Anda di halaman 1dari 6

READING REPORT

PERSPEKTIF LIBERAL DALAM EKONOMI POLITIK GLOBAL

Disusun Oleh:
Elizabeth Starla Lenina 170810170004
Fathurrahman R. Qarnain 170810170024
Maria Dominika M R B 170810170033
Mella Desiani 170810170047

DEFINISI EKONOMI POLITIK LIBERAL

Liberalisme adalah salah satu ideologi dengan popularitas tertinggi. Banyak negara-
negara di dunia– yang masih berkembang atau sudah maju– berideologi liberalisme. Francis
Fukuyama, salah satu ilmuwan politik dari Jepang mengatakan bahwa Liberalisme akan menjadi
idologi terakhir dunia sebelum ada ideologi baru yang menguasai dunia (Fukuyama, 1989).
Sebelum melangkah lebih jauh, apa itu liberalisme? Menurut Encyclopædia Britannica,
liberalism adalah doktrin politik yang meliputi melindungi dan meningkatkan kebebasan
individu untuk menjadi masalah utama dari politik. Pada dasarnya, para liberal percaya bahwa
pemerintah diperlukan untuk melindungi individu agar tidak dirugikan oleh orang lain, tetapi
mereka juga mengakui bahwa pemerintah itu sendiri dapat menimbulkan ancaman terhadap
kebebasan (Girvetz & Dagger, 2019). Lalu, menurut Oxford Research Encyclopedia of Politics,
satu nilai yang dianut oleh semua negara liberal adalah kesetaraan dalam memperoleh kebebasan
tiap individu perluh dijunjung tinggi. Indeks konseptual liberalisme dapat ditemukan dalam
konsep kebebasan liberal yang menopang liberalisme politik dan ekonomi; maka dari itu konsep
dalam politik dan ekonomi saling berhungan dan terkadang sama, serta relevan antara satu sama
lain.

Dua divisi yang paling dikenal dalam liberalisme adalah kebebasan politik dan sipil. Jika suatu
individu, kelompok, atau negara menganut ideologi liberalisme, maka mereka secara normatif
merupakan musuh bagi diskriminasi. Adanya konsep liberalisme yang mengedepankan
kebebasan individu menjadikan ideologi ini sangat dekat dengan nilai toleransi akan perbedaan.
Selain itu, liberalisme sangat dekat dengan demokrasi, dimana demokrasi juga mengedepankan
kebebasan berpendapat dan menuntut kesetaraan dalam pengumpulan suara. Hal ini dapat
dibuktikan dengan banyaknya negara liberal yang menganut sistem demokrasi seperti salahsatu
contohnya yaitu Amerika Serikat. Kemudian ciri lainnya dari ideologi Liberalisme adalah
kekuasaan pemerintah yang terbatas akan masyarakatnya. Pemerintah hadir hanya sebagai pihak
yang memfasilitasi dan memberikan arahan bagi rakyatnya. Ada pula nilai dasar yang menjadi
ciri masyarakat liberal adalah konstitusionalisme dan supremasi hukum; persamaan hak dan
kebebasan; persamaan kesempatan formal; pasar yang bebas dan kompetitif dengan kepemilikan
pribadi dalam cara produksi; kewajiban pemerintah untuk menyediakan barang publik dan
minimum sosial; dan sifat fidusia kekuatan politik untuk dilaksanakan secara tidak memihak
demi kepentingan umum.

CIRI-CIRI EKONOMI POLITIK LIBERAL

Salah satu ilmuwan politik, John Hallowell juga menjelaskan ciri-ciri dari ekonomi
liberal, bahwa dalam liberalisme, terdapat hak-hak yang tidak dapat dicabut dari sebuah individu
yaitu hak hidup, kebebasan dan kepemilikan. Maka dari itu, setiap individu berhak untuk
memiliki alat produksi dan bebas melakukan kegiatan perekonomian tanpa intervensi dari
pemerintah selama kegiatan ekonomi individu tersebut tidak melanggar peraturan perundang-
undangan negara. Setiap individu juga berhak menjadi pemilik satu-satunya bagi apa yang ia
hasilkan dan tidak ada pihak lain yang berhak mengintervensi hal tersebut. Lalu, terjaminnya
kesetaraan dalam kepentingan spiritual dan sifat alamiah manusia, kepercayaan akan otonomi
individu, serta esensi rasional dan kebaikan dari umat manusia. Hallowell juga menjelaskan
bahwa hukum akan lebih efektif daripada komando langsung, serta hubungan individu dengan
negara bersifat kontraktual. Selain itu, hak yang ditekankan adalah semakin sedikit peran negara,
maka semakin baik jadinya. Namun, pemerintah mungkin melakukan intervensi untuk mencegah
terjadinya monopoli. Kebebasan berdagang memang memberikan kesempatan bagi tiap individu
untuk meningkatkan keuntungan sebesar-besarnya, namun justru dengan adanya kebebasan
dalam kegiatan perdagangan, terkadang swasta yang memiliki kekuasaan melakukan
penyimpangan dengan memonopoli kegiatan ekonomi hal ini juga berarti harga barang-barang di
pasar ditentukan oleh permintaan dan penawaran secara bebas. etiap kegiatan produksi bertujuan
untuk mendapatkan keuntungan dan pelaku ekonomi dapat mengambil keuntungan sebesar-
besarnya.

SEJARAH EKONOMI POLITIK LIBERAL


Secara harafiah, “liberal” berasal dari kata liberty yang memilki arti bebas, perilaku yang
bebas, besar hati, dan narasi kebebasan lainnya, namun seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan berkat para pemikir, konotasi kata “liberal” sendiri mengkerucut menjadi
kebebasan inttelektual, kebebasan diri, bahkan kebebasan untuk menentukan pilihan hidup
(Luttbeg dan Gant, 1985) John Locke sebagai salah satu pemikir klasik Liberal menyatakan hal
yang seirama, bahwasanya Liberalisme mengutamakan kebebasan dan kepemilikan pribadi,
namun dalam konsep Liberal a la Locke lebih memberatkan pada konsep politik, seperti
menolak pembatasan hak pribadi di hadapan pemerintah atau masyarakat yang tumbuh bersama
dalam demokrasi (Peters, 1989) Konsep Liberal selanjutnya tidak hanya diterjemahkan dalam
konsep politik semata, Liberal yang diterjemahkan dalam konsep ekonomi muncul sejak 1767
melalui James Steuart dalam An Inquiry into the Principles of Political Economy. Penggabungan
antara Ilmu Ekonomi dan Ilmu Politik muncul dengan pemahaman Ilmu Ekonomi dapat dikaji
melalui perspektif politik, seperti dalam karya Kenneth Arrow, Mancur Olson, dan tokoh-tokoh
New Political Economics lainnya,. Ditilas secara historis, da terdapat penggabungan antara Ilmu
Ekonomi dan Ilmu Politik pada masa klasik, yang pada akhirnya terpecah seiring kemunculan
zaman Neoklasik, selanjutnya berkat berbagai kejadian perekonomian dunia sekitar tahun 1960
hingga 1970an yang melibatkan pemerintahan tiap negara bersentuhan dengan masalah
perekonomian, akhirnya Ilmu Ekonomi dan Ilmu Politik dapat “rujuk” kembali. Ekonomi Politik
Liberal muncul sekitaran pada abad ke-19 sebagai respon terhadap Revolusi Industri dan
urbanisasi yang marak di Amerika Serikat dan Eropa. Munculnya aliran Ekonomi Politik Liberal
di Inggris diwarnai oleh komitmen masyarakat yang mengedepankan hak individual dan
persamaan hak, kemudian nilai-nilai tersebut dipercaya dapat diterapkan dalam praktik ekonomi
bebas tanpa campur tangan pemerintah. Di Negara Amerika Serikat, Ekonomi Politik Liberal
muncul akibat kepentingan kaum bangsawan, tuan tanah, dan para aristokrat yang menghendaki
terjadinya cita-cita Liberalisme dengan slogan, "Kehidupan, Kebebasan, dan Harta" (Voegelin,
dkk, 1974)
Ekonomi Politik Liberal tidak hanya berkutat pada pengertian Ilmu Ekonomi, Ilmu Politik, dan
Liberalisme secara klasik. Dalam penggabungan tiga pengertian yang berbeda, Adam Smith
menyatakan bahwasanya Ekonomi Politik Liberal mengutamakan individu sebagai aktor utama
perekonomian, di mana tiap individu bebas menjadi versi terbaik dirinya untuk meraup
keuntungan kepemilikan sebesar-besarnya. Individu yang bukan merupakan produsen atau
distributor disebut dengan konsumen dan individu yang berperan menjadi konsumen berhak
mendapat produk yang paling baik serta bebas mencampurkan berbagai konsumsinya demi
kepuasan pribadinya (Deliarnov, 2006)

PEMIKIRAN TOKOH EKONOMI POLITIK LIBERAL

Adam Smith dikenal sebagai bapak ekonomi. Salah satu buah pikirnya adalah tentang
sistem ekonomi liberal. Sistem ekonomi liberal adalah sebuah sistem ekonomi yang di serahkan
kepada masyarakat dalam pengaturan kegiatan ekonomi tanpa campur tangan negara. Dengan
demikian yang berperan dalam mengatur kehidupan ekonomi negara adalah masyarakat. Dalam
sistem ekonomi hasil pemikiran Adam Smith ini, yang menentukan apa? Bagaimana? Serta
untuk siapa barang maupun jasa diproduksi adalah masyarakat. Pada sistem ekonomi pasar bebas
(liberal), mekanisme pasar akan menentukan seluruh kegiatan ekonomi,mekanisme pasar yang
dimaksud disini adalah mekanisme yang terjadi karena adanya kesepakatan antara permintaan
(Demand) dan penawaran (supply) . Jadi, Jika individu atau sekelompok orang bermaksud untuk
menguasai mekanisme pasar maka individu atau kelompok orang tersebut wajib mempunyai
kapital, keterampilan wirausaha yang mumpuni dan teknologi yang mendukung. Pada zaman
sekarang kebanyakan negara di dunia menggunakan sistem liberal dalam menjalankan ekonomi
politiknya, bahkan Cina yang notabene negara komunis pun, menggunakan ekonomi politik
liberal dalam menjalankan perekonomian negaranya.

Adam Smith berpendapat bahwa kekayaan adalah kemakmuran dan kesejahteraan, ini berbeda
dengan prinsip penganut merkantilisme yang menurut mereka kekayaan adalah uang. Selain itu
Adam Smith juga menyanggah pendapat kaum sosialis yang menyebut bahwa kekayaan harus
sama rata pada setiap individu, menurut Smith adanya perbedaan bagian yang berbeda membuat
orang orang bergerak untuk maju.
Selain itu Adam Smith juga menganjurkan teori pembagian kerja, yaitu setiap orang memiliki
perbedaan aktifitas untuk membuat sesuatu, namun dengan adanya perbedaan ini, maka hasil
yang di dapat pun berbeda setiap orang, teori ini dapat membuat produksi menjadi lebih efisien.
Teori pembagian kerja tidak berlaku hanya untuk suatu tugas tertentu saja, tetapi juga bisa di
terapkan antarsektor dan antarnegara. Menurut teori keunggulan absolut yang di kembangkan
smith, setiap negara lebih baik berfokus menghasilkan barang-barang yang bisa di produksi
dengan biaya rendah di negaranya, dan sebaliknya negara tersebut lebih baik membeli saja
barang-barang dari luar negeri, yang kalu di buat di dalam negeri harganya lebih mahal.

Salah satu inti pemikiran politik liberal klasik sesuai dengan pandangan Smith ialah bahwa tiap
pelaku ekonomi haruslah di beri kebebasan untuk mengejar kepentingan pribadinya masing-
masing.

CONTOH EKONOMI POLITIK LIBERAL

Contoh pertama, perdagangan bebas meningkatkan kemakmuran bagi Amerika dan


semua negara yang berpartisipasi dengan memungkinkan konsumen membeli lebih banyak
produk berkualitas dengan biaya lebih rendah. Perdagangan bebas dapat membuat biaya impor
lebih murah, terutama dari negara-negara seperti Cina dan Meksiko, telah mengurangi tekanan
inflasi di Amerika Serikat dan menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi bagi orang Amerika.
Perdagangan bebas mengurangi biaya produksi bisnis dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Perdagangan bebas meningkatkan efisiensi dan inovasi. Hasilnya adalah upah yang lebih tinggi,
investasi dalam hal-hal seperti infrastruktur, dan ekonomi yang lebih dinamis yang terus
menciptakan lapangan kerja dan peluang baru. Perdagangan bebas kemudian mendorong daya
saing dimana menuntut pekerja Amerika untuk beradaptasi dengan tuntutan pasar dunia yang
terus berubah.

Contoh kedua, perusahaan dari kedua belah pihak (Cina dan ASEAN) menyadari bahwa
kawasan perdagangan bebas dapat memberikan manfaat besar. Selain itu, konsumen dapat
membeli komoditas tertentu dengan harga lebih murah. Woo Ser Chai, seorang pengusaha yang
bergerak di bidang perdagangan kosmetik wajah di Asia Tenggara, telah merasakan manfaat
yang dibawa oleh tarif rendah. Dia mengatakan bahwa sejak daerah perdagangan bebas
didirikan, tarif impor dan ekspor kosmetik di negara-negara ASEAN telah sangat menurun.
Menurut laporan statistik yang dibuat oleh Indonesia, sejak kebijakan tarif nol diterapkan pada
Januari 2010, volume pengiriman barang antara Cina dan Indonesia meningkat dua kali lipat.

DAFTAR PUSTAKA

Boudreaux, D. J., & Ghei, N. (2018, May 23). The Benefits of Free Trade: Addressing Key Myths. Retrieved
September 26, 2019, from mercatus.org: https://www.mercatus.org/publications/trade-and-
immigration/benefits-free-trade-addressing-key-myths

Deliarnov. 2006. Ekonomi Politik. Jakarta: Penerbit Erlangga

Fukuyama, F. (1989). The End of History? The National Interest, 3-18. Retrieved from
https://www.jstor.org/stable/24027184

Girvetz, H. K., & Dagger, R. (2019). Liberalism. Washington D.C: Encyclopædia Britannica, inc. .
Retrieved from Encyclopædia Britannica, inc.

Jia, L. (2010, November 01). China, ASEAN set free trade example for developing nations. Retrieved
September 26, 2019, from http://en.people.cn:
http://en.people.cn/90001/90778/90861/7183781.html

Smith, Adam. (1776). The Wealth of Nation. Scotland: Great Britain

Muller, Jerry Z. (2002). The Mind and the Market: Capitalism in Western Thought. Anchor Books

Richard F. Teichgraeber. (1986). Free Trade and Moral Philosophy: Rethinking the Sources of Adam
Smith's Wealth of Nations (1986)

Anda mungkin juga menyukai