3. Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Nilai Praksis Sila-Sila Pancasila
Nilai praksis pada hakikatnya merupakan perwujudan dari nilai-nilai instrumental.
Dengan kata lain, nilai praksis merupakan realisasi dari ketentuan-ketentuan yang
termuat dalam peraturan perundang-undangan yang terwujud dalam sikap dan
tindakan sehari-hari.
4. Penanganan Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
Beriikut ini upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai
kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.
a. Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan.
b. Mengoptimalkan peran lembaga-lembaga selain lembaga tinggi negara yang
berwenang dalam penegakan hak dan kewajiban warga negara seperti Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), Lembaga Ombudsman Republik Indonesia, Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Komisi Perlindungan Anak Indonesia
(KPAI), dan Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas
Perempuan).
c. Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya berbagai
bentuk pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara oleh
pemerintah.
5. Pelanggaran HAM Internasional
Ada berbagai macam sanksi yang bisa diterapkan, yaitu:
a. Pemberlakuan travel warning atau peringatan bahaya untuk berkunjung ke negara
tertentu pada warga negaranya.
b. Pengalihan investasi atau penanaman modal asing
c. Pemutusan hubungan diplomatik.
d. Pengurangan bantuan ekonomi.
e. Pengurangan tingkat kerja sama.
f. Pemboikotan produk ekspor.
g. Embargo ekonomi
BAB II
PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA
A. Hakikat Perlindungan dan Penegakan Hukum
▪ Perlindungan hukum yaitu segala upaya pemerintah untuk menjamin adanya
kepastian hukum serta memberi perlindungan kepada warganya agar hak-haknya
sebagai seorang warga negara tidak dilanggar, dan bagi yang melanggarnya akan
dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan yang berlaku. Dengan demikian, suatu
perlindungan dapat dikatakan sebagai perlindungan hukum apabila mengandung
unsur-unsur sebagai berikut.
a. Adanya perlindungan dari pemerintah kepada warganya.
b. Jaminan kepastian hukum.
c. Berkaitan dengan hak-hak warga negara.
d. Adanya sanksi hukuman bagi pihak yang melanggarnya.
▪ Penegakan hukum merupakan syarat terwujudnya perlindungan hukum.
Kepentingan setiap orang akan terlindungi apabila hukum yang mengaturnya
dilaksanakan baik oleh masyarakat ataupun aparat penegak hukum. Misalnya,
perlindungan hukum konsumen akan terwujud apabila undang-undang
perlindungan konsumen dilaksanakan, hak cipta yang dimiliki oleh seseorang
juga akan terlindungi apabila ketentuan mengenai hak cipta juga dilaksanakan.
Begitu pula dengan kehidupan di sekolah, keluarga dan masyarakat akan
tertib, aman dan tenteram apabila norma-norma berlaku di lingkungan
tersebut dilaksanakan.
2. Pentingnya Perlindungan dan Penegakan Hukum
Perlindungan dan penegakan hukum sangat penting dilakukan karena dapat
mewujudkan: Tegaknya supremasi hukum, Tegaknya keadilan, dan Mewujudkan
perdamaian dalam kehidupan di masyarakat
3. Pelanggaran Hukum
Pelanggaran hukum adalah tindakan seseorang atau sekelompok yang
melanggar aturan dan tidak sesuai dengan hukum-hukum yang berlaku
(perbuatan melawan hukum). Pelanggaran hukum adalah bentuk
pembangkangan terhadap hukum yang berlaku. Pelanggaran hukum itu bisa
terjadi karena dua hal, yaitu pelanggaran yang oleh si pelanggar sudah dianggap
sebagai kebiasaan bahkan kebutuhan. Hukum dibuat dengan tujuan untuk
mengatur masyarakat, bukan untuk dilanggar.
Pelanggaran hukum dalam tindak pidana diatur dalam pasal 1o KUHP, yaitu:
a. pidana pokok:
1) pidana mati;
2) pidana penjara;
3) pidanakurungan;
4) pidanadenda;
5) pidana tutupan.
b. pidana tambahan
1) pencabutan hak-hak tertentu;
2) perampasan barang-barang tertentu;
3) pengumuman putusan hakim.
SISTEM PERADILAN
Menurut Undang-Undang No.1 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana, Pasal 184 (1)
disebutkan bahwa alat bukti yang sah ialah: Keterangan Saksi; Keterangan Ahli; Surat;
Petunjuk; Keterangan Terdakwa. Aparat penegak hukum yang menghalangi proses
penegakkan hukum disebut Obstruction of justice adalah suatu perbuatan yang
diklasifikasikan sebagai tindak pidana karena menghalang-halangi atau merintangi proses
hukum. Salah satu contoh pelanggaran yang erat kaitannya dengan tindak pidana korupsi
adalah adalah Pencucian Uang (Money Laundering) suatu upaya perbuatan untuk
menyembunyikan atau menyamarkan asal usul uang atau dana atau harta kekayaan hasil
tindak pidana melalui berbagai transaksi keuangan agar uang atau harta kekayaan
tersebut tampak seolah-olah berasal dari kegiatan yang sah atau legal seperti mengalihkan
aset hasil tindak pidana korupsi.
PERAN LEMBAGA PENEGAK HUKUM DALAM MENJAMIN KEADILAN DAN KEDAMAIAN
PERAN KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA (POLRI)
Kepolisian Republik Indonesia atau yang sering disingkat Polri merupakan lembaga
negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,
menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.
Selain itu, dalam bidang penegakan hukum khususnya yang berkaitan dengan
penanganan tindak pidana sebagaimana yang di atur dalam KUHAP, Polri sebagai penyidik
utama yang menangani setiap kejahatan secara umum dalam rangka menciptakan
keamanan dalam negeri.
Pasal 16 Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia,
telah menetapkan kewenangan sebagai berikut.
a. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan.
b. Melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian perkara
untuk kepentingan penyidikan.
c. Membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka
penyidikan.
d. Menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa
tanda pengenal diri.
e. Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat.
f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi.
g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan
pemeriksaan perkara.
h. Mengadakan penghentian penyidikan.
i. Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum.
j. Mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi yang
berwenang di tempat pemeriksaan imigrasi dalam keadaan mendesak atau
mendadak untuk mencegah atau menangkal orang yang disangka melakukan
tindak pidana.
k. Memberikan petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik pegawai
negeri sipil serta menerima hasil penyidikan penyidik pegawai negeri sipil
untuk diserahkan kepada penuntut umum.
BIDANG-BIDANG DI KPK
Struktur KPK terdiri dari:
Ketua
Ketua KPK adalah salah satu dari lima pimpinan di KPK. Ketua Komisi Pemberantasan
Korupsi juga merangkap sebagai anggota KPK
Wakil Ketua
Wakil Ketua KPK merupakan pimpinan KPK yang juga merangkap sebagai anggota
KPK. Wakil Ketua KPK terdiri dari:
Wakil Ketua Bidang Pencegahan;
Wakil Ketua Bidang Penindakan;
Wakil Ketua Bidang Informasi dan Data; dan
Wakil Ketua Bidang Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat