Negara dalam pandangan teori klasik diartikan sebagai suatu masyarakat yang sempurna (a
perfect society). Negara pada hakikatnya adalah suatu masyarakat sempurna yang para
anggotanya menaati peraturan yang sudah berlaku. Suatu masyarakat dikatakan sempurna jika
memiliki sejumlah kelengkapan yakni internal dan eksternal. Kelengkapan secara internal, yaitu
adanya penghargaan nilai nilai kemanusiaan di dalam kehidupan masyarakat itu. Saling
menghargai hak sesama anggota masyarakat. Kelengkapan secara eksternal, jika keberadaan
suatu masyarakat dapat memahami dirinya sebagai bagian dari organisasi masyarakat yang lebih
luas. Dalam konteks ini pengertian negara seperti halnya masyarakat yang memiliki kedua
kelengkapan internal dan eksternal.
Istilah negara hukum secara terminologis terjemahan dari kata rechtsstaat atau rule of law.
Para ahli hukum didaratan Eropa Barat lazim menggunakan istilah rechtsstaat, sementara tradisi
Anglo-Saxon menggunakan istilah rule of law. Di indonesia, istilah rechtsstaat dan rule of law
biasa diterjemahkan dengan istilah ” Negara Hukum”. (Winarno,2007).
Gagasan negara hukum di indonesia yang demokratis telah dikemukakan oleh para pendiri
negara Republik Indonesia (Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dan kawan-kawan) sejak hampir satu
abad yang lalu. Walaupun pembicaraan pada waktu itu masih dalam konteks hubungan Indonesia
(Hindia Belanda) dengan Netherland.
Dasar yuridis bagi negara Indonesia sebagai negara hukum tertera pada pasal 1 ayat (3)
UUD Negara RI 1945 (amandemen ketiga), “Negara Indonesia adalah negara hukum” konsep
negara hukum mengarah pada tujuan terciptanya kehidupan demokratis, dan terlindung hak azasi
manusia, serta kesejahteraan yang berkeadilan.
b. Pengertian Konstitusi
Konstitusi berasal dari Bahasa Prancis, constitute, yang berarti membentuk. Maksud dari isi
ini ialah pembentukan, penyusunan, atau pernyataan akan suatu negara. Dalam Bahasa latin, kata
konstitusi merupakan gabungan dua kata, yakni cume “berarti dengan…” stature, berarti
“membuat sesuatu agar berdiri” atau “mendirikan, menetapkan sesuatu”.
Istilah konstitusi (constitution) dalam Bahasa Inggris memiliki makna yang lebih luas dari
undang-undang dasar, yakni keseluruhan dari peraturan-peraturan baik yang tertulis maupun
yang tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara-cara bagaimana suatu pemerintahan
diselenggarakan dalam suatu masyarakat.
Menurut Meriam Budiardjo, Konstitusi adalah suatu piagam yang menyatakan cita-cita
bangsa dan merupakan dasar organisasi kenegaraan suatu bangsa.
Menurut Bolingbroke konstitusi adalah kumpulan hukum, lembaga, dan kebiasaan yang
berasal dari prinsip-prinsip tertentu yang menyusun sistem umum, dan masyarakat setuju untuk
diperintahkan menurut sistem itu.
Menurut K.C. Wheare istilah constitution pada umumnya digunakan untuk menunjukkan
kepada seluruh peraturan mengenai ketatanegaraan suatu negara yang secara keseluruhan akan
menggambarkan sistem ketatanegaraannya. Secara umum, istilah konstitusi menggambarkan
keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara, yaitu berupa kumpulan peraturan yang
membentuk, mengatur atau memerintah negara tersebut ada yang tertulis dan tidak tertulis.
Undang Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16 Juli 1945 oleh
BPUPKI yang beranggotakan 62 orang, diketuai Mr. Radjiman Wedyodiningrat. Tugas
pokoknya adalah menyusun rancangan UUD. Diakhir sidang I, BPUPKI berhasil membentuk
panitia kecil, yaitu Panitia Sembilan. Panitia ini pada 22 Juni 1945 berhasil mencapai kompromi
untuk menyetujui sebuah naskah Mukadimah UUD. Hasil Panitia Sembilan ini diterima dalam
sidang II BPUPKI tanggal 11 Juli 1945. Kemudian Ir. Soekarno membentuk panitia kecil tanggal
16 Juli 1945 yang diketuai oleh Soepomo dengan tugas menyusun rancangan UUD dan
membentuk PPKI. PPKI berjumlah 21 orang dengan ketua Ir. Soekarno dan Moh. Hatta sebagai
wakilnya.
UUD atau Konstitusi Negara Republik Indonesia disahkan dan ditetapkan oleh PPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945. Dalam perjalanan sejarah, Konstitusi Indonesia telah mengalami
beberapa kali pergantian nama maupun substansi materi yang dikandungnya, antara lain:
a. UUD 1945 yang masa berlakunya sejak 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949
Sejak lengsernya orde baru pada 1998, telah terjadi 4 kali perubahan (amandemen) atas
UUD 1945 yaitu adalah perubahan pertama pada 1999, perubahan kedua pada tahun 2000,
perubahan ketiga pada 2002, dan perubahan keempat pada 2002. Dalam empat kali perubahan
ini, menurut pakar tata negara Jimly Asshiddiqie, materi UUD 1945 telah mengalami
perubahan materi yang dapat dikatakan cukup mendasar. Secara substantif, tegas Asshiddiqie,
perubahan yang telah terjadi atas UUD 1945 telah menjadi kostitusi proklamasi menjadi
konstitusi yang baru sama sekali, meskipun tetap dinamakan sebagai Undang-Undang Dasar
1945. Perubahan Pertama atas UUD 1945 pada 19 Oktober 1999 merupakan tonggak sejarah
yang berhasil mematahkan semangat konservatisme dan romantisme pada sebagian kalangan
masyarakat Indonesia yang beranggapan sangat menyakralkan UUD 1945 sebagai sesuatu yang
tidak bisa disentuh sama sekali oleh ide-ide perubahan.
Hasil amandemen yang berkaitan dengan kelembagaan negara dengan jelas dapat terlihat
pada Perubahan Pertama UUD 1945 yang memuat pengendalian kekuasaan Presiden, tugas serta
wewenang DPR dan Presiden dalam hal pembentukan undang-undang. Perubahan Kedua UUD
1945 berfokus pada penataan ulang keanggotaan, fungsi, hak maupun cara pengisiannya,
Dalam konteks perubahan UUD terdapat lima unsur penting yang disepakati oleh panitia
ad hoc perubahan UUD 1945, yaitu :
Tidak melakukan perubahan atas Penbukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang meliputi
sistematika, aspek kesejarahan, dan orisinalitasnya.
Tetap mempertahankan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Mempertegas Sistem Pemerintahan Presidensial.
Meniadakan penjelasan UUD 1945 dalam hal normative dalam penjelasan dimasukkan dalam
pasal-pasal.
Perubahan dilakukan dengan cara penambahan (adendum).
1. Lembaga Legislatif
Lembaga legislatif direpresentasikan pada tiga lembaga yaitu :
a. MPR
Dari ketiga lembaga legislative tersebut posisi MPR merupakan lembaga yang bersifat khas
Indonesia. Menurut Asshiddiqie, keberadaan MPR terkandung nilai-nilai historis yang cenderung
dilihat secara tidak rasional dalam arti jika kedudukannya sebagai suatu lembaga dihilangkan
dapat dinilai menghilangkan satu pilar penting dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang
justru dianggap perlu dilestarikan. Salah satu keberadaan pihak yang mempertahankan
keberadaan MPR ini berargumentasi bahwa jika MPR ditiadakan atau hanya sekedar dianggap
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakan lembaga baru dalam sistem ketatanegaraan
Indonesia. berdasarkan Perubahan Ketiga UUD 1945, gagasan pembentukan DPD dalam rangka
restrukturisasi parlemen di Indonesia menjadi dua kamar telah diadopsi. Dengan demikian,
resmilah pengertian dewan perwakilan di Indonesia mencakup DPR,DPD.
Perbedaan keduanya terletak pada hakikat kepentingan yang diwakili masing-masing . DPR
dimaksudkan untuk mewakili rakyat, sedangkat DPD dimaksud untuk mewakili daerah-daerah.
DPD adalah lembaga negara sistem ketatanegaraan Republik Indonesia yang merupakan wakil-
wakil daerah provinsi dan dipilih melalui pemilihan umum.
Di negara-negara demokratis, lembaga eksekutif terdiri dari kepala negara, seperti raja,
perdana menteri, atau presiden, beserta menteri-menterinya. Dalam sistem presidensial (seperti
Indonesia), menteri-menteri merupakan pembantu presiden dan langsung dipimpin olehnya,
sedangkan dalam sistem parlementer para menteri dipimpin oleh seorang perdana menteri.
10 | N E G A R A H U K U M D A N K O N S T I T U S I D I I N D O N E S I A
a. Kewenangan adalah mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya
bersifat final untuk :
Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun1945
Memutuskan sengketan kewenangan lembaga negara kewenangannya diberikan oleh
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Memutuskan pembubaran partai politik.
Memutuskan perselisihan tentang pemilihan umum.
b. Kewajiban : MK wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa presiden
dan/wakil presiden diduga :
1) Telah melakukan pelanggran hukum berupa :
Pengkhianatan terhadap negara,
Korupsi,
Penyuapan,
Tindak pidana lainnya.
2) Atau perbuatan tercela lainnya,
3) Tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden dan/atau wakil presiden sebagaimana
dimaksud dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Komisi Yudisial (KY) adalam lembaga negara yang bersifat mandiri dan dalam pelaksanaan
wewenangnya bebas dari campur tangan atau pengaruh kekuasaan lainnya. Dibentuknya
Komisi Yudisial dalam struktur kekuasaan kehakiman Indonesia adalah agar warga
masyarakat di luar struktur resmi lembaga parlemen dapat dilibatkan dalam proses
pengangkatan, penilaian kinerja, dan kemungkinan pemberhentian hakim. Hal ini
dimaksudkan utnuk menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat serta perilaku
hakim dalam rangka mewujudkan kebenaran dan keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa.
Komisi Yudisial melakukan pengawasan terhadap :
a. Hakim Agung di Mahkamah Agung.
b. Hakim pada badan peradilan di semua lingkungan peradilan yang berbeda di bawah
Mahkamah Agung seperti Peradilan Umum, Peradilan Agung, Peradilan Militer, dan badan
peradilan lainnya.
11 | N E G A R A H U K U M D A N K O N S T I T U S I D I I N D O N E S I A
c. Hakim Mahkamah Konstitusi.
4. Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) fungsi sebagai lembaga pemeriksaan keuangan, BPK
pada pokoknya lebih dekat menjalankan fungsi parlemen. Karena itu, hubungan kerja BPK
danparlemen sangat erat. BPK adalah lembaga negara Indonesia yang memiliki wewenang
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. BPK memiliki tugas dan
wewenang yang sangat strategis karena menyangkut aspek yang berkaitan dengan sumber
dan penggunaan anggaran serta keuangan negara, yaitu :
a. Memeriksa tanggung jawab keuangan negara dan memberitahukan hasil pemeriksaan
kepada DPR, DPRD, dan DPD.
b. Memeriksa semua pelaksanaan APBN.
c. Memeriksa tanggung jawab pemerintahan tentang keuangan negara.
Dari tugas dan wewenang tersebut, BPK memiliki tiga fungsi pokok, yaitu :
Dalam penjelasan konstitusi atau UUD NKRI 1945 bahwa Indonesia ialah Negara yang
berdasar hukum tidak atas kekuasaan belaka. Konsep Hukum mempunyai ciri-ciri sbb:
12 | N E G A R A H U K U M D A N K O N S T I T U S I D I I N D O N E S I A
Dalam kaitan dengan negara hukum, tertib hukum yang berbentuk adanya tata urutan
perundang-undangan menjadi suatu kemestian dalam penyelenggaraan negara atau
pemerintahan. Dalam kaitan implementasi konstitusi RI merupakan bentuk tingkatan perundang-
undangan. Sejak 1966 telah dilakukan perubahan atas hierarki peraturan perundang-undangan di
Indonesia, yang perlu diatur untuk menciptakan keteraturan hukum dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara melalui TAP MPRS No.XX/MPRS/1966 Lampiran 2, disebutkan bahwa hierarki
peraturan perundang-undangan sbb:
1. UUD 1945.
2. TAP MPR.
3. UU atau peraturan pemerintah pengganti undang-umdang.
4. Peraturan pemerintah.
5. Keputusan Presiden
6. Peraturan-peraturan pelaksanannya, seperti (a) peraturan menteri; (b) instruksi menteri; dll
Berdasarkan TAP MPR No.III Tahun 2000, tata urutan peraturan perundang-undangan
yang berlaku di Indonesia UUD 1945:
1. UUD 1945
2. UU atau peraturan pemerintah pengganti undang-undang.P a g e | 13
3. Peraturan pemerintah.
4. Peraturan Presiden.
5. Peraturan daerah.
Dengan dibentuknya tata urutan perundang-undangan, maka pertaturan dalam hierarki yang
bertentangan dengan peraturan diatasnya, tidak bisa dilaksakam dan batal demi hukum.
ARTIKEL
JAKARTA - Pancasila, simbol dan lambang negara, harus diperjuangkan dan dipertahankan
dengan segala tumpah darah. Karena memperoleh dan menciptakannya diperlukan perjuangan,
darah, dan air mata bangsa Indonesia yang merebut kemerdekaan.
13 | N E G A R A H U K U M D A N K O N S T I T U S I D I I N D O N E S I A
Belakangan banyak kasus yang dinilai melecehkan simbol dan lambang negara. Seperti bendera
Indonesia yang ditulis dengan aksara Arab dan dua silang pedang saat demonstrasi di depan
Mabes Polri, beberapa waktu lalu.
Menurut sosiolog Universitas Nasional, Sigit Rochadi, Pancasila dan lambang negara merupakan
dasar negara dan simbol negara. Semua pihak harus menghormati dan memperlakukannya
dengan baik.
"Konstitusi telah menetapkan hal itu sehingga pelecehan terhadapnya merupakan pelanggaran
konstitusi," ujar Sigit kepada Okezone, Jakarta, Sabtu (21/1/2017).
Secara sosiologi, kata Sigit, bangsa Indonesia diikat dengan berbagai aliran ideologi, paham, dan
budaya. Jika memang terbukti melecehkan simbol dan lambang negara maka harus ditindak
tegas.
"Pelecehan terhadap simbol negara merupakan penghinaan bangsa Indonesia sehingga harus
ditindak tegas siapa pun pelakunya," jelas Sigit.
Sebelumnya diberitakan, polisi mengamankan seorang pria berinisial NF (20) yang diduga
membawa bendera merah putih dengan tulisan aksara Arab saat unjuk rasa beberapa saat lalu.
Saat ini, NF tengah dilakukan pemeriksaan secara intensif di Mapolres Jakarta Selatan.
Undang-undang mengatur tentang pelecehan lambang negara tersebut, seperti dituangkan dalam
UU Nomor 24 Tahun 2009 tentang Lambang Negara dengan ancaman hukuman lima tahun
penjara.
14 | N E G A R A H U K U M D A N K O N S T I T U S I D I I N D O N E S I A
DAFTAR PUSTAKA
Ayunita, khelda, dkk. 2016 Hukum Tata Negara IndonesiaMitra Wacana Media, Makassar
Azra, azyumardi. 2015 Pancasila Demokrasi dan Pencegah Korupsi Prenadamedia Group, Mei,
Tanggerang Selatan
https://nasional.okezone.com/read/2017/01/21/337/1597263/pencoretan-bendera-merah-putih-
dinilai-sebagai-bentuk-pelanggaran-konstitusi
15 | N E G A R A H U K U M D A N K O N S T I T U S I D I I N D O N E S I A