Anda di halaman 1dari 4

Cahya Agung Pambudi

11000122140693

Hukum Tata Negara

Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang Tahun 2022


Perkembangan Hukum Tata Negara di Indonesia

Hukum tata negara adalah sebuah aturan yang bersangkutan dengan berbagai tindakan
suatu negara. Hukum tata negara adalah bentuk hukum yang mendefinisikan
hubungan antara berbagai lembaga di dalam suatu negara, yaitu eksekutif, legislatif,
dan yudikatif. Indonesia bukan satu-satunya negara yang memiliki sistem hukum
tersebut, diantaranya diistilahkan juga dalam bahasa Inggris, constitutional law.
Sementara itu di negara Belanda, penyebutannya sebagai staatsrecht. Ketiganya
memiliki perbedaan hanya dalam penyebutan, tetapi memiliki definisi yang sama dan
tujuan yang hampir sama. Meskipun demikian, hukum tata negara memiliki banyak
definisi dari para ahli.

1. Menurut Scholten mendifinisikan hukum tata negara adalah suatu aturan yang
mengatur organisasi dalam negara. Ruang lingkupnya berupa seluruh organ negara,
hak serta kewajiban, hubungan, serta tugas masing-masing dalam melaksanakan tugas
kenegaraan.
2. Menurut Kusmandi Pudjosoewojo yang merupakan tokoh negeri mendefinisikan
hukum tata negara adalah aturan terhadap tata negara kerajaan maupun pemerintahan.
Hukumnya menunjukkan atasan maupun bawahan serta adanya hirarki atau tingkatan
tertentu dan menyinggung wilayah hukum masyarakat tersebut yang nantinya akan
menunjukkan perlengkapan dari masyarakat tersebut.

Indonesia mulai mengenal tata hukumnya sejak lahirnya Negara Indonesia yaitu
pada 17 Agustus 1945. Di Indonesia, Teori Hukum Tata Negara mulai mendapatkan
perhatian dan mulai berkembang saat bangsa Indonesia memasuki era reformasi pada
tahun 1988 yang mendorong perubahan besar sistem praktik ketatanegaraan
Indonesia. Sejak Era Reformasi tersebut, kehidupan ketatanegaraan Indonesia berubah
menjadi dinamis. Demokrasi memberikan ruang terhadap tuntutan perubahan yang
terkait dengan peyelenggaraan negara, kelembagaan negara, dan hubungan negara
dengan warga negara. Demokrasi menuntut adanya kebebasan berpendapat yang
melahirkan banyak pilihan sistem dan struktur ketatanegaraan. Tuntutan perubahan
sistem menimbulkan perdebatan karena aturan dan kelembagaan yang ada menurut
Hukum Tata Negara positif tidak lagi sesuai dengan aspirasi dan kehidupan di
masyarakat sehingga memberikan alternatif aturan dan kelembagaan baru. Berbagai
tuntutan perubahan berujung pada tuntutan perubahan UUD 1945 yang telah lama
disakralkan dan mengakibatkan “deskralisasi”.

Perubahan UUD 1945 telah dilakukan sebanyak empat kali yang mengakibatkan
perubahan yang mendasar dalam Hukum Tata Negara Indonesia yang dapat dikatakan
sebagai sebuah konstitusi baru dengan nama resmi “Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945”.

Sejak saat itu, Fondasi penting dinamisasi ketatanegaraan tersebut adalah reformasi
konstitusi yang memungkinkan perubahan atau amandemen Undang-Undang Dasar
1945. Dibentuknya Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia pada tahun 2003
berperan mendinamisasi kehidupan ketatanegaraan Indonesia melalui wewenang yang
dimiliki karena sebelum berdirinya MKRI, Hukum Tata Negara tidak memiliki lahan
praktik kecuali praktik nonyudisial di lingkungan lembaga politik. Keberadaan
Mahkamah Konstitusi dengan fungsinya sebagai penjaga dan penafsir konstitusi
tersebut telah menggairahkan perkembangan teori Hukum Tata Negara. Itulah yang
menjadi dasar bahwa Hukum Tata Negara Indonesia berkembang pesat seiring
berkembangnya zaman dari waktu ke waktu.

Berdasarkan sejarah Hukum Tata Negara di Indonesia melalui penjelasan diatas dapat
disimpulkan bahwa, seiring berkembangnya zaman akan banyak perubahan yang
terjadi dimasyarakat. Akan perdebatan yang akan timbul karena perubahan
kebutuhan bahkan budaya di masyarakat akan selalu berkembang. Itulah fungsinya
betapa pentingnya demokrasi untuk memahami apa yang terjadi dimasyarakat yang
akan disesuaikan dengan peraturan yang sudah ada. Sangat penting hubungan antara
anggota parlemen dan masyarakat untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang
aman tanpa ada perselisihan setiap golongan masyarakat. Perselisihan antara anggota
parlemen dengan masyarakat tidak akan pernah terhindarkan karena perubahan yang
selalu terjadi seperti halnya COVID-19 yang memporakporandakan sistem tata
hukum di Indonesia karena setiap lapisan masyarakat memiliki kepentingan yang
berbeda-beda. Disitulah anggota parlemen berperan sebagai jembatan aspirasi
masyarakat.
Sumber Referensi

http://repository.lppm.unila.ac.id/39797/1/2021%2011%20Sejarah%20HTN
%20Indonesia%2C%20Buku%20Ajar%20Zulkarnain%20Ridlwan.pdf

http://safaat.lecture.ub.ac.id/files/2014/03/PERKEMBANGAN-TEORI-HUKUM-
TATA-NEGARA-DAN-PENERAPANNYA-DI-INDONESIA.pdf

https://www.jimlyschool.com/diklat/hukum-tata-negara/

Anda mungkin juga menyukai