Anda di halaman 1dari 3

Kewajiban dan Hak Negara dan Warga Negara

Hak adalah suatu hal yang mutlak dimiliki oleh individu, sedangkan kewajiban adalah
keharusan untuk melakukan sesuatu dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Baik
kewajiban maupun hak sebagai warga negara, negara wajib memberikan jaminan
perlindungan dalam pelaksanaannya. Hak dan kewajiban haruslah seimbang karena ketika
terjadi ketidakseimbangan maka akan muncul kesenjangan sosial antar individu. Hak warga
negara tentu berbeda dengan hak asasi manusia. Hak asasi manusia muncul karena individu
adalah seorang manusia ciptaan Tuhan, sementara hak warga negara muncul ketika mereka
memiliki status kewarganegaraan tertentu. Namun keduanya tetap menjunjung adanya hak
persamaan dan hak kebebasan selama hak yang dijalani tidak merugikan hak milik orang lain
maupun mengabaikan kewajiban yang dimiliki.
Beberapa esensi yang didapatkan dari adanya keseimbangan antara pemenuhan hak dan
kewajiban sekaligus menjadi alasan perlu diaturnya keseimbangan hak dan kewajiban adalah
(1) berkurangnya tingkat pengangguran karena negara wajib menjamin penghidupan yang
layak dan warga negara berhak mendapatkan kehidupan yang layak; (2) tercipta hukum yang
adil dimana tidak akan terjadi diskriminasi terhadap rakyat kecil atas berjalannya hukum; (3)
terciptanya kehidupan berbangsa dan bernegara yang rukun, karena menurut Pasal 28J ayat
(1) setiap manusia diwajibkan untuk menghormati orang lain. Ketika kewajiban tersebut
terpenuhi maka tindakan yang menyimpang dari hak asasi manusia dapat diminimalisir; (4)
adanya taraf pendidikan yang terjamin karena setiap warga negara berhak untuk mendapatkan
pendidikan sehingga memiliki kualitas masa depan yang lebih baik (Haryanto, 2013).
Contoh hak yang dimiliki oleh negara diantaranya (1) menarik pajak dari warga negara
sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku; (2) mencetak dan mengedarkan mata uang
dengan nominal tertentu; (3) memegang harta sitaan dari warga negara; (4) hak untuk dibela;
dan (5) hak untuk menguasai darat, laut, dan udara selama peruntukannya digunakan untuk
kepentingan warga negaranya. Sedangkan beberapa kewajiban negara diantaranya adalah (1)
kewajiban untuk menjalankan tugas kepentingan umum seperti menyediakan fasilitas umum
serta menjaga ketertiban dan keamanan; (2) kewajiban menjadin HAM; (3) kewajban
memberikan hukum yang adil; dan (4) kewajiban untuk membebaskan warga negaranya
memeluk agama sesuai dengan kepercayaannya masing-masing (Ar-Rahmany et al., 2023).
Secara historis perjuangan mengenai hak dan kewajiban dimulai oleh John Locke pada
abad ke 17 kemudian berkembang melalui 3 peristiwa penting yaitu Magna Charta, Revolusi
Amerika, dan Revolusi Perancis hingga terbitnya Universal Declaration of Human Right
pada 10 Desember 1948 yang kemudian diadopsi oleh Indonesia menjadi Undang-Undang
Np. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan Undang-Undang No. 26 Tahun 2000
tentang Peradilan Hak Asasi Manusia (Qamar, 2016). Secara sosiologis hak dan kewajiban
warga negara muncul dari adanya kesenjangan sosial yang dulunya ada di masyarakat
sehingga akhirnya masyarakat memutuskan bahwa hak dan kewajiban tidak berkaitan dengan
struktur sosial dan sistem budaya karena sebagai manusia dan warga negara semuanya
memiliki kedudukan yang sama untuk melaksanakan kewajibannya dan mendapatkan
haknya. Secara politis, perlindungan terhadap HAM baru diatur secara konkret dalam
amandemen UUD 1945 yaitu pada Pasal 28 barulah setelah itu dibentuk UU No. 39 Tahun
1999 dan UU No. 26 Tahun 2000 yang dimana peraturan tersebut membahas mengenai
kebebasan individu dan pers (Sudrajat, 2022).
Harus tercipta keselarasan antara hak dan kewajiban dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara terutama dalam bidang agama, pendidikan, sosial, ekonomi, hukum, dan politik
agar kehidupan yang tenteram dan adil dapat terwujud. Adanya perlindungan terhadap HAM
atinya sama saja dengan melindungi martabat manusia dan memastikan bahwa hak-hak dasar
sebagai manusia telah terpenuhi. Negara memegang peranan penting dlaam mewujudkan
perlindungan dan penjaminan terhadap tegaknya HAM.
Daftar Pustaka
Ar-Rahmany, M., Malihah, L., Rahmawati, U., & Ramayanti, H. (2023). Pemetaan Topik
Penelitian Hak Asasi Manusia dalam Kajian Gender: Analisis Bibliometrik tentang
Kesetaraan dan Diskriminasi (Human Rights in Gender Studies). Jurnal Hukum Dan
HAM Wara Sains, 2(8), 649–659.
Haryanto, T. (2013). Pengaturan tentang Hak Asasi Manusia Berdasarkan Undang-Undang
Dasar 1945 Sebelum dan Setelah Amandemen. Jurnal Dinamika Hukum, 8(2), 136–
144.
Qamar, N. (2016). Hak Asasi Manusia dalam Negara Hukum Demokrasi (Human Rights in
Democratich Rechtstaat). Sinar Grafika.
Sudrajat, S. . (2022). Hak Asasi Manusia (HAM) sebagai Bentuk Kebijakan Politik dalam
Pelaksanaan Perlindungan. Definisi: Jurnal Agama Dan Sosial-Humaniora, 1(1).

Anda mungkin juga menyukai