Anda di halaman 1dari 6

HUKUM KONSTITUSI DI INDONESIA & PERUBAHAN AMANDEMEN

Ujian Akhir Semester Hukum Konstitusi

NAMA : MUHAMMAD FIKRAN DZIKRIANSYAH, S.H


NIM : A.312.1823.011
DOSEN PENGAMPU : Dr. Drs. H. KUKUH SA, S. Sos., S.H., M.H., M.M
MATA KULIAH : HUKUM KONSTITUSI

PROGRAM MAGISTER HUKUM


UNIVERSITAS SEMARANG
2024
A. Pendahuluan
Sebelum kemerdekaan, Indonesia berada di bawah pemerintahan kolonial Belanda.
Hukum yang berlaku pada saat itu adalah hukum kolonial yang diberlakukan oleh
pemerintah Hindia Belanda. Setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945,
Indonesia mulai merancang konstitusi negara. Proses tersebut mencakup penyusunan
Piagam Jakarta dan pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
PPKI membentuk suatu badan yang disebut Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang bertugas menyusun dasar negara. Hasilnya
adalah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945).

Sejak awal berlakunya UUD 1945, konstitusi mengalami beberapa amendemen


sebagai respons terhadap perkembangan politik, ekonomi, dan sosial di Indonesia.
Amandemen pertama terjadi pada tahun 1999 sebagai upaya untuk memperkuat sistem
presidensial dan membatasi masa jabatan presiden. Amandemen kedua terjadi pada tahun
2002, fokus utamanya adalah mengenai pemilihan presiden dan wakil presiden secara
langsung oleh rakyat. Amandemen ketiga terjadi pada tahun 2004, yang melibatkan
perubahan terhadap struktur MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat). Amandemen UUD
1945 secara signifikan terkait dengan era reformasi politik yang dimulai pada akhir tahun
1999 an. Reformasi politik ini melibatkan perubahan struktural dan demokratisasi dalam
sistem politik Indonesia. Amandemen konstitusi mencerminkan upaya untuk menguatkan
aspek-aspek demokrasi, hak asasi manusia, dan pemberian kewenangan yang lebih besar
kepada lembaga-lembaga negara dan daerah.

Hukum konstitusi di Indonesia sejalan dengan evolusi politik dan masyarakatnya.


Amandemen-amandemen tersebut mencerminkan upaya untuk menjawab tuntutan dan
dinamika yang berkembang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

B. Pembahasan

Konstitusi berasal dari bahasa latin, Constitutio yang berkaitan dengan jus atau
ius yang berarti hukum atau prinsip. Konstitusi merupakan hukum dasar pada suatu
negara terutama dalam hal pelaksaan kekuasaan negara atau pemerintahan. Menurut K.C.
Wheare menyatakan bahwa “Konstitusi merupakan keseluruhan sistem ketatanegaraan
dari suatu negara berupa kumpulan peraturan-peraturan yang memebentuk, menbatur
atau memerintah dalam pemerintahan suatu negara. Peraturan merupakan gabungan
antara ketentuan-ketentuan yang dimiliki sifat hukum (Legal) dan yang tidak memiliki
sifat hukum (non legal).1

Konstitusi sebagai norma dasar merupakan perwujudan pribadi tata hukum suatu
negara yang juga tidak terlepas dari pengaruh sejarah (historis) ketatanegaraan negara
yang bersangkutan. Definisi konstitusi pada Hakekatnya adalah kontrak sosial
masyarakat dengan negara. Konstitusi kedudukannya sebagai sumber hukum tertinggi
dalam suatu negara, yang berisi aturan-aturan dasar dan cita-cita negara. 2 Konstitusi di
fungsikan sebagai sarana kontrol politik, sosial dan atau ekonomi, dan sebagai sarana
perekayasaan sosial dan ekonomi menuju masa depan.

Kedudukan dan sifat konstitusi dalam suatu negara sangat kuat dan tidak dapat
dikalahkan oleh peraturan hukum lainnya bahkan konstitusi menjadi sarana pengujian
bagi Undang-Undang.sebagai norma hukum tertinggi dala, suatu negara, konstitusi
bersifat simple karena hanya memuat hal-hal yang pokok dan sangat penting juga
berfungsi sebagai pengendali peraturan hukum dibawahnya.

Konstitusi adalah hukum dasar bagi pembentukan peraturan perundang-undangan


lainnya. Oleh sebab itu, banyak negara yang menganggap bahwa konstitusi tidak dapat
diubah dengan cara-cara yang mudah. Konstitusi memiliki dua sifat yaitu, Luwes
(flexible) dan kaku (rigid), dan apabila dilihat dari bentuknya maka konstitusi dibedakan
menjadi konstitusi tertulis dan tidak tertulis.3

Perubahan atas Konstitusi merupakan sebuah keniscayaan seperti yang dituliskan


oleh John P. Wheeler, Konstitusi yang tak bisa diubah sesungguhnya mencerminkan
karakteristik sebuah konstitusi yang lemah. Tidak bisa beradaptasi dengan realita
kehidupan. Konstitusi harus bisa menyesuaikan diri dengan realitas dinamika zaman yang
terus meneurs mengalami perubahan.4

Situasi dan kondisi yang sulit dapat mempengaruhi perubahan konstitusi, karena
sistem ketatanegaraan tidak dapat dilaksanakan dengan baik, pemerintahan kacau dan
muncul ketidakpercayaan dalam menjalankan pemerintahan, maka melalui dekrit
persiden, kembali menggunakan UUD 1945. Presiden mengambil alih kepemimpinan
nasional, konstitusi. Perubahan konstitusi sangat dimungkinkan karena di dalam UUD
1945 sendiri mengatur prinsip dan mekanisme perubahan UUD 1945, yaitu termuat

1
Hukum Kosntitusi : Kesepakatan (Agreement) Dan Kebiasaan (Custom) Sebagai Pilar Konvensi Ketatanegaraan, 1st
ed. (Makassar: CV Social Politic Genius (SIGn), n.d.).
2
Ibid.
3
Jimly Asshiddiqie, Konstitusi Dan Konstitusionalisme Indonesia, pertama. (Jakarta Timur: Sinar Grafika, 2010).
4
King Faisal Sulaiman, Teori Dan Hukum Konstitusi (Bandung: Nusa Media, 2018).
dalam Pasal 37 UUD 1945. Secara filosafis UUD 1945 telah mencampurkan antara
paham kedaulatan rakyat dengan faham integralistik, sehingga mempengaruhi sistem
demokrasi yang tidak bisa berjalan dengan sempurna.5

Apabila kekuasaan eksekutif dan legislatif berada dalam satu lembaga atau satu
orang, maka kemerdekaan dalam bertindak menjadi hilang lantaran timbulnya
kekhawatiran dari salah satunya akan dibentuknya peraturan perundang-undangan yang
dibuat bersifat menindas atau pelaksanaan pemerintahan yang bersifat menindas.
Demikian juga jika kekuasaan judikatif jika digabungkan dengan kekuasaan legislatif
maka kekuasaan itu akan berbentuk sewenang-wenang bagi kehidupan dan kebebasan
warga negara, karena hakim dapat bertindak sebagai pembuat peraturan perundang-
undangan. sementara, jika kekuasaan judikatif digabungkan dengan kekuasaan eksekutif
maka hakim akan menjadi bengis dan menindas, karena ia memiliki kekuatan untuk hal
itu.6

C. Penutup
Konstitusi di Indonesia selalu mengalami perubahan, yang pertama kali berlaku
adalah UUD 1945, kemudian disusul UUD RIS pada tahun 1949 merupakan konstitusi
kedua yang mengakibatkan bentuk Negara Kesatuan berubah menjadi Negara Serikat.
UUDS 1950 merupakan konstitusi yang ketiga, walaupun kembali kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia, tetapi sistem pemerintahannya adalah Parlementer sampai
dikeluarannya Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 untuk kembali ke UUD 1945 yang
berlaku hingga reformasi yang menghantarkan amandemen UUD 1945 ke empat kali dan
berlaku sampai sekarang.

Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) merupakan hukum dasar atau konstitusi
tertulis Indonesia yang memiliki kekuatan hukum tertinggi. UUD 1945 menjadi dasar
bagi seluruh sistem hukum di Indonesia. Hukum konstitusi memiliki kekuatan normatif
yang mengikat semua warga negara, lembaga pemerintah, dan otoritas lainnya di
Indonesia. Semua peraturan perundang-undangan harus sesuai dengan ketentuan UUD
1945.

Amandemen UUD 1945 dapat dilakukan melalui mekanisme yang diatur dalam
pasal-pasal tertentu. Proses ini melibatkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan
Perwakilan Daerah (DPD), serta persetujuan Presiden. Amandemen dilakukan untuk

5
Agus Santoso, “PERKEMBANGAN KONSTITUSI DI INDONESIA,” Fakultas Hukum Universitas Widya Gama Mahakam
Samarinda 2, no. 3 (2013).
6
Indra Muchlis Adnan, Hukum Konstitusi Di Indonesia, revisi. (Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta: Trussmedia
Grafika, 2017).
memperbarui dan menyesuaikan konstitusi dengan perkembangan masyarakat dan
kebutuhan zaman. Perubahan dapat mencakup aspek struktural pemerintahan, hak-hak
asasi, dan isu-isu penting lainnya.

Hukum konstitusi, termasuk perubahan amandemen, adalah landasan utama bagi


ketertiban hukum di Indonesia. Mekanisme perubahan ini menunjukkan keterbukaan
terhadap perubahan dan reformasi. Amandemen mencerminkan fleksibilitas konstitusi
untuk beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa kehilangan kontinuitas. Ini
memungkinkan konstitusi tetap relevan dan efektif seiring berjalannya waktu.

D. Daftar Pustaka

Adnan, Indra Muchlis. Hukum Konstitusi Di Indonesia. Revisi. Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta: Trussmedia Grafika, 2017.
Asshiddiqie, Jimly. Konstitusi Dan Konstitusionalisme Indonesia. Pertama. Jakarta
Timur: Sinar Grafika, 2010.
Santoso, Agus. “PERKEMBANGAN KONSTITUSI DI INDONESIA.” Fakultas
Hukum Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda 2, no. 3 (2013).
Sulaiman, King Faisal. Teori Dan Hukum Konstitusi. Bandung: Nusa Media, 2018.
Hukum Kosntitusi : Kesepakatan (Agreement) Dan Kebiasaan (Custom) Sebagai Pilar
Konvensi Ketatanegaraan. 1st ed. Makassar: CV Social Politic Genius (SIGn), n.d.
E. Curriculum Vitae

Nama : Muhammad Fikran Dzikriansyah

Tempat, Tanggal Lahir : Karanganyar, 26 November 1997

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Alamat : Griya Bukit Jaya Blok M5 No.15 RT 03/27, Jl.


Cemara IV, Gunung Putri, Bogor

Pendidikan : S1 – Hukum Ekonomi Syariah

(Universitas Islam Negeri Walisongo)

Status : Belum Menikah

Pekerjaan : Legal Staff PT. Kampoeng Damai Tour & PT.


Maxima Media Berkarya

Anda mungkin juga menyukai