Anda di halaman 1dari 17

10.2.

Definisi Paragraf
Terdapat beberapa definisi paragraf yang dikemukakan para ahli bahasa atau pakar
bahasa. Menurut Gorys Keraf (2004) alinea atau paragraf adalah suatu kesatuan pikiran,
suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Ia merupakan himpunan
dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah
gagasan. Dalam alinea itu gagasan tadi menjadi jelas oleh uraian-uraian tambahan, yang
maksudnya tidak lain untuk menampilkan pokok pikiran tadi secara lebih jelas. Menurut
Tarigan (2008) paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun logis-sistematis yang
merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok
yang tersirat dalam keseluruhan karangan.

Paragraf atau alinea lazimnya terdiri dari sekelompok kalimat yang mengungkapkan satu
gagasan. Gagasan itu merupakan satu gagasan bawahan dari sebuah karangan atau
wacana (Soewandi, 2000: 49). Menurut Nuristo (1999: 16) Paragraf adalah kalimat yang
berkaitan erat antara satu dengan yang lainnya. Kalimat-kalimat itu disusun menurut
aturan tertentu dengan makna yang diidukungnya, dapat dibatasi, dikembangkan, dan
diperjelas (Nuristo, 1999: 16). Menurut Wiyanto (2004: 15) paragraf adalah sekelompok
kalimat yang saling berhubungan dan bersama-sama menjelaskan satu unit buah pikiran
untuk mendukung buah pikiran yang diungkapkan dalam seluruh tulisan.

Menurut Ramlan (1993: 1) paragraf adalah bagian dari suatu karangan atau tuturan yang
terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok
sebagai pengendalinya. Widyamartaya (1993: 31) mendefinisikan paragraf adalah
sekelompok kalimat utuh, lengkap yang memerlukan tambahan kalimat-kalimat lain
yang meluaskan, menguraikan, dan menjelaskan gagasan tersebut.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa paragraf adalah


seperangkat kalimat mengandung gagasan atau ide, yang berkaitan erat antara satu
dengan lain. Dapat dikatakan bahwa kualitas paragraf yang berkaitan erat bergantung
pada gagasan atau ide. Dengan kata lain, paragraf yang baik mencerminkan pola pikir
dari penulisnya sendiri.

10.3. Ciri-ciri Paragraf


Ada ciri-ciri paragraf yang dikemukakan dalam penelitian ini. Menurut Soewandi (2000:
52-53) paragraf yang baik memiliki enam ciri, yaitu:

1)    penulisan awal paragraf dilakukan dengan penulisan masuk beberapa ketukan.

2)    satu paragraf, lebih-lebih paragraf karangan ilmiah (wacana teknis), terdiri atas
beberapa kalimat. Jumlah kalimat dalam paragraf harus memadai.
3)    salah satu kalimat merupakan kalimat topiknya, yaitu kalimat yang berisi gagasan
pokok, sedangkan kalimat-kalimat yang lain merupakan penjelasannya atau merupakan
pengantar jika kalimat topik berada pada akhir paragraf.

4)    pada paragraf dalam karangan teknis atau karangan ilmiah, isi pernyataan yang
terungkap dalam kalimat-kalimat sesuai kenyataan, bahkan harus sesuai pula dengan
pernyataan atau teori yang digunakan.

5)    memiliki hubungan kebahasaan (kohesi) dan hubungan makna (koherensi) yang


baik antara kalimat yang satu dengan yang lainnya.

6)    bahasa yang digunakan adalah bahasa ragam baku. Ciri-cirinya adalah pemakaian
kata tidak menimbulkan salah tafsir, urutan katanya sesuai dengan kaidah yang berlaku,
kecukupan fungsi kalimat terpenuhi, dan penulisan karangan serta kalimatnya baik
penggunaan huruf maupun tanda baca sesuai dengan ejaan yang berlaku.

10.4. Syarat-syarat Pembentukan Paragraf


Pola       pengembangan       paragraf,       harus       menyajikan        atau
mengorganisasikan    gagasan    menjadi    suatu    paragraf    yang   
memenuhi persyaratan. Menurut Akhadiah dkk (1991: 148) ada beberapa persyaratan
yang harus ada. Syarat-syarat pembetukan paragraf sebagai berikut.

A.   Kesatuan

 Dalam setiap paragraf hanya mengandung satu gagasan utama. Paragraf berfungsi
mengembangkan topik tersebut. Oleh sebab itu, dalam pengembangannya tidak boleh
terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan gagasan pokok
tersebut. Paragraf dianggap mempunyai kesatuan, apabila kalimat dalam paragraf tidak
terlepas dari topiknya. Setiap kalimat terfokus pada topik, sehingga dapat relevan
dengan topik.

B.    Kepaduan

 Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf adalah koherensi atau
kepaduan. Satu paragraf bukanlah merupakan kumpulan kalimat yang masing-masing
berdiri sendiri, tetapi harus dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan
timbal balik. Urutan pikiran yang teratur, akan memperlihatkan adanya kepaduan. Jadi,
kepaduan atau koherensi dititikberatkan pada hubungan antara kalimat dengan kalimat.

C.    Kelengkapan

 Paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk
menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Sebaliknya suatu paragraf
dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan
pengulangan-pengulangan. Perhatikanlah contoh berikut.

(1)     Suku Dayak tidak termasuk suku yang suka bertengkar. Mereka tidak
suka berselisih atau bersengketa.

Paragraf diatas merupakan paragraf yang hanya diperluas dengan pengulangan.


Paragraf diatas sinonimnya yaitu kata berselisih dan bersengketa.

Pendapat Akhadiah dkk (1991: 148) selaras dengan teori yang dikemukakan oleh Gorys
Keraf (1980) bahwa paragraf yang efektif harus memenuhi tiga syarat yaitu (1) kesatuan
yang merupakan semua kalimat membina paragraf untuk membentuk tema, (2)
koherensi yang merupakan kekompakan kalimat yang satu dengan yang lain, dan (3)
perkembangan alinea yang merupakan penyusunan gagasan yang membina paragraf.

10.5. Unsur-unsur Paragraf


Menurut Tarigan (1981: 13) bahwa unsur-unsur paragraf ialah beberapa unsur
pembangun sebuah paragraf, hal tersebut meliputi seperangkat kalimat yang
dipergunakan oleh penulis sebagai alat untuk menyatakan dan menyampaikan jalan
pikirannya kepada pembaca. Paragraf merupakan wadah bagi penulis untuk
menuangkan atau menjelaskan satu unit pokok pikirannya. Untuk merangkai suatu
paragraf yang sistematis dan logis, didalamnya harus ada unsur-unsur. Menurut Wiyanto
(2011), paragraf terdiri atas empat unsur, yaitu transisi, kalimat topik atau kalimat utama,
kalimat pengembang atau kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Namun,
keempat unsur tersebut tidak harus hadir bersama-sama dalam satu paragraf. Berikut ini
uraian keempat unsur paragraf.

A.     Transisi

 Transisi adalah ‘’perekat’’ atau penghubung antarparagraf. Transisi menunjang


kepaduan dan kekohesian antarparagraf, sehingga setiap muncul ide baru tetap
bergerak pada topik yang sama. Terdapat dua cara memunculkan transisi. Cara pertama
yaitu implisit yang tidak dinyatakan dengan penanda transisi tertentu. Cara kedua yaitu
eksplisit yang dinyatakan melalui penanda dalam bentuk kata, kalimat, dan paragraf.

a.    Transisi berupa kata atau kelompok kata sebagai berikut.

 Terdapat sepuluh transisi berupa kata yaitu penanda hubungan kelanjutan, penanda
waktu, penanda klimaks, penanda perbandingan, penanda kontras, penanda hubungan
jarak, penanda ilustrasi, penanda sebab-akibat, penanda syarat/pengandaian, dan
penanda simpulan.
1)        penanda hubungan kelanjutan: dan, serta, lagi, lagi pula, tambahan lagi, bahkan,
kedua, ketiga, selanjutnya, akhirnya, dan terakhir.

2)        penanda waktu: dahulu, sekarang, kini, kelak, sebelum, setelah, sesudah, sementara
itu, sehari kemudian, dan tahun depan.

3)        penanda klimaks: paling..., se...nya,  dan ter-.

  4)        penanda perbandingan: seperti, ibarat, sama, dan bak.

  5)        penanda kontras: tetapi, biarpun, walaupun, dan sebaliknya.

  6)        penanda urutan jarak:  di sana, di sini, di situ, sebelah, dekat,  dan jauh.

  7)        penanda ilustrasi: umpama, contoh, dan misalnya.

8)        penanda sebak-akibat: sebab, oleh sebab itu, oleh karena,  dan akibatnya.


  9)    penanda syarat/pengandaian:   jika,    kalau,    jikalau,    andaikata, 
dan seandainya.

  10)       penanda simpulan: ringkasnya, kesimpulannya, garis besarnya,  dan

rangkuman.

  b.   Transisi berupa kalimat

 Transisi yang berupa kalimat dikenal pula sebagai kalimat penuntun. Kalimat penuntun
ini mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai transisi dan pengantar topik yang akan
dijelaskan atau diperbincangkan. Kalimat penuntun tidak berfungsi sebagai pengganti
kalimat topik, letaknya selalu mendahului kalimat topik.

c.    Transisi berupa paragraf

 Transisi yang berupa paragraf digunakan untuk ‘’membelokkan’’ antara satu pokok
pikiran ke pokok pikiran yang lain. Transisi menunjang kepaduan dan kekohesian
antarparagraf, sehingga setiap muncul ide baru tetap bergerak pada topik yang sama.

 B.    Kalimat Utama (Topik)

 Kalimat utama (topik) mengandung ide pokok yang mendasari suatu paragraf. Kalimat
utama ini bisa berada di awal, tengah, dan akhir paragraf. Kalimat utama pada awalnya
berupa ide sentral pengarang yang belum diperinci yang selanjutnya dijelaskan dengan
kalimat penjelas atau kalimat pendukung. Kalimat utama belum memberi informasi yang
lengkap.
C.    Kalimat Penjelas (Pengembang)
 Kalimat penjelas (pengembang) adalah pendukung kalimat pokok. Kalimat penjelas
menempati lebih dari setengah porsi suatu paragraf, karena kalimat penjelas berisi
menjelaskan, merinci, membandingkan atau memberi contoh ide sentral dalam kalimat
utama. Penyusunan kalimat penjelas tidak sembarangan. Kalimat penjelas harus
berkaitan erat dengan kalimat utama dan disusun berdasarkan hal-hal yang sangat dekat
dengan ide sentral dilanjutkan hal-hal pendukung lainnya. Dengan kata lain, kalimat
penjelas merupakan kalimat yang menjelaskan kalimat utama (topik), sehingga menjadi
paragraf yang padu.

D.   Kalimat Penegas

 Kalimat penegas mempunyai dua fungsi. Pertama, sebagai penegas atau penjelas
kembali pernyataan atau ide yang diungkapkan dalam kalimat- kalimat sebelumnya.
Kedua, sebagai daya tarik bagi pembaca atau sebagai selingan. Kalimat penegas,
biasanya berada di akhir paragraf. Terkadang kalimat penegas ditulis bukan untuk
memperjelas informasi atau menyimpulkan, melainkan hanya untuk variasi paragraf.

Berdasarkan penjelasan mengenai unsur-unsur paragraf sebelumnya, menurut Wiyanto


(2004: 28) unsur paragraf dibagi menjadi paragraf dengan empat unsur, paragraf dengan
tiga unsur, paragraf dengan dua unsur, dan paragraf hanya satu unsur. Berikut ini uraian
mengenai unsur-unsur paragraf.

a.    Paragraf dengan empat unsur


 Susunan paragraf terdiri atas transisi, kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat
penegas. Paragraf berikut ini adalah contoh paragraf dengan empat unsur, yaitu transisi,
kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas.

(1)     Lagi pula, di asrama ini kita harus menjaga kebersihan. Kamar mandi kita bersihkan
sedikitnya dua hari sekali. Halaman kita sapu bergiliran setiap pagi dan sore. Saluran air
pembuangan kita kontrol setiap minggu. Demikian pula sampah harus kita perhatikan.
Jangan sampai kita membuang sampah sembarangan. Semua sampah, baik sampah
besar maupun kecil, kita buang di tempat sampah. Bila sudah terkumpul, kita bakar di
tempat pembakaran sampah atau kita buang ke tempat pembuangan akhir. Bila perilaku
hidup bersih itu kita lakukan, hidup kita di asrama nyaman dan sehat.

 b.   Paragraf dengan tiga unsur

 i)      Susunan paragraf terdiri atas transisi, kalimat utama, dan kalimat penegas.

 Paragraf berikut ini adalah contoh paragraf dengan tiga unsur.

 (2)     Sebagai contoh, semua kendaraan bermotor memerlukan bahan bakar. Lokomotif


kereta api memerlukan solar agar kuat menarik rangkaian gerbong. Mobil dan sepeda
motor ‘’minum’’ bensin untuk melaju di jalan raya. Agar dapat menyeberangi lautan,
kapal api harus diberi solar yang amat banyak. Demikian pula kapal terbang. Agar dapat
mengudara ia harus dibekali bensol.

 ii)    Susunan paragraf terdiri atas kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas.
Paragraf berikut ini adalah contoh paragraf dengan tiga unsur.

(3)     Pak Wira makin sibuk. Kambing-kambingnya yang harus dicarikan rumput kini
bertambah menjadi sepuluh ekor. Ayam dan itiknya tetap minta jatah makanan dan
minuman. Sementara itu, tanaman palawija di sawahnya tak mau ditelantarkannya.
Apalagi dalam musim kemarau seperti sekarang ini, Pak Wira harus sering ke sawah.
Pekerjaan Pak Wira memang semakin berat.

c.    Paragraf dengan dua unsur

Susunan paragraf yang terdiri atas kalimat utama dan kalimat penjelas. Paragraf berikut
ini adalah contoh paragraf dengan dua unsur.

(4)     Dia cukup pandai di sekolahnya. Dalam ulangan umum akhir semester ini, dia
dapat menjawab betul empat puluh soal dari lima puluh soal Matematika yang diujikan.
Hasil ulangan Kimia tidak mengecawakan karena dia menempati urutan ketiga terbaik di
kelasnya. Yang agak mengecewakan adalah hasil ulangan Geografi. Dia hanya
memperoleh nilai enam. Tetapi, rasa kecewa itu segera terobati karena dalam ulangan
mata pelajaran Fisika dia mendapat nilai sembilan.

 d.   Paragraf hanya satu unsur

Susunan paragraf hanya mengandung kalimat penjelas sebagai unsur di dalamnya.


Paragraf berikut ini adalah contoh paragraf dengan satu unsur.

(5)        Mendung bergayut, makin lama makin tebal. Warna kulitnya hitam pekat. Angin
berembus kencang menggoyang pepohonan dan merontokkan dedaunan. Sementara
itu, petir menyambar memenuhi angkasa. Geledek pun bergemuruh memekakkan
telinga. Tak lama kemudian, hujan turun bagai dicurahkan dari langit bersamaan dengan
tiupan angin kencang.

10.6. Struktur Paragraf


Struktur paragraf adalah penyusunan paragraf kelengkapan unsur atau posisi unsur
paragraf dalam paragraf (Tarigan, 2008). Kelengkapan unsur paragraf menyangkut unsur
apa saja yang terdapat dalam suatu paragraf. Kemungkinan pertama, semua unsur
seperti transisi-kalimat topik-kalimat pengembang-kalimat penegas. Adapun
kemungkinan kedua, yakni hanya tiga unsur yang terdapat dalam paragraf seperti
transisi-kalimat topik-kalimat penegas atau kalimat topik-kalimat pengembang-kalimat
penegas. Kemungkinan ketiga yakni hanya dua unsur dalam paragraf yakni kalimat
topik-kalimat pengembang. Sementara itu, menyakut posisi unsur paragraf dalam
paragraf. Posisi setiap unsur tidak harus dimulai dari transisi-kalimat topik-kalimat
pengembang-kalimat penegas. Ada beberapa kemungkinan posisi unsur-unsur paragraf
bisa berada. Hal ini bergantung pada topik yang dikembangkan pengarang.

10.7.Paragraf menurut isinya


Jenis-jenis paragraf merupakan hasil dari ide pokok sebuah karangan dan kemudian
dikembangkan menjadi satu karya tulis. Terdapat lima jenis paragraf menurut isinya yaitu
narasi, deskripsi, eksposisi, persuasi, dan argumentasi.

a.   Narasi

 Narasi, menurut Keraf (2004) merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha
mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah- olah pembaca
melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Sementara itu, Gie (1995) berpendapat
bahwa karangan narasi menyampaikan suatu peristiwa atau pengalaman dalam kerangka
urutan waktu kepada pembaca dengan maksud untuk meninggalkan kesan tentang
perubahan gerak sesuatu dari pangkal awal sampai titik akhir.

Wiyanto (2011) juga berpendapat bahwa narasi (naration) secara harfiah bermakna kisah
atau cerita. Paragraf narasi bertujuan mengisahkan

atau menceritakan. Narasi mementingkan urutan dan biasanya tokoh yang diceritakan.
Narasi tidak hanya terdapat pada karya fiksi, tetapi juga pada karya nonfiksi.

Secara garis besar, karangan narasi memiliki maksud untuk mengisahkan sebuah
peristiwa. Karakteristisk-karakteristik lain dapat digambarkan sebagai berikut.

a.       Karangan narasi menyajikan serangkaian berita atau peristiwa.

 b.      Disajikan dalam bentuk urutan waktu serta kejadian yang menunjukan peristiwa
awal sampai akhir.

c.       Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian.

 d.      Latar digambarkan secara hidup dan terperinci.


 e.       Menunjukkan tindakan langsung pada tokoh.

Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf narasi.

 (1)        S menuturkan, siang itu tanggal 26 Mei 1985 ia sedang bersembyang di dalam
bloknya. Tiba-tiba ia mendengar suara gaduh. Puluhan orang berhamburan keluar lewat
pintu gerbang Rutan Salemba. Laki-laki yang belum menerima vonis itu langsung ikut
kabur (Nasucha, 2009).

 b. Deskripsi

 Menurut Gorys Keraf (1982) dekripsi atau pemerian merupakan sebuah bentuk tulisan
yang bertalian dengan usaha para penulis untuk memberikan perincian-perincian dari
obyek yang sedang dibicarakan. Dalam deskripsi, penulis memindahkan kesan-kesannya,
memindahkan hasil pengamatan dan perasaannya kepada para pembaca; ia
menyampaikan sifat dan semua perincian wujud yang dapat ditemukan pada obyek
tersebut.

Secara garis besar, karangan deskripsi melibatkan panca indera dalam karangannya.
Karakteristik-karakteristik lain dapat digambarkan sebagai berikut.

a.       Melukiskan / menggambarkan suatu objek tertentu.

 b.      Bertujuan untuk menciptakan kesalan atau pengalaman pada diri pembaca.

 c.       Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu.

 d.      Penulisannya    dapat    menggunakan    cara/metode    realistis     (objektif),


impresionistis (subyektif), atau sikap penulis.

Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf deskripsi.

 (2)        Wanita itu tampaknya tidak jauh usianya dari dua puluh tahun. Mungkin ia lebih
tua, tapi pakaian dan lagak-lagaknya mengurangi umurnya. Parasnya cantik. Hidung
bangur dan matanya berkilauan seperti mata seorang India. Tahi lalat di atas bibirnya
dan rambutnya yang ikal berlomba-lomba menyempurnakan kecantikannya (Nasucha,
2009).

 c. Eksposisi

 Menurut Gorys Keraf (1982) eksposisi atau pemaparan adalah salah satu bentuk tulisan
atau retorika yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran,
yang dapat memperluas pandangan atau pengentahuan seseorang yang membaca
uraian tersebut. Tujuan yang paling menonjol pada sebuah tulisan eksposisi adalah
memperluas pandangan dan pengetahuan seseorang serta menjelaskan atau
menerangkan suatu persoalan. Dalam karangan eksposisi, penulis menyerahkan
keputusannya kepada pembaca.

Secara garis besar, karangan eksposisi memiliki maksud untuk memperluas wawasan
dengan definisi, contoh, dll. Karakteristik-karakteristik lain dapat digambarkan sebagai
berikut.

a.       Menjelaskan informasi dan ada permasalahan

 b.      Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual)

 c.       Tidak terdapat unsur mempengaruhi/memaksakan kehendak

 d.      Menunjukkan analisis/penafsiran secara objektif

 e.       Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu

Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf eksposisi.

(3)        Dalam tubuh manusia terdapat aktivitas seperti mesin mobil. Tubuh manusia
dapat mengubah energi kimiawi yang terkandung dalam bahan-bahan bakarnya, yakni
makanan yang ditelan menjadi energi panas dan energi mekanis. Nasi yang Anda makan
pada waktu sarapan akan dibakar dalam tubuh persis sebagaimana bensin dibakar
dalam silinder mesin mobil (Nasucha, 2009).

d.      Persuasi

Menurut Gorys Keraf (2007) persuasi adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk
menyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara pada
waktu ini atau pada waktu yang akan datang. Mereka yang menerima persuasi harus
mendapat keyakinan, bahwa keputusan yang diambilnya merupakan keputusan yang
benar, bijaksana dan dilakukan tanpa paksaan. Upaya yang dilakukan dalam persuasi
yaitu menyodorkan bukti-bukti, walaupun tidak setegas seperti pada karangan
argumentasi. Persuasi selalu bertujuan untuk mengubah pikiran orang lain; ia berusaha
agar

orang lain dapat menerima dan melakukan sesuatu yang kita inginkan. Paragraf berikut
ini adalah contoh dari paragraf persuasi.

(4)        Praktik pidato memang luar biasa manfaatnya. Pengalaman setiap kali praktik
merupakan pengalaman batin yang sangat berharga. Semakin sering praktik, baik dalam
berlatih maupun berpidato yang sesungguhnya, pengalaman batin itu semakin banyak.
Dari pengelaman itu, pembicara dapat menemukan cara-cara berpidato yang efektif dan
memikat. Semakin banyak daya pikat ditemukan dan sering diterapkan dalam praktik,
semakin meningkat pula ketrampilan pembicara.

Tidak dapat disangkal bahwa praktik berpidato menjadi semacam obat kuat untuk
membangun rasa percaya diri. Bila rasa percaya diri itu susah semakin besar, pembicara
dapat tampil tanpa digoda rasa malu, takut, dan grogi. Ketenangan inilah yang menjadi
modal utama untuk meraih keberhasilan pidato. Oleh karena itu, untuk memperoleh
keterampilan atau bahkan kemahiran berpidato, Anda harus melaksanakan praktik
berpidato MP (Nasucha, 2009).

e.       Argumentasi

 Menurut Gorys Keraf (2007: 3) argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha
untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan
akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara.
Melalui argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa,
sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu
benar atau tidak.

Secara garis besar, karangan argumentasi memiliki maksud untuk memberi pendapat.
Karakteristik-karakteristik lain dapat digambarkan sebagai berikut.

a.       Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga


kebenaran itu diakui oleh pembaca.

b.      Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, atau gambar.

c.       Dalam karangan argumentasi, pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat,


atau pandangan pembaca.
d.      Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan
menjauhkan subjektivitas.

Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf argumentasi.

 (5)        Penebangan hutan harus segera dihentikan. Pohon-pohon di hutan harus dapat


menyerap sisa-sisa pembakaran dari pabrik-pabrik dan kendaraan bermotor. Jika hutan
ditebang habis, maka tidak ada mesin yang bisa menyerap sisa-sisa pembakaran. Sisa-
sisa pembakaran itu dapat meningkatkan pemanasan global itu akan melelehkan
gunung es di kutub. Akibatnya, kota-kota di tepi pantai seperti Jakarta, Surabaya,
Singapura, Bangkok, dan lain- lainnya (Nasucha, 2009).

10.8. Pengembangan Paragraf


Pengembangan paragraf adalah pembangunan sebuah paragraf berdasarkan sebuah
kalimat topik. Pengembangan berarti kemampuan merinci secara maksimal gagasan
utama ke dalam gagasan bawahan dan pengurutan gagasan bawahan ke dalam urutan
yang teratur (Keraf, 2007). Menurut Keraf (1980: 84-99), terdapat beberapa metode
pengembangan paragraf adalah sebagai berikut.

A.   Klimaks dan antiklimaks

 Perkembangan gagasan dalam sebuah paragraf dapat disusun dengan menggunakan


dasar klimaks, yaitu suatu gagasan utama mula-mula diperinci dengan sebuah gagasan
bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya, berangsur-angsur dengan
gagasan lain hingga ke gagasan yang paling tinggi kedudukannya. Pengembangan
paragraf antiklimaks adalah penulis mulai dari suatu gagasan atau tema yang dianggap
paling tinggi kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun melalui gagasan-
gagasan yang lebih rendah hingga yang paling tinggi.

B.    Sudut Pandangan

 Sudut pandang adalah tempat dari mana seorang pengarang melihat sesuatu. Sudut
pandangan tidak diartikan sebagai penglihatan akan sesuatu barang dari atas atau dari
bawah, tetapi bagaimana kita melihat barang itu dengan mengambil sautu posisi
tertentu.

C.    Perbandingan dan Pertentangan

 Pola perbandingan dan pertentangan adalah pengarang menunjukkan kesamaan atau


perbedaaan antara dua orang, obyek atau gagasan bertolak dari segi-segi tertentu.

D.   Analogi
 Bila perbandingan dan pertentangan memberi sejumlah perbedaan, maka analogi
merupakan perbandingan yang sistematis dari dua hal yang berbeda, tetapi dengan
memperlihatkan kesamaan segi atau fungsi dari kedua hal tadi.

E.    Contoh

 Sebuah gagasan yang terlalu umum sifatnya atau generalisasi memerlukan ilustrasi-
ilustrasi yang konkret sehingga dapat dengan mudah dipahami pembaca.

F.    Proses

 Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan untuk menciptakan dan


menghasilkan sesuatu atau urutan dari suatu kejadian atau peristiwa.

G.   Sebab-akibat

 Perkembangan sebuah alinea dapat pula dinyatakan dengan menggunakan sebab-


akibat sebagai dasar. Sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat
sebagai rincian pengembangannya, tetapi dapat juga terbalik.

H.   Umum-khusus dan Khusus-umum

 Kedua cara ini merupakan cara yang paling umum dalam mengembangkan paragraf.
Dalam hal pertama, gagasan ditempatkan pada awal paragraf, sedangkan perinciannya
terdapat pada kalimat selanjutnya. Demikian pula sebaliknya, variasi dalam kedua jenis
paragraf tersebut adalah pengggabungan, yaitu gagasan utama terdapat pada awal
paragraf dan diakhir diulang lagi.

I.      Klasifikasi

 Klasifikasi merupakan proses untuk mengelompokkan barang-barang yang dianggap


mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu. Oleh sebab itu, klasifikasi bekerja kedua arah
yang berlawanan, yaitu pertama mempersatukan satuan-satuan ke dalam satu kelompok,
dan kedua memisahkan satuan-satuan tadi dari kelompok yang lain.

J.     Definisi Luas

 Definisi dalam pembentukan sebuah alinea adalah usaha pengarang untuk memberikan
keterangan atau arti terhadap sesuah istilah atau hal. Sementara itu, Suyitno (2012)
mempunyai pendapat yang sama mengenai pengembangan paragraf berikut ini.

A.     Secara alamiah
 Pengembangan paragraf secara alamiah didasarkan pada urutan ruang dan waktu.
Susunan logis ini terdapat dua macam urutan, yaitu urutan ruang (spasial) yang
membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya yang berdekatan dalam sebuah
ruang, misalnya gambaran dari depan ke belakang, dari luar ke dalam, dari atas ke
bawah, dari kanan ke kiri, dan sebagainya. Urutan selanjutnya adalah urutan waktu
(kronologis) yang menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan.

B.    Klimaks dan Antiklimaks

 Pikiran utama dimulai dari sebuah gagasan yang dianggap paling rendah kedudukannya
lalu berangsur-angsur menuju gagasan lain yang semakin tinggi kedudukannya. Paragraf
berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola klimaks dan antiklimaks.

(1)        Bentuk traktor mengalami perkembangan dari jaman ke zaman seiring


dengan kemajuan teknologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin uap baru
jaya-jayanya, ada traktor yang dijalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank
menjadi pusat perhatian orang, traktor pun ikut-ikutan diberi model seperti tank.
Keturunan traktor model tank ini sampai sekarang masih dipergunakan orang, yaitu
traktor yang memakai roda rantai. Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan
Carterpillar. Di samping Carterpillar, Ford pun tidak ketinggalan dalam pembuatan
traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Jepang pun tidak mau kalah bersaing dalam
bidang ini. Produk Jepang yang khas di Indonesia terkenal dengan nama padi
traktor yang bentuknya sudah mengalami perubahan dari model-model sebelumnya
(Keraf, 2007). Pikiran utama paragraf di atas adalah bentuk traktor mengalami
perkembangan dari zaman ke zaman. Pikiran utama itu dirinci dengan tiga gagasan
yaitu (1) traktor yang dijalankan dengan uap, (2) traktor yang memakai roda rantai, dan
(3) traktor buatan Ford dari Jepang.

C.      Umum-Khusus

 Pengembangan ini paling banyak dilakukan dalam sebuah paragraf. Jenis paragraf ini
memaparkan gagasan utama yang bersifat umum atau luas ke bagian-bagian yang lebih
khusus atau sempit. Gagasan utama biasanya diletakkan di awal paragraf lalu diikuti oleh
perincian-perinciannya. Bentuk paragraf ini disebut paragraf deduktif. Paragraf berikut
ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola umum-khusus.

(2)        Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa


nasional. Kedudukan ini dimiliki sejak dicetuskan Sumpah Pemuda pada tanggal 28
Oktober 1928. Kedudukan ini dimungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa Melayu yang
mendasari bahasa Indonesia telah menjadi lingua franca selama berabad-abad di seluruh
tanah air kita. Hal ini ditunjang lagi oleh faktor tidak terjadinya ‘’persaingan bahasa’’,
maksudnya persaingan bahasa daerah yang satu dengan bahasa daerah yang lain untuk
mencapai kedudukannta sebagai bahasa nasional.

 D.   Khusus-Umum
 Jenis paragraf ini memaparkan gagasan utama yang bersifat khusus atau sempit ke
bagian-bagian yang lebih umum atau luas. Pola ini dikembangkan dengan memaparkan
hal-hal khusus dan ditutup dengan hal yang bersifat umum. Gagasan utama biasanya
terletak di akhir paragraf dan didahului oleh perincian-perinciannya. Bentuk paragraf ini
disebut paragraf induktif.

Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola khusus-umum.
(3)       Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat- menyurat yang
dikeluarkan pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya, ditulis dalam bahasa
Indonesia. Pidato-pidato terutama pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan di dalam
bahasa Indonesia. Hanya dalam keadaan tertentu, demi kepentingan komunikasi
antarbangsa kadang-kadang pidato resmi dan diucapkan dalam bahasa asing, terutama
bahasa Inggris. Demikian juga, pemakaian bahasa Indonesia oleh masyarakat dalam
upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan. Dengan kata lain, komunikasi timbal
balik antarpemerintah dan masyarakat berlangsung dengan menggunakan bahasa
Indonesia.

 E.    Perbandingan dan Pertentangan

 Salah satu cara untuk mengembangkan paragraf adalah dengan membandingkan atau
mempertentangkan hal-hal yang dibicarakan. Dalam hal ini, persamaan atau perbedaan
menjadi fokus tulisan. Hal yang dibandingkan atau dipertentangkan adalah dua hal yang
tingkatnya sama dan kedua hal itu memiliki perbedaan dan persamaan. Paragraf berikut
ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola perbandingan dan pertentangan.

(4)        Ratu Elisabeth tidak begitu tertarik dengan mode, tetapi selalu berusaha tampil


di muka umum seperti yang diharapkan rakyatnya. Kalau keluar kota paling mengenakan
pakaian yang praktis. Ia menyenangi topi dan scarf. Lain halnya dengan Margareth
Thatcher. Sejak menjadi pemimpin partai konservatif, ia melembutkan gaya berpakaian
dan rambutnya. Ia membeli pakaian sekaligus dua kali setahun. Ia lebih cenderung
berbelanja di tempat yang agak murah. Ia hanya memakai topi ke pernikahan, ke
pemakaman, dan ke upacara resmi misalnya parlemen.

F.    Analogi

 Paragraf yang merupakan analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu


yang sudah dikenal umum dengan hal yang belum dikenal. Analogi ini berguna untuk
menjelaskan hal yang kurang dikenal itu. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf
yang mengandung pola analogi.

(5)        Perkembangan teknologi sungguh menakjubkan. Kehebatannya


menandingi kesaktian para satria dan dewa dalam cerita wayang. Kereta-kereta
tanpa kuda, tanpa sapi, dan tanpa kerbau. Jakarta - Surabaya telah dapat ditempuh
dalam sehari. Deretan gerbong yang panjang penuh barang dan orang, hanya ditarik
dengan kekuatan air semata. Jaringan jalan kereta api telah membelah-belah pulau. Asap
yang mewarnai tanah air dengan garis hitam, semakin pudar untuk hilang ke dalam
ketiadaan. Dunia rasanya tidak berjarak lagi, telah dihilangkan dengan kawat. Kekuatan
bukan lagi monopoli gajah dan badak, tetapi telah diganti dengan benda-benda kecil
buatan manusia.

G.   Contoh-contoh

 Pengembangan paragraf dengan pola contoh digunakan untuk memberikan bukti atau
penjelasan kepada pembaca dalam menjelaskan sebuah generalisasi yang terlalu umum,
agar pembaca dapat dengan mudah menerimanya. Paragraf berikut ini adalah contoh
dari paragraf yang mengandung pola contoh.

(6)        Dalam rangka mengatasi ketinggalan desa, baik dalam bidang pembangunan


ataupun dalam bidang pengetahuan, berbagai usaha yang dilakukan pemerintah. ABRI
masuk desa (AMD) sudah lama kita kenal. Hasilnya pun lumayan, misalnya perbaikan
jalan, pembuatan jembatan, pamugaran kampung. Contoh lain KKN yang dilaksanakan
oleh mahasiswa. Hasil-hasil yang positif telah pula dinikmati oleh desa yang
bersangkutan, misalnya: peningkatan pengetahuan masyarakat, pemberantasan buta
aksara, perbaikan dalam bidang kesehatan dan gizi, dan lain- lain. Akhir-akhir ini  surat
kabar juga  diusahakan masuk desa walaupun hasilnya belum kelihatan. Barangkali perlu
dipikirkan program selanjutnya, misalnya bahasa nasional (bahasa Indonesia) masuk
desa.

H.     Sebab-Akibat

 Dalam pola ini sebab berfungsi sebagai gagasan utama/pikiran utama, sedangkan
akibat sebagai rincian pengembangannya. Namun, susunan tersebut bisa juga terbalik.
Akibat dapat berperan sebagai gagasan utama, sedangkan sebab menjadi rincian
pengembangannya. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung
pola sebab-akibat.

(7)        Jalan Kebon Jati akhir-akhir ini kembali macet dan semrawut. Lebih dari separuh
jalan kendaraan kembali tersita oleh kegiatan perdagangan kaki lima. Untuk
mengatasinya, pemerintah akan memasang pagar pemisah antara jalan kendaraan
dengan trotoar. Pagar ini juga berfungsi sebagai batas pemasangan tenda pedagang
kaki lima tempat mereka diijinkan berdagang. Pemasangan pagar ini terpaksa dilakukan
mengingat pelanggaran pedagang kaki lima dilokasi itu sudah sangat keterlaluan,
sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas.

 I. Definisi Luas


 Untuk memberikan penjelasan terhadap sesuatu, harus berupa kalimat-kalimat bahkan
beberapa paragraf. Penulis dapat mengemukakan hal yang berupa definisi formal,
definisi dengan contoh dan keterangan lain yang bersifat menjelaskan arti dari suatu
kata. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola definisi
luas.

(8)        Pompa memberikan (hydraulicran) ialah sejenis pompa yang dapat bekerja


dengan kontinue tanpa menggunakan bahan bakar atau energi tambahan dari luar.
Pompa ini bekerja dengan memanfaatkan tenaga aliran air yang berasal dari sumber air,
dan mengalirkan sebagaian air tersebut ke tempat yang lebih tinggi. Bagian utama
sistem pompa ini ialah pipa pemasukan, katub limbah, katub pengantar, katub udara,
ruang udara, dan pipa pengeluaran. Pada dasarnya air dapat dipompakan karena
adanya perubahan energi kinetis air jatuh, yang menimbulkan tenaga yang cukup tinggi
dalam ruang udara, sehingga sanggup mengangkat dan mengalirka air ke tempat yang
lebih tinggi permukaannya. Desain katub limbah pemasukan dibuat sedemikan rupa
sehingga dapat berfungsi bergantian.

J. Klasifikasi

 Dalam pengembangan paragraf, kadang kita mengelompokkan hal-hal yang


mempunyai persamaan. Pengelompokkan ini biasanya diperinci lagi lebih lanjut ke
dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil. Paragraf berikut ini adalah contoh dari
paragraf yang mengandung pola klasifikasi.

(9)        Dalam karang-mengarang atau tulis menulis, dituntut beberapa kemampuan


antara lain kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan
pengembangan atau penyajian. Yang termasuk kemampuan kebahasaan ialah
kemampuan menerapkan ejaan, pungtuasi, kosakata, diksi, dan kalimat. Sedangkan yang
dimaksud dengan kemampuan pengembangan ialah kemampuan menata paragraf,
kemampuan membedakan pokok bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan
membagi pokok bahasan dalam urutan yang sistematik.

 Quis:

Apa yang Anda ketahui tentang paragraf, coba Anda uraikan dengan kata kata Anda
sendiri?

Jawab:

paragraf atau di sebut juga dengan alinea yaitu bagian bab dalam suatu karangan yang
terdiri atas beberapa kalimat dan biasanya mengandung suatu ide pokok.

Anda mungkin juga menyukai