1. Pemerintahan (bestuur)
2. Perundang-undangan
3. Kepolisian
4. Pengadilan.
Van Vollenhoven menilai kekuasaan eksekutif itu terlalu luas dan karenanya perlu dipecah
menjadi dua jenis kekuasaan lagi yaitu kekuasaan pemerintahan dan kekuasaan kepolisian.
Menurutnya kepolisian memegang jenis kekuasaan untuk mengawasi hal berlakunya hukum dan
kalau perlu memaksa untuk melaksanakan hukum.
Wirjono Prodjodikoro dalam bukunya Azas-azas Hukum Tata Negara di Indonesia mendukung
gagasan Van Vollenhoven ini, bahkan ia mengusulkan untuk menambah dua lagi jenis kekuasaan
negara yaitu kekuasaan Kejaksaan dan Kekuasaan Pemeriksa Keuangan untuk memeriksa
keuangan negara serta menjadi jenis kekuasaan ke-lima dan ke-enam.
Berdasarkan teori hukum ketatanegaraan yang dijelaskan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
jenis kekuasaan negara yang diatur dalam suatu konstitusi itu umumnya terbagi atas enam dan
masing-masing kekuasaan itu diurus oleh suatu badan atau lembaga tersendiri yaitu:
1. Kekuasaan membuat undang-undang (legislatif)
2. Kekuasaan melaksanakan undang-undang (eksekutif)
3. Kekuasaan kehakiman (yudikatif)
4. Kekuasaan kepolisian
5. Kekuasaan kejaksaan
6. Kekuasaan memeriksa keuangan negara
Konstitusi suatu negara pada hakekatnya merupakan hukum dasar tertinggi yang memuat
hal-hal mengenai penyelenggaraan negara, karenanya suatu konstitusi harus memiliki sifat yang
lebih stabil dari pada produk hukum lainnya. Terlebih lagi jika jiwa dan semangat pelaksanaan
penyelenggaraan negara juga diatur dalam konstitusi sehingga perubahan suatu konstitusi dapat
membawa perubahan yang besar terhadap sistem penyelenggaraan negara. Bisa jadi suatu negara
yang demokratis berubah menjadi otoriter karena terjadi perubahan dalam konstitusinya.
Adakalanya keinginan rakyat untuk mengadakan perubahan konstitusi merupakan suatu hal yang
tidak dapat dihindari. Hal ini terjadi apabila mekanisme penyelenggaraan negara yang diatur
dalam konstitusi yang berlaku dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan aspirasi rakyat. Oleh
karena itu, konstitusi biasanya juga mengandung ketentuan mengenai perubahan konstitusi itu
sendiri, yang kemudian prosedurnya dibuat sedemikian rupa sehingga perubahan yang terjadi
adalah benar-benar aspirasi rakyat dan bukan berdasarkan keinginan semena-mena dan bersifat
sementara atau pun keinginan dari sekelompok orang belaka.
Pada dasarnya ada dua macam sistem yang lazim digunakan dalam praktek ketatanegaraan di
dunia dalam hal perubahan konstitusi. Sistem yang pertama adalah bahwa apabila suatu
konstitusi diubah, maka yang akan berlaku adalah konstitusi yang berlaku secara keseluruhan
(penggantian konstitusi). Sistem ini dianut oleh hampir semua negara di dunia. Sistem yang
kedua ialah bahwa apabila suatu konstitusi diubah, maka konstitusi yang asli tetap berlaku.
Perubahan terhadap konstitusi tersebut merupakan amandemen dari konstitusi yang asli tadi.
Dengan perkataan lain, amandemen tersebut merupakan atau menjadi bagian dari konstitusinya.
Sistem ini dianut oleh Amerika Serikat.
Perjalanan negara baru Republik Indonesia ternyata tidak luput dari rongrongan pihak Belanda
yang menginginkan untuk kembali berkuasa di Indonesia. Akibatnya Belanda mencoba untuk
mendirikan negara-negara seperti negara Sumatera Timur, negara Indonesia Timur, negara Jawa
Timur, dan sebagainya. Sejalan dengan usaha Belanda tersebut maka terjadilah agresi Belanda 1
pada tahun 1947 dan agresi 2 pada tahun 1948. Dan ini mengakibatkan diadakannya KMB yang
melahirkan negara Republik Indonesia Serikat. Sehingga UUD yang seharusnya berlaku untuk
seluruh negara Indonesia itu, hanya berlaku untuk negara Republik Indonesia Serikat saja.
Arah perubahan pertama UUD 1945 adalah membatasi kekuasaan Presiden dan memperkuat
kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai lembaga legislatif.
Perubahan kedua dilakukan dalam sidang Tahunan MPR Tahun 2000. Perubahan kedua
menghasilkan rumusan perubahan pasal-pasal yang meliputi masalah wilayah negara dan
pembagian pemerintahan daerah, menyempumakan perubahan pertama dalam hal memperkuat
kedudukan DPR, dan ketentuan-ketentuan terperinci tentang HAM.
Perubahan ketiga ditetapkan pada Sidang Tahunan MPR 2001. Perubahan tahap ini mengubah
dan atau menambah ketentuan-ketentuan pasal tentang asas-asas landasan bemegara,
kelembagaan negara dan hubungan antarlembaga negara, serta ketentuan-ketentuan tentang
Pemilihan Umum. Sedangkan perubahan keempat dilakukan dalam Sidang Tahunan MPR Tahun
2002. Perubahan Keempat tersebut meliputi ketentuan tentang kelembagaan negara dan
hubungan antarlembaga negara, penghapusan Dewan Pertimbangan Agung (DPA), pendidikan
dan kebudayaan, perekonomian dan kesejahteraan sosial, dan aturan peralihan serta aturan
tambahan.
Empat tahap perubahan UUD 1945 tersebut meliputi hampir keseluruhan materi UUD 1945.
Naskah asli UUD 1945 berisi 71 butir ketentuan, sedangkan perubahan yang dilakukan
menghasilkan 199 butir ketentuan. Saat ini, dari 199 butir ketentuan yang ada dalam UUD 1945,
hanya 25 (12%) butir ketentuan yang tidak mengalami perubahan. Selebihnya, sebanyak 174
(88%) butir ketentuan merupakan materi yang baru atau telah mengalami perubahan.
Dari sisi kualitatif, perubahan UUD 1945 bersifat sangat mendasar karena mengubah prinsip
kedaulatan rakyat yang semula dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR menjadi dilaksanakan
menurut Undang-Undang Dasar. Hal itu menyebabkan semua lembaga negara dalam UUD 1945
berkedudukan sederajat dan melaksanakan kedaulatan rakyat dalam lingkup wewenangnya
masing-masing. Perubahan lain adalah dari kekuasaan Presiden yang sangat besar (concentration
of power and responsibility upon the President) menjadi prinsip saling mengawasi dan
mengimbangi (checks and balances). Prinsip-prinsip tersebut menegaskan cita negara yang
hendak dibangun, yaitu negara hukum yang demokratis.
Setelah berhasil melakukan perubahan konstitusional, tahapan selanjutnya yang harus dilakukan
adalah pelaksanaan UUD 1945 yang telah diubah tersebut. Pelaksanaan UUD 1945 harus
dilakukan mulai dari konsolidasi norma hukum hingga dalam praktik kehidupan berbangsa dan
bernegara. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 harus menjadi acuan dasar sehingga benar-benar
hidup dan berkembang dalam penyelenggaraan negara dan kehidupan warga negara (the living
constitution).
Konstitusi Sebagai Piranti Kehidupan Negara Yang Demokratis
Sebagaimana dijelaskan diawal, bahwa konstitusi berpesan sebagai sebuah aturan dasar yang
mengatur kehidupan dalam bernegara dan berbangsa maka aepatutnya konstitusi dibuat atas
dasar kesepakatan bersama antara negra dan warga Negara . Kontitusi merupakan bagian dan
terciptanya kehidupan yang demokratis bagi seluruh warga Negara. Jika Negara yang memilih
demokrasi, maka konstitusi demokratis merupakan aturan yang dapat menjamin terwujudnya
demokrasi dinegara tersebut. Setiap konstitusi yang digolongkan sebagai konstitusi demokratis
haruslah memiliki prinsip-prinsip dasar demokrasi itu sendiri.
4. Peraturan Presiden (Perpres) dan Peraturan lembaga negara atau organ/badan negara yang
dianggap sederajat dengan Presiden antara lain : Peraturan Kepala BPK, Peraturan Bank
Indonesia, Peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Peraturan Mahkamah Agung,
Peraturan Mahkamah Konstitusi, Peraturan Komisi Yudisial,
5. Peraturan Daerah Propinsi;
6. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota;
Sumber: http://topihukum.blogspot.com/2014/02/sejarah-dan-perkembangan-konstitusidi.htmlPeraturan Desa (Perdesa).
BABI
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Sepertiyangtelahkitaketahuibersama,konstitusidiIndonesiasaatiniadalahUndang
UndangDasar1945.KonstitusiitusendiriberasaldaribahasaPerancisconstitueryangberarti
membentuk.Jadi,termkonstitusidimaksudkanpembentukanataumenyusundanmenyatukan
satunegara.PengertiankonstitusidalampraktikdapatberartilebihluasdaripadaUUD.Tapiada
juga yang menyamakan dengan pengertian konstitusi. Konstitusi itu sendiri dapat berarti
konstitusitertulis,yaitukonstitusiyangditulisdalamsatunaskah.Dankonstitusitidaktertulis,
yaitu konstitusi yang tidak tertulis dalam satu naskah tertentu, dan berasal dari konvensi
konvensiatauundangundangbiasa.Contohkonvensiadalahpidatokenegaraanpresidensetiap
tanggal16Agustus.
Perubahan konstitusi sering disebut dengan Amandemen (to amend). Dalam melakukan
perubahan konstitusi baik itu penambahan, pengurangan ataupun penyempurnaan Undang
UndangDasartidakdapatdilakukansecaraserampangan.Karenadalammelakukanamandemen
mempunyai caracara tersendiri yang telah diatur sedemikian rupa. Di Indonesia, proses
perubahan(amandemen),telahdilakukandalamempatkaliperiode,yaituAmandemenpertama
(padaSUMPR1999dandisahkan19Oktober1999),Amandemenkedua(padaSTMPR2000
dan disahkan 18 Agustus 2000), Amandemen ketiga (pada ST MPR 2001 dan disahkan 10
November 2001) dan Amandemen keempat (pada ST MPR 2002 dan disahkan 10 Agustus
2002).
TujuandariperubahanitusendiriadalahuntukmenyempurnakanUUD1945,sesuaidengan
perkembangandandinamikatuntutanmasyarakat.Karena,konstitusibersifatdinamis,makaia
akan bergantung pada zamannya. Ada kalanya sebuah konstitusi dianggap sempurna, tapi
mungkinpadalainwaktukonstitusiitutidakdikirasempurnalagikarenatidaksesuaidengan
perkembanganmasyarakatyangselaluberubahubah.
B. RumusanMasalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah dijelaskan maka dapat dibuat perumusan
masalahsebagaiberikut:
1. BagaimanaamandemenUndangUndangDasar1945diIndonesia?
2. BagaimanamekanismedantatacaraperubahanUUD1945?
3. Bagaiman kedudukan lembaga-lembaga negara pasca amandemen?
4. Apatujuanperubahankonstitusi?
5. BagaimanakonstitusisebagaibagiankehidupannegaraDemokrasi?
C. Tujuan
Berdasarkanrumusandiatas,tujuanpenulisanmakalahiniadalah:
1. MengetahuiamandemenUndangUndangDasar1945diIndonesia.
2. MengetahuimekanismedantatacaraperubahanUUD1945.
3. Mengetahuikedudukanlembaganegarapascaamandemen.
4. Mengetahuitujuanperubahankonstitusi.
5. MengetahuikonstitusisebagaibagiankehidupannegaraDemokrasi.
BABII
PEMBAHASAN
A. Perubahan(Amandemen)UndangUndangDasar1945
Kata perubahan dalam Perubahan Konstitusi, asal katanya adalah rubah dan kata
kerjanyaadalahmengubah.MenurutSriSoematrikatamengubahKonstitusi/UndangUndang
DasarsamadenganmengamandemenkanKonstitusi/UUD.Pendapatbeliaudidasarkanpada
arti mengubah UndangUndang Dasar dalam bahasa Inggris berarti Constitution
amandemen.Jadi,menurutSriSoematri,mengubahUndangUndangDasar/Konstitusidapat
berarti dua, yaitu pertama mengubah sesuatu yang sudah diatur dalam UUD/Konstitusi, dan
keduamenambahkansesuatuyangbelumdiaturdalamUUD/Konstitusi.[1]
Amandemenberartiperubahanataumengubah(toamend).Tujuannyauntukmemperkuat
fungsidanposisiUUD1945denganmengakomodasikanaspirasipolitikyangberkembanguntuk
mencapai tujuan negara seperti halnya yang dirumuskan oleh konstitusi itu sendiri. Cara
melakukanamandemensetiapkonstitusidanpraktisiimplementasinyamemilikicaratersendiri
yangtelahdiatur.
DalamUUD1945,Pasal37yangdiberiwewenanguntukmelakukannyaadalahMPR.
Amandemen UUD 1945 tersebut dilakukan pada saat berlangsungnya Sidang Umum MPR.
AmandemendimaksudkansupayaUUD1945disempurnakansesuaidenganperkembangandan
dinamikatuntutanmasyarakat.[2]
UUD 1945 sebagai konstitusi negara Republik Indonesia sampai sekarang ini telah
mengalamiempat kali amandemen (perubahan) yang terjadi di era Reformasi. Keempat
amandementersebutadalahsebagaiberikut:
1. AmandemenpertamadilakukanpadaSidangUmumMPR1999dandisahkan19Oktober1999.
PerubahanIUUD1945terdiridari9pasal,yaituPasal5,Pasal7,Pasal9,Pasal13,Pasal
14, Pasal 15, Pasal 17, Pasal 20, dan Pasal 21. Secara umum inti Perubahan I UUD 1945
menyorotiperihalkekuasaanPresiden(eksekutif).[3]
DalamperubahaniniterjadipergeserankekuasaanPresidendalammembentukundang
undang, yang diatur dalam Pasal 5:Presiden memegang kekuasaan membentuk undang
undang,berubahmenjadiPresidenberhakmengajukanrancanganundangundang.Kekuasaan
membentukundangundangdialihkankepadaDewanPerwakilanRakyat,sebagaimanatertuang
dalamPasal20yangberbunyai:DewanPerwakilanRakyatmemegangkekuasaanmembentuk
undangundang, perubahan pasala ini memindahkan titik berat kekuasaan legislasi nasional
yangsemulaberadaditanganPrresiden,beralihketanganDPR.[4]
2. AmandemenkeduadilakukanpadaSidangTahunanMPR2000dandisahkan18Agustus2000.
Perubahanterdiridari5babdan25pasal,yaituPasal18,Pasal18A,Pasal18B,Pasal19
Pasal20,Pasal20A,Pasal22A,Pasal22B;BabIXA:Pasal25E,BabX,Pasal26,Pasal27,Bab
XA,Pasal28A,Pasal28B,Pasal28C,Pasal28D,Pasal28E,Pasal28F,asal28G,Pasal28H,
Pasal28I,Pasal28J,BabXII,Pasal30,BabXV,Pasal36A,Pasal36B,DANpasal36C.[5]Inti
dari amandemen kedua ini adalah Pemerintah Daerah, DPR dan Kewenangannya, Hak Asasi
Manusia, Lambang Negara dan Lagu Kebangsaan.
Khusus mengenai pengaturan HAM, dapat dilihat pada Perubahan dan kemajuan
signifikan adalah dengan dicantumkannya persoalan HAM secara tegas dalam sebuah BAB
tersendiri, yakni BAB XA (Hak Asasi Manusia) dari mulai Pasal 28A sampai dengan 28J. Dapat
dikatakan bahwa konseptualisasi HAM di Indonesia telah mengalami proses dialektika yang
seruis dan panjang yang mengambarkan komitmen atas upaya penegakan hkum dan HAM.[6]
3. AmandemenketigadilakukanpadaSidangTahunanMPR2001dandisahkan10November
2001.
Perubahanyangdilakukanterdiridari3babdan22pasal,yaituPasal1,Pasal3,Pasal6,
Pasal6A,Pasal7A,Pasal7B,Pasal7C,pasal8,Pasal11,Pasal17;BabVIIIA:Pasal22C,Pasal
22D;BabVIIB:Pasal22E,Pasal23,Pasal23A,Pasal23C,BabVIIIA:Pasal23E,Pasal23F,
Pasal 23G; Pasal 24, Pasal 24A,Pasal 24B, Pasal 24B, Pasal 24C.[7] Inti perubahan yang
dilakukan pada amandemen ketiga ini adalah Bentuk dan Kedaulatan Negara, Kewenangan
MPR, Kepresidenan, Impeachment, Keuangan Negara, Kekuasaan Kehakiman
4. AmandemenkeempatdilakukanpadaSidangTahunanMPR2002disahkan10Agustus2002.
Beberapaperubahanterdiriatas2babdan13pasal,yaituPasal2,Pasal6A,pasal8,Pasal
11,Pasal16,Pasal23B,Pasal23D,Pasal24,Pasal31,Pasal32,BabXIV,Pasal33,Pasal34,
danPasal37.[8] Inti Perubahan: DPD sebagai bagian MPR, Penggantian Presiden, pernyataan
perang, perdamaian dan perjanjian, mata uang, bank sentral, pendidikan dan kebudayaan,
perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial, perubahan UUD.
AmandemenUUD1945telahmemperbaikikelemahankelemahanyangadadalamUUD
1945.Perbaikandanperubahanyangdimaksudantaralain:
1. AdanyapembatasanataskekuasaanpresidendiIndonesia;
2. MemperkuatdanmenegaskankembaliperankekuasaanlegislatifdiIndonesia;
3. MencantumkanhakasasimanusiaIndonesia;
4. Menegaskankembalihakdankewajibannegaraataupunwarganegara;
5. Otonomidaerahdanhakhakrakyatdidaerah;
6. Pembaharuan lembaga negara sehingga tidak ada lagi istilah lembaga tertinggi negara dan
lembangtingginegara.
Amandemen konstitusi dimaksudkan agar negara Indonesia benarbenar merupakan
pemerintahanyangkonstitusional(constitutionalgovernment).Pemerintahkonstitusionaltidak
hanyapemerintahanituberdasarkanpadasebuahkonstitusi,tetapikonstitusinegaraituharus
berisiadanyapembatasankekuasaandanjaminanhakhakwarganegara.[9]
WhearemengatakanperubahancukupdenganTheordinatlegislatifprocess,sepertidi
New Zealand. Sedangkan konstitusi yang tergolong rigrid, menurut Sri Soematri uang
berpedomankepadapendapatC.F.Strong,makacaraperubahannyadapatdigolongkansebagai
berikut:
1. Olehkekuasaanlegislatif,tetapidenganpembatasanpembatasantertentu;
2. Olehrakyatmelaluisatureferendum;
3. Olehsejumlahnegarabagiankhususuntuknegaraserikat;
4. Dengankebiasaanketatanegaraan,atauolehsatulembaganegarayangkhususyangdibentuk
hanyauntukkeperluanperubahan.
Dalam salah satu karangannya Ismail Suny mengemukakan bahwa proses perubahan
konstitusidapatterjadidenganberbagaicarakarena:
1. Perubahanresmi,
2. Penafiranhakim,
3. Kebiasaanketatanegaraan/konvensi.[10]
B. MekanismedanTataCaraPerubahanUUD1945
PerubahanUUD1945dilakukanolehMPRberdasarkanPasal3UUD1945(sebelum
diubah)yangmenyatakanbahwaMPRmenetapkanUndangUndangDasardanGBHN.MPR
dalammelakukanperubahanUUD1945mengacupadaPasal37UUD1945yangmengaturtata
caraperubahankonstitusi.
MelihatketentuanPasal37UUD1945tersebut,tidaklahterlalusulituntukmengubah
UUD1945.Hanyadengankehadiran2/3anggotaMPR,danputusandisetujuioleh2/3anggota
yanghadir,setiappasaldalamUUD1945dapatdiubahsetiapsaatsesuaikebutuhanmasyarakat
bangsaIndonesia.HalpertamayangdibahaspadasidangsidangawalBPMPRadalahmengenai
sistem amandemen yang ditetapkan, PAH III BP MPR memutuskan menggunakan model
amandemenAmerikaSerikat,yaitudengancaraadendum.
SelainituPAHIIIBPMPRjugamenetapkankesepakatandasardalammengamandemen
UUD1945,yaitu:
1. TidakmengubahbagianPembukaUUD1945;
2. TetapmempertahankanNegaraKesatuanRepublikIndonesia;
3. PerubahandilakukandengancaraAdendum;
4. MempertegassistemPemerintahanPresidensial;
5. PenjelasUUD1945ditiadakan,halhalnormatifdalambagianpenjelasdiangkatkendalapasal
pasal.
Kesepakatan dasar di atas menjadi landasan dan koridor MPR dalam
mengamandemenkan UUD 1945 supaya amandemen tidak menjadi kebablasan dan tidak
menghilangkannilainilaifilosofidasardariUUD1945sepertiyangsudahtermaktubdalam
bagianPembukaanUUD1945.
PembahasanperubahanUUD1945diBPMPRberlangsungdalambeberapatahapan.
PerubahanpertamaberlangsungdiPAHIIIMPR1945.TahappertamarapatplenoPAHIII
adalah penyampaian pemandangan umum fraksifraksi. Setiap fraksi menyampaikan
pandangannya mengenai materi yang akan diubah. Kemudian dilanjutkan dengan tanggapan
setiapfraksiterhadapusulanmateriyangsudahdisampaikansebelumnyaolehsetiapfraksi.
Setelahmeleluirapatrapatpembahasan,PAHIIImenghasilkanusulanrancanganmateri
perubahanyangakandisampaikandandibahasdalamsidangsidangKomisiMajelis.Setelah
mendapatpersetujuanKomisiMajelis,usulanrancangandisampaikankepadaforumtertinggi
MPR,yaituRapatParipurnaMPR.
RapatParipurnaMPRmerupankekuasaantertinggiditingkatpengambilankeputusan
untukmenerimaataumenolakusulanrancanganperubahantersebut.Disinidigunakanketentuan
Pasal37,yaiturapatdihadirioleh2/3anggotaMPRdandisetujuioleh2/3anggotaMPRyang
hadir.[11]
pasangan Presiden dan Wapres dipilih oleh rakyat, mereka mempunyai legitimasi yang sangat
kuat. Presiden dan Wakil Presiden dapat dipilih kembali dalam masa jabatan yang sama hanya
untuk satu kali masa jabatannya. Setelah amandemen UUD 1945 beberapa wewenang Presiden
sudah banyak dikurangi, antara lain sebagai berikut:
Hakim agung tidak lagi diangkat oleh Presiden melainkan diajukan oleh komisi yudisial
untuk diminta persetujuan DPR, selanjutkan ditetapkan oleh Presiden (Pasal 24A ayat (3)
perubahan
ketiga
UUD
1945).
DemikianjugaanggotaBadanPemeriksaKeuangantidaklagidiangkatolehPresiden,tetapi
dipiliholehDPRdenganmemperhatikanDPDdandiresmikanolehPresiden(Pasal23Fayat(1)
perubahan ketiga UUD 1945). Pengangkatan pejabatpejabat tersebut mencerminkan suatu
mekanisme ketatanegaraan yang mengarah kepada suatu keseimbangan dan demokratisasi.
Namun sangat disayangkan, pengangkatan seorang jaksa agung masih menjadi kewenangan
presiden,tanpamelibatkanDPRsecaranyata.
Sebelum ada perubahan, Presiden sebagai kepala negara mempunyai wewenang untuk
mementukan sendiri duta dan konsul serta menerima duta negara lainn. Mengingat pentingnya
hal tersebut, maka presiden dalam mengangkat dan menerima duta besar sebaiknya diberikan
pertimbangan DPR.
3. DPR
Melalui perubahan UUD 1945, kekuasaan DPR diperkuat dan dikukuhkan keberadaannya
terutama diberikannya kekuasaan membentuk UU yang memang merupakan karakteristik sebuah
lembaga legislatif.
Tugas dan wewenang DPR:
a) Membentuk undang-undang yang dibahas dengan presiden untuk mendapat persetujuan
bersama;
b) Membahas dan memerikan persetujuan peraturan pemerintah pengganti undang-undang;
c) Menerima dan membahas usulan rancangan undang-undang yang diajukan DPD yang berkaitan
dengan bidang tertentu dan mengikutsertakannya dalam pembahasan;
d) Memperhatikan pertimbangan DPD atas rancangan Undang-Undang APBN dan rancangan
undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan Agama;
e) Menetapkan APBN bersama Presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPD;
f)
4. DPD
DPD adalah Lembaga negara baru sebagai langkah akomodasi bagi keterwakilan
kepentingan daerah dalam badan perwakilan tingkat nasional setelah ditiadakannya utusan
daerah dan utusan golongan yang diangkat sebagai anggota MPR. DPD mempunyai fungsi:
Pengajuan usul, ikut dalam pembahasan dan memberikan pertimbangan yang berkaitan dengan
bidang legislasi tertentu.
5. BPK
BPK adalah lembaga tinggi Negara yang memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara. menurut UUD 1945, BPK merupakan lembaga yang bebas
dan mandiri. BPK Berwenang mengawasi dan memeriksa pengelolaan keuangan negara (APBN)
dan daerah (APBD) serta menyampaikan hasil pemeriksaan kepada DPR dan DPD dan
ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum.
6. DPA (Dewan Pertimbangan Agung) telah dihapus pasca amandemen keempat
7. Mahkamah Agung
Mahkamah Agung adalah lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman, yaitu
kekuasaan yang menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan.
Kewajiban dan wewenang: Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan per
undang-undangan di bawah Undang- undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan
oleh Undang-Undang; Mengajukan 3 orang anggota Hakim Konstitusi; dan memberikan
pertimbangan dalam hal Presiden memberikan grasi dan Rehabilitasi
8. Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia
yang merupakan pemegang kekuasaan Kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah Agung
Keberadaanya dimaksudkan sebagai penjaga kemurnian konstitusi (the guardian of the
constitution).
MK Mempunyai kewenangan: Menguji UU terhadap UUD, Memutus sengketa kewenangan
antar lembaga negara, memutus pembubaran partai politik, memutus sengketa hasil pemilu dan
memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh presiden dan atau
wakil presiden menurut UUD.
9. Komisi Yudisial
Berdasarkan UU No. 22 tahun 2004 Komisi Yudisial adalah lembaga negara yang bersifat
mandiri dan berfungsi mengawasi perilaku hakim dan mengusulkan nama calon Hakim Agung.
Wewenang:
a) Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di Mahkamah Agung kepada DPR
untuk mendapatkan persetujuan;
b) Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim;
c) Menetapkan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) bersama-sama dengan
Mahkamah Agung;
d) Menjaga dan menegakkan pelaksanaan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH).
[14]
D. TujuanPerubahanKonstitusi
TujuanperubahanUUDRepublikIndonesiaTahun1945adalahuntuk:
1. Menyempurnakanaturandasarmengenaitatanannegaradammencapaitujuannasionalyang
tertuangdalamPembukaanUUD1945danmemperkokohNegaraKesatuanRepublikIndonesia
yangberdasarkanPancasila;
2. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan pelaksanaan kedaulatan rakyat serta
memperluaspartisipasirakyatagarsesuaidenganperkembanganpahamdemokrasi;
3. MenyempurnakanaturandasarmengenaijaminandanperlindunganHakAsasiManusiaagar
sesuaidemamperkembanganpahamhakasasimanusiadalamperadabanumatmanusiayang
sekaligusmerupakansyaratbagisatunegarahukumdicitacitakanolehUUD1945;
4. Menyempurnakanaurandasarpenyelenggaraannegarasecarademokratisdanmodern,antara
lain dengan lembaga kekuasaan yang lebih tegas, sistem saling mengawasi dan saling
mengimbangi (checks and balances) yang lebih ketat dan transparan, serta pembentukan
lembagalembaganegarayangbarudanmengakomodasiperkembangankebutuhanbangsadan
tantanganzaman;
5. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan konstitusional dan kewajiban negara yang
mewujudkankesejahteraansosial,mencerdaskankehidupanbangsa,menegakkanetik,moraldan
solidaritasdalamkehidupanbermasyarakat,berbangsadanbernegarasesuaidenganharkatdan
martabatkemanusiaandalamperjuanganmewujudkannegarasejahtera;
6. Melengkapiaturandasaryangsangatpentingdalampenyelenggaraannegarabagieksistensi
negaradanperjuangannegaramewujudkandemokrasi,sepertipengaturanwilayahnegaradan
pemilihanumum;
7. Menyempurnakan aturan dasar mengenai kehidupan bernegara dan berbangsa sesuai dengan
perkembanganaspirasi,kebutuhansertakepentinganbangsadannegaraIndonesiadewasaini
sekaligusmengakomodasikecenderungannyauntukkurunwaktuyangakandatang.[15]
E. KonstitusiSebagaiBagianKehidupanNegaraDemokrasi
Kedudukan,fungsi,dantujuankonstitusidalamnegaraberubahdarizamankezaman.
Dalam sejarah di dunia Barat, konstitusi dimaksudkan untuk menentukan batas wewenang
penguasa,menjaminhakrakyat,danmengaturjalannyapemerintahan.Konstitusimenjaminalat
rakyatuntukkonsolidasaikedududkanhukumdanpolitikuntukmengaturkehidupanbersama
danuntukmencapaicitacitanyadalambentuknegara.
BABIII
PENUTUP
A. Simpulan
Amandemenberartiperubahanataumengubah(toamend).Tujuannyauntukmemperkuat
fungsidanposisiUUD1945denganmengakomodasikanaspirasipolitikyangberkembanguntuk
mencapai tujuan negara.UUD 1945 sebagai konstitusi negara Republik Indonesia sampai
sekaranginitelahmengalamiempatkaliamandemen(perubahan)yangterjadidieraReformasi,
yaitu:AmandemenpertamadilakukanpadaSidangUmumMPR1999dandisahkan19Oktober
1999,AmandemenkeduadilakukanpadaSidangTahunanMPR2000dandisahkan18Agustus
2000, Amandemen ketiga dilakukan pada Sidang Tahunan MPR 2001 dan disahkan 10
November2001,danAmandemenkeempatdilakukanpadaSidangTahunanMPR2002disahkan
10Agustus2002.
Caraperubahannyadapatdigolongkansebagaiberikut:Olehkekuasaanlegislatif,rakyat
melaluisatureferendum;Olehsejumlahnegarabagiankhususuntuknegaraserikat;Dengan
kebiasaan ketatanegaraan, atau oleh satu lembaga negara yang khusus yang dibentuk hanya
untukkeperluanperubahan.
DemokrasiKonstitusionaladalahdemokrasiyangdibatasikekuasaannyaolehkonstitusi.
Cirikhasdemokrasikonstitusionaladalahgagasanbahwapemerintahyangdemokratisadalah
pemerintahyangterbataskekuasaannyadantidakdibenarkanbertindaksewenangwenang
terhadapwarganegaranya.
TujuandariperubahanadalahuntukmenyempurnakanUUD1945,sesuaidengan
perkembangandandinamikatuntutanmasyarakat.
Lembaga-lembaga Negara pasca Amandemen: MP, Presiden, DPR, DPD, BPK , DPA
(Dewan Pertimbangan Agung) telah dihapus pasca amandemen keempat, Mahkamah Agung,
Mahkamah Konstitusi, dan Komisi Yudisial
DAFTARPUSTAKA
ElMuhtaj.Majda,HakAsasiManusiadalamKonstitusiIndonesia,Jakarta:Kencana,2007
Huda.Nimatul,UUD1945danGagasanAmandemenUlangJakarta:PT.RajaGrafindoPersada,2008.
Jutmini.SridanWinarto,PendidikanKewarganegaraan,Solo:PT.TigaSerangkaiPustakaMandiri,2004.
Singka Subekti. Valina,Menyusun Konstitusi Transisi: Pergulatan Kepentingan dan Pemikiran dalam
ProsesPerubahanUUD1945,Jakarta:PT.RajaGrafindoPersada,2008.
PutraRioMamduhA.,LembagalembagaNegarasebelumdanSesudahAmandemenhttp://rio
mamdoeh.blogspot.se/2012/10/lembagalembaganegarasebelumdan_7301.html,(diaksespada13April2013,
10.55).
Iesdepedia,DemokrasiKonstitusionalisme,http://iesdepedia.com/blog/2013/01/15/demokrasi
konstitusionalteori/(diaksespada15April2012,17:40).
[1]
[2]Sri Jutmini dan Winarto,Pendidikan Kewarganwgaraan, Solo: PTTiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2004,
hal.148.
[3]ElMumtaj.Majda,HakAsasiManusiadalamKonstitusiIndonesia,Jakarta:Kencana,2007,hal.88.
[4]NimatulHuda.,UUD1945danGagasanAmandemenUlangJakarta:PT.RajaGrafindoPersada,2008,
hal.284.
[5]ElMumtaj.Majda,Loc.Cit.,
[6]bid.,hal.6465
[7]Ibid.,hal.89.
[8]Ibid.,
[9]SriJutminidanWinarto,Op.Cit,hal.151.
[10]
[11]ValinaSingkaSubekti.,MenyusunKonstitusiTransisi:PergulatanKepentingandanPemikirandalamProses
PerubahanUUD1945,Jakarta:PT.RajaGrafindoPersada,2008,hal.8286
[12]PutraRioMamduhA.,LembagalembagaNegarasebelumdanSesudahAmandemenhttp://rio
mamdoeh.blogspot.se/2012/10/lembagalembaganegarasebelumdan_7301.html,(diaksespada13April2013,
10.55)
[13]ElMumtaj.Majda,Op.Cit,hal.294.
[14]PutraRioMamduhA.,LembagalembagaNegarasebelumdanSesudahAmandemenhttp://rio
mamdoeh.blogspot.se/2012/10/lembagalembaganegarasebelumdan_7301.html,(diaksespada13April2013,
10.55)
[15]NimatulHuda.,Op.Cit,hal.198199.
[16]Ibid.,hal.3539
[17]ValinaSingkaSubekti.,Op.Cit,hal.1819
[18]Iesdepedia,DemokrasiKonstitusionalisme,http://iesdepedia.com/blog/2013/01/15/demokrasikonstitusional
teori/(diaksespada15April2012,17:40)