Anda di halaman 1dari 6

Seberapa penting konstitusi dijadikan akar fundamental negara ?

Keberadaan atau eksistensi konstitusi dalam kehidupan ketatanegaraan dari suatu


negara merupakan suatu hal yang sangat krusial karena tanpa adanya konstitusi dapat
dikatakan tidak akan terbentuk suatu negara. Konstitusi dan negara ibarat dua sisi mata uang
yang satu dengan lainnya tidak dapat terpisahkan. Konstitusi atau Undang-Undang Dasar
merupakan hal yang sangat penting yakni sebagai pemberi pegangan dalam mengatur
kekuasaaan negara yang harus dijalankan.
Tanpa adanya konstitusi, kekuasaan dari pemerintah menjadi tidak terbatas. Sejalan
dengan pendapat tersebut, Bagir Manan, Ketua Mahkamah Agung tahun 2001-2008,
mengatakan bahwa hakikat konstitusi merupakan perwujudan paham tentang konstitusi atau
konstitusionalisme yaitu pembatasan terhadap kekuasaan pemerintah di satu pihak dan
jaminan terhadap hak-hak warga negara maupun setiap penduduk di pihak lain. Miriam
Budiarjo mengatakan “Di dalam negara-negara yang mendasarkan dirinya atas demokrasi
konstitusional, Undang-Undang Dasar mempunyai fungsi yang khas, yaitu membatasi
kekuasaan sedemikian rupa sehingga penyelenggaran kekuasaan tidak bersifat sewenang-
wenang. Dengan demikian diharapkan hak-hak warga negara akan lebih terlindungi.”
(Budiardjo, 1978).
Suatu negara di dunia, tentunya mempunyai konstitusi karena hal ini merupakan salah
satu syarat penting dalam mendirikan dan membangun suatu negara yang merdeka. Dari hal
tersebut dapat terlihat peran penting dari Konstitusi dalam membentuk suatu negara yang
merdeka. Konstitusi merupakan suatu kerangka kehidupan politik yang sesungguhnya telah
dibangun pertama kali saat peradaban dunia dimulai karena hampir semua negara
menghendaki kehidupan bernegara yang konstitusional. Adapun ciri-ciri pemerintahan yang
konstitusional diantaranya memperluas partisipasi politik, memberi kekuasaan legislatif pada
rakyat, menolak pemerintah otoriter dan sebagainya (Adnan Buyung Nasution, 1995).
Konstitusi dalam suatu negara itu penting keberadaannya. Hal ini berkaitan juga
dengan unsur terbentuknya suatu negara. Dalam mendirikan suatu negara diperlukan unsur-
unsur sebagai berikut:
1. Adanya wilayah;
2. Rakyat; dan
3. Pemerintahan yang diakui
Wilayah adalah batas suatu negara yang meliputi darat, laut, dan udara. Rakyat adalah
sekumpulan manusia yang hidup di suatu tempat bersama dengan manusia lainnya.
Sedangkan pemerintah merupakan alat bagi negara dalam menyelenggarakan segala
kepentingan rakyatnya dan merupakan alat yang juga digunakan dalam mewujudkan tujuan
yang sudah ditetapkan oleh negara. Sebagai alat, maka pemerintahan harus mempunyai
batasan-batasan yang ditetapkan secara permanen dan tegas. Batasan-batasan tersebut disebut
konstitusi.
Konstitusi digunakan sebagai akar fundamental suatu negara karena dengan adanya
konstitusi yang mengatur baik pemerintah maupun rakyat demi terciptanya cita-cita dan
tujuan dari suatu Negara. Dengan adanya konstitusi akan tercipta pembatasan kekuasaan
melalui pembagian wewenang dan kekuasaan dalam menjalankan negara. Selain itu, adanya
konsitusi juga menjadi suatu hal yang sangat penting untuk menjamin hak-hak dari warga
negara, sehingga tidak terjadi perlakuan yang sewenang-wenang dari pemerintah.
Konstitusi menempati posisi penting dan strategi dalam ketatanegaaraan dari suatu
negara. Konstitusi juga digunakan sebagai tolak ukur dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara karena dalam pelaksanaannya konstitusi merupakan bukti sejarah perjuangan para
pendahulu sekaligus memuat ide-ide dasar yang telah dikemukakan oleh para pendiri negara.
Konstitusi memberikan arahan kepada generasi penerus dalam membawa negara supaya lebih
dekat dengan tujuan dan cita-cita bangsa.
bagaimana sistem konstitusi di Indonesia?

Indonesia sebagai negara merdeka tentunya memiliki konstitusi sebagai landasan


dalam menjalankan dan melaksanakan pemerintahan negara. Karena Indonesia merupakan
negara demokrasi maka konstitusi yang digunakan saat ini berupa konstitusi demokratis.
Konstitusi merupakan media bagi terciptanya kehidupan yang demokratis bagi seluruh warga
negara. Dalam konstitusi demokratis itu juga mengandung prinsip-prinsip dasar demokrasi
dalam kehidupan bernegara yang meliputi penempatan warga negara sebagai sumber utama
kedaulatan, terjaminnya hak-hak warga negara, pembatasan pemerintahan, serta pembatasan
dan pemisahan kekuasaan negara.
Konsep konstitusi Indonesia bersumber pada Undang-Undang Dasar 1945. Sebagai
aturan yang mendasar, UUD1945 harus mampu merefleksikan norma tertinggi yang ada di
Indonesia yakni Pancasila. Undang-Undang Dasar Indonesia juga menempatkan Pancasila
dalam pembukaannya. Undang-Undang Dasar menciptakan pokok-pokok pikiran yang
terkandung dalam pembukaan di dalam pasal-pasalnya. Pokok pikiran tersebut nanti yang
diharapkan dapat mewujudkan cita-cita bangsa.
Sebagai hukum dasar tertulis atau konstitusi tertulis UUD 1945 memiliki sifat
mengikat, baik bagi penyelenggara negara, lembaga negara, lembaga kemasyarakatan,
maupun seluruh warga negara. UUD 1945 pada isinya mengandung norma-norma, kaidah-
kaidah, atau aturan-aturan yang harus dilaksanakan dan ditaati oleh semua komponen negara.
Funsu UUD 1945 ialah sebagai hukum yang tertinggi menjadi sumber dan pedoman hukum
bagi setiap peraturan perundang-undangan yang ada di bawahnya. Lalu karena UUD 1945b
dijadikan sebagai dasar atau akar fundamental negara yang membatasi dan mengatur
pelaksanaan pemerintahan, setiap tindakan dan kebijakan pemerintah sebagai penyelenggara
negara harus sesuai dan berpedoman pada UUD 1945.
Sifat dari konstitusi negara adalah fleksibel (luwes) dan rigid (kaku). Konstitusi
negara memiliki sifat fleksibel/ luwes apabila konstitusi itu memungkinkan adanya perubahan
pada waktu tertentu sesuai dengan perkembangan jaman/dinamika masyarakatnya.
Sedangkan konstitusi negara dikatakan bersifat rigid atau kaku apabila konstitusi itu sulit
untuk diubah kapan pun itu.
Pada dasarnya konstitusi dibuat sulit untuk diubah supaya dapat dibedakan dengan
norma atau aturan hukum biasa. Namun, pada kenyataannya Indonesia sendiri telah
mengalami beberapa kali perubahan konstitusi dalam proses dan sejarahnya. Pada
perjalanannya UUD 1945 merupakan produk dari Panitia Persiapan Kemerdekaan Republik
Indonesia (PPKI) yang disahkan dan ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945.Sebelum itu
terbentuknya konstitusi di Indonesia diawali pada saat Jepang memberikan janji kepada
Indonesia yang kemudian membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Perancangan awal UUD 1945sebagai konstitusi tertulis
dilakukan oleh BPUPKI, dengan dua masa sidang yaitu tanggal 29 Mei- 1 Juni 1945 dan
masa tanggal 10-17 Juli 1945.
Perubahan pada UUD 1945 membuktikan bahwa konstitusi dapat berubah. Namun,
perlu diingat bahwa perubahan yang dilakukan hanya pada batang tubuh UUD 1945 saja,
bukan pada pembukaannya. Hal ini karena, pada Pembukaan UUD 1945 mengandung nilai
yang ada dalam dasar negara Indonesia, yakni Pancasila yang merupakan norma fundamental
negara.
Negara yang pernah mengalami transisi ke demokrasi menjadikan reformasi
konstitusi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pembaharuan politik. Demikian
pentingnya reformasi konstitusi sehingga kehadirannya dianggap sebagai suatu keharusan.
Sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 dan diikuti pengesahan
UUD 1945 sebagai konstitusi pada tanggal 18 Agustus 1945, hingga kini UUD 1945 sebagai
konstitusi telah mengalami perkembangan yang disertai pula dengan perubahan-perubahan.
Hal itu disebabkan karena perkembangan politik demokrasi yang selalu berkembang dan
berubah-ubah pula.
Perkembangan konstitusi di Indonesia sangat dipengaruhi oleh sistem politik pada
waktu tertentu. Pada mulanya UUD 1945 digunakan sebagai konstitusi, tetapi sempat tidak
diberlakukan pada pemerintahan Republik Indonesia Serikat dan pada masa sistem
parlementer. Namun, pada akhirnya UUD 1945 sebagai konstitusi di Indonesia diberlakukan
kembali hingga kini. Saat ini pun UUD 1945 yang berlaku telah mengalami 4 kali perubahan
atau amandemen.
Sistem politik dari suatu. negara tentunya berpengaruh pada perkembangan
ketatanegaraan suatu bangsa. Begitu pula dengan di Indonesia, sistem konstitusi Indonesia
telah mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan politik beberapa periode yang
memengaruhi perkembangan ketatanegaraan Indonesia. Berikut konstitusi yang pernah
berlaku di Indonesia:
1. UUD 1945 (18 Agustus 1945-27 Desember 1949)
Pada masa periode pertama terbentuknya Negara Republik Indonesia,
konstitusi yang berlaku adalah UUD 1945 hasil rancangan BPUPKI yang kemudian
disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Menurut UUD 1945 kedaulatan
berada di tangan rakyat dan dilaksanakan oleh MPR yang merupakan lembaga
tertinggi negara. Menurut kedudukannya UUD 1945 merupakan konstitusi tertinggi
karena UUD 1945 dijadikan dasar pembuatan suatu peraturan perundang-undangan
yang lain. Oleh karena itu sifat UUD 1945 termasuk konstitusi rigid (kaku) karena
UUD 1945 hanya dapat diubah dengan cara tertentu secara khusus dan istimewa tidak
seperti mengubah peraturan perundangan biasa.
2. Konstitusi Republik Indonesia Serikat (27 Desember-17 Agustus 1950)
Adanya persetujuan berdasarkan Konferensi Meja Bundar (KMB), Negara
Kesatuan Indonesia berubah menjadi Negara Republik Indonesia Serikat. Hal ini
berpengaruh pula pada konstitusi yang berlaku, pada tahun 1949 berubahlah
konstitusi Indonesia yaitu dari UUD 1945 menjadi Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia Serikat.
Kekuasaan kedaulatan Republik Indonesia Serikat dilakukan oleh pemerintah
Bersama dengan DPR dan Senat. Sistem pemerintahan presidensial berubah mejadi
parlementer karena kepala negara dan kepala pemerintahan dijabat oleh orang yang
berbeda. Presiden sebagai kepala negara dengan perdana Menteri sebagai kepala
pemerintahan.
3. UUDS 1950 (17 Agustus 1950-5 Juli 1959)
Konstitusi RIS tidak bertahan lama. Satu persatu negara bagian
menggabungkan diri menjadi Negara Republik Indonesia. Kemudian disepakati untuk
kembali ke NKRI dengan menggunakan UUD sementara 1950. Bentuk Negara dari
konstitusi ini adalah Negara Kesatuan, yakni tidak terdapat negara dalam negara
sebagaimana halnya bentuk negara serikat. Sistem pemerintahannya adalah
parlementer
4. UUD 1945 (5 Juli 1959-sekarang)
Penetapan kembali berlakunya UUD 1945 sebagai konstitusi Indonesia.
Dengan adanya dekrit presiden 5 Juli 1959 berlakulah kembali Undang-Undang Dasar
1945. Berlakunya kembali UUD 1945 berarti juga mengubah sistem
ketatanegaraannya, Presiden yang sebelumnya kepala negara selanjutnya juga sebagai
kepala pemerintahan dibantu menteri-menteri cabinet yang bertanggung jawab kepada
presiden. Sistem pemerintahan yang sebelumnya parlementer berubah menjadi
presidensial. UUD 1945 yang berlaku sampa saat ini telah diamandemen sebayak 4
kali (I-IV)

Santoso, M. Agus. 2013. Perkembangan Konstitusi di Indonesia. Jurnal Yustisia. 2(3):121-126.

Santoso, M. Agus. 2009. Kajian Hubungan Timbal Balik Antara Politik dan Hukum, Jurnal
Ilmiah Hukum “YURISKA” .1(1): 1-10.

Manan, Bagir. 2003. Teori dan Politik Konstitusi. Yogyakarta: FH UII PRESS.

Lucienne Agatha Larasati Nugraha Putri 2008551049

Anda mungkin juga menyukai