Mengapa konstitusi menjadi suatu yang sangat penting dalam tatanan kehidupan
ketatanegaraan suatu negara, karena konstitusi merupakan sekumpulan aturan yang mengatur
organisasi negara, serta hubungan antara negara dan warga negara sehingga saling menyesuaikan
diri dan saling bekerja sama antara satu dengan yang lainnya. Menurut A.Hamid S.Attamimi,
konstitusi dalam negara sangat penting sebagai pemberi pegangan dan pemberi batas, sekaligus
dipakai sebagai pegangan dalam mengatur bagaimana kekuasaan negara harus dijalani. 1
Selain sebagai pembatas kekuasaan, konstitusi digunakan sebagai alat untuk menjamin
hak-hak warga negara. Hak-hak tersebut mencakup hak-hak asasi, seperti hak untuk hidup,
kesejahteraan hidup dan hak kebebasan. Mengingat pentingnya konstitusi dalam suatu negara ini.
Undang-undang sebagai konstitusi tertulis merupakan dokumen formal yang berisikan hasil
perjuangan politik bangsa diwaktu yang lampau, Tingkat-tingkat tertinggi pengembangan
ketatanegaraan bangsa, pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak di wujudkan baik untuk
sekarang atau dimasa yang akan mendatang.
1
M. Sholly Lubis, Asas-Asas Hukum Tata Negara, (Bandung: Alumni), 1982 h. 93
2
Moh. Kusnardi, et all, Ilmu Negara, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000), h. 72
Berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan arti penting konstitusi dalam negara dapat
dijadikan sebagai barometer kehidupan bernegara dan berbangsa, serta memberikan arahan dan
pedoman bagi generasi penerus bangsa dalam menjalankan suatu negara.3
Sejak awal didirikan, Indonesia sudah menyatakan dirinya sebagai Negara konstitusional.
Hal itu bisa dipastikan sekurang-kurangnya dalam empat hal. Pertama menjelang kemerdekaan
pemerintah penjajahan Jepang membentuk satu badan persiapan kemerdekaan, Dokoritzu Zunbi
Coosakai, 3 dengan tugas menyiapkan rancangan undang-undang dasar yang akhirnyarancangan
pembukaan dan UUD yang dibuatnya disahkan panitia berikutnya, Dokuritzu Zunbilinkai,
sebagai dasar dan UUD Negara yakni UUD 1945. Sebab negara yang dibentuk dengan sebuah
konstitusitentunya menganut konstitusionalisme, sebab UUD merupakan bagian dari, bahkan
sering kali disamakan dengan konstitusi. Kedua, dalam pembukuan UUD 1945 sendiri tepatnya
pada alenia empat dinyatakan bahwa secara eksplisit bahwa negara ini didirikan dalam susunan
undang-undang dasar negara seperti dikalimat “maka disususnlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalam undang-undang dasar”.
3
Dahlan Thain, et. All, Teori dan Hukum Konstitusi, (Jakarta: Raja Graindo Persada, 2001), h. 65
4
Jimmly Asshidiqie, Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi, (Jakarta Timur: Sinar Grafik, 2011) h. 30-31
tahun 1999. Namun demikian, bukan berarti selama kurun waktu tersebut Negara Indonesia
hanya memiliki satu undang-undang dasar. Sejak proklamasi kemerdekaan Negara Indonesia
pernah memiliki dua konstitusi yang bersifat sementara selain undang-undang dasar 1945 itu,
yaitu Konstitusi Republik Indonesia Serikat (1949-1950) ketika Negara Indonesia berbentuk
federasi dan Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) tahun 1950 ketika Indonesia kembali
menjadi kesatuan. Bahkan dalam kurun waktu Negara Kesatuan Republik Indonesia dibawah
sistem konstitusional Undang-Undang Dasar Sementara (1950-1959), lembaga pembentuk
undang-undang yang bernama “Konstituante” telah berhasil merumuskan sebagian besar draf
atau rancangan “undang-undang dasar tetap”. Ketua Majelis Konstituante, Mr. Wilopo
mengemukakan, Konstituante telah menyelesaikan lebih kurang 90% materi pekerjaannya.5
Sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 hingga sekarang di Indonesia telah berlaku tiga
macam Undang-Undang Dasar dalam empat priode yaitu:
5
Jimmly Asshidiqie, Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi h 87-89