Nim :23022182
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu : Dr. Serli Marlina, M.Pd
A. Pengertian Konstitusi
Konstitusi berasal dari bahasa Prancis “constituer” yang berarti membentuk,
pemakaian istilah konstitusi bertujuan untuk pembentukan suatu negara atau menyusun
dan menyatakan suatu negara, konstitusi bisa juga diartikan sebagai peraturan dasar (awal)
mengenai pembentukan negara atau biasa disebut dengan hukum dasar atau
undangundang dasar.
Dalam kamus besar bahasa indonesia konstitusi diartikan segala ketentuan atau
aturan mengenai ketatanegaraan, undang-undang dasar suatu negara. Konstitusi dapat
diartikan sebagai hukum dasar, para pendiri negara kita (The Founding Father)
menggunakan istilah hukum dasar. Konstitusi memainkan peran penting sebagai landasan
dasar dari pembentukan sebuah negara, konstitusi ini mengukuhkan nilai-nilai
fundamental seperti penegakan hukum, demokrasi, hak asasi manusia, dan kesejahteraan
sosial yang menjadi dasar sistem pemerintahan Indonesia (Horowitz, 2013; Hasani et al.,
2022) Berikut pengertian konstitusi menurut para ahli :
1. Herman Heller
a. Konstitusi dalam pengertian politik sosiologis, konsitusi mencerminkan kehidupan
politik di dalam masyarakat sebagai suatu kenyataaan.
b. Konstitusi merupakan satu kesatuan kaidah yang hidup dalam masyarakat yang
selanjutnya dijadikan suatu kesatuan kaidah hukum. Konstitusi dalam hal ini sudah
mengandung pengertian yuridis.
c. Konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah sebagai undang-undang yang tinggi
yang berlaku.
2. K.C Wheare
Konstitusi sebagai keseluruhan sistem ketatanegaraan dalam suatu negara, berupa
kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur atau memerintah dalam pemerintahan
suatu negara.
Pandangan lain mengenai jenis kekuasaan perlu dibagi atau dipisahkan adalah
menurut Van Vollenhoven dalam buku karanganya berjudul Staat Over Zee yang
membagi kekuasaan dalam empat macam: a) Pemerintahan (bestuur), b)
perundangundangan, c) Kepolisian, d) pengadilan. Ia menilai kekuasaan eksekutif itu
terlalu luas dan karenanya perlu dipecah menjadi dua jenis kekuasaan lagi yaitu kekuasaan
pemerintahan dan kekuasaan kepolisian yang memegan jenis kekuasaan yang berfungsi
sebagai pengawas hal-hal yang berkaitan dengan hukum dan perundang-undangan dan
jika perlu memaksa penegakan hukum. Kekuasaan eksekutif terlalu luas sehingga
perlunya pembagian kekuasaan dan akan saling mengawasi dalam proses nya.
Konstitusi suata negara pada hakikatnya merupakan hukum dasar tertingi yang
memuat hal-hal mengenai penyelenggaraan negara, karenanya suatu konstitusi harus
memiliki sifat yang lebih stabil daripada produk hukum lainnya. Jiwa dan semangat
pelaksanaan penyelenggaraan negara juga diatur dalam konstitusi sehingga perubahan
suatu konstitusi dapat membawa perubahan yang besar terhadap sistem penyelenggaraan
negara. Adakalanya rakyat memiliki keinginan untuk melakukan perubahan pada
konstitusi nmerupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari, keinginan untuk merubah
dikarenakan mekanisme penyelenggaraan nya dirasakan tidak sesuai lagi dengan aspirasi
rakyat, oleh karena itu konstitusi biasanya juga mengandung isi dari perubahan-perubahan
yang tentunya harus sesuai dengan aspirasi rakyat.
Hasani, I., Halili, H., & Balakrishnan, V. (2022). Undelivered constitutional justice? study
on how the decisions of the constitutional court of the republic of indonesia are executed. Jurnal
Civics: Media Kajian Kewarganegaraan, 19(1), 45-52. https://doi.org/10.21831/jc.v19i1.48378
Latuheru, P. M., Perdana, F. W., Irwan, I., Setiawan, B., & Sidartha, D. B. (2022). Urgensi
constitusional question dan constitusional complaint, arti penting pemberian kewenangan tersebut
oleh mahkamah konstitusi. Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, 3(02), 351-357.
https://doi.org/10.36418/jist.v3i2.381