Anda di halaman 1dari 17

TUGAS UTS

PERBANDINGAN KONSTITUSI

DOSEN PENGAMPUH : PERI PIRMANSYAH,S.H.,M.H

DISUSUN OLEH :
M. BAIHAKI RASIDIN (1202071081)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM RIAU T.A 2023
A. Sejarah Konstitusi

Meskipun terdapat perbedaan antara konstitusi dan UUD, namun


makna dari keduanya sama.Pasalnya, di zaman modern ini, banyak orang
di seluruh dunia yang mempunyai persepsi berbeda terhadap Konstitusi.
Hal ini disebabkan oleh ideologi kodifikasi yang mengharuskan seluruh
peraturan didokumentasikan guna mencapai keseragaman, kesederhanaan
dan kepastian hukum. Secara umum, ada dua jenis konstitusi: tertulis dan
tidak tertulis.
Hampir setiap negara di dunia mempunyai konstitusi tertulis
maupun tidak tertulis yang secara umum mengatur tentang struktur negara,
pemisahan kekuasaan, pengendalian lembaga pemerintahan, dan
perlindungan hak asasi manusia.
Ada beberapa negara, seperti Kanada dan Inggris, yang tidak
memiliki konstitusi tertulis. Kedua negara memiliki aturan dasar yang
mengatur pemerintahan dan hak asasi manusia, sebagai contohnya tertulis
dalam piagam magna charta, yang dipiagam tersebut tertulis menjamin
hak asasi manusia rakyat Inggris. Dikarnakan hal ini mengenai
pemerintahan, hampir semua konstitusi tertulis mengatur tentang
pembagian kekuasaan, dan kemudian lembaga-lembaga pemerintah
dibentuk untuk melaksanakan jenis kekuasaan tersebut.
Sebelum membentuk suatu lembaga pemerintah yang bertanggung
jawab melaksanakan suatu jenis kewenangan tertentu, terlebih dahulu
harus ditentukan jenis kewenangannya. Banyak ulama yang membahas
tentang tugas dan wewenang tersebut. Salah satu pendapat yang paling
terkenal adalah pendapat Montesquieu yang menyatakan bahwa kekuasaan
negara terdiri dari tiga jenis kekuasaan yang tampaknya saling eksklusif.
Menurut Van Vollenhoven, kekuasaan eksekutif terlalu luas dan harus
dibagi lagi menjadi dua kategori: kekuasaan pemerintah dan kekuasaan
polisi. Dia mengatakan polisi memiliki kekuatan untuk memantau
peraturan dan menegakkannya jika diperlukan.
Wiljono Projodikoro dalam bukunya Pokok-Pokok Konstitusi
Indonesia mendukung gagasan van Vollenhoven dan lebih jauh
membedakan dua Jenis kekuasaan negara yaitu kekuasaan kejaksaan
menyelidiki keuangan negara dan kekuasaan kejaksaan untuk menyelidiki
keuangan negara wewenang untuk pengawas keuangan.
Berdasarkan teori ketatanegaraan di atas, kita dapat menyimpulkan
bahwa konstitusi pada umumnya membagi kekuasaan negara menjadi
enam bagian yang masing-masing diawasi oleh suatu organ atau badan
khusus.
Pada dasarnya konstitusi suatu negara merupakan hukum dasar
tertinggi yang mengatur kegiatan pemerintahan negara, sehingga harus
lebih mantap dibandingkan dengan undang-undang lainnya.
Lebih jauh lagi, Konstitusi mendefinisikan semangat pemerintahan
nasional, dan amandemen konstitusi mempunyai dampak besar pada
sistem ketatanegaraan.
Akibat perubahan konstitusi, negara demokratis bisa berubah
menjadi negara diktator.Keinginan rakyat untuk mengamandemen UUD
tidak bisa dihindari. Hal ini terjadi ketika konstitusi saat ini menilai cara
negara beroperasi tidak lagi sejalan dengan keinginan warga masyarakat.
Oleh karena itu, seringkali konstitusi memuat ketentuan mengenai
amandemen konstitusi, dan amandemen tersebut dilakukan dengan cara
yang benar-benar sesuai dengan keinginan rakyat, bukan bersifat
sementara atau semata-mata atas permintaan suatu negara tertentu.
Mengenai amandemen konstitusi, ada dua sistem yang dianut
secara universal dalam praktik ketatanegaraan: sistem pertama adalah
sistem di mana konstitusi asli tetap berlaku bahkan setelah amandemen.
Sistem ini diterapkan di sebagian besar negara di dunia, dan sistem yang
kedua adalah meskipun konstitusi diubah, konstitusi asli tetap berlaku.
Amandemen konstitusi adalah perubahan terhadap konstitusi asli. Dengan
kata lain, perubahan tersebut merupakan bagian dari UUD. Amerika
Serikat telah mengadopsi sistem ini.
B. Perkembangan Konstitusi Di Indonesia

Para pendiri negara kesatuan Republik Indonesia sepakat untuk membuat


undang-undang tertulis yang memuat segala arti dan fungsinya. Pada tanggal 18
Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mengesahkan Undang-
Undang Dasar Indonesia sebagai “revolusi substantif” dengan nama Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia, sehari setelah Indonesia
memproklamirkan kemerdekaan. Dengan demikian, meskipun UUD 1945 sangat
singkat, yakni hanya 37 pasal, namun di dalamnya terdapat tiga unsur penting
teori ketatanegaraan. Pada dasarnya para perumus UUD 1945 berpendapat bahwa
perubahan dapat dilakukan melalui Pasal 37 UUD 1945 yang berbicara tentang
perubahan UUD. Selain itu, jika MPR ingin mengubah konstitusi berdasarkan
Pasal 37 UUD 1945, maka rakyat Indonesia harus memutuskan melalui
referendum.
Setelah itu, perubahan UUD 1945 dilaksanakan secara bertahap. Hal itu
menjadi bagian dari agenda Sidang Tahunan MPR sejak tahun 1999 hingga
amandemen keempat pada Sidang Tahunan MPR tahun 2002. I/MPR/2002
tentang Pembentukan Komisi Konstitusi membentuk komisi yang bertugas
mengusut tuntas perubahan UUD 1945.
Dalam sejarah perkembangan konstitusi Indonesia, terdapat empat jenis
undang-undang yang telah dilaksanakan:

1. 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949

Ketika Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri pada tanggal 17


Agustus 1945, konstitusi belum ada. Keesokan harinya, tanggal 18 Agustus
1945, setelah melalui beberapa proses, RUU tersebut disahkan oleh PPKI
sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.

2. 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950

Arah negara kesatuan Republik Indonesia yang baru berdiri jelas


dipengaruhi oleh keinginan Belanda untuk kembali berkuasa di Indonesia.
Oleh karena itu, Belanda berupaya menciptakan negara-negara baru seperti
Sumatera Timur, Indonesia Timur, dan Jawa Timur. Berkat usaha Belanda,
invasi Belanda pertama terjadi pada tahun 1947, dan invasi Belanda kedua
terjadi pada tahun 1948. Hal ini berujung pada terbentuknya KMB dan
akhirnya berdirinya Negara Republik Indonesia Serikat. Oleh karena itu,
Konstitusi ini hanya berlaku bagi Negara Republik Indonesia Serikat dan
tidak berlaku bagi seluruh Indonesia. Arah negara kesatuan Republik
Indonesia yang baru berdiri jelas dipengaruhi oleh keinginan Belanda
untuk kembali berkuasa di Indonesia. Oleh karena itu, Belanda berupaya
menciptakan negara-negara baru seperti Sumatera Timur, Indonesia Timur,
dan Jawa Timur. Berkat usaha Belanda, invasi Belanda pertama terjadi
pada tahun 1947, dan invasi Belanda kedua terjadi pada tahun 1948. Hal ini
berujung pada terbentuknya KMB dan akhirnya berdirinya Negara
Republik Indonesia Serikat. Oleh karena itu, Konstitusi ini hanya untuk
Negara Republik Indonesia Serikat dan tidak berlaku bagi seluruh
Indonesia.

3. 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959

Era federal UUD NRI Tahun 1949 merupakan perubahan yang


bersifat sementara. Sebab, meski Indonesia sudah menginginkan unifikasi
sejak 17 Agustus 1945, namun hal itu tidak bertahan lama karena NKRI
dilebur dengan NKRI. Indonesia.
Hal ini menyebabkan merosotnya kekuasaan pemerintahan negara
kesatuan Republik Indonesia, dan pada akhirnya berujung pada berdirinya
negara kesatuan Republik Indonesia.
Konstitusi baru diperlukan untuk membentuk satu negara bagian,
sehingga komite gabungan dibentuk untuk merancang konstitusi baru.
Rancangan ini disetujui oleh Badan Kerja Panitia Pusat Negara
pada tanggal 12 Agustus 1950, dan oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan
Senat Republik Indonesia Amerika Serikat pada tanggal 14 Agustus 1950.
Pada tanggal 17 Agustus 1950, konstitusi baru mulai berlaku.
4. 5 Juli 1959 – sekarang

Pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden merestorasi UUD 1945, namun


pada tahun 1959 hingga 1965, Musyawarah Permusyawaratan Rakyat
Sementara Orde Baru digantikan oleh Musyawarah Permusyawaratan
Rakyat Sementara Orde Baru.
Hal ini dilakukan karena lembaga permusyawaratan rakyat
sementara orde lama dinilai belum menjalankan UUD 1945 secara jelas
dan konsisten.

C. Perubahan UUD 1945

Amandemen konstitusi merupakan salah satu keberhasilan reformasi


negara Indonesia. Alasan mengapa amandemen konstitusi dianggap penting
adalah karena UUD 1945 sebelum dilakukan amandemen telah mengatur bahwa
untuk mengatur dan mengarahkan urusan negara sesuai dengan harapan rakyat,
untuk membentuk pemerintahan yang baik, dan untuk mendukung demokrasi dan
perlindungan. hak asasi manusia. Sebab, hal itu dinilai kurang memadai.
Amandemen UUD 1945 dilaksanakan secara bertahap, yaitu pada tahun
1999 hingga tahun 2002, yang menjadi salah satu topik pembahasan dalam Sidang
Umum MPR. Amandemen pertama dilakukan pada Sidang Umum MPR pada
tahun 1999. Amandemen ini membatasi kekuasaan presiden dan memperkuat
peran Dewan Perwakilan Rakyat Nasional. (DPR) sebagai lembaga legislatif
merupakan perubahan pertama dalam UUD 1945.
Perubahan kedua dilakukan pada Sidang Tahunan MPR tahun 2000. Hal
ini mengubah ketentuan mengenai wilayah negara dan zonasi pemerintahan. Hal
ini melengkapi perubahan pertama dalam hal penguatan posisi DPR dan
penetapan peraturan khusus tentang hak asasi manusia.
Pada rapat tahunan MPR tahun 2001, terjadi perubahan ketiga.
Ketentuan mengenai pokok-pokok negara, organ-organ negara, hubungan antar
organ negara, dan ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan pemilihan umum,
dapat diubah atau ditambah. Pada Sidang Tahunan MPR tahun 2002, terjadi
perubahan yang keempat. Ketentuan mengenai hubungan antara lembaga negara
dan lembaga negara, penghapusan Dewan Pertimbangan Agung (DPA),
pendidikan dan kebudayaan, ekonomi dan kesejahteraan sosial, serta peraturan
peralihan dan tambahan merupakan bagian dari Amandemen Keempat.
Hampir semua isi UUD 1945 diubah dalam empat tahap. Dari 199 pasal
UUD 1945 yang ada saat ini, hanya 25 pasal (12%) yang mengalami perubahan
dan 71 butir (atau 8%) diubah atau baru.
Dari segi kualitatif, perubahan UUD 1945 sangat penting karena
mengubah prinsip kedaulatan rakyat yang sebelumnya dilaksanakan sepenuhnya
oleh MPR, menjadi dilaksanakan oleh UUD.
Artinya semua alat negara yang diatur dalam UUD 1945 mempunyai
kedudukan yang sama dan menjalankan kedaulatan rakyat dalam kewenangannya
masing-masing.
Secara terpisah, juga terjadi pergeseran kekuasaan dan tanggung jawab
presiden yang sangat besar ke prinsip saling mengawasi dan menyeimbangkan.
Prinsip-prinsip ini menentukan tujuan negara: supremasi hukum yang demokratis.
Setelah amandemen konstitusi selesai, langkah selanjutnya adalah melaksanakan
amandemen UUD 1945.
Implementasi UUD 1945 secara utuh harus dimulai dengan memadukan
norma-norma hukum dan melaksanakannya dalam praktik kehidupan domestik
dan internasional.
Sebagai hukum dasar, UUD 1945 harus menjadi landasan
penyelenggaraan negara dan kehidupan rakyatnya..

D. Konstitusi Sebagai Piranti Kehidupan Negara Yang Demokratis

Sebagaimana telah disebutkan, tujuan konstitusi adalah memberikan dasar


pengaturan hubungan dalam negeri dan internasional. Oleh karena itu, seluruh
warga negara harus menyetujui konstitusi. Konstitusi mengizinkan semua warga
negara untuk hidup demokratis. Kontribusi demokratis adalah undang-undang
yang memungkinkan suatu negara untuk mempraktikkan demokrasi. Suatu
konstitusi yang dianggap demokratis harus memuat prinsip-prinsip dasar
demokrasi.

E. Lembaga Negara Pasca Amandemen

Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai organ negara Republik


Indonesia tidak lagi dianggap sebagai organ tertinggi negara, melainkan hanya
sebagai organ negara seperti DPR, Presiden, BPK, dan Mahkamah Agung.
Artinya Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tidak lagi menjadi subjek atau
pelaksana kedaulatan rakyat.
Lebih lanjut, perlu diperhatikan bahwa perubahan kekuasaan juga
terjadi pada struktur ketatanegaraan lembaga negara, misalnya melalui
penghapusan lembaga negara atau pembentukan lembaga baru.
Misalnya, lembaga legislatif terdiri dari anggota MPR, DPR, dan DPD,
lembaga eksekutif presiden dan wakil presiden, serta lembaga yudikatif terdiri
dari Mahkamah Konstitusi (MK), Mahkamah Agung, dan Komisi Kehakiman.
Menurut Pasal 3 UUD 1945 (Amandemen Ketiga), tugas dan wewenang
MPR RI sebagaimana telah diubah adalah:
a) mengubah dan menetapkan UUD 1945.
b) melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden.
c) hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam
masa jabatannya menurut UUD.
Kewajiban lembaga tinggi negara pasca Amandemen Keempat:
a. Majeleis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Badan tinggi negara mempunyai status yang sama dengan badan
tinggi lainnya seperti Presiden, DPR, DPD, MA, MK, BPK. Artinya,
mereka tidak lagi mempunyai kekuasaan untuk menetapkan GBHN,
mereka tidak lagi mempunyai kekuasaan untuk memilih presiden (karena
presiden dipilih secara langsung melalui pemilu), mereka tidak lagi
mempunyai kekuasaan untuk membuat dan mengubah konstitusi, dan
mereka tidak lagi mempunyai wewenang untuk membuat dan mengubah
konstitusi. lagi mempunyai kekuasaan untuk mengubah susunan
konstitusi. Artinya, Anda tidak lagi mempunyai wewenang untuk
melakukannya. Anggota DPR, anggota DPR, dan lain-lain diganti.
b. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Posisi dan otoritasnya diperkuat. Ia memperkuat fungsi legislasi,
penyusunan anggaran, dan pengawasan sebagai mekanisme kontrol antar
lembaga negara. Ia juga mempunyai kekuasaan membuat undang-undang
(sebelumnya presiden yang melakukannya dan DPR hanya memberikan
persetujuan dan pemerintah yang melakukannya).
c. Dewan Perwakilan Daerah(DPD)
Lembaga nasional baru ini bertujuan untuk memperkuat persatuan
NKRI. - Dipilih langsung oleh masyarakat setempat melalui pemilu. -
Memiliki kewenangan untuk mengusulkan dan ikut serta dalam
pembahasan rancangan undang-undang terkait otonomi daerah, hubungan
pemerintah pusat, dan hubungan kelompok. - Ditetapkan sebagai langkah
untuk memastikan bahwa kepentingan daerah dapat terwakili dalam badan
perwakilan di tingkat nasional setelah pemberhentian perwakilan daerah
dan kelompok yang ditunjuk untuk posisi yang kosong.
d. BPK
Anggota BPK dipilih oleh dewan perwakilan
rakyat berdasarkan pertimbangan DPD. Mereka bertanggung jawab
memantau serta mengaudit pengelolaan keuangan provinsi
(APBN) dan daerah (APBD),
mengkomunikasikan akibat audit kepada dewan perwakilan
rakyat dan DPD, serta menindaklanjutinya menggunakan aparat
penegak aturan. BPK mempunyai perwakilan pada setiap provinsi
dan berkantor di bunda kota.
Termasuk juga fungsinya pada BPKP sebagai badan pengawas
internal terhadap departemen-departemen yg terkait dengan BPKP.
e. PRESIDEN
Kekuasaan presiden akan dibatasi dengan memperbaiki cara
memilih dan memberhentikan presiden pada masa jabatannya serta
memperkuat sistem pemerintahan presidensial. Kekuasaan legislatif
sepenuhnya dilimpahkan kepada DPR. Masa jabatan presiden dibatasi dua
periode. Kewenangan memberikan grasi, grasi, dan pembatalan harus
diperhitungkan oleh DPR.
f. MAHKAMAH AGUNG
Kekuasaan presiden akan dibatasi dengan memperkuat sistem
pemerintahan presidensial dan mempercepat proses pemilihan dan
pemberhentian presiden pada masa jabatannya. DPR mempunyai
kekuasaan legislatif penuh dan masa jabatan presiden dibatasi dua periode
saja. Kewenangan penghapusan, grasi, dan amnesti perlu dibahas DPR.
g. MAHKAMAH KONSTITUSI
Keberadaannya dimaksudkan sebagai penjaga kemurnian
konstitusi. Ia mempunyai kekuasaan menyelesaikan perselisihan
kekuasaan lembaga negara, membubarkan partai politik, menentukan hasil
pemilu, dan mengambil keputusan berdasarkan pendapat DPR mengenai
dugaan pelanggaran yang dilakukan Presiden dan/atau Wakil Presiden
sesuai dengan UUD.
h. KOMISI YUDISIAL
Dia bertanggung jawab untuk memilih hakim Mahkamah Agung
dan memantau standar moral dan etika mereka.

F. Tata Urutan Perundang-Undangan

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004, jenis dan tingkatan


peraturan hukum yang berlaku saat ini adalah
1. Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai berikut :
2. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
4. Peraturan Pemerintah;
5. Peraturan Presiden;
6. Peraturan Daerah.
Uraian dan tabel
Perbedaan UUD 1945 Konstitusi Ris UUDS
1. Dasar Landasan hukum UUD Rancangan Untuk
Hukum 1945 saat ini sedang Undang-Undang mempersiapkan
mengalami perubahan Dasar Negara hal ini,
mendasar. Hal ini Kesatuan dibentuklah
dikatakan mendasar Republik panitia perancang
bukan hanya karena Indonesia disusun bersama yang
jumlah pasal (bab, pasal, bersama oleh bertujuan untuk
ayat) bertambah Delegasi Republik mengembangkan
signifikan dan Indonesia pada pasal-pasal
diadopsinya lembaga- Meja Bundar dan konstitusi.
lembaga negara baru, Delegasi BFO. Rancangan
namun karena sebenarnya Delegasi Republik undang-undang
sudah terjadi perubahan Indonesia yang dasar yang telah
mendasar dan tidak dipimpin oleh selesai disetujui
berdampak. Ini karena Bapak oleh Kelompok
saya telah datang. Mohammad Roem Kerja Komite
antara lain Drs. Nasional Pusat
Berdasarkan sistem. Soepomo terlibat pada tanggal 12
UUD 1945 disahkan dalam penyusunan Agustus 1950, dan
menjadi UUD Negara teks konstitusi. oleh Dewan
Indonesia pada tanggal Kedua belah pihak Perwakilan Rakyat
18 Agustus 1945, sehari sepakat bahwa dan Senat
setelah kemerdekaan rancangan Republik
Republik Indonesia konstitusi tersebut Indonesia
diproklamirkan oleh akan dilaksanakan Amerika Serikat
Sukarno dan Mohammad sebagaimana UUD pada tanggal 14
Hatta pada tanggal 17 RIS. Naskah UUD Agustus 1950.
Agustus 1945, dalam yang kemudian Ketentuan-
rapat Panitia Persiapan dikenal dengan ketentuan dalam
Kemerdekaan Indonesia. UUD RIS Undang-Undang
Ini diratifikasi untuk diserahkan kepada Dasar baru ini
pertama kalinya. . Panitia Nasional secara resmi mulai
Tujuannya adalah untuk Pusat sebagai berlaku pada
memastikan bahwa tidak badan perwakilan tanggal 17
ada satu pun lembaga Rakyat Republik Agustus 1950
pemerintah yang Indonesia dan dengan berlakunya
memiliki kekuasaan yang mendapat Undang-Undang
terlalu dominan, sehingga persetujuan resmi Nomor 2 Juli 1950
menjaga sistem checks dari Panitia 7. UUDS Tahun
and balances. Nasional Pusat 1950 diganti dan
pada tanggal 14 isinya tidak hanya
Pembagian Desember 1949. mencerminkan
ketatanegaraan dalam RIS Konstitusi perubahan UUD
UUD 1945 Indonesia dinyatakan Negara Republik
terbagi menjadi tiga berlaku mulai Indonesia Tahun
bagian, yaitu Kata tanggal 27 1949, tetapi juga
Pengantar atau Desember 1949. memperluas
Pembukaan. 2. Teks Pemisahan bahasa UUD RIS
induk (artikel, bab, konstitusional menjadi versi
bagian); 3. Amandemen Negara Republik lengkap yang
atau perubahan. Indonesia Serikat disebut UUD RIS.
Untuk mempersiapkan (RIS) dimulai akan diganti
hal ini, dibentuklah setelah Indonesia dengan kata-kata
panitia perancang merdeka dari baru. Pemisahan
bersama yang bertujuan Belanda pada Kekuasaan dalam
untuk mengembangkan tahun 1945. Undang-Undang
pasal-pasal konstitusi. Namun, pada Konstitusi
Rancangan undang- tahun 1949, Sementara tahun
undang dasar yang telah setelah perjuangan 1950 - Konstitusi
selesai disetujui oleh panjang dalam Satu Negara
Kelompok Kerja Komite Revolusi Nasional (UUDS) mengacu
Nasional Pusat pada Indonesia, pada prinsip
tanggal 12 Agustus 1950, Indonesia pembagian
dan oleh Dewan mencapai titik kekuasaan
Perwakilan Rakyat dan temu. perjanjian pemerintah
Senat Republik Indonesia dengan Belanda menjadi tiga
Amerika Serikat pada melalui Perjanjian cabang
tanggal 14 Agustus 1950. Lembir yang independen:
Ketentuan-ketentuan menyatakan eksekutif,
dalam Undang-Undang kedaulatan legislatif dan
Dasar baru ini secara Indonesia. yudikatif.
resmi mulai berlaku pada Hasilnya, pada Pemisahan
tanggal 17 Agustus 1950 tahun 1950 konstitusi dalam
dengan berlakunya berdirilah negara UUDS menjadi
Undang-Undang Nomor federal yang dasar penetapan
2 Juli 1950 7. UUDS dikenal dengan aturan yang
Tahun 1950 diganti dan nama Republik mengatur cara
isinya tidak hanya Indonesia Serikat penyelenggaraan
mencerminkan perubahan (RIS). Setelah pemerintahan,
UUD Negara Republik proklamasi menjamin
Indonesia Tahun 1949, kemerdekaan perimbangan
tetapi juga memperluas Indonesia, pada kekuasaan antar
bahasa UUD RIS era Negara departemen
menjadi versi lengkap Republik pemerintahan, dan
yang disebut UUD RIS. Indonesia Serikat mengatur
akan diganti dengan kata- (RIS), dibentuklah hubungan antara
kata baru. Pemisahan negara federal pemerintah dan
Kekuasaan dalam yang terdiri dari rakyat. Hal ini
Undang-Undang beberapa negara merupakan
Konstitusi Sementara bagian. negara. landasan utama
tahun 1950 - Konstitusi Konstitusi RIS sistem hukum
Satu Negara (UUDS) 1949 yang negara. UUDS
mengacu pada prinsip dianutnya (Konstitusi
pembagian kekuasaan mencakup sistem Sementara) Tahun
pemerintah menjadi tiga pemisahan 1950 merupakan
cabang independen: kekuasaan yang konstitusi pertama
eksekutif, legislatif dan membagi Indonesia setelah
yudikatif. Pemisahan kekuasaan antara kemerdekaan.
konstitusi dalam UUDS pusat (federal) dan Konstitusi ini
menjadi dasar penetapan negara bagian, dan ditetapkan oleh
aturan yang mengatur antar departemen PPKI (Panitia
cara penyelenggaraan pemerintah. Persiapan
pemerintahan, menjamin Konstitusi ini Kemerdekaan
perimbangan kekuasaan mengatur Indonesia) pada
antar departemen pemisahan tanggal 18
pemerintahan, dan kekuasaan antara Agustus 1945
mengatur hubungan Presiden sebagai dasar
antara pemerintah dan (eksekutif), Badan negara. Keputusan
rakyat. Hal ini Permusyawaratan Konstitusi: Pada
merupakan landasan Rakyat (legislatif), mulanya UUD
utama sistem hukum dan Mahkamah 1950 menetapkan
negara. UUDS Agung (yudikatif), Indonesia sebagai
(Konstitusi Sementara) serupa dengan negara federal
Tahun 1950 merupakan konsep pemisahan yang terdiri dari
konstitusi pertama kekuasaan di provinsi-provinsi.
Indonesia setelah banyak negara Perubahan
kemerdekaan. Konstitusi demokrasi lainnya. menjadi negara
ini ditetapkan oleh PPKI Sistem ini kesatuan: Pada
(Panitia Persiapan dirancang untuk tahun 1959,
Kemerdekaan Indonesia) mencegah konstitusi diubah
pada tanggal 18 Agustus akumulasi menjadi negara
1945 sebagai dasar kekuasaan yang kesatuan karena
negara. Keputusan berlebihan pada adanya
Konstitusi: Pada mulanya satu institusi dan permasalahan
UUD 1950 menetapkan menjamin yang
Indonesia sebagai negara keseimbangan menimbulkan
federal yang terdiri dari kekuasaan antar ketidakstabilan
provinsi-provinsi. institusi. dalam sistem
Perubahan menjadi Pemikiran federal. Tekanan
negara kesatuan: Pada Montesquieu dan konflik antara
tahun 1959, konstitusi tentang checks and pemerintah pusat
diubah menjadi negara balances, dan daerah
kesatuan karena adanya pemisahan dimulai di
permasalahan yang kekuasaan, dan Indonesia, dan
menimbulkan pemisahan konstitusi diubah
ketidakstabilan dalam kekuasaan menjadi
sistem federal. Tekanan tercermin dalam sentralisasi
dan konflik antara Konstitusi Negara kekuasaan. Setiap
pemerintah pusat dan Republik reformasi
daerah dimulai di Indonesia Serikat konstitusi tidak
Indonesia, dan konstitusi (RIS). hanya dipengaruhi
diubah menjadi Montesquieu oleh kondisi
sentralisasi kekuasaan. menekankan politik, sosial, dan
Setiap reformasi pentingnya ekonomi pada saat
konstitusi tidak hanya memisahkan itu, namun juga
dipengaruhi oleh kondisi kekuasaan oleh upaya
politik, sosial, dan menjadi tiga membangun
ekonomi pada saat itu, cabang stabilitas dan
namun juga oleh upaya independen: ketertiban yang
membangun stabilitas eksekutif, lebih baik di
dan ketertiban yang lebih legislatif, dan Indonesia.
baik di Indonesia. yudikatif.
Konstitusi RIS
membagi
kekuasaan di
antara cabang-
cabang tersebut,
yang masing-
masing
mempunyai fungsi
dan wewenang
yang berbeda.
2. Pemisahan kekuasaan
dalam UUD 1945
mengacu pada tiga hal
berikut: 1. Kekuasaan
Eksekutif: Kekuasaan
untuk melaksanakan dan
melaksanakan kebijakan
publik dan
penyelenggaraan negara.
UUD 1945 memberikan
kekuasaan eksekutif
kepada presiden dan
perangkat pemerintahan
di bawahnya. 2.
Kekuasaan legislatif:
kekuasaan untuk
membuat undang-
undang. Di Indonesia,
kewenangan ini dipegang
oleh Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) yang
mempunyai kekuasaan
membuat undang-undang
bersama dengan presiden.
3. Kekuasaan
Kehakiman: Kekuasaan
untuk menegakkan
hukum dan memutus
perkara. Di Indonesia, hal
ini merupakan yurisdiksi
badan peradilan
independen seperti
Mahkamah Konstitusi
(MK) dan Mahkamah
Agung.

Pemisahan kekuasaan ini


dimaksudkan untuk
mencegah
penyalahgunaan
kekuasaan dan menjamin
keseimbangan antar
departemen pemerintah
3.
4.

Referensi:
UUD 1945: https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/1945.pdf
Konstitusi RIS: https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UUD_1949.pdf
UUDS: https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/1949UU1.pdf
http://topihukum.blogspot.com/2014/02/sejarah-dan-perkekembangan-konstitusi-
di.html

Anda mungkin juga menyukai