Anda di halaman 1dari 3

Nama : Salsa Azzahra Nur Fadillah

Prodi : S1 Gizi

NIM : 1321123019

PERLINDUNGAN HAK ASASI MANUSIA

DALAM NEGARA HUKUM INDONESIA

1. Pengertian HAM
HAM merupakan hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk
Tuhan yang Maha Esa, dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.
Berbagai hak asasi di berbagai aspek kehidupan dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Hak asasi politik ( political right), yaitu hak untuk ikut serta dalam pemerintahan, hak memilih
dan dipilih dalam Pemilu, hak mendirfikan partai dan sebagainya.
b. Hak asasi ekonomi ( property right ), hak untuk memiliki sesuatu, membeli dan menjualnya,
serta memanfaatkannya.
c. Hak asasi hukum ( right of legal equality ) , yaitu hak untuk mendapat perlakuan yang sama
dalam hukum dan pemerintahan. Serta hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam
tata cara peradilan dan perlindungan ( prosedural right ). Misalnya peraturan dalam,
penangkapan, penggeledahan, peradilan dan sebagainya.
d. Hak asasi sosial dan kebudayan ( social and culture right ), misalnya hak untuk memilih
pendidikan, mengembangkan kebudayaan dan sebagainya.
e. Hak atas pribadi ( personal right ), yang meliputi kebebasan menyatakan pendapat,
kebebasan memeluk agama dan sebagainya.
Tindakan diskriminatif tersebut diatas merupakan pelanggaran HAM, baik yang bersifat vertikal
(dilakukan aparat negara terhadap warga negara atau sebaliknya ) maupun horisontal ( antar
warga negara sendiri); dan tidak sedikit yang masuk dalam kategori pelanggaran HAM berat
( gross violation of human right ).
2. Sejarah Perkembangan HAM
Lahirnya HAM dimulai dengan lahirnya Magna Charta. Ide untuk merumuskan dalam suatu
naskah internasional berangkat dari kondisi perang dunia yang melibatkan banyak pihak di dunia
ini, dimana hak asasi manusia pada saat itu terinjak-injak.
Perang dunia ke I dan ke II telah merevitalisasi HAM menjadi wacana dunia dengan
dideklerasikannya Universal Declaration of Human Right ( pernyataan sedunia tentang HAM)
pada tanggal 10 Desember 1948 oleh negara-negara yang tergabung dalam PBB
3. Ciri-ciri Negara Hukum
a. Terdapat pembatasan kekuasaan negara terhadap perorangan, maksudnya negara tidak
dapat bertindak sewenang-wenang. Tindakan negara dibatasi oleh hukum, individual
mempunyai hak terhadap negara atau rakyat mempunyai hak terhadap penguasa.
b. Azas Legalitas
Setiap tindakan negara harus berdasarkan hukum yang telah diadakan terlebih dahulu yang
harus ditaati juga oleh pemerintah atau aparaturnya.
c. Pemisahan Kekuasaan
Agar hak-hak azasi itu betul-betul terlindung adalah dengan pemisahan kekuasaan yaitu badan
yang membuat peraturan perundang-undangan, melaksanakan dan mengadili harus terpisah
satu sama lain tidak berada dalam satu tangan.
4. Hubungan antara HAM dan Negara Hukum
Hubungan antara Hak Asasi manusia dan negara hukum sangat erat. Hak asasi mausia adalah
hak dasar atau kewarganegaraan yang melekat pada individu sejak ia lahir secara kodrat yang
diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Esa yang tidak dapat dirampas dan dicabut
keberadaannya dan wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah dan setiap orang demi kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat manusia.
Dalam uraian diatas dapat disimpulkan hubungan antara HAM dan Negara Hukum. Dalam
penegakan Hak Asasi Manusia harus diladasi oleh aturan hukum, yaitu aturan perundang-
undangan. Pemerintahdalam menegakan HAM di negara yang berasaskan hukum, harus selalu
memperhatikan peraturan-peraturan yang berlaku. Jika pemerintah melakukannya dengan
kekuasaan, maka orang yang duduk dalam pemerintahan itulah yang akan terjerat oleh
hukum.Tetapi itupun jika bertentangan dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.
Hubungan yang lainya dalam konsep negara hukum dijelaskan bahwa negara hukum memiliki
salah satu ciri yaitu warga negara harus mendapatkan perlindungan HAM. Karena jika itu
dilanggar akan bertentangan dengan prinsip negara hukum itu sendiri.
5. Kewajiban Warga Negara
kewajiban berarti suatu keharusan maka apapun itu jika merupakan kewajiban kita harus
melaksaakannya tanpa ada alasan apapun itu. Wujud hubungan antara warga negara dengan
negara adalah pada umumnya adalah berupa peranan (role). Peranan pada dasarnya adalah
tugas apa yang dilakukan sesuai dengan status yang dimiliki, dalam hal ini sebagai warga Negara.
Kewajiban warga negara adalah:
1. Setiap orang wajib menghormati hak asasi orang lain dalam tata tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (Pasal 28J ayat 1 UUD 1945).
2. Di dalam menjalankan hak dan kebebasannya setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan-
pembatasan yang ditetapkan oleh Undang-Undang dengan maksud semata-semata untuk
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain, dan untuk
memenuhi tuntutan yanga adil sesuai dengan pertibangan moral, keamanan, dan ketertiban
umum dalam suatu masyarakat demokratis. (Pasal 28J ayat 2 UUD 1945)
3. Setiap orang wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. (Pasal 68 UU No.39/1999)
4.Setiap warga Negara berkewajiban ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan. (Pasal
30 UUD 1945)
5.Setiap warga Negara wajib menjunjung hukum dan pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. (Pasal 27 UUD 1945)
6.Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
(Pasal 31 ayat 2 UUD 1945)
6. Peradilan Hak Asasi Manusia
Pengadilan HAM diatur dalam Undang-Undang nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak
Asasi Manusia. Sesuai dengan ketentuan Pasal 2 Undang-Undang Pengadilan HAM, maka
Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan Peradilan Umum,
dalam Pengadilan HAM ada hakim ad hoc yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden selaku
Kepala Negara atas usul Ketua Mahkamah Agung untuk masa jabatan lima tahun dan dapat
diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan. (Pasal 28 UU No. 26/2000).
Pengadilan HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak
asasi manusia yang berat yang dilakukan baik di negara Indonesia maupun di luar batas teritorial
wilayah negara Republik Indonesia oleh warga negara Indonesia (Pasal 4 dan 5 UU. No.
26/2000).
Pengadilan HAM tidak berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi
manusia yang berat yang dilakukan oleh seseorang yang berumur di bawah 18 tahun pada saat
kejahatan dilakukan (Pasal 6 UU. No. 26/2000).

Anda mungkin juga menyukai