• Plato
King Philosopher (Idealis), tapi kemudian berganti pemikiran
• Aristoteles
Negara sebagai organisasi kekuasaan (Realis), negara harus
dibatasi dengan ‘aturan main’
Hakikat Negara (Teori Modern)
• Teori Kekuasaan Mutlak (Oppenheimer dan Leon
Duguit)
Orang kuat menguasai yang lemah. Kekuasaan
sebagai ‘Hukum Alam’
• Teori Pluralistik (Kranenburg)
Negara = kelompok yang punya kesadaran
Kelompok menciptakan bangsa, dan menjadi negara
• Teori Positivistik (Logemann dan Kelsen)
Negara dibentuk oleh ‘kekuasaan’ legal yang
berwibawa. Negara lah yang membentuk bangsa.
Negara sebagai Rechts subyect
Teori Pembenaran Perbuatan Negara
Teokrasi (Civitas Dei)
§ Pemimpin berkuasa karena Tuhan
§ Agustinus: Negara Tuhan (Surga/Abel) dan
Negara Manusia (Civitas Diaboli/Setan/Kain)
§ Thomas Aquinas: Negara Manusia bukan Negara
Setan, namun terjadi atas kehendak Tuhan juga.
§ Friedrich J Stahl: Negara sebagai takdir Ilahiah
§ Friedrich Hegel: Laku Tuhan di dunia
§ Terkadang negara lahir dan dinamika politik
terjadi karena ‘kecelakaan sejarah’
Teori Pembenaran Perbuatan Negara
Berdasar Kekuatan
• Kekuasaan dan Kedaulatan adalah
sepenuhnya ditangan Negara, karena faktor
kekuatan (Jellinek)
• Ludwig van Haller: Negara untuk keterbitan
(patron-client)
• Negara lahir dari penguasaan, untuk berkuasa
atas yang lemah (Oppenheimer)
Teori Pembenaran Perbuatan Negara
Berdasar Hukum Partiarkis dan
Patrimonial
• Hukum dalam arti luas: hukum keluarga
(patriarchal); hukum hak miliki (patrimonial) dan
hukum perjanjian
• Hukum keluarga: kepala keluarga sebagai primus
interparis (negara integralistik)
• Hukum hak milik: raja memiliki hak atas tanah,
diturunkan pada bangsawan-bangsawan
(feodalisme). Cont: tanah pada era Raffles dan
Daendles
Teori Pembenaran Perbuatan Negara
Berdasar Hukum Perjanjian
• Thomas Hobbes: homo homoni lupus. Sebelum ada negara,
masyarakat kacau dan begis, tapi bersatu lewat Pactum
Uniones. Tapi kolektifitas tersebut masih perlu kekuasaan
Raja untuk mengatur mereka (Pactum Subjektiones) =
Monarki Absolut
• John Locke: Perjanjian rakyat dengan Raja (Pactum
Subjektiones) harus akuntabledan bertanggung jawab =
kekuasaan Raja diakui, tapi HAM rakyat juga dijaga =
Monarki Konstitutional
• JJ Rousseau: Kebalikan dari Hobbes, Raja hanya sebagai
mandataris rakyat/raja bukan pemilik kekuasaan = Republik
• Negara harus berorientasi pada volonte generale
(sepekatan umum) lewat pemilu
Bentuk Negara
• Niccolo Machiavelli: Republik atau Monarki
• Jellinek: semua tergantung ‘kemauan’
Kemauan hanya dari satu orang = monarkhi
Kemauan dari dewan = republik
Jerman (Bismark) apakah republik? Bagaimana dengan
Inggris?
• Leon Duguit: bentuk negara tergantung penunjukan
kepala negaranya
Keturunan = monarkhi
Pemilihan = republik
Bagaimana dengan monarkhi konstitutional?
Evolusi Kemerosotan Negara
• Skema Aristoteles
- Monarkhi ------------------à Tirani/Diktator
- Aristokrasi -----------------à Oligarki/Plutokrasi
- Politiea ---------------------à Demokrasi
• Skema Polybios
- Monarkhi -------------------à Tirani/Diktator
- Aristokrasi ------------------à Oligarki/Plutokrasi
- Demokrasi ------------------à Mobokrasi
Bentuk Pemerintahan Parlementer
Tergantung dari bagaimana relasi antara Eksekutif
dengan Legislatif/Parlemen
• Eksekutif adalah kepanjangan tangan dari Parlemen
(Parlementer)
- Eksekutif lebih tinggi dari Parlemen
- Eksekutif dan Parlemen kedudukannya seimbang
- Eksekutif lebih rendah dari pada Parlemen
• Parlemen dan Eksekutif dipilih lewat pemilu yang
sama
Apakah antara Legislatif dengan Parlemen berbeda
atau sama?
Bentuk Pemerintahan Presidensil
• Ada pemisahan yang ketat (Trias Politika) antara
badan Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif
• Namun dalam perkembangannya ‘pemisahan’
dianggap terlalu ketat. Pembagian lebih baik
dengan check and balance
• Eksekutif dan Legislatif dipilih lewat pemilu yang
berbeda
• Masa bakti Eksekutif (Presiden) fixed
Bentuk Pemerintahan Swiss-style
• Parlemen tunduk langsung pada kontrol langsung rakyat
lewat referendum
• Referendum: keputusan rakyat setuju atau tidak terhadap
kebijakan
Macam-macam referendum:
- Referendum Obligator = UU sebelum berlaku harus
direferendum dulu (UU yang terkait HAM)
- Referendum Fakultatif = UU bisa dapat langsung berlaku,
referendum hanya untuk golongan yang berkepentingan
- Referendum Konsultatif = Referendum untuk soal-soal
tertentu yang sedang hangat dibicarakan (semacam angket)
Referendum dalam konteks HI adalah untuk mendapatkan
kemerdekaan
Susunan Negara
• Negara Kesatuan (Unitary State)
- Pluralist
- Mono-populant
• Negara Federal (Federalism)
- Pluralist
- Mono-populant
Desentralisasi & Dekonsentrasi
• Desentralisasi = penyerahan urusan pemerintah pusat
kepada daerah, untuk mengurus urusannya sendiri
- D. Politik
- D. Fungsional
- D. Kultural
- D. Teknis
- D. Kolaboratif
• Dekonsentrasi = pelimpaham wewenang dari pemerintah
pusat/pejabat vertikal ke pemerintah daerah/pejabat di
daerah
• Sendi keahlian: Government by official & Government by
committee
Trias Politika (Montesquieu)
• Pemisahan tiga (3) cabang kekuasaan
- Eksekutif = menjalankan UU
- Legislatif = membuat/mengontrol UU/eksekutif
- Yudikatif = mengadili sengketa
Bertujuan untuk kebebasan berpolitik, namun perlu
Yudikatif yang merdeka dan berani
• Pembagian kekuasaan dengan check and balance
Muncul banyak sekali auxiliary bodies
Fungsi Pemerintahan
(Van Vollenhoven)
• Regeling = membuat UU
• Bestuur = menyelenggarakan pemerintahan
• Rechtspraak = yudikatif
• Politie = menjaga ketertiban/keamanan
Kerap disebut Catur Praja, namun fungsi
eksekutif semakin bertambah dengan semakin
kompleknya kehidupan