Anda di halaman 1dari 6

SIAPAKAH WARGA NEGARA INDONESIA

Warga negara adalah "a citizen is a member of a group living under cetain laws" yang
berarti anggota dari sekelompok manusia yang hidup atau tinggal di wilayah hukum negara
tertentu. Menurut Aristoteles, menjadi warga negara yang terbaik adalah kombinasi
Aristokrasi dan demokrasi. Dalam UUD 1945 hasil amandemen, pasal 26 ayat 1, dijelaskan
bahwa yang termasuk warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dalam UUD sebagai warga negara. (1,2)

Penduduk asli ialah setiap orang yang lahir di suatu tempat, wilayah, atau Negara, dan
menetap disana dengan status orisinal asli atau tulen, secara lebih kusus istilah pribumi
ditujukan kepada setiap orang yang terlahir dengan orangtua yang juga terlahir disuatu tempat
tersebut. Penduduk asli merupakan warga asli suatu tempat yang lahir dan hidup dari daerah
tersebut dan mencari nafkah serta berdomisili di daerah tersebut. Hal ini sesuai dengan
pendapat Bintarto 1983:69 dalam (3) yang mengemukakan bahwa pribumi memiliki ciri khas,
yakni memiliki bumi tanah atau tempat tinggal yang berstatus hak milik pribadi. (4)

Istilah orang asing telah diatur dalam Pasal 1 angka 9 Undang Undang No. 6 Tahun
2011 tentang keimigrasian, bahwa “orang asing adalah orang yang bukan warga negara
indonesia, sedangkan warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undangu ndang sebagai warga negara sesuai pengaturan
Pasal 26 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945”.

Warga negara Indonesia dari bangsa lain dapat diartikan sebagai individu yang lahir
di Indonesia dan memiliki status kewarganegaraan Indonesia, namun memiliki latar belakang
etnis atau keturunan yang berasal dari bangsa atau suku tertentu selain pribumi. Mereka tetap
diidentifikasi sebagai warga negara Indonesia, tetapi mungkin memiliki warisan budaya atau
keturunan yang berbeda dari pribumi. Ini mencakup mereka yang, meskipun bukan pribumi,
masih menjadi bagian integral dari masyarakat Indonesia dan memiliki hak dan tanggung
jawab sebagai warga negara.

Menurut perspektif Notonegoro dalam (5), Hak didefinisikan sebagai prerogatif yang
dimiliki oleh subjek tertentu. Hak ini mencakup kemampuan untuk menerima atau
melaksanakan suatu tindakan yang prinsipnya tidak dapat dilakukan oleh pihak lain, yang
mungkin terpaksa melaksanakannya. Dalam pandangan para akademisi, hak dapat diartikan
sebagai kebutuhan esensial seseorang untuk menjaga kesejahteraannya dan melibatkan
kemampuan untuk menerima atau melakukan tindakan tertentu demi kepentingan dirinya
sendiri. Hal ini bertujuan untuk memfasilitasi setiap individu agar dapat terhubung dengan
hak-haknya dan mengungkapkan pandangan serta ide-ide mereka secara terbuka sebagai
warga negara. Penjelasan ini digunakan untuk menekankan urgensi dan batasan yang
diberlakukan terhadap warga negara Indonesia dalam menggunakan hak kebebasan
berekspresi di ruang publik.

Hak dan tanggung jawab warga negara, juga dikenal sebagai Hak Asasi Manusia
(HAM), merupakan prasyarat esensial dalam kerangka demokrasi hukum suatu negara dan
wajib dipatuhi oleh individu atau subjek hukum tersebut. Untuk mengimplementasikannya,
individu sebagai warga negara perlu memahami ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur
hak asasi manusia, hak, dan tanggung jawab di tingkat nasional. Regulasi-regulasi ini
melibatkan berbagai peraturan hukum, seperti Amandemen Kedua UUD 1945, Ketetapan
MPR Nomor XVII Tahun 1998, Peraturan Pemerintah Nomor 39/1999 tentang Hak Asasi
Manusia (HAM), Tata Tertib Nomor 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik, Peraturan Menteri
Nomor 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan Menteri Nomor 22/199
tentang Pemerintah Wilayah. Hak asasi manusia atau hak dan tanggung jawab warga negara,
yang tercakup dalam norma hukum, dapat dikategorikan ke dalam dimensi-dimensi seperti
politik, ekonomi, budaya masyarakat, hukum, agama, dan Pertahanan Keamanan. Mencapai
kondisi yang mendukung memerlukan dukungan pemerintah, partisipasi masif, dan
ketersediaan fasilitas yang responsif. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan konseptual dan
strategis guna memastikan bahwa kehidupan berbangsa dan bernegara berlangsung sesuai
dengan prinsip-prinsip hukum dalam konteks negara demokrasi yang adil dan benar. Filah
(2020)

Kalua Hak-Hak warga negara yang diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan,
antara lain :

 Hak perorangan atau kelompok untuk menyampaikan pendapat sebagai perwujudan hak
berdemokrasi (pasal 2 ayat I Undang-Undang nomor 9 tahun 1998).
 Hak untuk memilih wakilnya di MPR, DPR/DPRD;
 Hak untuk dipilih sebagai wakil di MPR maupun DPR/DPRD;
 Hak untuk berusaha;;Hak untuk memperoleh perlakuan yang baik;
 Hak untuk meperoleh bantuan hukum;
 Hak memilih tempat tinggl;
 Hak untuk mendapatkan kepastian hukum;
 Hak untuk memperoleh pelayanan dari pemerintah;
 Hak memanfaatkan sarana hukum;
 Hak untuk memperoleh perlindungan dari ancaman kekerasan dan penyiksaan;

Warga negara memiliki kewajiban yang harus dilaksanakan sebagai perwujudan tanggung
jawabnya kepada negara. Kewajiban merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh setiap
warga negara terhadap negara.
Warga negara mempunyai berbagai kewajiban sebagaimana tercantum dalam UUD 1945
antara lain :

* Menjunjung hukum dan pemerintahan

* Turut serta dalam upaya pembelaan negara

* Ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara

Di samping itu warga negara mempunyai kewajiban lain yang diatur dalam aturan
perundang-undangan seperti :

* Membayar pajak;

* Menghargai warga negara;

* Memenuhi panggilan aparat penegak hukum;

* Memelihara kelestarian lingkungan;

* Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa;

* Ikut memelihara fasilitas kepentingan umum;

Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945.

1) Pasal 27 ayat 1 dan 3:

1. Segala warga negara bersamaan

kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

2. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.

2) Pasal 28J ayat 1 dan 2:


1. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

2. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib

tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata
mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan

orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan

pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis.

3) Pasal 30 ayat 1:

Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara.

4) Pasal 31 ayat 2:

Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayai nya.
(7–9)

Sebagai warga negara Indonesia, penting bagi kita untuk memahami makna dari hak
dan tanggung jawab. Tujuannya adalah agar setiap warga negara dapat bertanggung jawab
sesuai dengan hak dan kewajibannya masing-masing. Namun, dalam kenyataannya, masih
ada banyak warga negara yang melanggar hak mereka dan mengabaikan kewajiban mereka,
yang akhirnya merugikan diri sendiri, orang lain, bahkan negara. Sebagai contoh kasus
pelanggaran hak, ada tindakan menangkap seseorang tanpa dasar hukum yang jelas demi
menjaga stabilitas. Tindakan ini merupakan pelanggaran terhadap hak individu sebagai
aparatur negara, karena dalam proses penangkapan seharusnya didasarkan pada hukum yang
berlaku, bukan hanya demi menjaga stabilitas semata. Sementara itu, sebagai contoh
pengingkaran kewajiban sebagai warga negara adalah ketika seseorang tidak membayar
pajak. Sebagai warga Indonesia, kita memiliki kewajiban membayar pajak kepada negara.
Jika kita tidak memenuhi kewajiban ini, maka kita sebenarnya sedang mengabaikan tanggung
jawab kita sebagai warga negara Indonesia. (9) Adapun beberapa bentuk pelanggaran yang
telah dijabarkan sebagai berikut:

a) Pelanggaran Kebebasan Berpendapat Kebebasan berpikir dan berekspresi pendapat diatur


dalam Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 28
E ayat (3). Setiap individu memiliki hak untuk kebebasan berserikat, berkumpul, dan
menyatakan pendapat. Pelanggaran terhadap hak berpendapat dapat dilakukan oleh
pemerintah atau kelompok individu, yang dapat menghambat kebebasan berpendapat orang
lain. Meskipun ada perlindungan hukum terhadap pendapat, sikap dalam menyatakan
pendapat harus dijaga dengan menghormati orang lain dan mematuhi norma sopan santun.

b) Penggunaan Budaya Kekerasan atau Main Hakim Sendiri di Masyarakat Tindakan main
hakim sendiri dalam masyarakat dapat timbul karena berbagai faktor. Faktor-faktor penyebab
termasuk kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang hukum, kekhawatiran
terhadap kasus pencurian yang tidak terungkap, penegakan hukum yang lemah, dan
ketidakpercayaan masyarakat terhadap aparat penegak hukum.

c) Pelanggaran Hak Asasi Manusia (Pemerkosaan, Penculikan, Pembunuhan, dll.) Menurut


Yusnawan Lubis dan Mohamad Sodeli dalam buku "Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan," upaya pencegahan pelanggaran HAM dapat dilakukan dengan langkah-
langkah berikut:

 Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap prinsip HAM,


melalui perbaikan kualitas lembaga pendidikan formal dan non-formal seperti sekolah
dan perguruan tinggi.
 Melakukan penegakan demokrasi dan supremasi hukum dengan kerja sama antara
aparat penegak hukum dan masyarakat, untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam pencegahan HAM.
 Menghargai dan menghormati antar kelompok dan golongan, mendorong terciptanya
hubungan kerja sama yang baik di antara mereka.
 Meningkatkan pengawasan masyarakat dan lembaga politik terhadap penegakan
HAM oleh pemerintah.
 Meningkatkan kualitas pelayanan publik.
 Meningkatkan profesionalisme lembaga pertahanan dan keamanan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Yuniarto B. Membangun kesadaran warga negara dalam pelestarian lingkungan.


Deepublish; 2013.

2. Namang RB. Negara dan Warga Negara Perspektif Aristoteles. J Ilm Din Sos.
2020;4(2):247–66.

3. Sari RM, Haryono E, Nugraheni IL. Kesejahteraan Penduduk Asli Dan Pendatang di
Desa Melungun Ratu Kecamatan Sungkai Tengah Lampung Utara. JPG (Jurnal Penelit
Geogr. 2020;8(1):68–75.

4. Tefa S. RELASI SOSIAL ANTARA PENDUDUK ASLI DAN PENDUDUK


PENDATANG [Internet]. Vol. 21, Malaysian Palm Oil Council (MPOC). 2020. 1–9 p.
Available from:
http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/2203%0Ahttp://
mpoc.org.my/malaysian-palm-oil-industry/

5. Haifarashin R, Furnamasari YF, Dewi DA. Pemahaman Siswa Tentang Kewajiban dan
Hak Warga Negara. J Pendidik Tambusai. 2021;5(3):7261–5.

6. Filah N. Hak dan kewajiban warga negara. 2020;

7. Yunita Septi DAD. Urgensi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Warga Negara Dalam
Pelaksanaannya Berdasarkan Undang-Undang. Penelit Pendidik Pancasila dan
Kewarganegaraan. 2021;1(12):1–8.

8. Yasin J. Hak dan Kewajiban Warga Negara Berdasarkan Hukum yang Ada di
Indonesia. J Ilmu Huk. 2009;11(2):1–18.

9. Farahdiba SZ, Sai’dah NN, Salsabila D, Nuraini S. Tinjauan Pelanggaran Hak Dan
Pengingkaran Kewajiban Warga Negara Berdasarkan Uud 1945. J Kewarganegaraan.
2021;5(2):837–45.

Anda mungkin juga menyukai