1
3. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Menyusun
Kerangka Karangan
a. Pemilihan Topik
Dalam memilih topik perlu diperhatikan beberapa hal:
1) Topik itu ada manfaatnya dan layak dibahas.
Bermanfaat artinya topik itu memberikan sumbangan
terhadap ilmu dan profesi yang ditekuni. Layak: topik itu
memang memerlukan pembahasan. Topik yang tidak layak:
“Jumlah propinsi di Indonesia”, “Hari lahir pengarang di
Indonesia”, “Kerja bakti untuk membersihkan lingkungan”.
Topik yang layak: “Perkembangan perbendaharaan kata
anak-anak di bawah umur lima tahun”, “Usaha untuk
menolong anak-anak yang mengalami kesulitan membaca”,
“Pelestarian sumber daya perairan.
b. Pembatasan Topik
Proses pembatasan topik dapat dilakukan dengan membuat
diagram jam atau diagram pohon.
2
Ilmu kelautan
Laut atlantik
laut sbg. sumber energi
masa depan
laut territorial Indonesia
Kekayaan di laut
Kandungan kimia
Air laut
Gambar diagram jam
Laut
3
Gambar diagram pohon
c. Topik dan Judul
Topik adalah pokok pembicaraan dalam keseluruhan
karangan yang akan digarap; sedangkan judul ialah nama,
title atau semacam label untuk suatu karangan. Topik
mungkin sama dengan judul, tetapi mungkin juga tidak.
Dalam karangan fiktif (rekaan) kerap kali judul karangan
tidak menunjukkan topik. Layar Terkembang tidak
membicarakan layar dalam arti sebenarnya.
Dalam karangan formal judul yang baik harus
memperhatikan hal-hal berikut:
1) harus sesuai dengan topik atau isi karangan
beserta jangkauannya.
2) Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frase
benda bukan bentuk kalimat. “Pembudidayaan Ikan di
Sungai”(frase). *“Ikan dibudidayakan di sungai” (kalimat)
3) Judul diusahakan sesingkat mungkin
4) Judul dinyatakan secara jelas. Tidak dalam kata
kiasan atau makna ganda.
d. Menentukan Tujuan/Maksud
Setiap penulis harus mengungkapkan dengan jelas tujuan
penulisan yang akan digarapnya. Tujuan ini penting karena
merupakan titik tolak dalam seluruh kegiatan menulis tersebut.
Rumusan tujuan merupakan gambaran penulis dalam menulis
selanjutnya. Pembatasan topik sampai pada tahap ini belum cukup,
masih ada hal yang penting yang perlu ditetapkan yaitu apa
maksud pengarang menguraikan topik tadi. Pembatasan tujuan
atau maksud merupakan rancangan menyeluruh yang
memungkinkan penulis bergerak bebas dalam batas-batas tertentu.
4
ada satu gagasan sentral yang menonjol. Bila tulisan itu tidak tidak
menonjolkan suatu gagasan utama, bentuk singkatnya dapat
dinyatakan dengan dalam sebuah penjelasan tentang apa yang
ingin disampaikan. Perumusan singkat ini yang tidak menekankan
tema dasarnya disebut pengungkapan maksud.
Tesis biasanya berbentuk satu kalimat,entah kalimat
tunggal entah kalimat majemuk bertingkat. Sebuah tesis tidak bisa
berbentuk kalimat majemuk setara, karena dengan demikian berarti
ada dua gagasan sentral.Secara formal tesis adalah tema yang
berbentuk satu kalimat dengan topik dan tujuan yang akan dicapai
melalui topik tadi yang bertindak sebagai gagasan sentral kalimat
tadi. Tetapi untuk suatu tulisan yang tidak mengembangkan
gagasan seperti itu, tujuan penulisan dapat dituliskan dalam bentuk
pengungkapan maksud. Misalnya tema-tema mengenai kenang-
kenangan, autobiografi, deskripsi, kejadian-kejadian, atau
penjelasan tentang sebuah proses yang sederhana. Walaupun tidak
ada gagasan sentral, karangan-karangan itu pasti mengandung
maksud tertentu. Bagi tulisan-tulisan semacam itu tidak dapat
disusun sebuah tesis, tetapi sebuah pengungkapan maksud.
Contoh:
Topik : Pariwisata di Indonesia
Tujuan : Mendorong rakyat rakyat untuk menghidupkan lagi
usaha kerajinan rakyat yang khas di tiap wilayah.
Tesis : Dalam rangka mengembangkan pariwisata di
Indonesia, hendaknya rakyat di dorong dan
dirangsang untuk menggiatkan kerajinan-kerajinan
rakyat yang khas di tiap wilayah.
5
Topik : Kebiasaan-kebiasaan kampus
Tujuan: Menggambarkan dan mengadakan penilaian
terhadap beberapa kebiasaan kampus yang paling
popular.
Pengungkapan maksud:
Dalam uraian ini penulis akan berusaha
menggambarkan dan mengadakan penilaian
terhadap beberapa kebiasaan kampus yang paling
popular, sehingga dapat dijadikan pegangan sejauh
mana kita boleh mengikuti atau menolak
kebiasaan-kebiasaan semacam itu.
Topik : Ketakutan dan kecemasan.
Tujuan: mengisahkan dan menggambarkan perasaan takut
dan cemas yang pertama kali dialami pada waktu
perang kemerdekaan.
Pengungkapan maksud:
Saya akan menceritrakan kembali pengalaman saya
ketika terjadi pertempuran antara pasukan RI dan
Belanda di Desa saya, sehingga pembaca dapat
merasakan –sebagai seorang anak yang baru
berusia tujuh tahun— bagaimana ketakutan dan
kecemasan telah menghantui saya ditengah
dentuman mortir dan senapan dan disertai dengan
raungan orang-orang yang sakit tertembak dan deru
kebakaran rumah-rumah disekitarnya.
6
4. Penyusunan Kerangka Karangan
a. Rumuskan tema berdasarkan topic dan tujuan yang akan dicapai melalui
topic tadi. Tema harus berupa tesis atau pengungkapan maksud.
b. Inventarisasi topic-topik bawahan (perincian dari tesis)
c. Evaluasi semua topic yang sudah tercatat pada langkah kedua.
(1) Apakah topic bawahan mempunyai relevansi langsung dengan
dengan tesis. Jika tidak kita dapat mencoretnya.
(2) Semua topic yang dipertahankan kita evaluasi lebih lanjut, apakah
ada dua topic yang merupakan hal yang sama hanya rumusannya yang
berbeda, jika ada mungkin perlu rumusan baru.
(3) Apakah topic yang dipertahankan sama derajatnya atau ada topic
yang sebenarnya bawahan atau perincian dari topic lainnya.
(4) Ada kemungkinan bahwa ada dua atau lebih yang kedudukannya
sederajat, tetapi lebih rendah dari topic lainnya. Kalau ada yang
demikian usahakan mencari topic yang lebih tinggi yang dapat
membawahi topic-topik tadi.
(5) Untuk mendapatkan kerangka karangan yang terperinci langkah
(2) dan (3) dikerjakan berulang-ulang.
(6) Langkah terakhir menentukan pola susunan yang cocok untuk
mengurutkan semua perincian dari tesis.
a. Pola alamiah
Yang termasuk pola alamiah adalah urutan waktu (kronologis), urutan ruang
(spasial), topic yang ada.
*Urutan waktu urutan yang didasarkan atas runtunan peristiwa atau tahapan-
tahapan kejadian.
*Urutan ruang urutan yang didasarkan atas dari kiri ke kanan, dari timur ke barat,
dari bawah ke atas, dari depan ke belakang dsb. Ini dilakukan jika topic dijelaskan
berkaitan dengan ruang atau tempat, misalnya, mendeskripsikan gedung.
*Topik yang ada pola ini termasuk pola peralihan suatu hal yang umum dikenal
dengan bagian-bagian tertentu mau tidak mau bagian-bagian itu harus dijelaskan
berturut-turut, tanpa melihat bagian mana yang lebih penting dari lainnya, tanpa
member tanggapan atas bagian-bagian itu. Misalnya laporan keuangan yang
menyangkut pengeluaran dan pemasukan tidak mempersoalkan mana yang
duluan.
7
b. Pola Logis
(1) Urutan klimaks dan anti klimaks
Jika urutan terpenting diletakkanpaling akhir rangkaian urutan ini
disebut klimaks. Sebaliknya jika urutan terpenting diletakkan di awal
dan menuju topic yang lebih rendah disebut anti klimaks.
(2) Urutan kausal (dari sebab ke akibat dan dari akibat ke sebab).
Suatu masalah bias dianggap sebagai sebab dilanjutkan perinciannya
ke akibat yang terjadi.
(3) Urutan pemecahan masalah
Terdiri atas tiga bagian utama (a) deskripsi mengenai peristiwa atau
persoalan tadi; (b) analisis mengenai sebab-sebab/skibat-akibat
persoalan tadi; (c) alternative jalan keluarnya. Misalnya ada banjir,
mengapa terjadi banjir, akibatnya apa, alternative untuk
mengatasinya.
(4) Urutan umum khusus
Memperkenalkan kelompok-kelompok yang paling besar menuju
kelompok yang lebih kecil (Umum ke Khusus). Sebaliknya juga bias
dilakukan dari khusus ke umum.
(5) Urutan familiar
Urutan mulai dengan hal yang sudah dikenal kepada hal yang kurang
dikenal.
(6) Urutan ekseptabilitas
Urutan ini mirip dengan familiaritas , yaitu urutan ini dimulai dengan
gagasan-gagasan yang mungkin diterima kemudian berangsur-angsur
kegagasan yang mungkin ditolak oleh pembaca. Kebersihaqn penting,
gerakan kebersihan, membersihkan got.
Pengarang dapat berbagai urutan bergantung dari topic yang
dijelaskan.
8
(2) Kerangka karangan formal
Terjadi karena pertimbangan
Topic bersifat kompeks;
Topic sederhana, tetapi penulis tidak ingin segera membahas;
Gagasan disusun secara terperinci sehingga suatu saat akan digarap
penulis dapat mengingat gagasaan yang pernah muncul dengan
cepat. Mungkin pokok-pokok utama dengan angka romawi (I, II, III)
bawahannya dengan hurup capital (A, B, C ), bawahannya dengan
angka arab (1, 2, 3), bawahannya lagi dengan hurup kecil (a, b, c),
bawahannya dengan angka dalam kurung ((1), (2), (3)).
Topik: Kesenian
Batasan topic: Kesenian wayang
Tujuan: Mendorong masyarakat Bali untuk melestarikan kesenian wayang yang sudah
memudar.
Tesis: Dengan semakin memudarnya kesenian wayang di masyarakat perlu diperhatikan
adanya usaha-usaha nyata untuk melestarikannya.
I. Pendahuluan
II. Sejarah
III. Jenis-jenis kesenian wayang
IV. Nilai-Nilai kesenian wayang
V. Kondisi kesenian wayang dewasa ini
VI. Usaha-usaha pelestarian
VII. Kendala pelestarian
Tesis: Karena kerusakan lingkungan hidup dapat membawa malapetaka bagi umat
manusia, maka kebijaksanaan pembangunan terutama pada Negara berkembang
9
harus diarahkan kepada pengembangan lingkungan hidup untuk dapat mengurangi
kemiskinan dan sekaligus dapat mengurangi factor penyebab kerusakan
lingkungan hidupn itu sendiri.
Kerangka Formal
Tesis: Karena kerusakan lingkungan hidup dapat membawa malapetaka bagi umat
manusia, maka kebijaksanaan pembangunan terutama pada Negara berkembang
harus diarahkan kepada pengembangan lingkungan hidup untuk dapat mengurangi
kemiskinan dan sekaligus dapat mengurangi factor penyebab kerusakan
lingkungan hidupn itu sendiri.
PENDAHULUAN
1. Pengertian lingkungan hidup
2. Pembatasan pokok
3. Metode/kerangka ilmiah
4. Susunan karangan
I. Kerusakan lingkungan dalam sejarah
A. Mesopotamia enam ribu tahun lalu
1. Mengenal irigasi
2. Kerusakan tanah akibat irigasi
3. Kejatuhan mesopotamia
B. Inggris sesudah revolusi industry
1. Pemusatan tenaga buruh
2. Pencemaran udara
3. Pencemaran air
4. Pencemaran tanah
II. Pencemaran lingkungan di Negara maju
A. Pencemaran yang bersifat local
B. Pencemaran yang melibatkan sejumlah Negara
1. Melalui sungai
2. Melalui udara
a. Kendaraan bermotor
b. Asap pabrik
c. Pesawat supersonik
3. Melalui laut
a. Sisa pabrik
10
b. Angkutan laut
c. Kapal-kapal tanker
III. Kesadaran pemulihan lingkungan hidup pada Negara berkembang
A. Sebab kerusakan hidup pada Negara berkembang
1. Kemiskinan
a. Penebangan hutan
(1) Kayu api
(2) Tempat tinggal
(3) Perabotan rumah tangga
(4) pembangunan
b. pengrusakan sumber alam
(1) penggalian kapur di gunung
(2) penggalian batu karang di laut
(3) penambangan
2. kurang disiplin membuang kotoran
B. Pemikiran dasar untuk pemulihan lingkungan
1. Kecurigaan terhadap usul Negara maju
a. Menaikkan harga alat produksi
b. Menaikkan beaya pembangunan Negara berkembang
2. Cara yang tepat
a. Pembangunan yang menjamin lingkungan hidup
b. Penilaian kembali pengalaman Negara maju
V. Dasar-dasar kebijaksanaan
A. Perbaikan lingkungan secara alamiah
1. Pemulihan oleh alam sendiri
2. Pencegahan kerusakan oleh manusia
B. Menganeka-ragamkan lingkungan hidup
1. Kesetabilan melalui keaneka-ragaman lingkungan hidup
a. Saling mengadakan kompensasi
b. Manfaat keaneka-ragaman lingkungan
(1) Meningkatkan daya dukung
(2) Meningkatkan daya tahan
2. Menganeka-ragamkan kegiatan ekonomi
a. Pertanian
(1) Corak pertanian
(2) Peternakan
(3) Reboisasi
(4)
b. Industry
c. Pertambangan
d. Jasa
11
b. Sandang
c. Pemukiman
d. Kesehatan
e. Pendidikan
KESIMPULAN
Kerangka topic tidak lebih baik kemanfaatannya dari kerangka sementara, tetapi
kelebihannya adalah lebih jelas merumuskan hubungan-hubungan kepentingan antar
gagasan.
Latihan:
Susun pokok-pokok berikut ke dalam suatu urutan yang teratur:
a. Makan-makan di restoran sebelum pulang, tidak betah tinggal di rumah, membaca
reklame film, menikmati film di bioskop, ada iklan tentang film, membeli kercis
bioskop, menonton film bersama kawan, mengajak kawan menonton.
b. Mendapat kesulitan dalam membuat karya tulis, mengetik karya tulis, meminta
bantuan kawan, merencanaqkan karya tulis, menyerahkan naskah final kepada
pengajar, menyempurnakan rencana kerangka karangan, menggarap karya tulis.
c. Membuat risalah, menyampaikan undangan, memimpin rapat, pengesahan risalah
rapat, rapat senat mahasiswa, kuorum tercapai, pimpinan rapat mengambil tempat,
rapat ditutup, pengesahan tata tertib rapat, pokok-pokok acara, rapat diskors 15
menit, rapat dibuka, anggota-anggota hadir secara lengkap, rapat dimulai lagi.
12