrasi. Setelah itu perjuangan yang lebih nyata pada penandatangan bill of right,
oleh raja Willem III pada tahun 1986, sebagai hasil dari pergolakan politik yang
dahsyat yang disebut sebagai the Glorious Revolution. Peristiwa ini tidak saja sebagai
suatu kemenangan parlemen atas raja, melainkan juga merupakan kemenangan rakyat
dalam pergolakan yang menyertai pergolakan Bill of right yang berlangsung selama
60 tahun (Asshiddqie, 2006 : 86). Perkembangan selanjutnya perjuangan hak asasi
manusia dipengaruhi oleh pemikiran filsuf inggris John Locke yang berpendapat
bahwa manusia tidaklah secara absolut menyerahkan hak-hak individunya kepada
penguasa. Hak hak yang diserahkan kepada penguasa adalah hak hak yang
berkaitan dengan perjanjian tentang negara, adapun hak-hak lainnya tetap berada
pada masing-masing individu.
2.2.1 Piagam Madinah

Piagam Madinah merupakan peraturan yang bersifat terbuka dan demokratis.


Betapa tidak, semua golongan dan kelompok masyarakat memiliki aturan yang
disepakati bersama demi menciptakan kerukunan hidup antarumat beragama dan
masyarakat.
Di dalam Piagam Madinah ini, juga terdapat sejumlah poin tambahan yang
dikembangkan seiring dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat Madinah.
Poin pokok tambahan itu terdapat pada bagian pertama Piagam Madinah yang dalam
perkembangannya terdiri atas empat bagian yang berisi 70 pasal. Karena tidak ditulis
pada waktu yang bersamaan, antara pasal pada satu bagian dan bagian yang lain
terdapat pengulangan dan penjelasan lebih lanjut terhadap poin yang sudah ada pada
bagian yang lebih dahulu.
Tidak lama setelah bagian pertama disusun, piagam yang khusus mengatur
hubungan antara umat Islam dan golongan Yahudi disusun pula dan menjadi bagian
yang kedua.Pada bagian yang terdiri atas 25 pasal ini, Piagam Madinah mengatur
hubungan antara umat Islam dan golongan Yahudi secara lebih teperinci. Hal ini
dimaksudkan untuk menjaga stabilitas masyarakat menuju negara Madinah yang
bersatu.
Pada bagian ini, disebutkan bahwa golongan Yahudi tertentu bersekutu dan
bekerja sama dengan umat Islam dalam membela negara, berperang melawan musuh,
dan menjaga keamanan dengan syarat mereka juga ikut andil dalam pembiayaan
perang. Dijelaskan juga bahwa golongan Yahudi itu adalah bagian masyarakat Islam,
tetapi mereka bebas menjalankan agama mereka.
Sebagaimana umat Islam, apabila di antara golongan Yahudi ini ada yang
berbuat salah, yang bersangkutan secara individual akan dihukum dan warga Yahudi
yang lain tidak boleh membelanya. Artinya, warga apa pun yang dinyatakan bersalah
dan melanggar aturan tidak berhak dibela oleh agama yang menjadi keyakinan orang
yang bersalah itu.

Dengan Piagam Madinah ini, persekutuan lama antara orang Yahudi dan
kabilah Arab yang sudah masuk Islam dipandang tidak berlaku lagi sehingga
kesalahan golongan Yahudi tidak ditanggung oleh sekutu lama mereka dari kabilah
yang sudah masuk Islam.
2.2.2 Di Amerika
Pemikiran filsuf John Locke (1632-1704) yang merumuskan hak-hak
alam,seperti hak atas hidup, kebebasan, dan milik (life, liberty, and property)
mengilhami sekaligus menjadi pegangan bagi rakyat Amerika sewaktu memberontak
melawan penguasa Inggris pada tahun 1776. Pemikiran John Locke mengenai hak
hak dasar ini terlihat jelas dalam Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat yang
dikenal dengan DECLARATION OF INDEPENDENCE OF THE UNITED STATES.
Revolusi Amerika dengan Declaration of Independence-nya tanggal 4 Juli
1776, suatu deklarasi kemerdekaan yang diumumkan secara aklamasi oleh 13 negara
bagian, merupakan pula piagam hak hak asasi manusia karena mengandung
pernyataan Bahwa sesungguhnya semua bangsa diciptakan sama derajat oleh Maha
Pencipta. Bahwa semua manusia dianugerahi oleh Penciptanya hak hidup,
kemerdekaan, dan kebebasan untuk menikmati kebahagiaan.
John Locke menggambarkan keadaan status naturalis, ketika manusia telah
memiliki hak-hak dasar secara perorangan. Dalam keadaan bersama-sama, hidup
lebih maju seperti yang disebut dengan status civilis, locke berpendapat bahwa
manusia yang berkedudukan sebagai warga negara hak-hak dasarnya dilindungi oleh
negara.
Declaration of Independence di Amerika Serikat menempatkan Amerika
sebagai negara yang memberi perlindungan dan jaminan hak-hak asasi manusia
dalam konstitusinya, kendatipun secara resmi rakyat Perancis sudah lebih dulu
memulainya sejak masa Rousseau. Kesemuanya atas jasa presiden Thomas Jefferson
presiden Amerika Serikat lainnya yang terkenal sebagai pendekar hak asasi
manusia adalah Abraham Lincoln, kemudian Woodrow Wilson dan Jimmy Carter.

Amanat Presiden Flanklin D. Roosevelt tentang empat kebebasan yang


diucapkannya di depan Kongres Amerika Serikat tanggal 6 Januari 1941 yakni :
1. Kebebasan untuk berbicara dan melahirkan pikiran (freedom of speech and
expression).
2. Kebebasan memilih agama sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya
(freedom of religion).
3. Kebebasan dari rasa takut (freedom from fear).
4. Kebebasan dari kekurangan dan kelaparan (freedom from want).
Kebebasan- kebebasan tersebut dimaksudkan sebagai kebalikan dari
kekejaman dan penindasan melawan fasisme di bawah totalitarisme Hitler (Jerman),
Jepang, dan Italia. Kebebasan kebebasan tersebut juga merupakan hak (kebebasan)
bagi umat manusia untuk mencapai perdamaian dan kemerdekaan yang abadi. Empat
kebebasan Roosevelt ini pada hakikatnya merupakan tiang penyangga hak-hak asasi
manusia yang paling pokok dan mendasar.
2.2.3 Di Prancis
Perjuangan hak asasi manusia di Prancis dirumuskan dalam suatu naskah
pada awal Revolusi Prancis. Perjuangan itu dilakukan untuk melawan kesewenangwenangan rezim lama. Naskah tersebut dikenal dengan DECLARATION DES
DROITS DE LHOMME ET DU CITOYEN yaitu pernyataan mengenai hak-hak
manusia dan warga negara. Pernyataan yang dicetuskan pada tahun 1789 ini
mencanangkan hak atas kebebasan, kesamaan, dan persaudaraan atau kesetiakawanan
(liberte, egalite, fraternite).
Lafayette merupakan pelopor penegakan hak asasi manusia masyarakat
Prancis yang berada di Amerika ketika Revolusi Amerika meletus dan mengakibatkan
tersusunnya Declaration des Droits de Ihomme et du Citoyen. Kemudian di tahun
1791, semua hak-hak asasi manusia dicantumkan seluruhnya di dalam konstitusi
Prancis yang kemudian ditambah dan diperluas lagi pada tahun 1793 dan 1848. Juga
dalam konstitusi tahun 1793 dan 1795. revolusi ini diprakarsai pemikir pemikir
besar seperti : J.J. Rousseau, Voltaire, serta Montesquieu. Hak Asasi yang tersimpul
dalam deklarasi itu antara lain :

1) Manusia dilahirkan merdeka dan tetap merdeka.


2) Manusia mempunyai hak yang sama.
3) Manusia merdeka berbuat sesuatu tanpa merugikan pihak lain.
4) Warga Negara mempunyai hak yang sama dan mempunyai kedudukan serta
pekerjaan umum.
5) Manusia tidak boleh dituduh dan ditangkap selain menurut undang-undang.
6) Manusia mempunai kemerdekaan agama dan kepercayaan.
7) Manusia merdeka mengeluarkan pikiran.
8) Adanya kemerdekaan surat kabar.
9) Adanya kemerdekaan bersatu dan berapat.
10) Adanya kemerdekaan berserikat dan berkumpul.
11) Adanya kemerdekaan bekerja,berdagang, dan melaksanakan kerajinan.
12) Adanya kemerdekaan rumah tangga.
13) Adanya kemerdekaan hak milik.
14) Adanya kemedekaan lalu lintas.
15) Adanya hak hidup dan mencari nafkah.
2.2.4 Di Inggris
Inggris sering disebutsebut sebagai negara pertama di dunia yang
memperjuangkan hak asasi manusia. Tonggak pertama bagi kemenangan hak-hak
asasi terjadi di Inggris. Perjuangan tersebut tampak dengan adanya berbagai dokumen
kenegaraan yang berhasil disusun dan disahkan. Dokumen-dokumen tersebut adalah
sebagai berikut :
100

MAGNA CHARTA
Pada awal abad XII Raja Richard yang dikenal adil dan bijaksana telah
diganti oleh Raja John Lackland yang bertindak sewenangwenang terhadap rakyat
dan para bangsawan. Tindakan sewenang-wenang Raja John tersebut mengakibatkan

rasa tidak puas dari para bangsawan yang akhirnya berhasil mengajak Raja John
untuk membuat suatu perjanjian yang disebut Magna Charta atau Piagam Agung.
Magna Charta dicetuskan pada 15 Juni 1215 yang prinsip dasarnya memuat
pembatasan kekuasaan raja dan hak asasi manusia lebih penting daripada kedaulatan
raja. Tak seorang pun dari warga negara merdeka dapat ditahan atau dirampas harta
kekayaannya atau diasingkan atau dengan cara apapun dirampas hak-haknya, kecuali
berdasarkan pertimbangan hukum. Piagam Magna Charta itu menandakan
kemenangan telah diraih sebab hak-hak tertentu yang prinsip telah diakui dan dijamin
oleh pemerintah. Piagam tersebut menjadi lambang munculnya perlindungan terhadap
hak-hak asasi karena ia mengajarkan bahwa hukum dan undang-undang derajatnya
lebih tinggi daripada kekuasaan raja.
Isi Magna Charta adalah sebagai berikut :
1.

Raja beserta keturunannya berjanji akan menghormati kemerdekaan, hak, dan


kebebasan Gereja Inggris.

2.

Raja berjanji kepada penduduk kerajaan yang bebas untuk memberikan hak-hak
sebagi berikut :
a) Para petugas keamanan dan pemungut pajak akan menghormati hak-hak
penduduk.
b) Polisi ataupun jaksa tidak dapat menuntut seseorang tanpa bukti dan saksi
yang sah.
c) Seseorang yang bukan budak tidak akan ditahan, ditangkap, dinyatakan
bersalah tanpa perlindungan negara dan tanpa alasan hukum sebagai dasar
tindakannya.
d) Apabila seseorang tanpa perlindungan hukum sudah terlanjur ditahan, raja
berjanji akan mengoreksi kesalahannya.
PETITION OF RIGHTS
Pada dasarnya Petition of Rights berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai

hak-hak rakyat beserta jaminannya. Petisi ini diajukan oleh para bangsawan kepada

11

raja di depan parlemen pada tahun 1628. Isinya secara garis besar menuntut hak-hak
sebagai berikut :
a) Pajak dan pungutan istimewa harus disertai persetujuan.
b) Warga negara tidak boleh dipaksakan menerima tentara di rumahnya.
c) Tentara tidak boleh menggunakan hukum perang dalam keadaan damai.
HOBEAS CORPUS ACT
Hobeas Corpus Act adalah undang- undang yang mengatur tentang
penahanan seseorang dibuat pada tahun 1679. Isinya adalah sebagai berikut :
a)

Seseorang yang ditahan segera diperiksa dalam waktu 2 hari setelah penahanan.

b) Alasan penahanan seseorang harus disertai bukti yang sah menurut hukum.
BILL OF RIGHTS
Bill of Rights merupakan undang-undang yang dicetuskan tahun 1689 dan
diterima parlemen Inggris, yang isinya mengatur tentang :
a)

Kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen.

b) Kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat.


c)

Pajak, undang-undang dan pembentukan tentara tetap harus seizin parlemen.

d) Hak warga Negara untuk memeluk agama menurut kepercayaan masing-masing .


e)

Parlemen berhak untuk mengubah keputusan raja.


2.2.5 Di Indonesia
Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber dan bermuara pada pancasila.

Yang artinya Hak Asasi Manusia mendapat jaminan kuat dari falsafah bangsa, yakni
Pancasila. Bermuara pada Pancasila dimaksudkan bahwa pelaksanaan hak asasi
manusia tersebut harus memperhatikan garis-garis yang telah ditentukan dalam
ketentuan falsafah Pancasila. Bagi bangsa Indonesia, melaksanakan hak asasi
manusia bukan berarti melaksanakan dengan sebebas-bebasnya, melainkan harus
memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam pandangan hidup bangsa
Indonesia, yaitu Pancasila. Hal ini disebabkan pada dasarnya memang tidak ada hak
yang dapat dilaksanakan secara mutlak tanpa memperhatikan hak orang lain.

12

Setiap hak akan dibatasi oleh hak orang lain. Jika dalam melaksanakan hak,
kita tidak memperhatikan hak orang lain,maka yang terjadi adalah benturan hak atau
kepentingan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi
manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat dan
tidak terpisah dari manusia yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi
peningkatan martabat kemanusisan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta
keadilan.
Berbagai instrumen hak asasi manusia yang dimiliki Negara Republik
Indonesia,yakni:
a)

Undang Undang Dasar 1945

b)

Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia

c)

Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia


Di Indonesia secara garis besar disimpulkan, hak-hak asasi manusia itu dapat

dibeda-bedakan menjadi sebagai berikut :


1.

Hak hak asasi pribadi (personal rights) yang meliputi kebebasan menyatakan
pendapat, kebebasan memeluk agama, dan kebebasan bergerak.

2.

Hak hak asasi ekonomi (property rights) yang meliputi hak untuk memiliki
sesuatu, hak untuk membeli dan menjual serta memanfaatkannya.

3.

Hak hak asasi politik (political rights) yaitu hak untuk ikut serta dalam
pemerintahan, hak pilih (dipilih dan memilih dalam pemilu) dan hak untuk
mendirikan partai politik.

4.

Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan ( rights of legal equality).

5.

Hak hak asasi sosial dan kebudayaan ( social and culture rights). Misalnya
hak untuk memilih pendidikan dan hak untukmengembangkan kebudayaan.

6.

Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan
(procedural rights). Misalnya peraturan dalam hal penahanan, penangkapan,
penggeledahan, dan peradilan.

13

Secara konkret untuk pertama kali Hak Asasi Manusia dituangkan dalam
Piagam Hak Asasi Manusia sebagai lampiran Ketetapan Permusyawarahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor XVII/MPR/1998.
2.2 HAM dalam Pancasila dan UUD NRI Th. 1945
2.2.1 Pemahaman HAM dalam Pancasila
Hak-hak asasi manusia dalam Pancasila dirumuskan dalam pembukaan UUD
1945 dan terperinci di dalam batang tubuh UUD 1945 yang merupakan hukum dasar
konstitusional dan fundamental tentang dasar filsafat negara Republik Indonesia serat
pedoman hidup bangsa Indonesia, terdapat pula ajaran pokok warga negara
Indonesia. Yang pertama ialah perumusan ayat ke 1 pembukaan UUD tentang hak
kemerdekaan yang dimiliki oleh segala bangsa didunia. Oleh sebab itu penjajahan di
atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan.
Hubungan antara Hak asasi manusia dengan Pancasila dapat dijabarkan
Sebagai berikut :
1.

Sila ketuhanan yang maha Esa menjamin hak kemerdekaan untuk memeluk
agama , melaksanakan ibadah dan menghormati perbedaan agama.

2.

Sila kemanusiaan yang adil dan beradab menempatkan hak setiap warga
negara pada kedudukan yang sama dalam hukum serta serta memiliki
kewajiban dan hak-hak yang sama untuk mendapat jaminan dan perlindungan
undang-undang.

3.

Sila persatuan indonesia mengamanatkan adanya unsur pemersatu diantara


warga Negara dengan semangat rela berkorban dan menempatkan kepentingan
bangsa dan Negara diatas kepentingan pribadi atau golongan, hal ini sesuai
dengan prinsip HAM dimana hendaknya sesama manusia bergaul satu sama
lainnya dalam semangat persaudaraan.

4.

Sila

Kerakyatan

yang

dipimpin

oleh

hikmat

kebijaksanaan

dalam

permusyawaratan / perwakilan dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan,


bernegara, dan bermasyarakat yang demokratis. Menghargai hak setiap warga

14

negara untuk bermusyawarah mufakat yang dilakukan tanpa adanya tekanan,


paksaan, ataupun intervensi

yang

membelenggu

hak-hak partisipasi

masyarakat.
5.

Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengakui hak milik
perorangan dan dilindungi pemanfaatannya oleh negara serta memberi
kesempatan sebesar-besarnya pada masyarakat.

2.2.2 Hak Asasi Manusia dalam UUD NRI Th.1945


HAM secara konstitutif telah diakui sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Sejak proklamasi, Indonesia telah meletakkan dasar-dasar HAM dalam konstitusi
negara yakni dalam UUD 1945. Hal tersebut dilakukan sebagai jaminan bagi
kemerdekaan seseorang dari kesewenang-wenangan penguasa negara. Indonesia telah
mencantumkan beberapa ketentuan HAM dalam UUD 1945 meskipun dalam jumlah
pasal yang terbatas.
UUD 1945 sudah diamandemen oleh MPR hasil Pemilu Reformasi sampai
dengan amandemen keempat. Pasca amandemen, UUD 1945 hanya terdiri dari dua
bagian, yaitu pembukaan dan pasal-pasal UUD 1945, sebelum amandemen terdiri
dari tiga bagian. Pembukaan UUD 1945 merupakan pokok kaidah negara
fundamental.
Pembukaan UUD 1945 terdiri atas empat alinea dengan ajaran HAM. Alinea
pertama memuat pernyataan bangsa Indonesia tentang kemerdekaan sebagai hak asasi
bangsa-bangsa di dunia. Alinea kedua memuat perjuangan pergerakan kemerdekaan
sebagai hak asasi setiap bangsa. Alinea ketiga memuat pernyataan menegaskan bahwa
kemerdekaan bangsa Indonesia itu diperoleh melalui usaha perjuangan kemredekaan
bangsa Indonesia, perjuangan disertai ridho Tuhan Yamg Maha Esa, dan kemerdekaan
yang dicapai dengan keinginan luhur sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat, adil
dan makmur. Alinea keempat sebagai muara dari alinea pertama, kedua dan ketiga
yang memuat pernyataan bahwa negara Indonesia merdeka yang didirikan
mempunyai tujuan melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,

15

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta


dalam menjada perdamaian dunia yang abadi berdasarkan kemerdekaan dan keadilan.
Ketentuan yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 yang berkaitan dengan
HAM, kemudian ke dalam pasal-pasal UUD 1945. Dengan demikian dasar-dasar
ketentuan HAM telah dicantumkan dalam pasal-pasal UUD 1945. Baik dalam UUD
1945 sebelum amandemen dan sesudah amandemen.
Di dalam UUD 1945 sebelum amandemen setidaknya terdapat lima pasal
yang secara langsung menyatakan perlunya perlindungan bagi HAM tetapi belum
secara terang menyebut HAM, yaitu pertama: hak kesamaaan kedudukan di depan
hukum dan pemerintahan, kedua: hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak,
ketiga: hak mengeluarkan pendapat, berkumpul dan berserikat, keempat: hak untuk
memeluk agama, dan kelima: hak untuk mendapatkan pendidikan.
Perkembangan cukup signifikan tentang HAM di Indonesia adalah bersamaan
dengan pergantian pemerintahan 1998 yakni dari pemerintahan Orde Baru ke
pemerintahan Reformasi, berupa dihasilkannya Tap MPR RI Nomor XVII/MPR/1998
tentang HAM.
Perkembangan lebih lanjut tentang HAM terjadi pada Amandemen Kedua
UUD 1945. Pada amandemen kedua ini ketentuan mengenai HAM mengalami
perubahan yang cukup signifikan, merinci HAM secara lebih detail, terang-terangan
dan eksplisit. HAM sudah diletakkan secara normative di dalam Pembukaan UUD
1945 dan secara rinci dijabarkan di dalam pasal-pasal UUD, yakni pasal 28A sampai
28J.
Kualifikasi Pasal-Pasal Hak Asasi Manusia Dalam UUD 1945 Pasca
16

Hak Sipil dan


Politik

Amandemen

Bab XIA (Hak Asasi Manusia)


Pasal
Tentang
28A dan 28I
Hak untuk hidup
ayat (1)

Pasal
28

Di Luar Bab XIA


Tentang
Kemerdekaan
berserikat dan
berkumpul,
mengeluarkan

pikiran dengan
28D ayat 1

28D ayat (3)

28D ayat (4)


dan 28E ayat
(1)
28E ayat (1)
dan 28I ayat
(1)
28E ayat (2)
dan 28I ayat
(1)

28E ayat (3)


17

28F

28G ayat (1)

Hak atas
pengakuan,
jaminan,
perlindungan, dan
kepastian hukum
yang adil serta
perlakuan yang
sama di hadapan
hukum
Hak atas
kesempatan sama
dalam
pemerintahan
Hak atas status
kewarganegaraan
dan hak berpindah
Kebebasan
beragama
Hak atas kebebasan
meyakini
kepercayaan,
menyatakan pikiran
dan sikap, sesuai
dengan hati
nuraninya
Hak atas kebebasan
berserikat,
berkumpul, dan
mengeluarkan
pendapat
Hak untuk
berkomunikasi dan
memperoleh
informasi
Hak atas rasa aman
dan bebas dari

29 ayat (2)

lisan dan tulisan


Hak untuk
beragama dan
berkepercayaan

28G ayat (2)


dan 28I ayat
(1)
28G ayat (2)
28I ayat (1)
28I ayat (1)

28I ayat (1)

28I ayat (2)

Hak
Ekonomi
Sosial dan
Budaya

28B ayat (1)

28B ayat (2)

ancaman
Bebas dari
penyiksaan
Hak memperoleh
suaka politik
Hak untuk tidak
diperbudak
Hak untuk diakui
sebagai pribadi di
hadapan hukum
Hak untuk tidak
dituntut atas dasar
hukum yang
berlaku surut
Hak untuk tidak
diperlakukan
diskriminatif
Hak untuk memiliki 18B ayat (2)
keturunan
Hak anak

27 ayat (2)

Pengakuan
hukum dan hak
adat tradisional
Hak atas
pekerjaan dan
penghidupan yang

1828C ayat (1)

28C ayat (2)

Pemenuhan
kebutuhan dasar
dan pendidikan

31

Hak untuk
memajukan dirinya
secara kolektif

32 ayat (1)

layak
Hak atas
pendidikan
kebebasan
masyarakat dalam
memelihara dan
mengembangkan

28D ayat (2)

Hak untuk bekerja


serta mendapat
imbalan dan
perlakuan yang adil

33 ayat (3)

nilai-nilai budaya
Hak atas akses
sumberdaya alam
untuk

dan layak dalam


hubungan kerja
28E ayat (1)

Hak untuk memilih


pendidikan dan
pengajaran

kesejahteraan
34 ayat (1)

rakyat
Hak untuk
mendapat
pemeliharaan bagi
fakir miskin dan

28E ayat (1)

Hak untuk memilih


pekerjaan

34 ayat (2)

anak-anak
Hak atas jaminan

28H ayat (1)

Hak hidup sejahtera


lahir dan batin,
bertempat tinggal,
dan mendapatkan
lingkungan hidup
yang baik dan sehat
Hak atas pelayanan
kesehatan
Hak mendapat
kemudahan dan
perlakuan khusus
untuk memperoleh
kesempatan dan
manfaat yang sama
Hak atas jaminan
sosial
Perlindungan hak
milik
Identitas budaya
dan hak masyarakat
tradisional

34 ayat (3)

sosial
Hak atas

28H ayat (1)


28H ayat (2)

28H ayat (3)

19

28H ayat (4)


28I ayat (3)

pelayanan
kesehatan

UUD 1945 pasca amandemen telah mengadopsi jauh lebih banyak dan
lengkap dibandingkan sebelumnya, baik menyangkut hak-hak sipil dan politik
maupun hak-hak ekonomi, sosial dan budaya. Banyak sekali ditemukan kesamaan
substantif sejumlah pasal-pasal hak asasi manusia, baik di dalam maupun di luar Bab
XIA, sehingga secara konseptual tumpang tindih, repetitif dan tidak ramping

pengaturannya. Misalnya, hak untuk beragama maupun berkepercayaan diatur dalam


tiga pasal, yakni pasal 28E ayat (2), pasal 28I ayat (1), dan pasal 29.
Meskipun dengan sejumlah kekurangan secara konseptual, pengaturan
normatif pasal-pasal hak asasi manusia yang demikian sudah cukup maju, apalagi
mengatur secara eksplisit tanggung jawab negara dalam penghormatan, perlindungan
dan pemenuhan hak asasi manusia (vide: pasal 28I ayat (4) dan ayat (5) UUD 1945
pasca amandemen). Konsepsi tanggung jawab hak asasi manusia dalam UUD 1945
lebih menonjol kewajiban warga negara dibandingkan tanggung jawab utama negara,
dalam hal ini pemerintah. Kewajiban warga negara dalam soal hak asasi manusia
diatur secara terpisah dan khusus (vide: pasal 28J), namun secara konseptual
pengaturannya kurang tepat karena memasukkan konsep derogasi di dalam pasal 28J
ayat (2), yang seharusnya dalam konstitusi sebagai hukum (hak) dasar tidaklah perlu
mengadakan pembatasan-pembatasan terhadap hal-hal yang umum atau mendasar
sifatnya. Konsep derogasi haruslah spesifik, atau diterapkan dalam kondisi tertentu
yang sifatnya darurat dan tidak semua hak bisa dibatasi atau dikurangi, karena ada
sejumlah hak-hak yang sifatnya non-derogable rights (hak-hak yang tidak bisa
sama sekali dibatasi atau dikurangi), seperti hak hidup dan hak untuk bebas dari
penyiksaan dan perbudakan.
Secara konseptual, perbaikan terhadap pasal-pasal yang menyangkut hak-hak
asasi manusia adalah membongkar dan menata ulang berbasiskan pada substansi yang
tegas penormaan dan rumusannya, dan menghapus pasal-pasal repetitif nan tumpang
tindih.
Sedangkan menyangkut tanggung jawab hak asasi manusia, perubahan UUD
1945 perlu pula mengatur secara tegas dan progresif tanggung jawab utama negara,
dalam hal ini pemerintah, untuk menghormati, melindungi dan memenuhi hak-hak
asasi manusia. Konsepsi progresifitas atau pemajuan hak-hak asasi manusia menjadi
penting agar penyelenggara negara lebih memprioritaskan tanggung jawabnya, baik
terhadap hak-hak sipil dan politik maupun hak-hak ekonomi sosial dan budaya. Pasalpasal tentang tanggung jawab negara dalam penghormatan, perlindungan dan
pemenuhan hak-hak asasi manusia haruslah dibuat secara khusus, termasuk

20

konsekuensi impeachment yang menjadi landasan konstitusionalnya (misalnya:


memasukkan klausul terbukti melakukan pelanggaran hak asasi manusia dalam
pasal 7A UUD 1945). Selain itu dengan kemungkinan momentum politik tertentu,
perlu dipertimbangkan pula bila hendak melakukan perubahan total UUD 1945
(bukan bersifat amandemen), yakni menempatkan pengakuan dan perlindungan hakhak asasi manusia terlebih dahulu dalam pasal-pasal pembuka atau awal dalam
struktur konstitusinya sebelum pengaturan tentang kekuasaan dan kelembagaan
negara yang menjalankan kekuasaannya.

21

BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia
sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat oleh
siapa pun.
Jenis-jenis HAM antara lain sebagai berikut :
1. Hak hak asasi pribadi (personal rights)
2. Hak asasi politik (political right)
3. Hak asasi ekonomi (property right)
4. Hak asasi sosial dan kebudayaan (social and cultural right)
5. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan ( rights of legal equality).
6. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan
(procedural rights).
Hubungan antara Hak asasi manusia dengan Pancasila dapat dijabarkan Sebagai
berikut :
1. Sila ketuhanan yang maha Esa menjamin hak kemerdekaan untuk memeluk
agama , melaksanakan ibadah dan menghormati perbedaan agama.
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab menempatkan hak setiap warga negara
pada kedudukan yang sama dalam hukum
3. Sila persatuan indonesia mengamanatkan adanya unsur pemersatu diantara warga
Negara
4. Sila

Kerakyatan

yang

dipimpin

oleh

hikmat

kebijaksanaan

dalam

permusyawaratan / perwakilan dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan,


bernegara, dan bermasyarakat yang demokratis.
5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengakui hak milik
perorangan dan dilindungi pemanfaatannya oleh negara

22

Perkembangan lebih lanjut tentang HAM terjadi pada Amandemen Kedua UUD
1945. Pada amandemen kedua ini ketentuan mengenai HAM mengalami perubahan
yang cukup signifikan, merinci HAM secara lebih detail, terang-terangan dan
eksplisit. HAM sudah diletakkan secara normative di dalam Pembukaan UUD 1945
dan secara rinci dijabarkan di dalam pasal-pasal UUD, yakni pasal 28A sampai 28J.
3.2 SARAN
Adapun saran yang dapat kami sampaikan dari hasil penulisan makalah
yang berjudul Hak Asasi Manusia ini antara lain :
Diharapkan

kepada

Pemerintah

dan

Instansi

yang

berkenaan

dengan

perlindungan Hak Asasi Manusia dapat menentukan dan menetapkan kebijakan sesuai
dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini. Dalam menentukan kebijakan perundangundangan jangan hanya melihat satu sisi saja.

Karena terkadang undang-

undang tentang Hak Asasi Manusia yang berlaku saat ini tidak mampu memberikan
bantuan yang berarti bagi orang-orang yang tertindas.

23

DAFTAR PUSTAKA
ICCE UIN Jakarta, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani, Jakarta
: The Asia Foundation dan Prenada Media, 2003
Asri

Wijayanti. 2008 .Sejarah


www.bukuonline.com

perkembangan,

Hak

Asasi

Manusia

Hayat, Heny. 2008. Hak Asasi Manusia. Jakarta: The London School of Public
Relations.
Hamuni. 2007. Ham Dalam Konsepsi Pancasila dan UUD 1945 (Online).
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/22107168175.pdf. Diakses 12 Oktober
2012.
Wiratraman, R. Herlambang P. 2007. Hak-Hak Konstitusional Warga Negara Setelah
Amandemen UUD 1945: Konsep, Pengaturan dan Dinamika Implementasi
(Online). http://herlambangperdana.files.wordpress.com/2008/06/herlambangham-setelah-amademen-uud-1945a2.pdf. Diakses 12 Oktober 2012.
http://ilulcreative.wordpress.com/2010/10/05/makalah-hak-asasi-manusia-dalampancasila/
http://makalahhakasasimanusiaham.blogspot.com/
http://dqromario.blogspot.com/2012/03/makalah-hak-asasi-manusia.html
http://www.fileskripsi.com/2011/01/hak-asasi-manusia-ham.html
http://emyfizza.blogspot.com/2011/02/makalah-kewarganegaraan-hak-asasi.html
http://www.dpr.go.id/id/berita/komisi3/2012/jun/26/4139/delegasi-parlemen-inggristanyakan-perkembangan-ham-di-indonesia
http://id.scribd.com/doc/29217262/HAK-ASASI-MANUSIA
http://www.inoputro.com/2011/06/sejarah-perkembangan-hak-asasi-manusia/
http://emperordeva.wordpress.com/about/sejarah-hak-asasi-manusia/
http://pusham.uii.ac.id/ham/7_Chapter1.pdf
http://herlambangperdana.files.wordpress.com/2008/06/herlambang-sejarah-danperkembangan-ham.pdf
http://chabuliciouz.blogspot.com/2012/06/sejarah-perkembangan-ham-diindonesia.html

Anda mungkin juga menyukai