Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PEMILIHAN DAN PERLUASAN KALIMAT

Disusun Oleh :
KELOMPOK V
 SALWIADDIN BAY
 LA ODE M GOIB
 RIFO
 ASRUL SADAM

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt, karena atas berkat dan
rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah
ini kami susun dengan semaksimal mungkin dan akhirnya dapat terselesaikan
tanpa adanya hambatan yang sulit bagi kami.
Terlepas dari hal tersebut di atas, tentu saja makalah ini belum mendekati
kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca agar kami kedepannya dapat membuat makalah yang bisa mendekati
kesempurnaan.
Akhirnya, kami sangat mengharapkan makalah ini dapat berguna bagi
semua pihak, terkhususnya bagi kami, sehingga dapat menjadi inspirasi dari
pembacanya.

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan dan Manfaat Masalah...............................................................1
BAB II: PEMBAHASAN...............................................................................2
A. Unsur-unsur Pembentuk Kalimat.........................................................2
B. Bagian-bagian Kalimat.........................................................................2
C. Pola-pola Kalimat.................................................................................4
D. Macam-macam dan Perluasan Kalimat................................................5
BAB III PENUTUP.........................................................................................7
A. Kesimpulan...........................................................................................7
B. Saran.....................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan sarana berpikir untuk menyampaikan pesan kepada
orang lain atau menerima dari orang lain atau yang biasa kita sebut sebagai
berkomunikasi. Komunikasi diungkapkan melalui rangkaian kata-kata,
disebut juga kalimat, yang memiliki pola tertentu.
Kalimat ini hendaknya harus memenuhi syarat-syarat kelengkapan dan
kejelasan peran dari unsur pembentukannya. Pengenalan tentang unsur-
unsur terserah tentu sangatlah bermanfaat dan kemudian dapat digunakan
untuk menilai apakah suatu kalimat telah memenuhi kaidah tata bahasa
atau belum.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah unsur-unsur pembentuk kalimat?
2. Bagaimanakah struktur kalimat yang benar?
3. Apakah yang membedakan kalimat tunggal dan majemuk?
4. Bagaimanakah contoh-contoh perluasan kalimat?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Agar dapat diketahui apa saja yang menyusun suatu kalimat.
2. Untuk mengetahui lebih jelas struktur kalimat yang benar.
3. Untuk mengetahui apakah hal yang membedakan kalimat tunggal
dan majemuk.
4. Untuk mengetahui bagaimana bentuk dari perluasan kalimat.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Unsur-unsur Pembentuk Kalimat
Kalimat menurut kamus besar bahasa indonesia adalah “satuan bahasa
yang secara relatif berdiri sendiri mempunyai pola intonasi final dan secara
aktual ataupun potensial terdiri atas klausa” sehingga dari definisi tersebut, dari
sebuah kalimat dapat dikatakan tersusun atas kata, frasa, atau klausa.
1. Kata
Kata merupakan morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan
dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang
bebas. Misalnya saya duduk, makan dll.
2. Frasa
Frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif.
Misalnya gunung tinggi, sapu tangan, anak pertama dll.
3. Klausa
Klausa merupakan satuan gramatikal yang sekurang-kurangnya terdiri atas
objek (S) dan predikat (P) dan berpotensi menjadi kalimat. Misalnya dia
datang, saya membaca, fikal menulis dll.

B. Bagian-bagian Kalimat
Setidak-tidaknya sebuah kalimat harus memiliki subjek (S) dan
predikat (P). Sedangkan, bagian lainnya adalah objek (O) apabila
menggunakan kata kerja aktif transitif, serta pelengkap (P) dan keterangan
(K) sebagai penjelas terhadap predikat kalimat. Berikut penjelasan dari
bagian-bagian tersebut.

1. Subjek (S)
Subjek merupakan bagian dari kalimat yang menandai pembicaraan atau
yang menjadi pokok pembahasan. Unsur inilah yang wajib ada pada suatu
kalimat.
a. Jawaban atas pertanyaan apa atau siapa
Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas
pertanyaan apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat.
b. Biasanya disertai kata itu, yang dan tersebut (sebagai pembatas antara
subjek dan predikat).
c. Mempunyai keterangan pewatas/atribut yang kata yang menjadi subjek
suatu kalimat dapat diberi keterangan lebih lanjut dengan menggunakan
penghubung yang. Keterangan ini dinamakan keterangan pewatas.

2. Predikat (P)
Predikat adalah bagian kalimat yang menandai pembicaraan atau tindakan
subjek serta penjelas dari subjek yang dapat berupa kata atau frasa.

2
a. Jawaban atas pertanyaan mengapa atau bagaimana dilihat dari segi
makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas pertanyaan
mengapa atau bagaimana adalah predikat kalimat.
b. Kata adalah atau ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah, predikat itu
terutama digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang
sehingga batas antara subjek dan pelengkap tidak jelas.
c. Dapat diingkarkan
Predikat dalam bahasa indonesia mempunyai bentuk pengingkaran
yang diwujudkan oleh kata tidak .

3. Objek (O)
Objek adalah perkara atau orang yang menjadi pokok pembicaraan.
Objek berada di belakang predikat apabila bentuk kalimatnya aktif transitif
dan dapat berubah menjadi subjek (S) apabila kalimatnya berbentuk pasif,
adapun ciri-ciri objek, yaitu:
a. Langsung dibawa predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang, predikat tidak pernah
mendahului predikat.
b. Dapat menjadi subjek kalimat pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek
dalam kalimat pasif.
c. Tidak didahului preposisi
Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat dan tidak
didahului preposisi dengan kata lain, di antara predikat dan objek tidak
dapat disisipkan preposisi.
d. Kategori katanya kata benda/frase kata benda.
e. Dapat diganti dengan - nya.
f. Didahului kata bahwa.

4. Pelengkap (PEL)
Pelengkap merupakan unsur yang melengkapi predikat verbal dan berada
di belakang predikat. Berbeda dengan objek, pelengkap tidak dapat berubah
menjadi subjek ketika dipasifkan.
a. Terletak di belakang predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya objek langsung di belakang
predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu
objek.
b. Tidak didahului preposisi
Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi. Unsur kalimat yang
didahului preposisi tersebut keterangan.
c. Kategori katanya dapat berubah kata benda, kata kerja, atau kata sifat.

3
5. Keterangan (K)
Sesuai namanya, unsur keterangan berfungsi sebagai penjelas kata
atau bagian kalimat yang lain posisi keterangan tidaklah menentu,
sehingga dapat berada pada posisi manapun di dalam sebuah kalimat,
adapun ciri-ciri keterangan, yaitu:
a. Bukan unsur utama
Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan
merupakan unsur tambahan yang kehadirannya dalam struktur dasar
kebanyakan tidak bersifat wajib.
b. Dapat dipindah-pindah posisi/letaknya bebas
di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki
kebebasan tempat.
c. Umumnya di dahului oleh preposisi seperti, di, dari, ke, atau tentang.

C. Pola-pola kalimat
Suatu kalimat tersusun atas pola-pola tertentu tergantung dari seberapa
banyak kata di dalam kalimat tersebut. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa
kalimat setidaknya memiliki subjek (S) dan objek (O). Jadi, pola kalimat yang
paling sederhana yaitu pola S P.

1. Kalimat berpola S P
Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat
kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau
kata bilangan. Contoh:

a) Mereka sedang berenang.


S P
b) Ayahnya guru SMA.
S P
c) Gambar itu bagus
S P
2. Kalimat berpola S P O
Kalimat tipe ini memiliki subjek, predikat, dan objek. Subjek berupa
nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek
berupa nomina atau frasa nominal. Contoh:
a) Mereka menyusun karangan ilmiah
S P O
b) Dia sedang menulis novel
S P O

4
3. Kalimat berpola S P Pel
Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek
berupa nomina atau frasa nominal, predikat, berupa verba intransitif atau
kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva, contoh:
Anaknya beternak ayam
S P Pel.

4. Kalimat berpola S P O Pel.


Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap.
Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa
nomina atau frasa nominal, contoh:
Dia mengirimi saya surat
S P O Pel

5. Kalimat berpola S P K
Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek, dan harus memiliki unsur
keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau
frasa nominal, predikat berupa verba intransitif dan keterangan berupa
frasa berpreposisi. Contoh:
Mereka berasal dari Surabaya
S P K
D. Macam-macam dan Perluasan kalimat
Menurut struktur gramatikalnya, kalimat dapat dibedakan menjadi kalimat
tunggal dan kalimat majemuk.

1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal merupakan kalimat yang terdiri dari satu klausa. Kalimat
ini merupakan kalimat paling sederhana. Kalimat tunggal setidaknya
memiliki satu subjek (S) dan satu predikat (P). Berikut ini beberapa
contoh kalimat tunggal.
a. Ia berdiri di tempat itu sejak tadi.
b. Aku terjebak macet di sana.
c. Dia sarapan dengan makanan seadanya.
d. Beliau adalah salah satu orang berpengaruh di sini.
2. Kalimat majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang berpola dua atau lebih. Kalimat
majemuk ini terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Cara
membedakan anak kalimat dan induk kalimat yaitu dengan melihat letak
konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi di dalamnya,
konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat. Berikut ini jenis-jenis
kalimat majemuk.
a. Kalimat majemuk setara.

5
b. Kalimat majemuk rapatan.
c. Kalimat majemuk bertingkat.
d. Kalimat majemuk campuran.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kalimat tersusun atas kata, frasa, atau klausa.
2. Setidaknya kalimat memiliki subjek (S) dan predikat (P).
3. Bagian kalimat selain subjek (S) dan predikat (P) yaitu objek (O),
pelengkap (Pel), dan keterangan (K).
4. Subjek (S) adalah yang menjadi pokok pembahasan.
5. Predikat (P) adalah bagian yang menandai pembicaraan.
6. Objek (O) adalah orang yang menjadi pokok pembicaraan.
7. Pelengkap (Pel) adalah unsur yang melengkapi predikat verbal.
8. Keterangan (K) adalah unsur yang berfungsi sebagai penjelas.
9. Kalimat memiliki pola tertentu, yaitu berpola S P, S P O, S P
Pel, S P O Pel, S P K, S P O K, S P Pel. K. dan S P O Pel.
K.
10. Kalimat secara garis besar di bagi menjadi kalimat tunggal dan
majemuk.
11. Kalimat tunggal terdiri dari satu klausa dan merupakan kalimat
paling sederhana.
12. Kalimat majemuk adalah kalimat yang telah mengalami perluasan
dengan berpola dua atau lebih.
13. Kalimat majemuk dibagi menjadi kalimat majemuk setara,
rapatkan, bertingkat, dan campuran.
B. Saran
1. Sebagai warga negara yang baik, hendaknya kita mempelajari lebih
dalam mengenai Bahasa Indonesia.
2. Kita tidak boleh menyepelekan hal-hal kecil dalam menyusun
kalimat, hendaknya kita kembali merujuk kepada kaidah tata
bahas.

7
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, Bambang Yudi. 1995. Kristal-Kristal ilmu Bahasa.


Surabaya: Airlangga Universiti Peras.
Djafar, Muhammad Rasyidin S. 2013 “ Pembentukan dan Perluasan. Kalimat”,
(Online). (Link : http://rasydinsjatry. Blogspot. Com/2013/04/pembentukan-dan-
perluasan-kalimat. Html, diakses pada hari jumat tanggal 4 September 2015).
Madjid, Fadilah. 2013. “Pembentukan dan Perluasan Kalimat”, (Online). (Link:
http:/fadilahmadjid. blogspot .com/2013/pembentukan-dan-perluasan-
kalimat.html, diakses pada hari jumat tanggal 4 September 2015).
Tim Wikipedia. 2015. “Kalimat”, Wikipedia Bahasa Indonesia Ensiklopedia.
Bebas (Online). (Link:
https://id. wikipedia .org/wiki/kalimat, diakses pada hari jumat tanggal 4
September 2015).
Usman, Arifin, et. Al. 2014. Himpunan materi Kuliah Bahasa Indonesia, edisi
revisi. Modul UPT-MKU Universitas Hasanuddin.
Yulianto, iqbal. 2008. “ Perluasan Kalimat Tunggal , “ (Online). (Link:
http://iqbalyulianto. Blogspot.com/2008/12/perluasan-kalimat-tunggal-html,
diakses pada hari jumat tanggal 4 September 2015).

Anda mungkin juga menyukai