Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“BILANGAN YANG DIGUNAKAN DALAM ELEKTRONIKA DIGITAL”

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Elektronika Digital

Dosen Pengampu : Dr. Rahmatsyah, M.Si. dan Rajo Hasim Lubis, S.Pd.,M.Pd

Oleh:

Kelompok 1 (Satu)

Ayu Masytah Dewi (4191121012)

Gracia Rewina Girsang (4192421005)

Harris Siburian (4192421026)

Muhammad Ali Hamzahas (4191121016)

Ruth Ramayani Pasaribu (4193121044)

FISIKA DIK A 2019

PROGRAM STUDI (S1) PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN (UNIMED)

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan kondisi
sehat pada masa pandemi saat ini. Sehingga penulis dapat mampu menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Bilangan yang Digunakan dalam Elektronika Digital”.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen pengampu mata kuliah, Bapak Dr.
Rahmatsyah, M.Si. dan Rajo Hasim Lubis, S.Pd.,M.Pd yang telah memberikan dukungan
serta memberikan kepercayaan kepada penulis. Dimana dengan adanya pemberian tugas ini
penulis dapat memahami dan memperdalam pengetahuan tentang kompetensi dasar dan
kompetensi inti. Terimakasih juga kepada orang tua yang telah membantu penulis
menyelesaikan tugas ini melalui doa dan materi yang penulis butuhkan. Dan kepada rekan-
rekan mahasiswa yang telah memberikan masukan dan kritik sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan
saran yang bersifat membangun penulis harapkan, untuk perbaikan di masa yang akan
datang. Semoga tugas ini berguna serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan dan
dapat diaplikasikan bagi pembaca. Akhir kata kami ucapkan terimakasih.

Medan, 30 Agustus 2021

Penulis
Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1

1.3 Manfaat ........................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2

2.1 Bilangan Desimal ............................................................................................................. 2

2.2 Konversi Bilangan ........................................................................................................... 3

2.3 Sistem Bilangan Biner ..................................................................................................... 8

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 12

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 12

B. Saran ............................................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bilangan desimal berasal dari bahasa latin “decum” yang berarti sepuluh atau ditulis
dengan symbol 10. System bilangan decimal merupakan system bilangan yang mempunyai basis
10 yang terdiri dari 10 angka yaitu dari angka 0 hingga 9. System bilangan yang digunakan pada
bidang teknik digital yaitu system bilangan decimal, biner, octal dan hexadecimal. Masing-
masing system bilangan digunakan sesuai dengan kebutuhan penggunaannya.

System bilangan decimal banyak digunakan untuk merepresentasikan bilangan yang


dipakai dalam kehidupan sehari-hari. System bilangan biner dipakai untuk memberikan masukan
kepada system digital karena system ini hanya dapat menerima sinyal dalam bentuk digital.
Selain sebagai input, bilangan biner juga dijadikan sebagai prinsip dalam pengolahan sinyal
digital. Dengan bilangan biner maka system dapat dirancang dan dikembangkan dengan baik.
Selain bilangan decimal dan biner, dalam aplikasi teknik digital juga diperlukan system bilangan
hexadecimal yang banyak dipakai untuk mempermudah pembacaan dan penyusunan program
dalam bilangan biner.

B. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini ialah :

1. Untuk memenuhi tugas rutin mata kuliah Elektronika Digital.


2. Untuk mengetahui bagaimana mengkonversikan bilangan desimal ke biner, oktal,
heksadesimal.
3. Untuk mengetahui bagaimana mengkonversikan biner ke oktal, heksadesimal.
C. Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah yang berjudul “Bilangan yang Digunakan dalam Elektronika
Digital”,yaitu untuk memberikan sedikit informasi dan pengetahuan bagi pembaca tentang
pemahaan materi mengkonversikan bilangan desimal ke biner, oktal, heksadesimal, serta
mengkonversikan biner ke oktal, heksadesimal.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bilangan Desimal

Bilangan desimal dapat terdiri dari 1,2,3,…digit yang masing-masing menyatakan nilai
dari bilangan itu. Setiap tempat mempunyai besaran tertentu yang harga masing-masing tempat
secara urut dimulai dari kanan.

Ribuan Ratusan Puluhan Satuan


103 102 101 100
Antara lain : (125)10, (468)10, (1239)10. Nilai dari setiap posisi angka bilnagan decimal
biasanya dimulai dari ujung kanan sebagai berikut : … 106, 105, 104, 103, 102, 101, 100, 10-1,
10-2, 10-3, 10-4,… Artinya setiap angka atau digit, berbeda nilainya yang tergantung pada
tempatnya. Sebagai contoh : Bilangan 123 dan 70 pada bilangan decimal dapat ditulis dalam
bentuk ratusan, puluhan dan satuan atau secara matematik sebagai berikut :

1. (123)10 = (1x102)+(2x101)(3x100)
2. (78,5)10 = (7x101)+(8x100)+(5x10-1).

Setiap bilangan mempunyai nilai terbesar dan nilai terkecil. Pada angka 123, nilai terbesar
adalah ratusan yaitu angka 1 yang berarti 100, selanjutnya puluhan yang bernilai 2 dan yang
terkecil adalah satuan yang bernilai 3. Angka terbesar dari suatu bilangan pada sistembilangan
decimal disebut dengan Most Significant Digit (MSD). Sedangkan angka yang mempunyai harga
terkecil disebut dengan Least Significant Digit (LSD). Contoh :

Angka decimal 10843 (10843(10) )

1 0 8 4 3
Pertama 3 . 100 = 3 . 1 =3

Kedua 4 . 101 = 4 . 10 = 40

Ketiga 8 . 102 = 8 . 100 = 800

Keempat 0 . 103 = 0 . 1000 =0


10000
Kelima 1 . 104 = 1 . 10000 =
10843

2
Kebiasaan sehari-hari harga suatu bilangan decimal dituliskan dalam bentuk yang mudah sebagai
berikut:

10843 = 1.1000 + 0 . 1000 + 8 . 100 +4 . 10 +3 . 1

= 1 . 104 + 0 . 103 + 8 . 102 + 4 . 101 + 1 . 100

2.2 Konversi Bilangan

System bilangan yang digunakan pada bidang teknik digital yaitu system bilangan
decimal, biner, octal dan hexadecimal. Masing-masing system bilangan digunakan sesuai dengan
kebutuhan penggunaannya. System bilangan decimal banyak digunakan untuk
merepresentasikan bilangan yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari. System bilangan biner
dipakai untuk memberikan masukan kepada system digital karena system ini hanya dapat
menerima sinyal dalam bentuk digital. Selain sebagai input, bilangan biner juga dijadikan
sebagai prinsip dalam pengolahan sinyal digital. Dengan bilangan biner maka system dapat
dirancang dan dikembangkan dengan baik. Selain bilangan decimal dan biner, dalam aplikasi
teknik digital juga diperlukan system bilangan hexadecimal yang banyak dipakai untuk
mempermudah pembacaan dan penyusunan program dalam bilangan biner. Bilangan biner yang
hanya terdiri dari angka 1 dan 0 akan sulit dibaca oleh manusia yang sudah terbiasa dengan
system bilangan decimal, sehingga dengan bantuan system hexadecimal, bilangan biner yang
panjang dapat dikelompokkan menjadi 4 biner yang kemudian dikonversi menjadi 1 digit
bilangan hexadecimal.

Untuk memudahkan dalam mempelajari teknik digital dibutuhkan konversi bilangan


desimal ke biner atau sebaliknya, dari bilangan decimal ke hexadecimal dan sebaliknya.

A. Konversi Bilangan Biner Ke Decimal dan Sebaliknya

Jika dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan system bilangan decimal, maka pada
system digital menggunakan system bilangan biner sebagai basis operasinya. System bilangan
biner adalah system bilangan yang hanya menggunakan angka atau symbol 0 dan 1 untuk
menuliskan suatu nilai. Dengan demikian nilai dua (210) akan dituliskan sebagai 102 pada system
bilangan biner. Konsep yang digunakan pada system bilangan biner sama dengan system

3
bilangan decimal, yaitu setiap angka atau digit pada posisi yang berbeda akan mewakili nilai
yang berbeda.

B. Konversi Bilangan Desimal ke Biner

Secara sederhana kita bisa mencari bilangan biner yang ekivalen dengan sebuah bilangan
decimal adalah dengan menjabarkan bilangan decimal tersebut sebagai penjumlahan …, 24, 23,
22, 21, 20, 2-1, 2-2, 2-3, 2-4, dan seterusnya. Sebagai contoh bilangan 1110 dapat dijabarkan sebagai
penjumlahan 8 atau 23, 2 atau 21, serta 1 atau 20. Dengan demikian 1110 setara dengan 101 12.
Cara yang sistematis adalah dengan cara membagi bilangan decimal tersebut dengan 2 secara
berurutan, sembari tetap mencatat sisa baginya, hingga diperoleh hasil bagi 0. Sebgai contoh
adalah sebagai berikut.

Selanjutnya sisa bagi ditulis dari arah bawah, jadi 11 10 (sebelas) setara dengan 11012. Contoh
lain 3710 dihitung sebagai berikut.

Jadi 3710 (tuga puluh tujuh) setara dengan 1001012.

C. Konversi Bilangan Desimal ke Hexadesimal dan Sebaliknya

Bilangan desimal mempunyai basis angka dari 0 sampai 9, sedangkan bilangan


hexadesimal mempunyai basis angka dari 0 sampai dengan F. bilangan 0 sampai dengan 9
bilangan hexadesimal mempunyai kesamaan dengan bilangan desimal. Bilangan 10 pada
bilangan hexadesimal diubah menjadi A, 11 menjadi B, 12 mnejadi C, 13 menjadi D, 14 menjadi

4
E dan 15 menjadi F. sehingga bilangna hexadesimal mempunyai nilai dari 0 – F. Selanjutnya
adalah 10 sampai dengan FF dan seterusnya.

Contoh cara konversi bilangna desimal ke hexadesimal dapat dilihat pada soal berikut ini.

1. Hitunglah berapa bilangan hexadesimal dari (20)10?

Jawab :

20 : 16 = 1 sisa 4 LSD

4 : 16 = 0 sisa 4 MSD

Jadi (20)10 = (14)16

2. Hitunglah berapa bilangan hexadesimal dari (170)10?

Jawab :

170 : 16 = 10 sisa A LSD

10 : 16 = 0 sisa A MSD

Jadi (170)10 = (AA)16

3. Hitunglah berapa bilangan hexadesimal dari (8659)10?

Jawab :

8659 : 16 = 541 sisa 3 LSD

541 : 16 = 33 sisa D

33 : 16 = 2 sisa 1

2 : 16 = 0 sisa 2 MSD

Jadi (8659)10 = (21D3)16

Bagaimana konversi bilangan pecahan dalam decimal menjadi bilangan hexadecimal? Untuk
bilangan pecahan maka dapat dilakukan dengan cara mengalikan dengna bilangan 16. Untuk
lebih jelasnya dapat diperhatikan contoh-contoh berikut ini :

5
1. Hitunglah berapa bilangan pecahan heksadesimal dari (0,6)10?

Jawab :

Representasi Hexadesimal

0,6 x 16 = 0 0,96

Jadi (0,5)10 = (0,8)16

2. Hitunglah berapa bilangan pecahan heksadesimal dari (0,75)10?

Jawab :

Representasi Hexadesimal

0,75 x 16 = 0 0,C

Jadi (0,75)10 = (0,C)16

Konversi bilangan dari hexadecimal ke decimal dapat dilakukan dengan cara yang sama dengan
konversi dari decimal ke hexadecimal. Cuma pembagiannya adalah angka 10. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat beberapa contoh berikut ini :

1. Hitunglah hasil konversi bilangan hexadecimal 80 ke dalam bilangan decimal

Jawab :

(80)16 = 0 x 160 +8 x 161

= 0 + 128

= 128

Jadi (80)16 = (128)10

2. Hitunglah nilai bilangan decimal hasil konversi dari bilangan hexadecimal 2A7

Jawab :

(2A7)16 = 7 x 160 +A x 161 +2 x 162

= 7 + 10 x 16 + 2 x 256

6
= 7 + 160 + 512

= 679

Jadi (2A7)16 = (679)10

Untuk konversi bilangan pecahan dapat dilakukan dengan mengalihkan dengan pangkat minus.
Contoh perhitungannya adalah sebagai berikut :

Hitunglah berapa bilangan pecahan decimal dari bilangan pecahan hexadecimal berikut ini
(0,9)16

Jawab :

(0,4)16 = 4 x 16-1

= 1/16

= 0,25

Jadi (0,4)16 = (0,25)10

D. Konversi Bilangan Oktal dan Sebaliknya

Dalam rangkaian logika selain bilangan decimal dan bilangan biner, kita mengenal pula
bilangan octal. Bilangan octal mempunyai 8 buah digit yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7. Dalam bilangan
iktal tidak ada angka 8 dan 9, angka selanjutnya setlah angka 7 adalah angka 10, 11, 12 dan
seterusnya. Agar lebih jelas perhatikan bilangan octal di bawah ini.

0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 selanjutnya 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, selanjutnya 20, 21, 22, 23,
24, 25, 26, 27 selanjutnya 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37 dan seterusnya.

Sama halnya dengan bilangan biner dan decimal, bilangan octal mempunyai harga tempat
seperti di abwah ini :

Oktal 84 83 82 81 80
Decimal 4096 512 64 8 1

7
a. Merubah Bilangan Desimal ke Oktal
Untuk merubah bilangan octal menjadi bilangan decimal dapat dilakukan dengan harga
tempat. Caranya adalah dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
 Letakkan bilangan oktal di bawah harga tempatnya
 Kalikan masing-masing digit dari bilangan oktal sesuai dengan harga tempatnya
 Jumlahkan hasil perkalian masing-masing digit bilangan oktal

Contoh : Ubahlah bilangan octal (232)8 menjadi bilangan decimal

Jawab :

Oktal 82 81 80
Decimal 64 8 1

(2x82) + (2x81) + (2x80) = 128 + 16 +2 = (136)10

b. Merubah Bilangan Oktal ke Desimal


Merubah bilangan decimal menjadi bilangan octal dapat dilakukan dengan menggunakan
harga tempat dan membagi 8 bilangan decimal terus menerus dan hasilnya dibaca dari
bawah ke atas.

Contoh : Ubahlah bilangan decimal (678)10 menjadi bilangan oktal.


Soal di atas dapat diselesaikan dengan mudah dengan cara membagi 8 bilangan decimal
secara terus-menerus.
678/8 = 84 sisa 6
84/8 = 10 sisa 4
10/8 = 1 sisa 2

1/8 = 0 sisa 1 Dibaca dari bawah ke atas = (1246)8

2.3 Sistem bilangan biner (Binari)

Sistem bilangan biner atau sistem bilangan basis dua adalah sebuah sistem penulisan
angka dengan menggunakan dua simbol yaitu 0 dan 1. Sistem bilangan biner modern
ditemukan oleh Gottfried Wilhelm Leibniz pada abad ke-17. Sistem bilangan ini merupakan

8
dasar dari semua sistem bilangan berbasis digital. Dari sistem biner, kita dapat
mengkonversinya ke sistem bilangan Oktal atau Hexadesimal. Sistem ini juga dapat kita
sebut dengan istilah bit, atau Binary Digit. Pengelompokan biner dalam komputer selalu
berjumlah 8, dengan istilah 1 Byte/bita. Dalam istilah komputer, 1 Byte = 8 bit. Kode-kode
rancang bangun komputer, seperti ASCII, American Standard Code for Information
Interchange menggunakan sistem peng-kode-an 1 Byte.

20=1

21=2

22=4

23=8

24=16

25=32

26=64

A. Konversi bilangan biner ke decimal

Dalam sistem komunikasi digital modern, dimana data ditransmisikan dalam bentuk bit-
bit biner, dibutuhkan sistem yang tahan terhadap noise yang terdapat di kanal transmisi
sehingga data yang ditransmisikan tersebut dapat diterima dengan benar. Kesalahan dalam
pengiriman atau penerimaan data merupakan permasalahan yang mendasar yang memberikan
dampak yang sangat signifikan pada sistem komunikasi. Biner yang biasa dipakai itu ada 8
digit angka dan cuma berisikan angka 1 dan 0, tidak ada angka lainnya.Untuk setiap bilangan

biner dengan digit: dn-1, ... d3, d2, d1, d0. Bilangan desimalnya adalah hasil penjumlahan

dari digit biner ( ) dikalikan dengan pangkat 2 nya (


): decimal = d0 × 20 + d1 × 21 + d2 × 22 + ...

Contoh: Tabel dibawah ini menunjukkan konversi bilangan biner 01010101 menjadi desimal.

Biner (d) 0 1 0 1 0 1 0 1

9
N 7 6 5 4 3 2 1 0

2n 128 64 32 16 8 4 2 1

dn x 2n 0 x 128 1 x 64 0 x 32 1 x 16 0x8 1x4 0x2 1x1

64 + 16 + 4 + 1 = 85

Diperoleh hasil akhir bahwa 010101012 = 8510.

B. Konversi bilangan biner ke octal

Cara untuk mengkonversikan bilangan biner ke oktal yaitu dengan pertama-tama


mengelompokkan atau membagi bilangan biner tersebut ke dalam kelompok 3 bit biner, dan
kemudian bilangan biner yang sudah dikelompokkan ke dalam 3 bit biner tersebut dikonversi
ke bilangan desimal . Contoh konversi biner ke oktal : 100011101(2) = …. (8)

100011001 biner sama dengan berapa oktal ? Adapun cara pengerjaannya adalah
seperti berikut ini :

Pertama kita bagi-bagi dulu bilangan biner tersebut menjadi masing-masing 3 bit, Ingat !
pembagian dilakukan dari kanan, bukan dari kiri. Contoh , 100011101 , sehingga menjadi :

 Kelompok biner 1 : 101


 Kelompok biner 2 : 011
 Kelompok biner 3 : 100
Setelah kita kelempokkan biner menjadi masing-masing 3 bit, kemudian kita konversi
kelompok-kelompok biner tersebut ke dalam bentuk desimal dimulai dari kelompok yang
paling kiri atau kelompok biner terbesar sehingga menjadi :

 100 –> 4
 011 –> 3

10
 101 –> 5
Setelah itu kita tuliskan hasil konversi kelompok-kelompok biner tersebut dimulai dari atas,
dan itu merupakan hasil dari konversi biner ke oktal yang kita cari.

Maka di dapat : 100011101(2) = 435 (8)

1100011001 biner sama dengan 435 oktal

C. Konversi Biner Ke Hexadesimal

Cara untuk mengkonversikan bilangan biner ke desimal yaitu dengan pertama-tama


mengelompokkan atau membagi bilangan biner tersebut ke dalam kelompok 4 bit biner, dan
kemudian bilangan biner yang sudah dikelompokkan ke dalam 4 bit biner tersebut dikonversi
ke bilangan desimal. Untuk lebih jelasnya, coba perhatikan contoh konversi biner ke oktal di
bawah ini : Contoh konversi biner ke hexadesimal : 100011101(2) = …. (16) 100011001
biner sama dengan berapa hexadesimal ? Adapun cara pengerjaannya adalah seperti
berikut ini : Pertama kita bagi-bagi dulu bilangan biner tersebut menjadi masing-masing 3
bit, Ingat ! pembagian dilakukan dari kanan, bukan dari kiri.

Contoh , 100011101 , sehingga menjadi : Kelompok biner 1 : 1101, Kelompok biner 2 :


0001, Kelompok biner 3 : 0001. Setelah kita kelempokkan biner menjadi masing-masing 4
bit, kemudian kita konversi kelompok-kelompok biner tersebut ke dalam bentuk desimal
dimulai dari kelompok yang paling kiri atau kelompok biner terbesar sehingga menjadi :

 0001 –> 1
 0001 –> 1
 1101 –> D
Setelah itu kita tuliskan hasil konversi kelompok-kelompok biner tersebut dimulai dari
atas, dan itu merupakan hasil dari konversi biner ke hexadesimal yang kita cari . Maka di
dapat : 100011101(2) = 11D (16)

1100011001 biner sama dengan 11D hexadecimal.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem bilangan yang digunakan pada bidang teknik digital yaitu system bilangan
decimal, biner, octal dan hexadecimal. Masing-masing system bilangan digunakan sesuai
dengan kebutuhan penggunaannya. System bilangan decimal banyak digunakan untuk
merepresentasikan bilangan yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari. System bilangan
biner dipakai untuk memberikan masukan kepada system digital karena system ini hanya
dapat menerima sinyal dalam bentuk digital. Selain sebagai input, bilangan biner juga
dijadikan sebagai prinsip dalam pengolahan sinyal digital. Denagan bilangan biner maka
system dapat dirancang dan dikembangkan dengan baik. Selain bilangan decimal dan biner,
dalam aplikasi teknik digital juga diperlukan system bilangan hexadecimal yang banyak
dipakai untuk mempermudah pembacaan dan penyusunan program dalam bilangan biner.

B. Saran

Berdasarkan makalah tentang elektrodinamika maka saran dari penulis yang dapat
dijadikan pertimbangan yaitu Bagi pengelola lembaga pendidikan tinggi, hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi acuan dan referensi untuk materi pemahaman tentang konsep
sistem analog dan sistem digital dalam pembelajaran.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ariadie dan Ali. (2018). Teknik Digital Teori dan Aplikasi Dilengkapi dengan Contoh Simulasi
Rangkaian. Edisi Pertama. UNY Press, Yogyakarta.

Erika Kusumasari Rosita, Suwadi, AchmadAnsori, ImplementasiConvolutional Code danViterbi


Decode pada DSK TMS320C6416T, Surabaya,

https://www.webmobile.id/cara-mudah-konversi-biner-desimal-oktal-hexadesimal/

13

Anda mungkin juga menyukai