Konstitusi merupakan seperangkat aturan hukum yang mengatur mengenai berjalannya
pemerintah. Konstitusi dari segi bahasa berasal dari kata constitutio (bahasa Latin) yang ratinya adalah membentuk atau pembentukan. Hal ini berarti bahwa konstitusi adalah permulaan dari segala aturan mengenai pembentukan sebuah negara. Konstitusi memiliki beberapa urgensi yang berkaitan dengan fungsi-fungsinya yaitu diantaranya: 1. Konstitusi sebagai landasan konstitusionalisme; 2. Konstitusi berfungsi membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak terjadi kekuasaan yang sewenang-wenang; 3. Konstitusi dianggap sebagai piagam lahirnya suatu negara; 4. Konstitusi merupakan hukum tertinggi yang dimiliki oleh suatu negara; 5. Konstitusi berfungsi sebagai identitas nasional suatu bangsa; 6. Konstitusi memberikan perlindungan terhadap hak asasi manusia dan kebebasan bagi warga negara (Sari, 2018). Konstitusi nyatanya berbeda dengan UUD 1945 karena UUD 1945 hanyalah bentuk dari konstitusi tertulis sedangkan konstitusi tidak tertulis berasal dari atura-aturan adat istiadat dan budaya yang tumbuh di masyarakat. Singkatnya konstitusi jauh lebih luas jika dibandingkan dengn UUD 1945. Namun secara politis, konstitusi seringkali disamakan dengan UUD 1945 sebagai konstitusi tertinggi bangsa Indonesia yang dijadikan sumber hukum tertinggi. Terdapat beberapa hal yang dimuat dalam konstitusi diantaranya organsiasi negara (pembagian kekuasaan negara), hak asasi manusia, prosedur amandemen UUD 1945, cita-cita dan tujuan nasional bangsa Indonesia, serta kewajiban warga negara. Konstitusi Indonesia pertama kali disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 tepatnya pada sidang PPKI dimana pada saat itu UUD 1945 memiliki 37 pasal, kemudian dinamika perubahannya adalah sebagai berikut: 1. Konstitusi RIS 1949 (27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950); 2. UUD 1950 (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959); 3. UUD 1945 murni (5 Juli 1959 – 1965); 4. UUD 1945 era orde baru (1965 – 1998) (Santoso, 2013). Kemudian saat memasuki era reformasi terjadi banyak tuntutan dari rakyat untuk melakukan amandemen sehingga dalam periode tahun 1999 sampai dengan 2002 telah terjadi 4 kali amandemen yang dilakukan setiap tahun dimana beberapa pokok penting amandemennya adalah adanya penghapusan dwifungsi jabatan ABRI, penegakan dan supremasi HAM, pengakuan kebebasan pers, dan mewujudkan demokrasi kerakyatan. Esensi keberadaan konstitusi adalah untuk menjamin adanya perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia maupun hak sebagai warga negara serta ditujukan untuk mencapai keadilan, ketertiban, kemerdekan, serta menjamin tercapainya kesejahteraan masyarakat umum dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena konstitusi merupakan aturan yang ditetapkan sebagai sumber hukum tertulis tertinggi yang menjadi pedoman bagi peraturan perundang-undangan di bawahnya (Fajrudin, 2017). Daftar Pustaka Fajrudin. (2017). ARTI PENTING KONSTITUSI DALAM SEBUAH NEGARA. Al- Qisthas: Jurnal Hukum Dan Politik, 8(1), 119–130. Santoso, M. A. (2013). Perkembangan Konstitusi di Indonesia. Jurnal Yustisia, 2(3), 118– 126. Sari, I. (2018). KONSTITUSI SEBAGAI TOLAK UKUR EKSISTENSI NEGARA HUKUM MODERN. Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara, 9(1), 40–60.