Anda di halaman 1dari 69

KISI-KISI USBN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Disusun oleh: ADRIANSYAH DAN ANJAS R


KELAS: IX IPS 4
A. IDEOLOGI DAN KOSNTITUSI
 Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan
Negara:
Nilai Pancasila dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.
1. Segala bentuk peraturan selalu berpedoman dan tidak melanggar perintah
agama. Mengutamakan pada ketuhanan yang maha esa.
2. Segala peraturan pemerintah harus mengindahkan hak asasi manusia. Tidak
mempromosikan kegiatan yang merugikan sebuah kelompok atau golongan
tertentu. Tidak diskriminasi atas nama suku.
3. Peraturan dan penyelenggaraan pemerintahan selalu memprioritaskan
keutuhan tanah air dan persatuan Indonesia. Menjaga setiap jengkal tanah air
Indonesia dari ancaman perpecahan ataupun ancaman asing.
4. Pengambilan keputusan selalu mendahulukan musyarawarah. Mengijinkan
pendirian partai politik sebagai perwakilan suara rakyat.
5. Kegiatan pemerintah harus berorientasi pada kelompok yang paling besar atau
seluruh rakyat Indonesia. Kegiatan pemerintah harus berujung pada
kesejahteraan rakyatnya.

 Nilai-nilai Pancasila terkait dengan kasus-kasus pelanggaran hak dan


pengingkaran kewajiban:
1. Pada sila pertama akan memberikan sebuah bentuk dari jaminan akan hak
untuk mendapatkan kemerdekaan dan juga sikap untuk mendapat pemelukan
agama hingga melaksanakan sebuah bentuk dari ibada yang akan dilaksanakan
oleh setiap orang. Dalam hal ini akan menjadi selaras dengan Deklarasi Unviersal
Tentang HAM pada Pasal 2.
2.Pada sila kedua akan melakukan penempatan pada seluruh manusia untuk
berada pada tempat yang dimana sama dan juga akan memiliki berbagai macam
betuk dari hak yang dimana sama. Dalam hal ini akan termasuk ke dalam pasl 7
Deklarasi HAM PBB untuk menhentikan diskriminasi
3.Pada sila ketiga bahwa seluruh warga negara akan memberikan sebuah
semangat untuk mealkukan penempatan pada kepentingan bangsa dan juga
negara diatas dari kepentingan pribadi. Dlaam hal ini adalah hal yang sama
dengan prinsip ham pada Pasal 1
4.Pada sila keempat akan memberikan cerminatan dari kehidupan yang
dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah. Dalam hal ini kita diwajibkan untuk
mealkukan kegiatan musyawarah mufakat unutk mengambil sebuah keputusan.
Deklarasi HAM kemudian memuat tentang ini pula.

5.Pada sila kelima adalah pada seluruh masyarkat Indonesia akan memiliki
sebuah hak pilihnya snediri dair berabgai macam betnuk perorangan dan juga
akan mendapatkan manfaatnya. Dalam hal ini keadilan akan menjadi poitn yang
sangatlah penting.
 Ketentuan UUD NRI Tahun 1945 yang mengatur tentang wilayah negara, warga
negara dan penduduk, agama dan kepercayaan, serta pertahanan dan
keamanan:
Pasal-pasal dalam UUD 1945 yang Mengatur tentang Wilayah Negara, Warga
Negara dan Penduduk, Agama dan Kepercayaan, Pertahanan dan Keamanan
Pasal – pasal dalam UUD 1945 yang mengatur tentang wilayah negara
Pasal 25 A UUD NKRI 1945
“Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang
berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan
dengan undang-undang”
UU No. 43 tahun 2008
UU No. 12 Tahun 2006
Pasal – pasal dalam UUD 1945 yang menagtur tentang warga Negara
UU No.3 Th 1946 tentang kewarganegaraan Indonesia
UU No. 2 Th 1958 tentang penyelesaian dwi kewarganegaraan antara Indonesia
dengan RRC
UU No. 62 Th 1958 tentang kewarganegaraan Indonesia sebagai penyempurnaan
UU No. 3 Th 1946
UU No. 4 Th 1969 tentang pencabutan UU No. 2 Th 1958 dan dinyatakan tidak
berlaku
UU No. 3 Th 1976 tentang perubahan pasal 18 UU No.62 Th 1958
UU No. 12 Th 2006 tentang kewarganegaraan Indonesia
Pasal 26 UUD 1945
“Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara.”“Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang
bertempat tinggal di Indonesia.”“Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk
diatur dengan undang-undang.”
Pasal – pasal dalam UUD 1945 yang menagtur tentang agama dan kepercayaan
Pasal 29 (2) UUD 1945
“Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.”“Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan
untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu.”
Pasal 28E (1&2) UUD 1945
Pasal 22 (1) UU No. 39/1999
Pasal 13 dari TAP MPR No.VII/MPR/1998

Pasal – pasal dalam UUD 1945 yang menagtur tentang pertahanan dan
keamanan
Pasal 30 ayat 1-5 UUD 1945
“Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.”“Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan
melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional
Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama,
dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung.”“Tentara Nasional Indonesia terdiri
atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat negara
bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan
kedaulatan negara.”“Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara
yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi,
mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.”“Susunan dan
kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia,
hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan
warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal yang
terkait dengan pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang.”

 Sistem hukum dan peradilan nasional:


Pengertian sistem hukum peradilan nasional Pada umumnya, hukum diartikan
sebagai peraturan atau tata tertib yang mempunyai sifat memaksa, mengikat,
dan mengatur hubungan manusia dengan manusia yang lainnya dalam
masyarakat dengan tujuan menjamin keadilan dan ketertiban dalam pergaulan
hidup dalam bermasyarakat.Hukum yang mempunyai sifat mengatur dan
memaksa ini bertujuan untuk: Mengatur pergaulan hidup manusia secara damai
(Van Apeldorn) Mencapai keadilan, yaitu adanya unsur daya guna dan
kemanfaatan (Geny) Menjaga kepentingan tiap-tiap manusia supaya
kepentingan-kepentingan itu tidak dapat diganggu gugat.Hukum memiliki cirri-
ciri sebagai berikut: Adanya perintah/laranganØ Perintah larangan itu bersifat
memaksa/mengikat semua orang.Hukum mengandung beberapa unsur berikut:
Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat
Peraturan itu dibentuk oleh badan-badan resmi yang berwajib/berwenang.
Peraturan itu bersifat memaksa Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut
adalah tegas dan nyataSistem hukum di Indonesia merupakan campuran dari
sistem hukum di Eropa, hukum agama, dan hukum adat. Sebagian besar sistem
yang dianut mengacu pada hukum Eropa, khususnya dari Belanda. Hal ini
berdasarkan fakta sejarah bahwa Indonesia merupakan bekas wilayah jajahan
Belanda. Hukum agama juga merupakan bagian dari sistem hukum di Indonesia
karena sebagian besar masyarakat Indonesia menganut agama Islam, maka
hukum Islam lebih banyak diterapkan, terutama di bidang perkawinan,
kekeluargaan, dan warisan. Sementara hukum adat merupakan aturan-aturan
masyarakat yang dipengaruhi oleh budaya-budaya yang ada di wilayah Nusantara
dan diwariskan secara turun-temurun. Secara umum, hukum di Indonesia dibagi
menjadi dua macam, yaitu hukum perdata dan hukum pidana.
Peradilan nasional adalah suatu wadah dimana tempat mengadili suatu perkara /
sengketa dalam suatu negara yang terdiri dari hakim, jaksa, panitera, dsb sebagai
unsurnya. Peradilan nasional berbentuk sebuah hirarki yang terdiri dari 3 tingkat
: tingkat I, tingkat II (banding), dan tingkat III (kasasi).

Pada tingkat I atau hirarki paling bawah dijalankan oleh Pengadilan Negeri,
Pengadilan Militer, Pengadilan Tata Usaha Negara, dan Pengadilan Agama.
Tingkat II dijalankan oleh Pengadilan Tinggi, Pengadilan Tinggi Tata Usaha
Negara, Pengadilan Tinggi Militer, dan Pengadilan Tinggi Agama. Pada tingkat III
dijalankan oleh 1 lembaga yakni Mahkamah Agung.

B. HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN HAM


 Hubungan Internasional
Hubungan internasional atau kerja sama internasional adalah bentuk hubungan
yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan rakyat dan untuk kepentingan negara-negara di dunia.
Hubungan internasional, yang meliputi kerja sama di bidang politik, ekonomi,
sosial pertahanan keamanan, kebudayaan, yang berpedoman pada politik
masing-masing. Hubungan internasional sangat penting bagi suatu negara untuk
menumbuhkan saling pengertian antat bangsa dan saling menutupi kekurangan
yang dimiliki setiap bangsa yang saling melakukan hubungan internasional.
Hubungan internasional tidak hanya terjadi karena ingin bekerja sama, tetapi
juga menyangkut banyak hal seperti persahabatan, persengketaan, permusuhan,
atau peperangan juga yang termasuk dalam hubungan internasional.
Manfaat hubungan internasional bagi negara yang melakukannya yakni:
-Dapat menjalin persahabatan antar negara.
-Menjaga dan mempertahankan kelangsungan hidup.
-Meningkatkan investasi.
-Memperkuat posisi perdagangan.
-Meningkatkan penanggulangan kejahatan.
Asas-asas hubungan internasional.
-Asas teritorial, yakni asas yang didasarkan kekuasaan negara pada daerah
wilayahnya.
-Asas kebangsaan, yakni asas yang didasarkan kekuasaan negara pada warga
negaranya.
-Asas ekpentingan umum, yakni asas yang didasarkan pada wewenang negara
untuk melindungi dan mengatur kepentingan dalam kehidupan masyarakat.

 Hak dan kewajiban sebagai warga negara


Pengertian hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan sesuatu yang
mestinya kita terima atau bisa dikatakan sebagai hal yang selalu kita lakukan dan
orang lain tidak boleh merampasnya entah secara paksa atau tidak. Dalam hal
kewarganegaraan, hak ini berarti warga negara berhak mendapatkan
penghidupan yang layak, jaminan keamanan, perlindungan hukum dan lain
sebagainya.
Pengertian kewajiban adalah suatu hal yang wajib kita lakukan demi
mendapatkan hak atau wewenang kita. Bisa jadi kewajiban merupakan hal yang
harus kita lakukan karena sudah mendapatkan hak. Tergantung situasinya.
Sebagai warga negara kita wajib melaksanakan peran sebagai warga negara
sesuai kemampuan masing-masing supaya mendapatkan hak kita sebagai warga
negara yang baik.
Perlu temen-temen ketahui bahwa hak dan kewajiban ini merupakan hal yang
tidak bisa dipisahkan, namun dalam pemenuhannya harus seimbang. Kalau gak
seimbang bisa terjadi pertentangan dan bisa saja menempuh jalur hukum.
Selanjutnya ada beberapa contoh hak dan kewajiban warga negara dan pasal-
pasalnya.
Contoh hak warga negara :

Berhak mendapat perlindungan hukum (pasal 27 ayat (1))

1. Berhak mendapakan pekerjaan dan penghidupan yang layak. (pasal 27 ayat


2).
2. Berhak mendapatkan kedudukan yang sama di mata hukum dan dalam
pemerintahan. (pasal 28D ayat (1))
3. Bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama yang dipercayai.
(pasal 29 ayat (2))
4. Berhak memperleh pendidikan dan pengajaran.
5. Memiliki hak yang sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul dan
mengeluarkan pendapat secara lisan dantulisan sesuai undang-undang yang
berlaku. (pasal 28)

Contoh kewajiban warga negara :

1. Wajib berperan serta dalam membela, mempertahankan kedaulatan negara


indonesia dari serangan musuh. (asal 30 ayat (1) UUD 1945)
2. Wajib membayar pajak dan retribusi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah. (UUD 1945)
3. Wajib menaati dan menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan pemerintahan
tanpa terkecuali serta dijalankan dengan sebaik-baiknya.
4. Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. (pasal 28J ayat 1)
5. Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang.
(pasal 28J ayat 2)
6. Tiap negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk memajukan bangsa
ke arah yang lebih baik. (pasal 28)

Dalam Undang-Undangan Dasar 1945 ada pasal yang mencantumkan


mengenai hak dan kewajiban, seperti :
Pasal 26, ayat (1) – yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang
sebagai warga negara. Dan pada ayat (2), syarat-syarat mengenai
kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang.

Pasal 27, ayat (1) – segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di
dalam hukum dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan
itu. Pada ayat (2), taip-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan.

Pasal 28 – kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan


lisan, dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.

Pasal 30, ayat (1) – hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam
pembelaan negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur
dengan undang-undang.

Wujud Hubungan Warga Negara dan Negara

Supaya dapat terwujudnya hubungan antara warga negara dengan negara yang
baik maka diperlukan beberapa peran. Peranan ini adalah tugas yang dilakukan
sesuai kemampuan yang dimiliki tiap individu.

Dalam UUD 1945 pasal 27 – 34 disebutkan banyak hal mengenai hak warga
negara indonesia seperti :

1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.


2. Hak membela negara
3. Hak berpendapat
4. Hak kemerdekaan memeluk agama
5. Hak mendapatkan pengajaran
6. Hak utuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional Indonesia
7. Hak ekonomi untuk mendapat kan kesejahteraan sosial
8. Hak mendapatkan jaminan keadilan sosial

Sedangkan kewajiban warga negara Indonesia terhadap negara Indonesia adalah :

Kewajiban mentaati hukum dan pemerintahan

Kewajiban membela negara

Kewajiban dalam upaya pertahanan negara

Hak dan kewajiban negara terhadap warga negara pada dasarnya merupakan hak
dan kewajiban warga negara terhadap negara. Beberapa ketentuan tersebut,
anatara lain sebagai berikut :
1. Hak negara untuk ditaati hukum dan pemerintah
2. Hak negara untuk dibela
3. Hak negara untuk menguasai bumi, air , dan kekayaan untuk kepentingan
rakyat
4. Kewajiban negara untuk menajamin sistem hukum yang adil
5. Kewajiban negara untuk menjamin hak asasi warga negara
6. Kewajiban negara mengembangkan sistem pendidikan nasional untuk rakyat
7. Kewajiban negara meberi jaminan sosial
8. Kewajiban negara memberi kebebasan beribadah

Sebenarnya masih ada banyak sekali contoh dan wujud hubungan negara
dengan warga negara yang tercantum dalam UUD 1945, temen-temen bisa
baca tuh buku undang-undangnya.

Contoh Kasus

1. Menaati Hukum Lalu Lintas Judul kasus diatas bener-bener kontroversial,


kita bisa bertanya kepada diri sendiri apakah kita sudah menaati peraturan lalu
lintas yang ada?Kebanyakan pelajar memakai sepeda motor demi memudahkan
perjalanan hidup (cie) mereka ke sekolah. Memang terasa kemudahannya,
namun kita telaah lagi. Apakah kita sudah punya SIM.

2.MembayarPajak Coba perhatikan apakah orang-orang sekitar kita sudah


membayar pajak yang sudah ada ketentuannya dalam UUD. Setiap orang yang
tertanggung harus dan wajib membayar pajak sesuai ketentuannya. Kalau gak
bayar pajak, apa kata dunia.

3.PerlindunganHukum Sebagai salah satu warga negara Indonesia kita diberi


hak akan jaminan perlindungan hukum, mungkin beberapa dari kita sudah
merasakan hak tersebut dengan baik. Namun ada juga yang belum. Seperti
penanganan beberapa kasus kriminal yang tidak cepat tanggap.

 Pengakuan, penghormatan dan penegak HAM


1. Pengertian HAM
Istilah hak asasi manusia menurut bahasa Prancis ”droit de’home”. Menurut
bahasa Inggris adalah ”human rights”. Sedangkan menurut bahasa Belanda
”memen rechten”. Secara umum hak asasi manusia diartikan sebagai hak-
hak dasar yang dimiliki setiap manusia yang dibawa sejak lahir sebagai
anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa. Artinya hak asasi ini bukan diberikan atau
pemberian orang lain, golongan, atau negara. Oleh karena itu pula hak asasi
manusia tidak dapat diambil atau dicabut, diabaiakan, dikurangi atau
dirampas oleh suatu kekuasaan melainkan harus dihormati, dipertahankan
dan dilindungi.
Pengertian;
-seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia
-anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa kepada makhluk yang bernama manusia
-wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah dan setiap orang
-Tuhan yang memberi HAM, bukan Negara
Berikut ini beberapa pengertian hak asasi manusia yang dikemukakan oleh
para ahli:
1) John Locke
Hak asasi manusia adalah hak yang dibawa sejak lahir yang secara
kodrati melekat pada manusia dan tidak dapat diganggu gugat atau
sifatnya mutlak.
2) Koentjoro Poerbapranoto
Hak asasi adalah hak yang sifatnya asasi yaitu dimiliki manusia
menurut kodratnya dan sifatnya suci.
3) Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi dan dilindungi oleh Negara, hokum, pemerintah dan setiap
orang demi kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat
manusia.
4) Menurut Mirriam Budiarjo
Hak asasi adalah hak yang diperoleh dan dibawa bersamaan dengan
kelahiran atau kehadiran manusia didalam kehidupannya di
masyarakat.
5) Menurut Piagam Hak Asasi Internasional konsepsi HAM yang
tercantum dalam Universal Declaration of Human Rights (UDHR)
sebenarnya merupakan perkembangan dari ajaran F.D. Roosevelt,
yaitu The four Freedom yang terdiri atas:
v Kebebasan mengeluarkan pendapat dan berkarya
v Kebebasan beragama
v Kebebasan dari rasa takut
v Kebebasan dari kemiskinan
Dari istilah dan pandangan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa HAM
meemeiliki beberapa ciri khusus, yaitu sebagai berikut:
1.Hakiki (ada pada setiap diri manusia sebagai mahkluk tuhan)
2.Universal, artinya hak itu berelaku untuk semua orang dimana saja, tanpa
memandang status, ras, harga diri, jender atau perbedaan lainnya.
3.Permanen dan tidak dapat dicabut, artinya hak itu tetap selama manusia itu
hidup dan tidak dapat dihapuskan oleh siapapun.
4.Tak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak,
apakah hak sipil atau hak politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Macam-macam HAM
1.hak asasi pribadi (personal right), misalnya hak kemerdekaan memeluk agama
dan beribadah menurut agama masinng-masing, menyatakan pendapat,
berorganisasi dan sebagainya
hak asasi ekonomi (property right), misalnya hak kebebasan memiliki sesuatu,
membeli dan menjual sesuatu mengadakan kontrak atau perjanjian, dan lain
sebagainya.
Hak asasi politik (political right), misalnya hak untuk diakui dalam kedudukan
sebagai warga negara yang sederajat, ikut serta dalam pemeerintah, hak memilih
dan dipilih, mendirikan partai politik atau organisasi, mengajukan kritik dan
sebagainya.
hak asasi sosial dan kebudayaan (social dan cultural right), misalnya hak
kebebasan memilih dan mendapatkan pendidikan, mengembangan kebudayaan
dan lain sebagainya.hak memperoleh perlakuan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan (right of legal equality).
hak asasi untuk memperoleh perlakuan tata peradilan dan perlindungan hukum
(procedural right), misalnya hak mendapatkan perlakuan yang wajar dan adil
dalam peradilan, pembelaan hukum, penerapan asas pradga tak bersalah, dan
sebagainya.
A.2. Sejarah Lahirnya Hak Asasi Manusia
v Jaman Yunani Kuno, Plato (428-348 SM)
Menayatakan kepada warganya bahwa kesejahteraan bersama baru terwujud
kalau setiap warganya melaksanakan hak dan kewajibannya masing-masing.
v Aristoteles (384-322 SM)
Negara yang baik adalah Negara yang sering memperhatikan kepentingan dan
kesejahtraan masyarakat banyak.
v Tahun 1215 di Inggris lahir Magna Charta (masa pemerintahan Lockland) yang
isinya: Raja tidak lagi bertindak sewwenang-wenang, dalam hal tertentu
tindakannya harus disetujui bangsawan.v Petition of Right (1629) di Inggris
(masa pemerintahan Charles 1)
Isinya:
Pajak dan hak-hak istimewa harus mendapat izin parlemen.
Tentara tidak boleh diberi penginapan di rumah-rumah penduduk.
Dalam keadaan damai tenatara tidak menjalankan hukum perang.
dilarang tidak boleh ditangkap tanpa tuduhan yang sah.
v Bill of Right (1689) di Inggris (masa pemerintahan William III)
Isinya:
-Pembuatan undang-undang harus dengan ijin parlemen.
-Pemungutan pajak harus dengan ijin parlemen.
-Mempunyai tentara tetap harus dengan ijin parlemen.
-Kebebasan berbicara dan berpendapat bagi parlemen.
-Parlemen berhak mengubah keputusan raja.
-Pemilihan parlemen harus bebas.
v Declaration des droit de L’home et du citoyen (pernyataan hak-hak manusia
dan penduduk) di Prancis pada masa Jenderal Laffayete tahun 1789.
Isinya:
-Manusia dilahirkan bebas dan mempunyai hak-hak yang sama.
-Hak-hak itu adalah hak kebebasan, hak milik, keamanan dan sebagainya.
v The declaration of America Independence (4 Juli 1776) atas jasa presiden
Thomas Jefferson.
Berisi tentang revolusi Amerika untuk melepaskan diri dari Inggris dengan
menyatakan merdeka. Dalam pernyataan itu dinyatakan semua orang diciptakan
sama dan dikarunia hak hidup, hak kebebasan dan hak mengejar kebahagiaan
(life, liberty, and pursuit of happines)
v Menjelang berakhirnya Perang Dunia II (Atlantic Charter), F.D. Roosevelt
mengusulkan 4 kebebasan:
Kebebasan mengeluarkan pendapat dan berkarya (freedom of speech and
expreeion)
Kebebasan beragama (freedom of religion)
Kebebasan dari rasa takut (freedom of fear)
Kebebasan dari kemiskinan (freedom of want)
v Tahun 1948 disusun rencana piagam Hak Asasi Manusia oleh Organisasi Kerja
Sama Sosial Ekonomi PBB di bawah pimpinan ny. Elanor Roosevelt.
v 10 Desember 1948 piagam diatas diterima sebagai Universal Declaration of
Human Rights (pernyataan Sedunia tentang hak-hak Asasi Manusia). UDHR ini
terdiri dari mukadimah dan 30 pasal yang dapat diperinci menjadi 2 hak:
Hak kemerdekaan
Meliputi kemerdekaan seseorang, perlindungan hak milik, tempat tinggal,
beragama, rahasia surat, mengeluarkan pikiran dan perasaan, mendapatkan
pendidikan dan pengajaran.
Hak politik
Meliputi hak pilih aktif (untuk memilih) dan hak pilih pasif (untuk dipilih),
membela negara dan menjadi pegawai negara.
A.3. Penegakan HAM dalam Perundang-undangan
Tujuan: melindungi martabat manusia
HAM dalam UUD 1945
ü Pembukaan alinea 1 menyatakan bahwa ”bahwa seseungguhnya kemerdekaan
ialah hak segala bangsa…….”. alinea ini mengandung 2 makna:
-dalil objektif: kemerdekaan ialah hak segala bangsa
-dalil subjektif: aspirasi bangsa Indonesia untuk merdeka
ü Pembukaan alinea 2 “……mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu
gerbang kemerdekaan yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”. Ini
memat hak asasi politik: kedaulatan, hak asasi ekonomi: kemakmurab dan
keadilan.
ü Alinea 3, ”atas berkar rahmat Allah yang maha kuasa dan dengan didorongkan
oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas………,” ini
merupakan pengakuan kemerdekaan sebagai anugrah Tuhan.
ü Alinea 4, ”……melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruuh tumpah
darah indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa,….melaksanakan ketertiban dunia…..”. hal ini merupakan bahwa negara
memberikan jaminan hak asasi terhadap arga negaranya.
HAM dalam batang tubuh UUD 1945 diatur secara khusus dalam pasal 28A-28J.
Secara umum HAM di Indonesia diatiur dalam pasal 27-34 UUD 1945
Hak asasi manusia dalam TAP MPR No. XVII/MPR/1998: memuat piagam HAM
serta pandangan dan sikap bangsa Indonesia terhadap HAM.
HAM dalam TAP MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN. Dimuat dalam arah
penyelenggaraan Negara, yaitu: mewujudkan kehidupan yang demokratis,
berkeadilan sosial, melindungi HAM.
Keppres No. 50 Tahun 1993 tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
(KOMNASHAM), yang bertugas untuk melaksanakan penyuluhan, pengkajian,
pemantauan, penelitian dan mediasi tentang HAM.
Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM yang terdiri dari XI Bab dan 106
pasal.
PP no. 2 Tahun 2002 tentang tata cara perlindungan terhadap korban dan saksi
dalam pelanggaran HAM yang berat
PP No. 3 Tahun 2002 tentang kompensasi, restitusi dan rehabilitasi terhadap
korban pelanggaran HAM berat.
– Kompensasi: ganti kerugian yang diberikan oleh negara karena pelaku
yang tidak terbukti beersalah.
– Restitusi: ganti kerugian yang diberikan kepada korban ataukeluarganya
oleh pelaku ataupihak ketiga yang dapat berupa pengembalian barang
milik, pembayaran ganti rugi untuk kehilangan, dan penggantian biaya
untuk tindakan tertentu.

Keppres No. 181 Tahun 1998 tentang komisi nasional anti kekerasan terhadap
perempuan.

UU No. 26 Tahun 2000 tentang pengadilan HAM, sebagai peradilan khusus


dilingkungan peradilan umum

MENAMPILKAN PERAN SERTA DLM UPAYA PEMAJUAN, PENGHORMATAN, DAN


PENEGEKAN HAM DI INDONESIA

B.1. Sistem Hukum dan Peradilan Nasional

Peran serta dalam upaya perjuangan, penghormata dn penegakan ham di


indonesia

Peran serta masyarakat dalam penegakan HAM di Indonesia.

Kewajiban dasar manusia \Indonesia terhadap HAM sesuai dengan UU No. 39


Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, pada bab VI adalah sebagai berikut:

setiap orang yang berada di wilayah negera Republik Indonesia wajib patuh
terhadap peraturan perundang-undangan, hukum tak tertulis, dan hukum
internasional mengenai HAM yang telah diterima oleh negara Republik Indonesia
(pasal 67).

Setiap orang wajib menghormati HAM orang lain, moral, etika, dan tata tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (pasal 69 ayat 1).

Setiap HAM seseorang menimbulkan kewajiban dasar dan tanggung jawab untuk
menghormati hak-hak orang lain secara timbal balik (pasal 69 ayat 2).

Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan oleh undang-undang dengan maksud untuk
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain
dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan prertimbangan moral,
keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis (pasal 70).

peran serta pemerintah dalam penegakan HAM di Indonesia

kewajiban dan tanggung jawab pemerintah terhadap HAM sesuai dengan UU No.
39 1999 tentang HAM adalah sebagai berikut:

pemerintah wajib bertanggung jawab menghormati, melindungi, menegakkan,


dan memajukan hak asasi manusia, sesuai peraturan perundang-undangan, dan
hukum internasional tentang HAM yang diterima oleh negara Republik Indonesia
(pasal 71).

Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah meliputi langkah implementasi yang


efektif dalam hukum, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan
negara, dan bidang lain (pasal 72).

Peran KOMNAS HAM alat perjuangan penegakkan HAM di Indonesia

komnas HAM dibentuk dengan tujuan:

mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia


sesuai dengan pancasila, UUD 1945, dan piagam PBB, serta deklarasi universal
Hak Asasi Manusia.

Meningkatkan perlindungan dan penegakkan hak asasi manusia guna


berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuannya
berpartisipasi dalam berbagai kehidupan.

b.Untuk melaksanakan fungsi mediasi, Komnas HAM bertugas dan berwenang


melakukan:

-perdamaian kedua belah pihak

-penyelesaian erkara melalui cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi dan


penilaian ahli

-pemberian saran kepada para pihak untuk mennyelesaikan sengketa melalui


pengadilan

-penyampaian rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran HAM kepada


pemerintah untuk ditindaklanjuti penyelesaiannya dan

-penyampaian rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran HAM kepada dewan


perwakilan rakyat Republik Indonesia untuk ditindaklanjuti.
-Tentang partisipasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia maka
Komnas HAM menekankan:

-membantu terwujudnya peradilan yang kredibel

-memprakarsai dan atau memfasilitasi pembentukan komisi HAM di daerah-


daerah

-mengatasi pelanggaran HAM berat (groos-violation of human rights)

-meningkatkan kemampian para penegak hukum dalam menangani kasus-kasus


pelanggaran HAM pada umumnya, hak anak dan hak perempuan pada
khususnya.

-Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang perspektif


gender dan hak anak

- Menjamin berlanjutnya proses hukum secara tuntas terhadap kasus-kasus


pelanggaran hak asasi manusia.

-Membuat kriteria dan indikator pelanggaran ha asasi manusia yang jelas bagi
penegak hukum.

-Setiap hari kita selalu mendengar, membaca, dan melihat, baik dari media cetak
maupun elektronik beerbagai peristiwa pelanggaran HAM. Masalah penegakan
HAM adalah masalah bersama yang menjadi tanggung jawab bersama antara
pemerintah rakyat, dan lembaga-lembaga tertentu, seperti Komnas HAM.
Pelanggaran HAM itu dapat dilakukan oleh negara/pemerintah, ataupun
masyarakat. Richard Falk mengidentifikasi standar guna mengukur derajat
keseriusan pelanggaran HAM. Hasilnya adalah disusunnya kategori pelanggaran
HAM sebagai berikut:

-pembunuhan besar-besaran (genocide) yaitu setiap perbuatan yang dilakukan


dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau
sebagian kelompok bangsa, ras, etnis, kelompok agama seperti berikut:

-pembunuhan terhadap anggota kelompok, atau suku atau ras yang


mengakibatkan kemusnahan secara fisik, baik seluruh maupun sebagian.

-Memaksakan atau mencegah kelahiran kelompok tertentu dengan cara


memindahkan atau membunuhnya.

-rasialisme resmi (politik apartheid), yaitu suatu perlakuan politik terhadap etnis,
suku bangsa lain berdasarkan perbedaan ras dan warna kulit merupakan
kejahatan internasional

-terosisme resmi berskala besar


-pemerintahan totaliter

-penolakan secara sadar untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia

-perusakan kualitas lingkungan (ecocide)

-kejahatan perang

b. Pelanggaran HAM dan penangannya

yang termasuk jeni pelanggaran HAM berat adalah sebagai berikut:

-kejahatan genocide

-kejahatan terhadap kemanusiaan

-pembunhan besar-besaran (genocide) yaitu setiap perbuatan yang dilakukan


dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau
sebagian kelompok bangsa, ras, etnis, kelompok agama seperti berikut:

-pembunuhan terhadap anggota kelompok, atau suku atau ras yang


mengakibatkan kemusnahan secara fisik, baik seluruh maupun sebagian.

-Memaksakan atau mencegah kelahiran kelompok tertentu dengan cara


memindahkan atau membunuhnya.

-Sedangkan kejahatan kemanusiaan adalah suatu perbuatan yang dilakukan


sebagai bagian daari serangan yang meluas atau sistematik, yang diketahuinya
bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil
berupa hal-hal sebagai berikut:

-pembunuhan

-pemusnahan dan penyiksaan

-perbudakan

-pengusiran dan pemindahan penduduk secara paksa

-perampasan kemerdekaan yang melanggar hukum internasional

-perkosaan/perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan,


pemandulan atau sterilisasi secara paksa, dan bentuk kekerasan seksual lainnya.

-Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang


didasari persamaan paham politik, ras, ebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis
kelamin, atau alasan yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang
menurut hukum internasional.

-Penghilangan kearganegaraan seseorang secara paksa.

-Perkara pelanggaran HAM berat dilakukan berdasarkan ketentuan hukum acara


pidana. Penyidikan dilakukan oleh Jaksa Agung dengan disertai surat perintah
dan alasan penangkapan, kecuali tertangkap tangan. Penahanan untuk
pemeriksaan dibidang pengadilan HAM dapat dilakukan paling lam 90 hari,
jangka waktu itu dapat diperpanjang paling lama 30 hari oleh pengadilan negeri
sesuai dengan daerah hukumnya.penahanan di pengadilan tinggi dilakukan
paling lama 60 hari, dapat diperpanjang 30 hari, dan penahanan di Mahkamah
Agung paling lama 60 hari dan dapat diperpanjang 30 hari.

Perilaku upaya pemajuan, penghormatan, dan penegakkan HAM

a) Dalam lingkungan masyarakat: Menjunjung tinggi harga diri manusia dan


bangsa Kesamaan harga diri antar pribadi, Tidak mencampur urusan pribadi
,orang lain tidak mencela dan menghina kekurangan orang lain Saling
menghargai antar sesama manusia.

b) Dalam lingkungan bangsa dan negara: Mengentaskan kemiskinan agar menjadi


manusia yang layak, Gerakan orang tua asuh, Mengefektifkan wajib belajar 12
tahun, Bagi perusahaan besar perlu menjadi bapak angkat bagi pengrajin kecil.

Hambatan Penegakan HAM

a) Faktor kondisi sosial-budaya


Stratifikasi-status sosil (tingkat pendidikan, usia, pekerjaan, keturunan,
ekonomi, dll) Norma adat/budaya lokal.
b). Faktor komunikasi dan informasi.
Letak geografis Indonesia yang luas, Sarana dan prasarana komunikasi dan
informasi yang belum terbangun secara baik di seluruh wilayah Indonesia. Sistem
informasi maupun perangkatnya dan SDM yang masi terbatas.
c). Faktor kebijakan pemerintah
Tidak semua penguasa memiliki kebijakan yg sama tentan pentingnya
jaminan HAM. Lemahnya pengawasan legislatif maupun kontrol sosial oleh
masyarakat.
d). Faktor perangkat Perundangan
e). Faktor aparat dan penindakannya.

Tantangan Penegakan HAM

Pemerintah Indonesia (Presiden Soeharto) pada saat berpidato di PBB dlm


Konferensi Dunia ke-2 (Juni 1992) dgn Judul ”Drklarasi Indonesia Tentang HAM”
sebagai berikut :
Prinsip Universilitas; bahwa adanya hak-hak asasi manusia bersifat fundamental
dan memiliki keberlakuan universal.

Prinsip Pembangunan; kemajuan pembangunan nasional dpt membantu


tercapainya tujuan meningkatkan demokrasi dan perlindungan terhadap hak-hak
asasi manusia.

Prinsi Kesatuan; hak asasi perseorangan dan hak asasi masyarakat/bangsa secara
keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Prinsip Objektivitas; penilaian terhadap pelaksanaan hak-hak asasi pada suatu


negara oleh pihak luar hanya menonjolkan salah satu jenis hak asasi dan
mengabaikan hak-hak asasi manusia lainnya.

Prinsip Keseimbangan; keseimbangan dan keselarasan antara hak-hak


perseorangan dan hak-hak masyarakat/bangsa.

Prinsip Kompetensi Nasional; penerapan dan perlindungan HAM merupakan


tanggungjawab Nasional.

Prinsip Negara Hukum; bahwa jaminan terhadap HAM dlm suatu negara
dituangkan dalam aturan-aturan hukum (tertulis dan tidak tertulis).

INSTRUMEN HUKUM & PERADILAN INTERNASIONAL HAM

Instrumen Hukum Internasional HAM

pasca perang dunia ke II pehatian internasional tentang HAM tampakmeningkat


karena jumlah korban yang begitu besar di berbagai belahan dunia melahirkan
keprihatinan atas penistaan terhadap nilai kemanusiaan. Kemudian dibentuklah
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang melahirkan Deklarasi Hak Asasi Manusia
(Universal Declaration of Human Rights).
Beberapa instrumen hukum tentang Hak Asasi Manusia internasional pasca
Universal Declaration of Human Rights ( UDHR), antara lain:

Tahun 1958 lahir konvensi tentang hak-hak politik perempuan

Tahun 1966. covenanats of human rights telah teratifikasi oleh negara-negara


anggota PBB

Tahun 1976 tentang konvensi internasional hak-hak khusus

Tahun 1984 konvensi tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap


perempuan

Tahun 1990 konvesi tentang hak-hak anak


Tahun 1993 tentang konvensi anti apartheid

Tahun 1998 tentang konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan atau


hukuman lain yang kejam, tidak manusiawi, dan merendahkan martabat
manusia.

Tahun 1999 tentang konvensi penghapusan segala bentuk diskriminasi rasial.

Instrumen Yuridis Hak Asasi Manusia

Pada tanggal 16 Desember 1966, dissahkan Covenant on Economic, social, and


Cultural Rights dan Internasional Covenant on civil and political rights. Hal baru
dalam ketentuan itu disebutnya hak rakyat untuk menentukan nasibnya sendiri
termasuk hak untuk mengatur kekayaan dan sumber-sumber nasional secara
bebas.
Perjanjiian nasional mengenai hak ekonomi, social dan budaya mulai berlaku
tanggal 3 Januari 1976. perjanjian ini berupaya meningkatkan dan melindungi
tiga kategori hak, yaitu:
hak untuk bekerja dalam kondisi yang adil dan menguntungkan

hak atas perlindungan sosial, standar hidup yang pantas, standar kesejahteraan
fisik dan mental tertinggi yang bisa dicapai

hak atas pendidikan dan ha untuk menikmati manfaat kebebasan kebudayaan


dan kemajuan ilmu pengetahuan.

UU No. 26 Tahun 2000 Pengadilan HAM

salah satu dasarnya dibentuknya pengadilan HAM adalah pasal 104 ayat (1) UU
No. 39 tahun 1999 tentang HAM. Dalam ketentuan umum pasal 1 Alinea III UU
No. 26 tahun 2000 dinyatakan bahwa pengadilan HAM adalah khusus bagi
pelanggaran hak asasi manusia yanh berat. Selanjutnya, pasal 2 menyatakan
bahwa pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yang berada di
lingkungan peradilan umum.
Di lingkungan peradilan umum ada peradilan khusus HAM. Kedudukan
pengadilan HAM berat di daerah yang daerah hukumnya meliputi hukum
pengadilan negeri yang bersangkutan. Peradilan HAM memiliki wewenang
memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat,
termasuk yang dilakukan diluar teritorial wilayah ngara Republik Indonesia.
Pelanggaran hak asasi berat merupakan extra ordinary crime dan berdampak
secara luas, bai pada tingkat nasional maupun internasional dan bukan
merupakan tindak pidana yang diatur dalam KUHP serta menimbulkan kerugian
baik materiil maupun immaterial yang mengakibatkan rasa tidak aman, baik
terhadap perseorangan maupun masyarakat.
Perlindungan Hak Asasi Manusia Universal

Pembukaan PBB mengumandangkan kepercayaan dalam hak-hak asasi manusia,


kemuliaan, dan nilai orang per orang dalam kesamaan hak antara wanita dan
pria. Dalam piagam kemuliaan tersebut berkali-kali diulang bahwa PBB akan
mendorong, mengembangkan, dan mendukung penghormatan secara universal
dan efektif hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan pokok bagi semua
tanpa membedakan suku, gender, bahasa dan agama.
Selanjutnya menjadi tugas dan wewenang Majelis Umum PBB di bantu Dewan
Ekonomi dan Sosial beserta komisi hak asasi manusia dan mekanisme HAM PBB
lainnya menjabarkan lenih lanjut dalam pelaksanaan misinya.
Dewan Ekonomi dan Sosial yang membantu tugas Majelis Umum dalam
menangani HAM dapat pula membentuk komisi, misalnya Komisi Hak Asasi
Manusia beranggotakan 53 negara dan mempunyai tugas menyiapkan
rekomendasi dan laporan mengenai perjanjian intrnasional tentang hak-hak
asasi, konvensi-konvensi dan deklarasi internasional tentang kebebasan sipil,
informasi, perlindungan kelompok minoritas, pencegahan diskriminasi atas dasar
suku, gender, bahasa, agama dan masalah lain yang berkaitan dengan HAM.
Khusus mengenai wanita dibentuk komisi mengenai status wanita yang
beranggotakan 45 negara yang bertindak dalam kapasitas pribadi. Komisi ini
bertugas menyiapkan laporan-laporan mengenai promosi hak-hak wanita
dibidang politik, ekonomi, sosial dan pendidikan, sera membuat rekomendasi
kepada dewan ekonomi dan sosial tentang masalah yang membutuhkan
perhatian di bidang HAM.
Disamping itu ada dua badan khusus PBB yang juga menangani masalah HAM,
yaitu oraganisasi buruh sedunia (ILO) yang brtugas memperbaiki syarat-syarat
kerja dan hidup para buruh dan membuat rekomendasi standar minimum
dibidang gaji, jam kerja, syarat-syarat pekerjaan dan jaminan sosial. Badan kedua
adalah UNESCO yang mempunyai tugas meningkatkan kerjasama antar bangsa
melalui pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
Perkembang terakhir hukum pidana internasional adala disepakati pembentukan
International Crime Court (ICC). Dalam suatu sidang United Nations Diplomatic
Conference on Criminal Court 17 Juni 1998 di Roma Italia. Dengan disahkan ICC
sebagai badan baru PBB terwujudlah suatu badan peradilan internasional yang
bersifat tetap. Badan ini memiliki kekuasaan untuk melaksanakan yuridisdiksinya
atas seseorang yang melakukan kejahatan yang serius. Jenis kejahatan yang
disepakati ICC, antara lain: Pemusnahan, misal terhadap kelompok etnis atau
penganut agama tertentu (The Crime of Genocide), Kejahatan melawan
kemanusiaan (Crime Against humanity), Penyerangan suatu bangsa atau Negara
terhadap Negara lain. (The Crime of Aggression), Kejahatan perang. (War
Crimes)

 Pelanggaran HAM dalam perspektif Pancasila


A. Substansi Hak Asasi Manusia dalam Pancasila
Karakterisistik hak asasi manusia adalah universal. Indonesia menggunakan
Pancasila sebagai landasan hak asasi manusia. Pancasila dapat menjamin HAM
karena memiliki nilai-nilai yang dikategorikan menjadi tiga yaitu nilai ideal, nilai
instrumental, nilai praksis.
1. Nilai Ideal
Nilai ideal/nilai dasar berkaitan dengan hakikat kelima sila Pancasila, yaitu:
Sila 1: Hak memeluk agama, melaksanakan ibadah, menghormati perbedaan
agama.
Sila 2: Kedudukan yang sama di depan hukum.
Sila 3: Unsur pemersatu diantara warga negara dengan menempatkan kepentikan
negara di atas kepentingan pribadi.
Sila 4: Kebebasan warga negara untuk bermusyawarah tanpa ada tekanan,
paksaan, atau intervensi.
Sila 5: Mengakui hak milik perorangan dan dilindungi pemanfatannya oleh negara.
2. Nilai Instrumental
Nilai instrumental merupakan penjabaran dari nilai dasar Pancasila yang umumnya
berupa ketentuan-ketentuan konstitusional berupa UUD maupun peraturan
daerah.
Peraturan perundang-undangan yang menjamin hak asasi manusia:
a. UUD 1945 terutama Pasal 28 A – 28 J
b. TAP MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia.
c. Ketentuan dalam UU
➤Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1998
tentang Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman yang
Kejam, Tidak Manusiawi, atau Merendahkan Martabat Manusia
➤Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia
➤Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2000
tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia
➤Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2005
tentang Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik
➤Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2005
tentang Kovenan Internasional Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
d. Ketentuan dalam Perppu Nomor 1 Tahun 1999
tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia
e. Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah
➤Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2002
tentang Tata cara Perlindungan terhadap Korban dan Saksi dalam Pelanggaran Hak
Asasi Manusia yang Berat

➤Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2002


tentang Kompensasi, Restitusi, Rehabilitasi terhadap Korban Pelanggaran Hak Asasi
Manusia Berat
f. Ketentuan dalam Keputusan Presiden (Keppes).
➤Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993
tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia

➤ Keputusan Presiden Nomor 83 Tahun 1998


tentang Pengesahan Konvensi

➤ Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 2001


tentang Pembentukan Pengadilan HAM pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,
Pengadilan Negeri Surabaya, Pengadilan Negeri Medan dan Pengadilan Negeri
Makasar
3. Nilai Praksis

Nilai praksis merupakan realisasi nilai-nilai instrumental suatu pengalaman dalam


kehidupan sehari-hari. Nilai praksis Pancasila senantiasa berkembang dan selalu
dapat dilakukan perubahan dan perbaikan sesuai dengan perkembangan zaman
dan aspirasi masyarakat. Hal tersebut dikarenakan
Pancasila merupakan ideologi yang terbuka.

Sila Sikap Penegakan Hak Asasi Manusia

1 ➤ Menghormati antar umat beragama.

➤ Saling menghormati kebebasan beribadah.

➤ Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.


2 ➤ Mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban antara sesama manusia

➤ Saling mencintai sesama manusia

➤ Tenggang rasa kepada orang lain

➤ Tidak semena-mena kepada orang lain

➤ Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian

➤ Berani membela kebenaran dan keadilan

➤ Hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain

3 ➤ Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan


negara di atas kepentingan pribadi atau golongan

➤ Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara

➤ Cinta tanah air dan bangsa

➤ Bangga sebagai bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia

➤ Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-


Bhinneka Tunggal Ika

4 ➤ Mengutamakan kepentingan Negara dan masyarakat

➤ Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain

➤ Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan


bersama

➤ Menerima dan melaksanakan setiap keputusan musyawarah


➤ Mempertanggungjawabkan setiap keputusan musyawarah secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa

5 ➤ Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban

➤ Menghormati hak-hak orang lain

➤ Suka memberi pertolongan kepada orang lain

➤ Menjauhi sikap pemerasan kepada orang lain

➤ Menjauhi sifat boros dan gaya hidup mewah

➤ Rela bekerja keras

➤ Menghargai hasil karya orang lain

B. Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia

1. Jenis-jenis Pelanggaran Hak Asasi Manusia


a. Kejahatan Genosida
Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras,
kelompok etnis, kelompok agama.
Kejahatan genosida dilakukan pada suatu kelompok dengan cara:
➤ membunuh
➤ mengakibatkan penderitaan fisik dan mental yang berat
➤ mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya
➤ memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam
kelompok; atau
➤ memindahkan secara paksa
b. Kejahatan Kemanusiaan
Kejahatan kemanusiaan adalah suatu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari
serangan yang meluas atau sistematik yang ditujukan secara langsung terhadap
penduduk sipil.
Kejahatan kemanusiaan terhadap penduduk sipil dilakukan dengan cara :
➤ Pembunuhan
➤ Pemusnahan
➤ Perbudakan
➤ Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa
➤ perampasan kemerdekaan
➤ Penyiksaan
➤ Perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan,
dll.
➤ Penganiayaan
➤ Penghilangan orang secara paksa
➤ Kejahatan apartheid.

2. Penyimpangan Nilai-Nilai Pancasila dalam Kasus Pelanggaran Hak Asasi


Manusia
a. Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia
1)TKI Asal Brebes Dianiaya Majikan di Singapura
1) Pembunuhan massal terhadap 40.000 orang rakyat Sulawesi Selatan oleh tentara
Belanda yang dipimpin oleh Kapten Westerling pada tanggal 12 Desember 1946
2) Pembunuhan 431 penduduk Rawagede oleh tentara Belanda pada tanggal 5
Desember 1947.
3) Kerusuhan Tanjung Priok tanggal 12 September 1984. Dalam kasus ini 24 orang
tewas, 36 orang luka berat dan 19 orang luka ringan.
4) Peristiwa Talangsari pada tanggal 7 Februari 1989. Dalam kasus ini 27 orang
tewas. Sekitar 173 orang ditangkap, namun yang sampai ke pengadilan
23 orang.
5) Penembakan mahasiswa Universitas Trisakti pada tanggal 12 Mei 1998. Dalam
kasus ini 5 orang tewas.
6) Tragedi Semanggi I pada tanggal 13 November 1998. Dalam kasus ini lima orang
tewas. Kemudian terjadi lagi tragedi Semanggi II pada tanggal 24 September 1999
yang memakan lima orang korban meninggal.
7) Berbagai macam bentuk kerusuhan dan konflik antarsuku yang mengakibatkan
jatuhnya korban jiwa, seperti konflik Poso, tragedi Mesuji, dan sebagainya.
b. Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia Internasional
1) Kejahatan genosida
Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras,
kelompok etnis, kelompok agama.
Contoh: My Lai pada 16 Maret 1968 di Vietnam serta tragedi Shabra dan Shatila
pada September 1982, di Beirut, Lebanon.
2) Kejahatan melawan kemanusian
Kejahatan kemanusian dapat berbentuk pembunuhan, pemusnahan, penyiksaan,
perbudakan, pengusiran, perampasan kemerdekaan yang melanggar hukum
internasional dan sebagainya. Contoh: pembuhunan rakyat Uganda dan
pembunuhan rakyat Kamboja.
3) Invasi atau agresi suatu negara ke negara lain
Invasi atau agresi ialah suatu bentuk penyerangan dengan menggunakan kekuatan
militer yang dilakukan oleh suatu negara atau bangsa terhadap negara atau bangsa
lainnya, dengan dasar untuk mencaplok wilayah yang dikuasai negara yang diinvasi,
memerangi kejahatan internasional, dan
sebagainya. Contoh: invasi Irak ke Iran pada 22 September 1980 dan invasi Amerika
Serikat beserta sekutunya kepada Irak pada 20 Maret 2003
4) Kejahatan perang (War crimes)
Kejahatan perang adalah suatu tindakan pelanggaran, dalam cakupan hukum
internasional, terhadap hukum perang oleh satu atau beberapa orang, baik militer
maupun sipil.
C. Upaya Penyelesaian Kasus Pelanggaran Hak Asasi
Manusia
1. Peradilan dan Sanksi Atas Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia
Unwillingness Stats adalah negara yang tidak mau menangani kasus pelanggaran
HAM. Kemudian Mahkamah Internasional yang akan menangani kasus tersebut.
Sebelum pasal 26 tahun 2006 berlaku, untuk menangani kasus pelanggaran HAM di
Indonesia diselesaikan oleh pengadilan ad hoc. Setelah UU tersebut berlaku
ditangani oleh Pengadilan HAM.
2. Peradilan dan Sanksi Atas Pelanggaran Hak Asasi Manusia Internasional
a. Jika suatu negara sedang melakukan penyelidikan, penyidikan atau penuntutan
atas kejahatan yang terjadi, maka pengadilan pidana internasional berada dalam
posisi inadmissible (ditolak) untuk menangani perkara kejahatan tersebut. Akan
tetapi, posisi inadmissible dapat berubah menjadi admissible (diterima untuk
menangani perkaran pelanggaran HAM), apabila negara yang bersangkutan enggan
(unwillingness) atau tidak mampu (unable) untuk melaksanakan tugas investigasi
dan penuntutan.
b. Perkara yang telah diinvestigasi oleh suatu negara, kemudian negara yang
bersangkutan telah memutuskan untuk tidak melakukan penuntutan lebih lanjut
terhadap pelaku kejahatan tersebut, maka pengadilan pidana internasional berada
dalam posisi inadmissible. Namun, dalam hal ini,
posisi inadmissible dapat berubah menjadi admissible bila putusan yang
berdasarkan keengganan (unwillingness) dan ketidakmampuan (unability) dari
negara untuk melakukan penuntutan.
c. Jika pelaku kejahatan telah diadili dan memperoleh kekuatan hukum yang tetap,
maka terhadap pelaku kejahatan tersebut sudah melekat asas nebus in idem.
Artinya, seseorang tidak dapat dituntut untuk kedua kalinya dalam perkara yang
sama setelah terlebih dahulu diputuskan perkaranya oleh putusan pengadilan
peradilan yang berkekuatan tetap. Putusan pengadilan yang menyatakan bahwa
pelaku kejahatan itu bersalah, berakibat akan jatuhnya sanksi. Sanksi internasional
dijatuhkan kepada negara yang dinilai melakukan pelanggaran atau tidak peduli
terhadap pelanggaran hak asasi manusia di negaranya. Sanksi yang diterapkan
bermacam-macam, di antaranya:
➤ Diberlakukannya travel warning (peringatan bahaya berkunjung ke negara
tertentu) terhadap warga negaranya,
➤ Pengalihan investasi atau penanaman modal asing,
➤ Pemutusan hubungan diplomatik,
➤ Pengurangan bantuan ekonomi,
➤ Pengurangan tingkat kerja sama,
➤ Pemboikotan produk ekspor,
➤ Embargo ekonomi.
 Praktik perlindungan dan penegakan hukum
A. Pentingnya Upaya Perlindungan dan Penegakan Hukum
Perlindungan hukum dapat diartikan sebagai pelindung masyarakat dari ancaman
bahaya yang datang dari sesama manusia, baik yang mengatas namakan pribadi
maupun kelompok atau lembaga. Adapun yang berpendapat bahwa
perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan terhadap subjek
hukum dalam bentuk perangkat hukum.
Setiap warga negara memiliki hak yang sama dalam perlindungan dan di mata
hukum. Indonesia seperti yang dijelaskan dalam UUD 1945 pasal 1 ayat 3, bahwa
“Negara Indonesia adalah negara hukum” artinya negara Indonesia didasarkan
atas hukum dan bukanlah atas kekuasaan belaka. Hukum dalam hal ini diartikan
sebagai semua peraturan terhadap tingkah laku manusia yang harus diataati,
bersifat mengikat, dan memaksa.
Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian
kekuasaan kelembagaan. dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang
politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai
perantara utama dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap
kriminalisasi. Dari Pengertian di atas dapat kita simpulkan hukum adalah suatu
aturan yang mengikat seseorang agar tidak melakukan sesuatu hal yang di larang
sebab hukum itu berfungsi sebagai sarana kontrol sosial dan tool of social
engineering. dapat kita bayangkan, bagaimana kalau dalam masyarakat dan
negara tidak ada atau tidak berlaku hukum. Apa yang akan terjadi? Hukum
sangat penting bagi setiap orang dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
Perlindungan hukum dalam masyarakat ini harus menjadi hal yang lebih
diperhatikan oleh para penegak hukum untuk menuju suatu hukum yang
berkeadilan, berketertiban, berkepastian, dan berkedamaian. Pada prinsipnya,
hukum ditujukan untuk kebahagiaan manusia dan lingkunganya. Dan juga kita
perlu ketahui bahwa konsep perlindungan hukum pada masyarakat harus
ditetapkan dalam Negara hukum.
Jadi kesimpulannya hukum merupakan kaedah yang fungsinya adalah untuk
melindungi kepentingan manusia, Karena jumlah manusia itu banyak, maka
kepentingannya pun banyak dan beraneka ragam,serta bersifat dinamis.
Kepentingan-kepentingan manusia itu selalu diancam oleh segala macam
bahaya: pencurian terhadap harta kekayaannya, pencemaran terhadap nama
baiknya, pembunuhan dan sebagainya. Maka oleh karena itulah manusia
memerlukan perlindungan terhadap kepentingan-kepentingannya. Salah satu
perlindungan kepentingan itu adalah hukum.
B. Praktik Perlindungan dan Penegakan Hukum di Indonesia

Negara kita memiliki beberapa lembaga peradilan dan alat penegak hukum
sebagai bagian dan upaya perlindungan dan penegakan hukum.
Pengadilan adalah badan atau instansi resmi yang melaksanakan sistem
peradilan berupa memeriksa, mengadili, dan memutus perkara. Bentuk dari
sistem Peradilan yang dilaksanakan di Pengdilan adalah sebuah forum publik
yang resmi dan dilakukan berdasarkan hukum acara yang berlaku di Indonesia
untuk menyelesaikan perselisihan dan pencarian keadilan baik dalam perkara
sipil, buruh, administratif maupun kriminal. Setiap orang memiliki hak yang sama
untuk membawa perkaranya ke Pengadilan baik untuk menyelesaikan
perselisihan maupun untuk meminta perlindungan di pengadilan bagi pihak yang
di tuduh melakukan kejahatan.
Peradilan adalah segala sesuatu atau sebuah proses yang dijalankan di
Pengadilan yang berhubungan dengan tugas memeriksa, memutus dan mengadili
perkara dengan menerapkan hukum dan/atau menemukan hukum “in concreto”
(hakim menerapkan peraturan hukum kepada hal-hal yang nyata yang
dihadapkan kepadanya untuk diadili dan diputus) untuk mempertahankan dan
menjamin ditaatinya hukum materiil, dengan menggunakan cara prosedural yang
ditetapkan oleh hukum formal.
Dari kedua uraian diatas dapat dikatakan bahwa, pengadilan adalah lembaga
tempat subjek hukum mencari keadilan, sedangkan peradilan adalah sebuah
proses dalam rangka menegakkan hukum dan keadilan atau suatu proses
mencari keadilan itu sendiri.

Lembaga Peradilan di Indonesia sendiri terdiri atas Mahkamah Agung (Badan


Peradilan yang tertinggi di Indonesia) dan Mahkamah Konstitusi.

1. Mahkamah Agung
Mahkamah Agung (disingkat MA) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman
bersama-sama dengan Mahkamah Konstitusi dan bebas dari pengaruh cabang-
cabang kekuasaan lainnya. Mahkamah Agung membawahi badan peradilan
dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan
peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara.
Mahkamah Agung memiliki wewenang:
-Mahkamah Agung memutus permohonan kasasi terhadap putusan pengadilan
tingkat banding atau tingkat terakhir dari semua lingkungan peradilan
-Mahkamah Agung menguji peraturan secara materiil terhadap peraturan
perundang-undangan dibawah Undang-undang
-Melakukan pengawasan tertinggi terhadap penyelenggaraan peradilan di semua
lingkungan peradilan dalam penyelenggaraan kekuasaan kehakiman.
2. Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi (disingkat MK) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman
bersama-sama dengan Mahkamah Agung.
Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu pelaku kekuasaan kehakiman selain
Mahkamah Agung. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka
untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.
Dengan demikian, Mahkamah Konstitusi adalah suatu lembaga peradilan,
sebagai cabang kekuasaan yudikatif, yang mengadili perkara-perkara tertentu
yang menjadi kewenangannya berdasarkan ketentuan UUD 1945.
Wewenang Mahkamah Konstitusi adalah memutus sengketa kewenangan
lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945, memutus
pembubaran partai politik dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan
umum.
Kewajiban Mahkamah Konstitusi adalah memberikan keputusan atas pendapat
DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran
hukum, atau perbuatan tercela, atau tidak memenuhi syarat sebagai Presiden
dan/atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945.
Selain lembaga peradilan yang sudah dijelaskan, ada pula alat penegak hukum
yang memilikin tugas dan tanggung jawab untuk melindungi dan menegakkan
hukum yang berlaku . Alat penegk hukum sendiri seperti kepolisian, kejaksaan,
pengacara, hakim, dan sebagainya.
C. Mematuhi Hukum Yang Berlaku
Hukum dibuat untuk dipatuhi, kepatuhan terhadap hukum mengakibatkan
terjadinya ketertiban dalam masyarakat dan sebaliknya ketidak patuhan
terhadap hukum akan mengakibatkan kekacauan. Ketaatan atau kepatuhan
terhadap hukum yang berlaku merupakan konsep nyata dalam dri seseorang
yang diwujudkan dengan dalam prilaku yang sesuai dengan sistem hukum yang
berlaku, tingkat kepatuhan terhadap hukum secara langsung menunjukan
kesadaran hukum.
Kepatuhan hukum mengandung arti bahwa seseorang memiliki kesadaran untuk
:
1. Memahami peraturan perundang-undangan yang berlaku
2. Mempertahankan tertib hukum yang ada
3. Menegakan kepastian hokum
Ciri-ciri orang yang berprilaku sesuai hukum
a. Disenangi masyarakat
b. Tidak menimbulkan kerugian bagi orang lain
c. Mencerminkan sikap sadar hukum
d. Tidak menyinggung perasaan orang lain
e. Menghormati hak-hak morang lain
1. Perilaku-Perilaku Yang Sesuai Dengan Hukum

a. Dalam lingkungan keluarga


1. patuh terhadap orang tua
2. Menghormati anggota keluarga yang lain
3. Mentaati aturan yang disepakati bersama keluarga
4. Melaksanakan ibadah tepat waktu
b. Dalam lingkungan sekolah
1. Menghormati kepala sekolah, guru dan karyawan lainnya
2. Memakai pakaian seragam
3. Datang dan pulang tepat waktu
4. Belajar dikelas dengan tertib
5. Memperhatikan ketika guru mengajar
6. Mengerjakan tugas-tugas
7. Mematuhi tata tertib yang berlaku
c. Dalam masyarakat
1. Menghormati tetangga sekitarnya
2. Membayar iuran warga
d. Dalam kehidupan berbangsa
1. memiliki KTP jika telah dewasa
2. Ikut serta dalam pemilu
3. Membayar pajak
4. Menjaga kelestarian alam
2. Perilaku-Perilaku Yang Bertentangan Dengan Hukum
Prilaku yang bertentangan dengan hukum timbul karena kurangnya kesadaran
hukum, ketidak patuhan terhadap hukum dapat timbul karena dua hal yakni
pelanggaran hukum dianggap biasa dan hukum yang berlaku sudah tidak sesuai
dengan kehidupan. Berikut ini contoh prilaku yang bertentangan dengan hokum :
a. Dalam lingkungan keluarga
1. mengabaikan perintah orang tua
2. nonton TV sampai larut malam
3. bangun kesiangan
4. tidak mau belajar
5. tidak mau membantu orang tua
6. tidak mkau beribadah
b. Dalam lingkungan sekolah
1. nyontek ketika ulangan
2. tidak mengikuti upacara bendera
3. bolos sekolah
4. tidak tertib dikelas
5. berpakaian tidak rapi
6. tidak mengurus rambut ( Gondrong)
c. Dalam masyarakat
1. menggangu ketertiban masyarakat
2. membuang sampah tidak pada tempatnya
3. berjudi dan mabuk-mabukan
4. Tidak mau kerja bakti dan siskamling
d. Dalam lingkungan bangsa dan negara
1. tidak memiliki KTP
2. tidak memilikiu SIM
3. Tidak mematuhi rambu lalulintas
4. terlibat aksi terorisme
5. merusak pasilitas umum dan negara
6. melakukan trindak pidana

 Peran Indonesia dalam Perdamaian dunia

1. Indonesia Termasuk dalam Gerakan Non-Blok untuk Menghindari Dampak


Perang Dingin antara Blok Timur dan Barat

Pada sekitar tahun 1950, negara-negara di dunia terbagi menjadi dua blok. Dua
blok tersebut adalah blok barat dan blok timur. Blok barat dipimpin oleh Amerika
Serikat yang beranggotakan negara dengan ideologi liberal dalam pertahanan
NATO (North Atlantic Treaty Organization). Anggota dari blok barat ini terdiri dari
Belanda, Inggris, Islandia, Portugal, Italia, Kanada, Belgia, Denmark, Luksemburg,
dan Norwegia. Sedangkan blok timur dipimpin oleh Uni Soviet. Blok timur
membawa ideologi komunisme yang berada di bawah organisasi PAKTA
WARSAWA. Anggota dari blok timur ini adalah Albania, Cekoslovakia, Jerman
Timur, Hongaria, Polandia, dan Bulgaria. Konflik antara kedua blok ini
berlangsung karena adanya ambisi dan egoisme dimana keduanya merasa
berhak menjadi pemenang Perang Dunia II. Perang ini dikenal dengan cold war
atau perang dingin yang dimulai sejak perang dunia dunia berakhir.

Negara-negara yang baru merdeka di kawasan Asia, Afrika , dan Amerika Latin
menjadi kawasan yang menjadi target perebutan pertarungan pengaruh. Karena
itu, banyak konflik yang terjadi contohnya perang Korea dan perang Vietnam. Hal
tersebut mendorong pemimpin dari Asia dan Afrika untuk membuat gerakan
agar tidak terpengaruh persaingan tersebut. Gerakan yang dibuat oleh negara-
negara yang khawatir akan menjadi korban perang dingin adalah gerakan non
blok (Non Align Movement). Dengan berpartisipasinya Indonesia dalam Gerakan
Non Blok dan tidak memihak blok barat maupun timur merupakan salah satu
upaya dalam menjaga perdamaian dunia secara tidak langsung.
2. Indonesia Menjadi Salah Satu Pelopor Penyelenggaraan Konferensi Asia
Afrika demi Menjaga Perdamaian di Kawasan Asia dan Afrika

Konferensi Asia Afrika dipelopori oleh lima pemimpin negara dimana salah
satunya adalah Indonesia yang diwakili oleh PM Ali Sastroamidjojo. Keempat
negara pelopor yang lain adalah India diwakili oleh Jawaharhal Nehru, Pakistan
diwakili oleh Mohammad Ali Bogra, Burma diwakili oleh U Nu dan Srilanka
diwakili oleh Sir John Kotelawala. Pertemuan pertama dari kelima pemimpin
negara tersebut diadakan di Kolombo, Srilanka. Kegiatan ini dilaksanakan pada
tangga 28 April- 2 Mei 1952. Pada konferensi ini Indonesia mengusulkan adanya
konferensi Asia-Afrika. Usulan itu disampaikan oleh Perdana Menteri Indonesia
Ali Sastroamidjojo. Pernyataan tersebut adalah “ Dimana sekarang kita berdiri,
bangsa Asia sedang berada di tengah-tengah persaingan dunia. Kita sekarang
berada di persimpangan jalan sejarah umat manusia. Oleh karena itu kita Lima
Perdana Menteri negara-negara Asia bertemu disini untuk membicarakan
masalah-masalah yang krusial yang sedang dihadapi oleh masyarakat yang kita
wakili.

Ada beberapa hal yang mendorong Indonesia mengajukan usulan untuk


mengadakan pertemuan lain yang lebih luas, antara negara-negara Afrika dan
Asia. Saya percaya bahwa masalah-masalah itu tidak terjadi hanya di negara-
negara Asia yang terwakili disini, tetapi juga sama pentingnya bagi negara-negara
Afrika dan Asia lainnya.” Kemudian pertemuan kedua dilaksanakan di Istana
Bogor pada tahun 1952, lebih tepatnya tanggal 29 Desember. Pertemuan ini
dilaksanakan untuk mematangkan konsep konferensi Asia-Afrika. Rincian
tersebut meliputi tujuan persidangan, serta siapa saja yang akan diundang.
Negara yang diundang sejumlah 25 negara yang terdiri dari Afganistan, Kamboja,
Federasi Afrika Tengah, Republik Rakyat Tiongkon (China), Mesir, Ethiopia, Pantai
Emas (Gold Coast), Iran, Irak, Jepang, Yordania, Laos, Libanon, Liberia, Libya,
Nepal, Filipina, Saudi Arabia, Sudan, Syria, Thailand (Muangthai), Turki, Republik
Demokrasi Vietnam (Vietnam Utara), Vietnam Selatan, dan Yaman. Dengan
aktifnya Indonesia dalam mempelopori adanya Konferensi Asia-Afrika
menunjukkan bahwa Indonesia telah berpartisipasi aktif dalam menjaga
perdamaian dunia.

3. Indonesia Menjadi Tuan Rumah Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika.

Setelah dilaksanakannya kedua pertemuan di Kolombo dan Bogor untuk


merencanakan adanya konferensi Asia Afrika , dilaksanakanlah Konferensi Asia-
Afrika (KAA) di Bandung . Dengan aktifnya Indonesia menjadi tuan rumah
penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika ini menunjukkan bahwa Indonesia
memiliki semangat tinggi dalam menciptakan perdamaian dunia khususnya di
wilayah Asia dan Afrika. KAA tersebut dilaksanakan pada tanggal 18-25 April
1955. KAA ini diresmikan oleh presiden Soekarno, sementara ketuanya adala PM
Ali Sostroamidjojo. Dalam pelaksanaan KAA ini menghormati bentuk
pemerintahan atau cara hidup suatu negara dan antar tidak akan mencampuri
urusan rumah tangga suatu negara. Tujuan diadakannya konferensi ini adalah
agar setiap negara memiliki pendirian mereka masing-masing mengenai nasib
negaranya. (Baca juga: Jaminan Perlindungan HAM)

KAA ini dilaksanakan di gedung Dana Pensiun yang telah dirubah namanya
menjadi Gedung Dwi Warna. Selain Gedung Dana Pensiun yang berubah nama,
Gedung Concordia juga dirubah namanya menjadi Gedung Merdeka. Untuk
memfasilitasi penginapan tamu undangan, telah disediakan Hotel Homann, Hotel
Preager, dan dua belas hotel lainnya ditambah dengan perumahan perorangan.
Fasilitas tersebut digunakan untuk menampun 1300 tamu undangan. Untuk
menyemarakkan suasana konferensi, Presiden Soekarno mengubah sebagian
Jalan Raya Timur menjadi Jalan Asia-Afrika. Sebanyak 24 negara yang diundang
menerima undangan yang telah diberikan pada tanggal 15 Januari 1955. Satu
negara yang tidak menerima undangan KAA adalah Federasi Afrika Tengah yang
ketika itu masih dikuasai oleh penjajahnya. KAA yang telah terselenggara di
Bandung menghasilkan prinsip-prinsip utama Gerakan Non Blok (GNB) yang di
sebut Dasa Sila Bandung. Adapun isi dari Dasasila Bandung adalah sebagai
berikut:

Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang


termuat di dalam piagam PBB : Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial
semua bangsa, Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua
bangsa besar maupun kecil,Tidak melakukan intervensi atau campur tangan
dalam soalan-soalan dalam negeri negara lain, Menghormati hak-hak setiap
bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian ataupun kolektif yang
sesuai dengan Piagam PBB, Tidak menggunakan peraturan-peraturan dari
pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu
negara besar dan tidak melakukannya terhadap negara lain, Tidak melakukan
tindakan-tindakan ataupun ancaman agresi maupun penggunaan kekerasan
terhadap integritas wilayah maupun kemerdekaan politik suatu negara
Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti
perundingan, persetujuan, arbitrasi (penyelesaian masalah hukum) , ataupun
cara damai lainnya, menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai
dengan Piagam PBB. Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama,
Menghormati hukum dan kewajiban–kewajiban internasional. Setelah KAA yang
pertama, negara pelopor mengusulkan untuk adanya pertemuan yang kedua.
Pertemuan tersebut hampir terlaksana dimana Aljazain menjadi tuan rumah.
Akan tetapi terjadi pergantian pemerintahan di Aljazair sehingga konferensi itu
dibatalkan. Mskipun pertemuan kedua gagal diadakan, namun KAA telah
menjadikan negara-negara di Asia dan Afrika menjalin hubungan yang baik.
Terdapat beberapa konferensi serupa yang diadakan setelah KAA diantarannya
Konferensi Wartawan Asia Afrika, Konferensi Islam Asia Afrika, Konferensi
Mahasiswa Asia Afrika, dan Konferensi Pengarang Asia Afrika. Terselenggaranya
KAA meningkatkan semangat bangsa Asia-Afrika sehingga banyak lahir negara-
negara merdeka di benua Asia dan Afrika. Diadakannya KAA dibandung
menjadikan bandung terkenal dan jalanan protokol di kota bandung didepan
gedung Merdeka diberi nama Jalan Asia Afrika. Semangat perdamaian yang
terjadi membuat julukan “semangat Bandung” atau “Bandung Spirit”. Sukses nya
konferensi Asia Afrika menunjukan peran Indonesia sebagai pelopor dalam
menggerakkan perdamaian dunia khususnya di kawasan Asia dan Afrika. (Baca
juga: Pelanggaran Hak Asasi Manusia HAM)

4. Indonesia Berperan Aktif Menjaga Perdamaian Dunia dengan Bergabung


Menjadi Anggota PBB, Menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Kemanan PBB

pada tanggal 28 September 1950, Indonesia resmi menjadi anggota PBB.


Indonesia sempat keluar dari PBB pada 7 Januari 1965 karena adanya
perselisihan dengan Malaysia. Namun Indonesia kembali menjadi anggota PBB
pada era Orde Baru, tepatnya tanggal 28 September 1966. Indonesia telah tiga
kali menjadi anggota tidak tetap dalam Dewan Keamanan PBB. Periode pertama
adalah pada tahun 1973-1974, periode kedua yaitu tahun 1995-1996, sedangkan
periode ketiga tahun 2007-2008. Bergabungnya Indonesia menjadi anggota tidak
tetap Dewan Keamanan PBB menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kontribusi
nyata dalam menjaga perdamaian dunia. (Baca juga: Dasar Hukum HAM)

5. Indonesia Mengirim Bantuan Pangan ke Ethiopia Tahun 1984

Peran Indonesia ditunjukkan dengan bantuan uang dan pangan berupa beras
melalui FAO (Food and Agriculture Organization) untuk kelaparan yang terjadi di
Ethiopia pada tahun 1984.

6. Indonesia Mengirimkan Pasukan Garuda I untuk Menjaga Perdamaian di


Timur Tengah Pada Tahun 1957

Pada tanggal 5 November 1956 dibentuk suatu komando PBB yang disebut
United Nations Emergency Forces (UNEF). Komando ini merupakan pasukan
khusus PBB yang ditujukan untuk memelihara perdamaian di Timur Tengah.
Dalam mendukung perdamaian dunia, Indonesia menyetujui untuk berpartisipasi
menyumbangkan pasukan pada UNEF mulai tanggal 8 November 1965. Pada 28
Desember 1956 dibentuk pasukan Indonesia yang disebut Pasukan Garuda, dan
pasukan ini dikirim ke Timur Tengah pada bulan Januari tahun 1957.

7. Indonesia Mengirimkan Pasukan Garuda II dan III untuk Menjaga


Perdamaian di Kongo

Pada bulan Juni 1960, terdapat perang saudara di Kongo (Zaire) setel
kemerdekaannya dari Belgia. Untuk menjaga perdamaian dunia, PBB membentuk
United Nations Operations for the Congo (UNOC). Pada misi perdamaian dunia
tersebut, Indonesia mengirimkan satu batalyon yang disebut Pasukan Garuda II.
Paukan ini berangkat pada 10 September 1960 dan pulang pada Mei 1961.
Pasukan ini digantikan pasukan Garuda III dari Desember 1962 hingga Agustus
1964.

8. Pengiriman Pasukan Garuda IV,V,dan VII untuk Menjaga Stabilitas Indocina


karena Perang Vietnam

Pada tahun 1973, PBB membentuk International Commision of Control and


Supervission (ICCS) untuk menjaga stabilitas politik di Indocina akibat adanya
perang Vietnam. Perang Vietnam ini merupakan perang saudara yang terjadi
antara Vietnam Utara dan Vietnam Selatan. ICCS yang dibentuk oleh PBB
memiliki tugas untuk mengawasi pelanggaran yang terjadi antara kedua kubu.
Pada misi ini, Indonesia juga mengirimkan pasukannya yaitu pasukan Garuda IV
yang beranggotakan 290 pasukan. Pada ICCS ini terdiri dari empat negara yaitu
Hungaria, Indonesia, Kanada, dan Polandia. Pasukan Garuda IV kemudian
digantikan oleh Pasukan Garuda V yang selanjutnya juga digantikan oleh Pasukan
Garuda VII. Setelah Vietnam dikuasai secara keseluruhan oleh Vietnam Utara
dengan ideologi komunis pada tahun 1975, pasukan Garuda VII ditarik dari
Vietnam.

9. Pengiriman Pasukan Garuda VI dan VIII ke Timur Tengah

UNEF diaktifkan kembali pada tahun 1973 oleh PBB karena adanya perang Arab-
Israel ke 4. Kali ini, anggota dari UNEF terdiri dari 7000 anggota dari kesatuan
Australia, Finlandia, Swedia, Irlandia, Peru, Panam, Senegal, Ghana dan
Indonesia. Pasukan Garuda VI yang ditugaskan ke Timur Tengah memiliki tugas
untuk melakukan pengamanan dalam perundingan Mesir-Israel. Pada 23
September 1974, tugas Pasukan Garuda VI digantikan Pasukan Garuda VIII hingga
17 Februari 1975.
10. Indonesia Mengirimkan Pasukan Garuda IX ke Perbatasan Irak dan Kuwait

Pada tahun 1988, pasukan Garuda IX ditugaskan ke perbatasan Irak-Iran. Pasukan


Garuda X ditugaskan di Namibia pada tahun 1989. Pada tahun 1991, Indonesia
kembali mengirimkan kontingennya yaitu pasukan Garuda XI ke perbatasan Irak-
Kuwait.

11. Pengiriman Pasukan Garuda ke Kamboja, Somalia, Bosnia-Herzegovina, dan


Lebanon.

Pada tahun 1992, Indonesia mengirimkan pasukan Garuda XII ke Kamboja. Pada
tahun yang sma Indonesia mengirimkan pasukan Garuda XIII ke Somalia. Pada
tahun 1993-1994 pasukan Garuda XIV dikirim ke Bosnia-Herzegovina.Serta pada
tahun 2006 ada rencana untuk mengirim pasukan ke Lebanon.

12. Pembangunan Pusat Perdamaian dan Keamanan di Indonesia.

Pada tahun 2012 dibangun Indonesial Peace Security Cente (IPSC) yang
merupakan Pusat Perdamaian dan Keamanan Indonesia. IPSC ini memiliki unit
yang mengelola kesiapan pasukan yang akan dikirim untuk menjaga perdamaian
dunia (Standby Force). Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki peran
aktif dalam rangka menjaga perdamaian dunia.

C. Integrasi Nasional dan Demokrasi

 Integrasi Nasional

Pengertian Integrasi Nasional adalah suatu upaya untuk mempersatukan atau


menggabungkan berbagai perbedaan pada kelompok budaya atau kelompok
sosial di dalam satu wilayah sehingga membentuk suatu kesatuan yang harmonis
di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan semboyan Bhineka
Tunggal Ika. Dengan kata lain, integrasi nasional adalah hasrat dan kesadaran
untuk bersatu sebagai satu bangsa yakni bangsa Indonesia. Integrasi bangsa
dapat dilihat secara politis dan secara antropologis.

Pengertian Integrasi Nasional secara Politis adalah proses penyatuan berbagai


kelompok budaya dan sosial di dalam kesatuan wilayah nasional yang kemudian
membentuk identitas nasional.

Pengertian Integrasi Nasional secara Antropologis adalah proses penyesuaian


berbagai unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga terjadi keseresaian
fungsi dalam kehidupan bermasyarakat.

Berbagai keanekaragaman yang ada di Indonesia sudah seharusnya dipelihara dan


dijaga oleh seluruh elemen masyarakat. Jangan menjadikan perbedaan sebagai
pertentangan karena perbedaan dan keanekaragaman tersebut merupakan
kekayaan dan kelebihan yang dimiliki oleh Indonesia.

Pengertian Integrasi Nasional Menurut Para Ahli

Agar lebih memahami apa arti integrasi nasional, maka kita dapat merujuk pada
pendapat beberapa ahli berikut ini:

Dr. Nazaruddin Sjamsuddin

Menurut Dr. Nazaruddin Sjamsuddin, pengertian Integrasi nasional adalah proses


penyatuan suatu bangsa yang mencakup semua aspek kehidupannya, yaitu aspek
sosial, politik, ekonomi, dan budaya.

J. Soedjati Djiwandono

Menurut J. Soedjati Djiwandono, arti kata Integrasi nasional adalah cara


bagaimana kelestarian persatuan nasional dalam arti luas dapat didamaikan
dengan hak menentukan nasib sendiri.

Integrasi nasional bangsa indonesia berarti hasrat dan kesadaran untuk bersatu
sebagai suatu bangsa, menjadi satu kesatuan bangsa secara resmi, dan
direalisasikan dalam satu kesepakatan atau konsensus nasional melalui Sumpah
Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.

Myron Weiner

Menurut Myron Weiner, integrasi bangsa adalah proses penyatuan dari berbagai
kelompok budaya dan sosial ke dalam satu kesatuan wilayah, dalam rangka
pembentukan suatu identitas nasional.

Howard Wriggins

Menurut Howard Wriggins, integrasi bangsa adalah penyatuan bagian yang


berbeda-beda dari suatu masyarakat menjadi suatu kesatuan yang lebih utuh atau
memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang jumlahnya banyak menjadi satu
kesatuan bangsa.

Faktor Pendorong Integrasi Nasional

Berikut ini adalah beberapa faktor pendorong terjadinya national integration:

Adanya faktor sejarah sehingga timbul rasa senasib dan seperjuangan.


Semua kalangan masyarakat Indonesia memiliki keinginan untuk bersatu, seperti
yang tertuang pada Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928.

Timbulnya rasa cinta tanah air yang ditunjukkan pada masa perjuangan merebut
kemerdekaan, hingga mengisi kemerdekaan.

Adanya rasa rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara seperti yang
ditunjukkan oleh para pahlawan yang gugur selama masa perjuangan
kemerdekaan.

Konsensus nasional di dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila


serta UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan
bahasa kesatuan bahasa Indonesia.

Faktor Penghambat Integrasi Nasional

Berikut ini adalah beberapa faktor penghambat national integration:

Keanekaragaman budaya, bahasa daerah, agama, ras, dan berbagai perbedaan


lainnya menjadi faktor penghambat proses national integration.

Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat luas dan terdiri dari
ribuan kepulauan dan dikelilingi lautan yang luas juga menjadi penghambat
integrasi bangsa.

Ketimbangan pembangunan infrastruktur di berbagai daerah telah menimbulkan


rasa tidak puas. Masih banyaknya konflik berunsur SARA (Suku, Agama, Ras, dan
Antar-golongan), gerakan separatisme dan kedaerahaan, domenstrasi, juga
menjadi faktor penghambat integrasi.

Paham etnossentrisme yang masih dimiliki oleh beberapa suku sehingga


menonjolan kelebihan daerahnya dan meremehkan budaya suku bangsa yang lain.

Syarat Integrasi Nasional

Berikut ini adalah beberapa syarat integrasi bangsa:

Adanya kesadaran anggota masyarakat bahwa dibutuhkan hubungan satu dengan


yang lain agar dapat memenuhi kebutuhan mereka.

Anggota masyarakat sepakat tentang norma dan nilai sosial yang dijadikan
pedoman dalam bermasyarakat.

Adanya norma dan nilai sosial yang berlaku sebagai aturan dan pedoman dalam
proses integrasi masyarakat.
Jenis Integrasi Nasional

Mengacu pada penjelasan definisi integrasi bangsa di atas, adapun beberapa jenis
integrasi nasional adalah sebagai berikut:

Integrasi Asimilasi; merupakan penggabungan dua atau lebih kebudayaan yang


menghilangkan ciri khas kebudayaan aslinya yang diterima oleh masyarakat.

Integrasi Akulturasi; merupakan penggabungan dua atau lebih kebudayaan tanpa


menghilangkan ciri khas kebudayaan asli di suatu lingkungan.

Integrasi Normatif; terjadi karna keberadaan norma-norma yang berlaku dan


mempersatukan masyarakat sehingga integrasi lebih mudah terbentuk.

Integrasi Instrumental; terjadi dan tampak secara nyata sebagai akibat adanya
keseragaman antar individu dalam lingkungan masyarakat, misalnya keseragaman
pakaian.

Integrasi Ideologis; terjadi dan tampak secara nyata karena adanya ikatan
spiritual/ ideologis yang kuat tanpa adanya paksaan.

Integrasi Fungsional; terjadi karena adanya berbagai fungsi tertentu dari semua
pihak di dalam masyarakat.

Integrasi Koersif; terjadi karena adanya pengaruh dari penguasa dan bersifat
paksaan.

Contoh Integrasi Nasional

Mengacu pada penjelasan di atas, berikut ini adalah beberapa contoh integrasi
nasional di Indonesia:

Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta oleh Pemerintah


Indonesia pada tahun 1976. Di lokasi TMII tersebut terdapat rumah adat dan
aneka macam budaya dari seluruh provinsi Indonesia.

Sikap menghargai dan toleransi terhadap antar umaat beragama di Indonesia. Hal
ini terlihat dari sikap masyarakat Indonesia yang menghargai perbedaan agama.
Sikap menghargai dan merasa memiliki kebudayaan yang berasal dari daerah lain,
bahkan mempelajari kebudayaan dari daerah yang berbeda.
 Ancaman terhadap negara bidang ipoleksosbudhankam dan upaya
penyelesaiannya

Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar
negeri, yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara,
dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman non-militer atau nirmiliter memiliki
karakteristik yang berbeda dengan ancaman militer, yaitu tidak bersifat fisik serta
bentuknya tidak terlihat seperti ancaman militer, karena ancaman ini berdimensi
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, informasi serta keselamatan
umum. Berikut ini berbagai ancaman bagi bangsa Indonesia dilihat dari berbagai
bidang kehidupan.

1. Ancaman di Bidang Ideologi


Secara umum Indonesia menolak dengan tegas paham komunis dan zionis.
Akibat dari penolakan tersebut, tentu saja pengaruh dari negara-negara komunis
dapat dikatakan tidak dirasakan oleh bangsa Indonesia, kalaupun ada pengaruh
tersebut sangat kecil ukurannya. Akan tetapi, meskipun demikian bukan berarti
bangsa Indonesia terbebas dari pengaruh paham lainnya, misalnya pengaruh
liberalisme. Saat ini kehidupan masyarakat Indonesia cenderung mengarah pada
kehidupan liberal yang menekankan pada aspek kebebasan individual.
Sebenarnya liberalisme yang didukung oleh negara-negara barat tidak hanya
mempengaruhi bangsa Indonesia, akan tetapi hampir semua negara di dunia. Hal
ini sebagai akibat dari era globalisasi. Globalisasi ternyata mampu meyakinkan
kepada masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa manusia ke
arah kemajuan dan kemakmuran. Tidak jarang hal ini mempengaruhi pikiran
masyarakat Indonesia untuk tertarik pada ideologi tersebut. Akan tetapi, pada
umumnya pengaruh yang diambil justru yang bernilai negatif, misalnya dalam
gaya hidup yang diliputi kemewahan, pergaulan bebas yang cenderung meng-
arah pada dilakukannya perilaku seks bebas dan perbuatan dekadensi moral
lainnya. Hal tesebut apabila tidak segera diatasi akan menjadi ancaman bagi
kepribadian bangsa Indonesia yang sesungguhnya.

2. Ancaman di Bidang Politik


Ancaman di bidang politik dapat bersumber dari dalam negeri maupun luar
negeri. Dari luar negeri, ancaman di bidang politik dilakukan oleh suatu negara
dengan melakukan tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi, provokasi,
atau blokade politik merupakan bentuk ancaman non-militer berdimensi politik
yang seringkali digunakan oleh pihak-pihak lain untuk menekan negara lain. Ke
depan, bentuk ancaman yang berasal dari luar negeri diperkirakan masih
berpotensi terhadap Indonesia, yang memerlukan peran dari fungsi pertahanan
non-militer untuk menghadapinya.
Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri dapat
berupa penggunaan kekuatan berupa pengerahan massa untuk menumbangkan
suatu pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang kekuatan politik untuk
melemahkan kekuasaan pemerintah. Selain itu, ancaman separatisme
merupakan bentuk lain dari ancaman politik yang timbul di dalam negeri. Sebagai
bentuk ancaman politik, separatisme dapat menempuh pola perjuangan politik
tanpa senjata dan perjuangan bersenjata. Pola perjuangan tidak bersenjata
sering ditempuh untuk menarik simpati masyarakat internasional. Oleh karena
itu, separatisme sulit dihadapi dengan menggunakan kekuatan militer. Hal ini
membuktikan bahwa ancaman di bidang politik memiliki tingkat resiko yang
besar yang dapat mengancam kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan bangsa.

3. Ancaman di Bidang Ekonomi


Pada saat ini ekonomi suatu negara tidak bisa berdiri sendiri. Hal tersebut
merupakan bukti nyata dari pengaruh globalisasi. Dapat dikatakan, saat ini tidak
ada lagi negara yang mempunyai kebijakan ekonomi yang tertutup dari pengaruh
negara lainnya.
Pengaruh globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi
dan perdagangan di mana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan
pasar yang semakin terintegrasi tanpa rintangan batas teritorial negara.
Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan
hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.
Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur
dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional
akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka
peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif,
sebaliknya juga membuka peluang masuknya produkproduk global ke dalam
pasar domestik. Hal tersebut tentu saja selain menjadi keuntungan, juga menjadi
ancaman bagi kedaulatan ekonomi suatu negara.
Ancaman kedaulatan Indonesia dalam bidang ekonomi, di antaranya adalah
sebagai berikut.
a. Indonesia akan kedatangan oleh barang-barang dari luar dengan adanya
perdagangan bebas yang tidak mengenal adanya batas-batas negara. Hal ini
mengakibatkan semakin terdesaknya barang-barang lokal terutama yang
tradisional karena kalah bersaing dengan barang-barang dari luar negeri.
b. Perekonomian negara kita akan dikuasai oleh pihak asing, seiring dengan
semakin mudahnya orang asing menanamkan modalnya di Indonesia. Pada
akhirnya mereka dapat menekan pemerintah atau bangsa kita. Dengan demikian
bangsa kita akan dijajah secara ekonomi oleh negara investor.
c. Persaingan bebas akan menimbulkan adanya pelaku ekonomi yang kalah dan
menang. Pihak yang menang secara leluasa memonopoli pasar, sedangkan yang
kalah akan menjadi penonton yang senantiasa tertindas. Akibatnya, timbulnya
kesenjangan sosial yang tajam sebagai akibat dari adanya persaingan bebas
tersebut.
d. Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang,
koperasi semakin sulit berkembang dan penyerapan tenaga kerja dengan pola
padat karya semakin ditinggalkan sehingga angka pengangguran dan kemiskinan
susah dikendalikan.
e. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Apabila hal-hal
yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dalam jangka pendek
pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang
pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi.
Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat
pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah
semakin memburuk.

4. Ancaman di Bidang Sosial Budaya


Ancaman di bidang sosial budaya dapat dibedakan atas ancaman dari dalam dan
dari luar. Ancaman dari dalam ditimbulkan oleh isu-isu kemiskinan, kebodohan,
keterbelakangan, dan ketidakadilan. Isu tersebut menjadi titik pangkal timbulnya
permasalahan, seperti premanisme, separatisme, terorisme, kekerasan, dan
bencana akibat perbuatan manusia. Isu tersebut akan mengancam persatuan
dan kesatuan bangsa, nasionalisme, dan patriotisme.
Adapun ancaman dari luar timbul sebagai akibat dari pengaruh negatif
globalisasi, di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Munculnya gaya hidup konsumtif dan selalu mengkonsumsi barangbarang dari
luar negeri.
b. Munculnya sifat hedonisme, yaitu kenikmatan pribadi dianggap sebagai suatu
nilai hidup tertinggi. Hal ini membuat manusia suka memaksakan diri untuk
mencapai kepuasan dan kenikmatan pribadinya tersebut, meskipun harus
melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat. Seperti mabuk-mabukan,
pergaulan bebas, foya-foya dan sebagainya.
c. Adanya sikap individualisme, yaitu sikap selalu mementingkan diri sendiri serta
memandang orang lain itu tidak ada dan tidak bermakna. Sikap seperti ini dapat
menimbulkan ketidakpedulian terhadap orang lain, misalnya sikap selalu
menghardik pengemis, pengamen, dan sebagainya.
d. Munculnya gejala westernisasi, yaitu gaya hidup yang selalu berorientasi
kepada budaya barat tanpa diseleksi terlebih dahulu, seperti meniru model
pakain yang biasa dipakai orang-orang barat yang sebenarnya bertentangan
dengan nilai dan norma-norma yang berlaku, misalnya memakai rok mini, lelaki
memakai anting-anting dan sebagainya.
e. Semakin memudarnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian dan
kesetiakawanan sosial.
f. Semakin lunturnya nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat.

5. Ancaman di Bidang Pertahanan dan Keamanan


Seiring dengan berjalannya waktu, proses penegakan pertahanan dan keamanan
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak semudah yang dibayangkan
atau semudah dalam pembicaraan yang bersifat teoritis semata. Masih adanya
masalah teror dan konflik SARA yang terjadi pada suatu wilayah memiliki tujuan
yang sama yaitu tidak ingin bangsa Indonesia hidup damai dan tentram. Oleh
karena itu, lemahnya penerapan dan penegakan hukum dan keadilan harus terus
ditingkatkan. Semakin bermunculan masalah di suatu wilayah mengakibatkan
hilangnya tingkat kewibawaan hukum dan kemerosotan wibawa para
penegaknya. Dengan demikian,kita harus mengantisipasi ancaman sedini
mungkin di bidang pertahanan dan keamanan, baik secara militer maupun non-
militer.

Wawasan Nusantara

Pengertian Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
terhadap diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
dengan menghargai dan mengutamakan kebhinekaan dalam mencapai tujuan
nasional.

Secara etimologis kata Wawasan Nusantara berasal dari bahasa Jawa, yaitu
Wawas, Nusa, dan Antara. Arti kata wawas adalah Pandangan, Tinjauan,
Penglihatan Indrawi. Kata Nusa berarti pulau atau kesatuan kepulauan, sedangkan
Antara berarti dua benua dan dua samudera.

Sehingga pengertian Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia


terhadap kesatuan kepulauan yang berada di antara dua benua (benua Asia dan
Australia) dan dua samudera (samudera hindia dan pasifik).

Wawasan nusantara memiliki dasar hukum yang diterima sebagai konsepsi politik
kewarganegaraan yang tercantum dalam:

Tap MPR. No. IV/MPR/1973 pada tanggal 22 maret 1973

Tap MPR. No IV/1978/22/Maret/1978/ tentang GBHN

Tap MPR. No. II/MPR/1983/12/Maret/1983

Pengertian Wawasan Nusantara Menurut Para Ahli

Untuk lebih memahami apa arti wawasan nusantara, maka kita dapat merujuk
pada pendapat beberapa ahli. Berikut ini adalah pengertian wawasan nusantara
menurut para ahli:

Prof. Wan Usman

Menurut Prof. Wan Usman, pengertian Wawasan Nusantara adalah cara pandang
bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai Negara kepulauan
dengan semua aspek kehidupan yang beragam.
Samsul Wahidin

Menurut Samsul Wahidin, pengertian wawasan nusantara adalah cara pandang,


cara memahami, cara menghayati, cara bersikap, bertindak, berpikir dan
bertingkah laku bagi Bangsa Indonesia sebagai hasil interaksi proses-proses
psikologis, sosiokultural dalam arti yang luas dengan aspek-aspek asta grata.

Munadjat Danusaputro

Menurut Munadjat Danusaputro, pengertian wawasan nusantara adalah cara


pandang Bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensi yang
serba terhubung serta pemekarannya di tengah-tengah lingkungan tersebut
berdasarkan asas nusantara.

Srijanti, Kaelan, dan Achmad Zubaidi

Menurut Srijanti, Kaelan, dan Achmad Zubaidi, arti wawasan nusantara adalah
cara pandang Bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 serta sesuai dengan geografi wilayah nusantara yang
menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya.

Sumarsono

Menurut Sumarsono, definisi wawasan nusantara adalah nilai yang menjiwai


segenap peraturan perundang-undangan yang berlaku pada setiap strata di
seluruh wilayah negara, sehingga menggambarkan sikap dan perilaku, paham
serta semangat kebangsaan atau nasionalisme yang tinggi yang merupakan
identitas atau jati diri Bangsa Indonesia.

M. Panggabean

Menurut M. Panggabean, pengertian wawasan nusantara adalah doktrin politik


bangsa Indonesia untuk mempertahankan kelangsungan hidup Negara Republik
Indonesia, yang didasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 dengan
memperhitungkan pengaruh geografi, ekonomi, demografi, teknologi dan
kemungkinan strategik yang tersedia.

Akhadiah MK

Menurut Akhadiah MK, pengertian wawasan nusantara adalah cara pandang


Bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya sesuai dengan ide nasionalnya,
yaitu Pancasila dan UUD 1945, sebagai aspirasi suatu bangsa yang merdeka,
berdaulat dan bermartabat di tengah-tengah lingkungannya, yang menjiwai tindak
kebijaksanaan dalam mencapai tujuan perjuangan bangsa.
Kelompok Kerja LEMHANAS

Menurut Kelompok Kerja LEMHANAS (Lembaga Pertahanan Nasional) 1999,


pengertian wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa indonesia
mengenai diri dan lingkungan yang beragam dan bernilai startegis dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dan kesatuan wilayah dalam
menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk
mencapai tujuan nasional.

Tap MPR Tahun 1993 dan 1998 Tentang GBHN

Menurut Tap MPR Tahun 1993 dan 1998 Tentang GBHN, pengertian Wawasan
Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungan dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta
kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan masyarakat, berbangsa
dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

Fungsi Wawasan Nusantara

Mengacu pada pengertian wawasan nusantara di atas, maka fungsi utamanya


adalah sebagai panduan, pedoman, acuan bagi bangsa Indonesia dalam
bernegara. Fungsi wawasan nusantara dapat dikelompokkan dalam 4 kategori,
yaitu:

Sebagai Wawasan Pembangunan

Wawasan nusantara memiliki fungsi dalam pembangunan Indonesia. Beberapa


unsur di dalamnya termasuk sosial politik, kesatuan politik, pertahanan dan
keamanan negara, serta ekonomi dan sosial ekonomi.

Sebagai Konsep Ketahanan Nasional

Pemahaman mengenai wawasan nusantara berfungsi sebagai konsep ketahanan


sosial yang memegang peranan penting dalam perencanaan pembangunan,
kewilayahan, dan pertahanan keamanan nasional.

Sebagai Wawasan Pertahanan dan Keamanan

Wawasan nusantara juga berfungsi sebagai pertahanan dan keamanan nasional


yang mengarah pada pandangan geopolitik Negara Indonesia. Pandangan ini
meliputi tanah air dan segenap wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebagai Wawasan Kewilayahan

Wawasan nusantara berfungsi dalam pemahaman mengenai wawasan


kewilayahan Indonesia, termasuk batas wilayah Indonesia untuk menghindari
terjadinya potensi sengketa dengan negara lain.

Tujuan Wawasan Nusantara

Setelah memahami pengertian wawasan nusantara dan fungsinya, tentunya kita


juga ingin mengetahui apa tujuannya. Secara umum, tujuan wawasan nusantara
adalah untuk mewujudkan rasa cinta tanah air (nasionalisme) dari semua aspek
kehidupan masyarakat Indonesia.

Tujuan tersebut dinyatakan dengan tindakan dan perilaku masyarakat Indonesia


yang lebih mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan pribadi,
kelompok dan golongan, suku bangsa atau daerah, dan agama.

Latar Belakang dan Aspek Wawasan

Wawasan Nusantara dilatarbelakangi oleh beberapa aspek penting yang menjadi


dasar. Berikut ini adalah latar belakang wawasan nusantara:

Aspek Falsafah Pancasila

Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Di dalam Pancasila terdapat nilai-nilai


yang menjadi acuan dari wawasan nusantara, diantaranya:

Hak asasi manusia, salah satunya adalah kebebeasan bagi masyarakat untuk
memeluk dan menjalankan ibadah sesuai kepercayaannya. Mementingkan
kepentingan umum di atas kepentingan pribadi atau kelompok. Melakukan
musyawarah untuk mencapai mufakat.

Aspek Kewilayahan Nusantara

Letak geografis Indonesia merupakan aspek kewilayahan nusantara yang sangat


erat kaitannya dengan kekayaan sumber daya alam, suku bangsa, dan keragaman
budaya yang ada di Indonesia.

Aspek Sejarah Indonesia

Terbentuknya Negara Kesatuan Indonesia telah melalui proses yang cukup


panjang dan pahit. Rakyat Indonesia tentunya tidak ingin pengalaman sejarah
tersebut terulang kembali dan mengakibatkan perpecahan.
Dengan begitu, kemerdekaan yang telah dimiliki saat ini harus dipertahankan dan
seluruh masyarakat harus menjaga wilayahnya.

4. Aspek Sosial Budaya

Indonesia memiliki ratusan suku bangsa dengan ragam budaya, bahasa, adat
istiadat, dan agama yang berbeda-beda. Kebhinekaan ini berpotensi
menyebabkan terjadinya konflik dalam interaksi bermasyarakat.

Itulah sebabnya mengapa masyarakat harus memahami pengertian wawasan


nusantara dan menjadikannya sebagai pedoman dalam hubungan interaksi dalam
masyarakat.

Hakikat Wawasan Nusantara

Dalam hal ini hakikat wawasan nusantara adalah keutuhan nusantara dalam arti
cara pandang yang selalu menyeluruh dalam ruang lingkup nusantara demi
kepentingan bangsa dan negara.

Seluruh masyarakat Indonesia, baik pejabat pemerintah dan warga, harus berpikir,
bersikap, dan bertindak untuk kepentingan bangsa dan negara Indonesia. Semua
produk yang dibuat oleh lembaga negara berada dalam ruang lingkup dan
kepentingan Indonesia tanpa mengesampingkan kepentingan wilayah, golongan,
dan individu.

Jadi, hakikat wawasan nusantara merupakan keutuhan dan kesatuan wilayah


nasional, atau persatuan bangsa dan wilayah. Dalam butir-butir Garis Besar Haluan
Negara (GBHN) juga disebutkan bahwa hakikat wawasan nusantara diwujudkan
dengan pernyataan bahwa kepulauan nusantara adalah satu kesatuan ekonomi,
politik, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.

Asas Wawasan Nusantara

Asas wawasan nusantara merupakan kaidah atau ketentuan dasar yang wajib
dipatuhi, dilakukan, dan dijaga oleh semua elemen masyarakat demi untuk
melestarikan perdamaian dan keseimbangan di Indonesia secara keseluruhan.

Tujuan dan Kepentingan yang Sama

Masyarakat Indonesia memiliki tujuan dan kepentingan yang sama di bumi pertiwi
ini. Salah satu contohnya dapat kita lihat saat seluruh rakyat Indonesia
menginginkan kemerdekaan dan melakukan perjuangan bersama-sama melawan
penjajah.
Keadilan

Seluruh elemen masyarakat memiliki hak untuk mendapatkan keadilan dalam


berbagai aspek kehidupan bernegara, baik secara hukum, ekonomi, politik, dan
sosial.

Kejujuran

Kebenaran dan kejujuran dalam berpikir dan bertindak merupakan asas wawasan
nusantara yang sangat penting. Keberanian dalam berpikir dan bertindak sesuai
fakta dan kenyataan sesuai ketentuan dilaksanakan demi terciptanya kemajuan.

Solidaritas

Sikap solidaritas merupakan bentuk kepedulian terhadap orang lain, mau berbagi
dan berkorban untuk kepentingan yang lebih besar. Sikap ini seharusnya dilakukan
masyarakat Indonesia tanpa menghilangkan ciri dan karakter budaya masing-
masing.

Kerja Sama

Kesadaran akan tujuan dan kepentingan bersama akan menimbulkan kerjasama


dan koordinasi antar elemen masyarakat. Kerjasama dan koordinasi ini
dilakanakan berdasarkan atas kesetaraan untuk meningkatkan efektivitas
pencapaian tujuan bersama.

Kesetiaan

Kesetiaan merupakan asas wawasan nusantara yang menjadi tonggak utama


untuk menciptakan persatuan dan kesatuan suatu negara. Kesetiaan dapat
diwujudkan dengan melaksanakan berbagai kegiatan sesuai aturan dan bertujuan
demi kemajuan bangsa dan negara.

Implementasi Wawasan Nusantara

Implementasi atau penerapan wawasan nusantara dapat kita lihat dalam


kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia. Berikut ini adalah
implementasi wawasan nusantara:

Bidang Politik

Impelementasi wawasan nusantara di bidang politik diantaranya adalah:

Pelaksanaan kehidupan berpolitik di Indonesia telah diatur dalam Undang-


Undang, misalnya UU Partai Politik, UU PEMILU, dan lainnya. Contoh implementasi
wawasan nusantara di bidang politik yaitu pelaksanaan PEMILU yang menjalankan
demokrasi dan keadilan.

Hukum yang berlaku di Indonesia merupakan pedoman dalam pelaksanaan


kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Menjaga dan mengembangkan sikap plurarisme dan HAM untuk mempersatukan


keberagaman di Indonesia.

Menjalankan komitmen politik pada lembaga pemerintahan dan partai politik


dalam meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Keikutsertaan Indonesia dalam politik luar negeri, serta memperkuat korps


diplomatik untuk menjaga seluruh wilayah Indonesia.

Bidang Ekonomi

Impelementasi wawasan nusantara di bidang ekonomi diantaranya adalah:

Orientasi bidang ekonomi ini adalah pada sektor pemerintahan, industri, dan
pertanian.

Pembangunan ekonomi yang seimbang dan adil di setiap daerah Indonesia


sehingga tidak terjadi kemiskinan di daerah tertentu. Otonomi daerah diharapkan
dapat menciptakan berbagai upaya keadilan ekonomi tersebut.

Partisipasi seluruh masyarakat Indonesia sangat berarti bagi pembangunan


ekonomi. Hal ini dapat didukung dengan pemberian fasilitas kredit mikro untuk
mengembangka usaha kecil.

Bidang Sosial

Impelementasi wawasan nusantara di bidang ekonomi diantaranya adalah:

Upaya pelestarian dan pengembangan budaya Indonesia serta menjadikan budaya


tersebut sebagai tujuan wisata yang memberikan sumber penghasilan daerah atau
nasional.

Menjaga keberagaman Indonesia, baik segi budaya, bahasa, dan status sosial,
serta mengembangkan keserasian dalam kehidupan bermasyarakat.

Bidang Pertahanan dan Keamanan

Impelementasi wawasan nusantara di bidang pertahanan dan keamanan adalah:

Meningkatkan kedisiplinan diri, memelihara lingkungan sekitar, dan melaporkan


berbagai hal yang mengganggu keamanan kepada aparat yang berwenang
Meningkatkan rasa persatuan dan solidaritas dalam diri anggota masyarakat, baik
yang di dalam satu daerah maupun yang berbeda daerah.

Membangun sarana dan prasarana bagi kegiatan pengamanan wilayah Indonesia

Contoh Wawasan Nusantara

Penerapan nyata wawasan nusantara dapat dilakukan melalui cara berpikir,


sikap, ucapan, dan lain-lain. Berikut ini adalah beberapa contoh implementasi
wawasan nusantara di masyarakat:

Menjadikan falsafah Pancasila sebagai pedoman hidup bernegara dan


bermasyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan tindakan nyata sehari-hari yang
mencerminkan nilai-nilai religius, kekeluargaan, dan menjaga persatuan sesuai
dengan Pancasila.

Sikap cinta tanah air yang diwujudkan dengan sikap yang lebih mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi, golongan, dan agama.

Mewujudkan pembangunan bangsa dengan tindakan nyata dan prestasi.


Misalnya, bagi seorang atlit maka ia dapat menunjukkan rasa cinta tanah air
dengan berprestasi di bidang olah raga.

 Demokrasi Pancasila
Apa yang dimaksud dengan demokrasi Pancasila? Secara umum, pengertian
demokrasi Pancasila adalah suatu paham demokrasi yang berlandaskan pada
nilai-nilai yang terkandung di dalam ideologi Pancasila.

Ada juga yang menyebutkan bahwa demokrasi Pancasila adalah suatu paham
demokrasi yang sumbernya berasal dari falsafah hidup bangsa Indonesia yang
digali berdasarkan kepribadian rakyat Indonesia itu sendiri. Falsafah hidup bangsa
Indonesia tersebut kemudian melahirkan dasar falsafah negara Indonesia, yaitu
Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.

Jadi secara ringkas penjelasan poin-poin penting mengenai sistem demokrasi ini
dapat dijelaskan sebagai berikut:

Demokrasi dilaksanakan berdasarkan kekeluargaan dan musyawarah untuk


mufakat untuk kesejahteraan rakyat.

Sistem organisasi negara dilaksanakan sesuai dengan persetujuan rakyat.

Kebebasan individu dijamin namun tidak bersifat mutlak dan harus disesuaikan
dengan tanggung jawab sosial.
Dalam pelaksanaan demokrasi ini tidak ada dominasi mayoritas atau minoritas,
namun harus dijiwai oleh semangat kekeluargaan untuk mewujudkan cita-cita
hidup bangsa Indonesia.

Pengertian Demokrasi Pancasila Menurut Para Ahli

Agar lebih memahami mengenai sistem demokrasi ini, maka kita dapat merujuk
pada pendapat para ahli berikut:

Drs. C.S.T. Kansil, SH.

Menurut Drs. C.S.T. Kansil, SH., pengertian demokrasi Pancasila adalah kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan
perwakilan, yang merupakan sila keempat dari dasar Negara Pancasila seperti
yang tercantum dalam alinea ke 4 Pembukaan UUD 1945.

Prof. R.M. Sukamto Notonagoro

Menurut Prof. R.M. Sukamto Notonagoro, pengertian demokrasi Pancasila adalah


kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang ber-Ketuhanan YME, yang berkemanusiaan
yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia, dan yang berkeadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Prof. Dardji Darmo Diharjo

Menurut Prof. Dardji Darmo Diharjo, pengertian demokrasi Pancasila adalah


paham demokrasi yang bersumber dari kepribadian dan falsafah hidup bangsa
Indonesia, yang perwujudannya seperti dalam ketentuan-ketentuan Pembukaan
UUD 1945.

Garis Besar Haluan Negara (GBHN)

Berdasarkan GBHN tahun 1978 dan tahun 1983, demokrasi Pancasila adalah
tujuan dari pembangunan politik di Indonesia dimana dalam pelaksanaannya
diperlukan pemantapan kehidupan konstitusional kehidupan demokrasi dan
tegaknya hukum.

Asas-Asas Demokrasi Pancasila

Ada dua asas yang terkandung di dalam sistem demokrasi Pancasila. Adapun asas-
asas tersebut adalah sebagai berikut:
Asas Kerakyatan

Maksud dari asas ini adalah agar bangsa Indonesia memiliki kesadaran dasar rasa
cinta dan padu dengan rakyat, sehingga dapat mewujudkan cita-citanya yang satu.

Asas Musyawarah

Maksud dari asas ini adalah agar bangsa Indonesia memperhatikan aspirasi dan
kehendak seluruh rakyat melalui permusyawaratan untuk mencapai kesepakatan
bersama. Dalam hal ini, musyawarah menjadi media untuk mempersatukan
pendapat dengan memberikan pengorbanan dan kasih sayang untuk kebahagiaan
rakyat Indonesia.

Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila

Pada dasarnya sistem demokrasi ini memiliki kesamaan dengan demokrasi


universal, namun terdapat perbedaan di dalamnya. Adapun ciri-ciri demokrasi
Pancasila adalah sebagai berikut:

-Penyelenggaraan pemerintahan berjalan sesuai dengan konstitusi.

-Dilakukan kegiatan Pemilihan Umum (PEMILU) secara berkesinambungan.

-Menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) dan melindungi hak masyarakat
minoritas.

-Proses demokrasi dapat menjadi ajang kompetisi berbagai ide dan cara
menyelesaikan masalah.

-Ide-ide yang paling baik bagi Indonesia akan diterima, dan bukan berdasarkan
suara terbanyak.

Prinsip Demokrasi Pancasila

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, sistem demokrasi ini sesuai dengan budaya
dan karakter bangsa Indoensia. Adapun beberapa prinsip sistem demokrasi ini
adalah sebagai berikut:

-Memastikan adanya perlindungan HAM.

-Keputusan diambil berdasarkan musyawarah.

-Adanya badan peradilan independen yang bebas dari intervensi pemerintah atau
kekuasaan lainnya.
-Adanya partai politik dan organisasi sosial politik sebagai media untuk
menyalurkan aspirasi rakyat.

-Rakyat merupakan pemegang kedaulatan dan dilaksanakan berdasarkan UUD


1945.

-Berperan sebagai pelaksana dalam PEMILU.

-Adanya keseimbangan antara kewajiban dan hak.

-Kebebasan individu harus bertanggungjawab secara moral kepada Tuhan Yang


Maha Esa, diri sendiri, masyarakat, dan negara.

-Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.

-Penyelenggaraan pemerintah berdasarkan hukum, sistem konstitusi, dimana


kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat.

 Pengaruh kemajuan IPTEK


Mengidentifikasikan pengaruh kemajuan iptek terhadap NKRI

Kemajuan iptek tentunya memberikan pengaruh bagi kehidupan sebuah bangsa,


baik itu pengaruh positif maupun negatif. Berikut pengaruh positif dan negatif dari
kemajuan iptek dalam berbagai aspek kehidupan.

Pengaruh positif kemajuan iptek bagi kehidupan bermasyarakat,berbangsa,dan


bernegara
ASPEK SOSIAL
Seiring berjalan waktu, kini iptek berhasil masuk kedalam bidang politik
Indonesia. Kemajuan iptek, menjadikan nilai-nilai seperti keterbukaan,
kebebasan, dan demokrasi berpengaruh kuat terhadap pikiran maupun kemauan
bangsa Indonesia. Dengan adanya pemerintahan yang demokratis, sangat
dimungkinkan akan meningkatkan kualitas dan kuantitas partisipasi politik rakyat
dalam penentuan kebijakan publik oleh pemerintah. Selain itu dengan adanya
kebebasan yang bertanggung jawab, diharapkan setiap orang akan meningkatkan
kualitas dalam pribadinya masing-masing. Apabila nilai-nilai positif muncul dalam
pemerintahan Indonesia, tentu akan tercipta pemerintahan yang bersih, jujur,
adil, dan aspiratif.
Aspek ekonomi

Pengaruh positif iptek bagi kehidupan ekonomi yang dapat kita lihat diantaranya:
Semakin meningkatnya investasi asing atau penanaman modal asing di Indonesia.
Semakin terbukanya pasar internasional bagi hasil produksi dalam negeri
Mendorong para pengusaha-pengusaha untuk meningkatkan efisiensi dan
menghilangkan biaya tinggi.
Meningkatkan kesempatan kerja dan devisa negara
Meningkatkan kemakmuran masyarakat
Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi Indonesia

Aspek sosial budaya

Dengan majunya iptek dapat mempermudah kita dalam memperoleh informasi


sosial-budaya diseluruh penjuru bumi. Kita dapat mempelajari budaya orang lain
yang kita anggap baik dan patut kita contoh. Baik itu cara hidup, pola pikir yang
baik, tata nilai sosial budaya, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi, supaya kita
tidak dikatakan sebagai orang yang ketinggalan.

Aspek hukum, pertahanan, dan keamanan

Pengaruh positif iptek dalam bidang hukum, pertahanan, dan keamanan yang
dapat kita perhatikan dan lihat sebagai berikut:
Semakin menguatnya supermasi hukum, demokratisasi, dan tuntutan terhadap
dilaksanakannya hak asasi manusia.
Menguatnya regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundang-undangan
yang memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat banyak.
Semakin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum, seperti:
Polisi, Jaksa, dan Hakim yang diharapkan dapat lebih profesional, transparan, dan
dapat dipertanggungjawabkan.
Menguatnya supermasi sipil dengan mendudukan tentara dan polisi sebatas
penjaga keamanan, kedaulatan, dan ketertiban negara.

Pengaruh negatif iptek bagi kehidupan bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara

Selain memiliki pengaruh yang positif, kemajuan iptek juga membawa dampak
negatif bagi kehidupan kita. Terdapat beberapa pengaruh negatif kemajuan iptek
sebagai berikut:
Aspek politik

Nilai-nilai yang dibawa iptek seperti keterbukaan, kebebasan, dan demokratisasi


tidak menutup kemungkinan akan disalahartikan oleh masyarakat Indonesia.
Akibatnya akan menimbulkan terganggunya stabilitas politik nasional seiring
dengan terjadinya tindakan-tindakan anarki sebagai reaksi terhadap sikap
pemerintah yang menurut mereka tidak terbuka, tidak memberikan kebebasan,
dan tidak demokratis kepada rakyatnya.
Pengaruh negatif lainnya dari kemajuan iptek adalah munculnya gerakan-gerakan
radikalisme dan terorisme. Pada umumnya para pelaku gerakan tersebut adalah
orang-orang yang terampil dalam memanfaatkan teknologi. Mereka terampil
dalam merakit senjata, merakit bom dan sebagainya. Hanya saja, keterampilan
tersebut disalahgunakan untuk memperoleh apa yang mereka inginkan.

Aspek Ekonomi

Terdapat beberapa pengaruh dalam bidang ekonomi, sebagai berikut:


Akan banyaknya barang-barang dari luar negeri yang masuk ke Indonesia akibat
berjalannya perdagangan bebas. Hal ini membuat barang lokal yang kalah saing
dengan barang luar negeri.
Perekonomian kita akan dikuasai oleh pihak asing, akibat banyaknya pihak luar
negeri yang akan menanamkan modal atau saha di Indonesia.
Sektor ekonomi rakyat yang disubsidi pemerintah akan semakin berkurang dan
organisasi seperti Koperasi secara perlahan akan ditinggalkan.
Aspek Sosial Budaya

Terdapat beberapa pengaruh negatif iptek dalam bidang Sosial Budaya, yaitu:
Masyarakat akan cenderung bersifat konsumtif karena adanya barang-brang dari
luar negeri yang masuk ke Indonesia.
Akan muncul sifat hedonisme atau pandangan hidup yang menganggap bahwa
orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan
sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan.
Adanya sikap individualisme atau sikap yang mementingkan diri sendiri (egois).
Sehingga tidak ada lagi interkasi antara sesama seperti dahulu kala
Adanya kesenjangan sosial yang membuat orang kaya semakin kaya dan yang
miskin semakin miskin
Munculnya gejala westernisasi atau gaya hidup yang berorientasi kepada budaya
Barat tanpa memilahnya terlebih dahulu
Aspek hukum, pertahanan,dan keamanan

Dengan kemajuan iptek akan membuat terjadinya tindakan anarkis dikalangan


masyarakat yang dapat mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional serta
persatuan dan kesatuan bangsa.

Membangun sikap selektif dalam menghadapi pengaruh kemajuan iptek

Terdapat beberapa sikap selektif dalam menghadapi pengaruh kemajuan iptek,


yaitu:
Sikap tanggung jawab dalam pengembangan iptek
Bagi bangsa Indonesia, dalam mengembangkan dan menerapkan iptek perlu ada
landasan idealnya, yaitu Pancasila dan UUD NKRI Tahun 1945. Dalam kaitannya
dengan isi Pancasila terutama sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengingatkan kita
bahwa semua ilmu yang ada saat ini berasal dari Tuhan.
Iptek harus dikembangkan dan diterapkan untuk kemaslahatan manusia, bukan
untuk menyiksa dan mencelakakan manusia. Sementara itu, UUD NKRI 1945
mengamanatkan bahwa tujuan nasional adalah untuk memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan kehudupan bangsa. Untuk itu, upaya dalam
memanfaatkan, mengembangkan serta menguasai iptek diarahkan agar
senantiasa meningkatkan kecerdasan manusia, meningkatkan pertambahan nilai
barang dan jasa, serta meningkatkan kesejahteraan masyrakat Indonesia.
Usaha pengembangan dan pemanfaatan iptek di Indonesia perlu berpegang pada
prinsip moral. Dengan demikian, pemanfaatan iptek dalam kegiatan
pembangunan tidak akan merusak lingkungan hidup.
Dalam mengembangkan dan menerapkan iptek sudah selayaknya manusia disertai
dengan etika dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Etika dalam hal ini, menyangkut
pengertian luas, baik etika keilmuan maupun etika sosial.
Pada segi agama, atika dan tujuan pengembangan iptek secara sistematis dapat
dibagi menjadi dua. Pertama, untuk membantu manusia dalam mendekatkan diri
kepada Tuhan. Kedua, untuk membantu manusia dalam menjalankan tugasnya
untuk membangun alam semesta ciptaan Tuhan.
Pada intinya, seorang pengguna iptek harus sadar bahwa iptek yang dipergunakan
itu dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu, rasa tanggung jawab
juga mengandung arti bahwa dalam menggunakan iptek, kita tidak hanya
memikirkan kepentingan pribadi.

Sikap selektif terhadap pengaruh kemajuan iptek

Terdapat tiga sikap alternatif yang bisa dilakukan oleh bangsa kita dalam
menghadapi kemajuan iptek, sebagai berikut:
Menolak pengaruh kemajuan iptek yang bersifat negatif dalam kehidupan
Menerima sepenuhnya pengaruh iptek tanpa menyaringnya terlebih dahulu
Bersifat selektif terhadap pengaruh iptek. Dengan cara mengambil hal positif
Dalam sikap selektif ini, perlu adanya Pancasila sebagai penyaring sikap kita.
Karena nilai Pancasila merupakan cerminan dari nilai budaya bangsa.

Sikap selektif dalam perkembangan iptek di bidang politik

Terdapat beberapa hal yang perlu diutamakan dalam bidang politik, yaitu
demokratisasi, kebebasan, keterbukaan, dan hak asasi manusia. Keempat hal
tersebut dijadikan negara adidaya sebagai acuan bagi negara-negara lainnya yang
tergolong sebagai negara berkembang.
Disisi lain, kini segala sesuatu peristiwa selalu dikaitkan dengan demokratisasi.
Akan tetapi, demokratisasi yang diusung adalah demokrasi yang dikehendaki oleh
negara-negara adidaya yang digunakan untuk menekan negara-negara
berkembang yang bukan sekutunya. Sehingga selalau terjadi konflik kepentingan
yang pada akhirnya menimbulkan pertikaian.
Permasalah global seperti diatas dapat ditaati oleh Indonesia apabila tegas
menerapkan demokrasi Pancasila yang ada. Melalui paham inilah akan tercipta
pemerintahan yang kuat, mandiri, dan tahan uji serta mampu mengantisipasi
konflik yang ingin menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Dalam mewujudkan hal itu, bangsa Indonesia perlu mewujudkan hal-hal sebagai
berikut:
Mengembangkan demokratisasi dalam semua bidang
Mengaktifkan masyarakat sipil dalam arena politik
Mengadakan reformasi lembaga-lembaga politik
Memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah
Menegaskan supermasi hukum
Sikap selektif dalam perkembangan iptek di bidang ekonomi

Sejak digulirkannya liberalisme oleh Adam Smith sekitar abad ke-15, telah
melahirkan perusahaan-perusahaan multinasional yang melakukan aktivitas
perdagangannya ke berbagai negara. Pada abad ke-20, pahak liberal semakin
banyak dianut oleh negara-negara didunia terutama negara maju. Hal inilah yang
membuat globlasiasi ekonomi semakin berjalan cepat.
Keberadaan lembaga-lembaga ekonomi dunia seperti IMF, Bank Dunia, dan WTO
belum sepenuhnya memihak kepentingan negara berkembang seperti Indonesia.
Dengan kata lain, negara berkembang hanya mendapatkan sedikit manfaatnya.
Hal tersebut karena ketiga lembaga diatas selama ini selalu berada dibawah
pengawasan pemerintahan negara maju.
Sistem ekonomi kerakyatan merupakan senjata ampuh untuk melumpuhkan
pengaruh negatif dari kemajuan iptek. Untuk mewujudkan hak tersebut, perlu
dilakukan dengan segera:
1) Sistem ekonomi dikembangkan guna memperkuat produksi dalam negeri
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia
2) Menjadikan pertanian sebagai prioritas utama, karena mayoritas penduduk
Indonesia bermatapencaharian sebagai petani
3) Industri-industri perlu menggunakan bahan baku dari dalam negeri
4) Mempererat kerjasama dengan negara berkembang lainnnya, untuk bersama-
sama menghadapi kepentingan negara-negara maju.

Sikap selektif dalam perkembangan iptek di bidang sosial budaya

Pengaruh yang cenderung terjadi seperti gaya hidup, gaya pakaian, dasar ikatan
hidup bermasyarakat, dan semakin mudahnya mendafat informasi dan ilmu
pengetahuan. Tiga hal yang disebutkan pertama, cenderung memberikan
pengaruh ngatif bagi kita. Oleh karena itu, kita perlu membentengi diri dengan
nilai-nilai Pancasila. Kemajuan iptek paling ditandai dengan adanya kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Agar hal tersebut bersifat positif, maka kita perlu
merubah nilai dan perilaku, sebagai berikut:
-Terbuka terhadap inovasi dan perubahan yang baru
-Berorientasi pada masa depan
-Dapat menggunakan kegunaan iptek dengan baik
-Menghargai pekerjaan sesuai dengan prestasi
-Menghormati dan menghargai hak asasi manusia.

 Dinamika Persatuan dan kesatuan bangsa


Negara Kesatuan (Negara unity) adalah negara tunggal (satu Negara)
yang monosentris (berpusat satu), terdiri hanya satu Negara, satu
pemerintahan, satu kepala Negara, satu badan legislatif yang berlaku
bagi seluruh wilayah Negara.
Pembentukan Negara kesatuan bertujuan untuk menyatukan seluruh
wilayah nusantara agar menjadi Negara yang besar dengan kekuasan
Negara yang bersifat sentralistik.
Beberapa perundang-undangan yang menjadi dasar hukum Negara
Kesatuan antara lain: Pasal 1 ayat 1 UUD 1945 : Negara Indonesia
adalah Negara kesatuan yang berbentuk Republik. Selain itu juga
disebut dalam pasal 18 ayat 1, apasal 18B ayat 2, pasal 25A, dan pasal
37 ayat 5. Juga dipertegas dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke
empat.
Bentuk Negara : kesatuan.
Bentuk pemerintahan : republik (presiden sebagai kepala Negara sekaligus sebagai
kepala pemerintahan).
Sistem pemerintahan : presidensial.
Undang-undang (konstitusi) : UUD 1945.
Pada masa ini baru terbentuk presiden, wakil presiden, menteri serta gubernur.
Departemen berjumlah 12 departemen.
Propinsi terdiri atas delapan wilayah : Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sumatra, Borneo, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil.
Presiden dan wakil presiden dipilih oleh PPKI karena MPR dan lembaga tinggi
lainnya masih belum dibentuk. Dalam menjalankan tugasnya presiden dibantu
oleh komite Nasional. Selain menjalankan kekuasaan eksekutif, presiden juga
menjalankan kekuasaan legislatif dan tugas DPA.
Pada tanggal 14 November 1945 Pemerintah mengeluarkan maklumat yang
mengubah system pemerintahan presidensial menjadi system pemerintahan
parlementer. Maklumat tersebut menyalahi ketentuan UUD RI 1945. Dengan
system tersebut, presiden hanya sebagai kepala Negara, sedangkan kepala
pemerintahan dipegang oleh perdana menteri. Para menteri tidak bertanggung
jawab kepada presiden, tetapi kepada DPR yang kekuasaannya dipegang oleh BK
KNIP. Sistem pemerintahan parlementer hanya berlaku sejak 14 November 1945
dan berakhir tanggal 27 Desember 1949.
Beberapa gerakan separatis (gerakan ingin memisahkan diri dari NKRI) yang
muncul antara lain:
Pemberontakan PKI (Partai Komunis Indonesia) Madiun 18 september 1948.
Pemimpin : Muso. Tujuan: Mengganti dasar Negara Pancasila dengan komunis dan
mendirikan Soviet Republik Indonesia. Gerakan ini ditumpas oleh TNi dan rakyat
dibawah pimpinan Kolonel Gatot Subroto.
Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Jawa Barat. Pimpinan : SM.
Kartosuwiryo. Tujuan : membentuk Negara Islam Indonesia. Gerakan ini berhasil
ditumpas oelh TNi dan rakyat melalui Operasi Pagar Betis di Gunung Geber.

Pada masa ini, pegangan Negara : Konstitusi RIS (Republik Indonesia Serikat) tahun
1949. Bentuk Negara : federasi atau serikat dengan 15 negara bagian.
Bentuk pemerintahan : Republik.
Sistem pemerintahan : sistem parlementer kabinet semu (quasi parlementer) yang
salah satu karakteristiknya adalah pengangkatan perdana menteri dilakukan oleh
presiden bukan oleh parlemen sebagaimana lazimnya. Keputusan untuk memilih
bentuk Negara serikat merupakan politik pecah belah kaum penjajah sebagai hasil
dari kesepakatan KMB (Konferensi Meja Bundar) pada tanggal 27 Desember 1949.
Pada tanggal 17 Agustus 1950, konstitusi RIS diganti dengan Undang-Undang
Sementara (UUDS) 1950. Yakni undang-undang baru yang merupakan gabungan
dua konstitusi, konstitusi RIS dan UUD 1945.
Gerakan separatis yang muncul pada masa ini:
Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA). Pimpinan : Kapten Raymond
Westerling. Tujuan: mempertahankan bentuk Negara federal dan memiliki tentara
tersendiri pada Negara bagian RIS. Pemberontakan APRA menyerang Bandung
pada tanggal 23 Januari 1950. Pemberontakan APRA didukung oleh Sultan Hamis
II yang menjabat sebagai menteri Negara Kabinet RIS.
Pemberontakan Andi Aziz di Makasar.
Gerakan Republik Maluku Selatan (RMS). Pimpinan : Christian Robert Steven yang
menolak pembentukan NKRI dan memproklamasikan Negara RMS pada tanggal 25
April 1950. Penyebab : tidak meratanya jatah pembangunan daerah, tidak
sebanding dengan daerah di Jawa. Pemberontakan ini diatasi melalui ekspedisi
militer dipimpin oleh A.E. KAwilarang.
Bentuk Negara : kesatuan yang kekuasaaannya dipegang oleh pemerintah pusat.
Hubungan dengan daerah didasarkan pada asas desentralisasi.
Bentuk pemerintahan : Republik.
Sistem pemerintahan : parlementer dengan menggunakan kabinet patlementer
yang dipimpin oleh perdana menteri. Dibentuk DPR Sementara. Praktik
sistem pemerintahan parlementer yang diterapkan pada masa berlakunya UUDS
1950 ternyata tidak membawa ke arah kemakmuran akibat seringnya terjadi
pergantian kabinet, antara kurun waktu 1950-1959 telah terjadi 7 kali pergantian
kabinet. Melihat situasi yang tidak terkendali presiden melalui kewenangannya
mengeluarkan Dekrit presiden tanggal 5 Juli 1959 yang berisi: 1) pembubaran
konstituante, 2)Memberlakukan kembali UUD 1945, 3)Pembentukan MPR dan
DPR sementara.
Gerakan separatis yang muncul pada masa ini:
Gerakan DI/TII , meliputi : a).Pemberontakan DI/TII di daerah Sulawesi Selatan
dipimpin oleh Kahar Muzakar. b).Pemberontakan DI/TII di Aceh dipimpin oleh
Daud Beureuh, mantar gubernur Aceh. Penyebab: status Aceh yang semula
menjadi daerah Istimewa diturunkan menjadi daerah keresidenan di bawah
provinsi Sumatra Utara. c). pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan dipimpin
oleh Ibnu Hajar dengan nama Kesatuan Rakyat yang Tertindas.
Pemberontakan PRRI/Permesta (Pemerintah Revolusioner Republik
Indonesia/Perjuangan Rakyat Semesta) di Sulawesi. Penyebab; hubungan yang
kurang harmonis antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah disebabkan
oleh jatah keuangan yang diberikan pemerintah pusat tidak sesuai dengan
anggaran.
Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 memberlakukan UUD 1945 sebagai konstitusi
Negara kembali. Sejak diberlakukannya kembali UUD 1945, presiden
berkedudukan sebagai kepala Negara sekaligus kepala pemerintahan. Meski
demikian banyak terjadi penyimpangan terhadap pancasila dan UUD 1945, di
antaranya adalah: DPR diangkat dan diberhentikan oleh presiden, MPR sementara
diangkat dan diberhentikan oleh presiden, penetapan Ir. Sukarno sebagai presiden
seumur hidup. Hal ini antara lain adalah akibat dari penerapan demokrasi
terpimpin.Orde baru dimulai setelah berakhirnya demokrasi terpimpin pada tahun
1966. Prioritas utama pemerintahan orde baru bertumpu pada pembangunan
ekonomi dan stabilitas nasional yang mantap. Sistem pemerintahan yang
diterapkan adalah sistem pemerintahan presidensial.
kelebihan dari sistem pemerintahan orde baru antara lain: naiknya pendapatan
perkapita, suksesnya program transmigrasi, dan memerangi buta huruf.
Kelemahan sistem orde baru:
Bidang ekonomi : terjadinya praktek monopoli ekonomi.
Bidang politik : kekuasaan berada di tangan lembaga eksekutif.
Bidang hokum: maraknya kasus KKN dan lemahnya supremasi hukum.
Periode ini disebut era reformasi. Gejolak politik diera reformasi antara lain: upaya
penegakan kedaulatan rakyatdan tekad mewujudkan pemerintahan yang bersih
dari KKN. Pada masa in telah dilakukan amandemen atas UUD 1945 oleh MPR
sebanyak 4 kali. Perubahan tersebut telah mengubah peran dan hubungan
presiden dan DPR menjadi lebih proporsional (berimbang).
Perubahan mendasar dalam ketatanegaraan Indonesia setelah perubahan
Undang-undang antara lain:
-Kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan menurut UUD
-MPR terdiri dari anggota DPR dan DPD
-Presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat
-Pencantuman HAM
-Negara kesatuan tidak boleh diubah
-Anggaran pendidikan minimal 20%
-pembentukan Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial
-Penghapusan DPA

D. Penyelenggaraan Negara dan Pemerintahan


 Sistem ketatanegaraan
menurut UUD 1945, tidak menganut suatu sistem negara manapun,
tetapi adalah suatu sistem khas menurut kepribadian bangsa indonesia,
namun sistem ketatanegaraan Republik indonesia tidak terlepas dari
ajaran Trias Politica Montesquieu. Ajaran trias politica tersebut adalah
ajaran tentang pemisahan kekuasaan negara menjadi tiga yaitu
Legislatif, Eksekutif, dan Judikatif yang kemudian masing-masing
kekuasaan tersebut dalam pelaksanaannya diserahkan kepada satu
badan mandiri, artinya masing-masing badan itu satu sama lain tidak
dapat saling mempengaruhi dan tidak dapat saling meminta
pertanggung jawaban.
Apabila ajaran trias politika diartikan suatu ajaran pemisahan
kekuasaan maka jelas Undang-undang Dasar 1945 menganut ajaran
tersbut, oleh karena memang dalam UUD 1945 kekuasaan negara
dipisah-pisahkan, dan masing-masing kekuasaan negara tersebut
pelaksanaannya diserahkan kepada suatu alat perlengkapan negara.
Chart Flow di bawah adalah perbedaan struktur pemerintahan
Indonesia sebelum amandemen UUD 1945 dan setelah amandemen
UUD1945. Perbedaan mendasarnya adalah kedudukan MPR yang
bukan lagi menjadi lembaga tertinggi negara.

Eksekutif(Presiden, wakil dan menteri kabinet) memiliki fungsi


pelaksana undang-undang dalam menjalankan negara

Legislatif(DPR) memiliki fungsi membuat undang-undang

Yudikatif(MA) memiliki fungsi memertahankan pelaksanaan undang-undang.

Lembaga lainnya adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat(MPR), Komisi


Yudisial(KY) dan Mahkamah Konstitusi(MK). Setelah amandemen tidak ada lagi
Dewan Pertimbangan Agung dan diganti sebuah dewan pertimbangan yang
bertugas memberi nasihat dan pertimbangan kepada Presiden
Tugas, fungsi, dan wewenang lembaga negara
 Majelis Permusyawaratan Rakyat(MPR)
MPR merupakan lembaga negara(bukan lagi lemabag tertinggi setelah
amandemen UUD 1945) yang beranggotakan semua anggota DPR dan anggota
DPD yang terpilih dalam pemilu legislatif. Masa jabatan MPR adalah lima tahun
sama seperti masa jabatan DPR dan DPD dan MPR paling sedikit harus bersidang
sekali dalam masa jabatan di ibu kota negara. Fungsi, tugas dan wewenang MPR
adalah sebagai berikut:

 Mengubah dan menetapkan UUD


 Melantik presiden dan wakil Presiden
 Memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya sesuai
UUD
 Hak dan Kewajiban anggota MPR dalam menjalankan tugas dan wewenang
hak anggota dpr
 mengusulkan perubahan pasal-pasal UUD.
 menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan
 memilih dan dipilih
 membela diri
 imunitas
 protokoler
 keuangan dan administratif
 kewajiban anggota MPR
 mengamalkan Pancasila
 menjalankan UUD 1945 dan peratura perundang-undangan
 menjaga keutuhan NKRI dan kerukunan nasional
 mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan
golongan
 melaksanakan peranan sebagai wakil rakyat dan wakil daerah

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)


DPR adalah lembaga negara yang berfungsi sebagai lembaga perwakilan rakyat.
Anggota DPR terpilih melalui pemilihan umum legislatif yang diikuti partai politik
pengusung calon anggota legislatif.Dewan Perwaklian Rakyat terdiri dari
DPR(Pusat) dan DPRD(daerah).
Keanggotaan DPR yang berjumlah 560 orang sesuai UU Pemilu no 10 tahun 2008
diresmikan dengan keputusan presiden untuk masa jabatan 5 tahun. Masa
jabatan ini berakhir ketika anggota DPR baru mengucap sumpah/janji oleh ketua
MA dalam sidang paripurna .

 Wewenang DPR
 Membuat Undang-undang(fungsi legislasi)
 Menetapkan APBN(fungsi anggaran)
 Mengawasi pemerintah dalam menjalankan undang-undang(fungsi pengawasan)
 Hak-hak anggota DPR
 Hak Interpelasi
 Hak Angket
 Hak menyatakan pendapat

3.Dewan Perwakilan Daerah


Dewan Perwakilan Daerah merupakan lembaga negara yang terdiri dari
perwakilan dari tiap provinsi yang dipilih melalui pemilihan umum. Jumlah
anggota DPD maksimal adalah 1/3 jumlah anggota DPR dan banyaknya anggota
tiap provinsi tidak sama, maksimal 4 orang. Masa jabatan sama seperti DPR, lima
tahun. Anggota DPD berdomisili di provinsinya dan berada di Ibu Kota negara
ketika diadakan sidang.
Wewenang:

 Lembaga negara baru sebagai langkah akomodasi bagi keterwakilan kepentingan


daerah dalam badan perwakilan tingkat nasional setelah ditiadakannya utusan
daerah dan utusan golongan yang diangkat sebagai anggota MPR.
 Keberadaanya dimaksudkan untuk memperkuat kesatuan Negara Republik
Indonesia.
 Dipilih secara langsung oleh masyarakat di daerah melalui pemilu.
 Mempunyai kewenangan mengajukan dan ikut membahas RUU yang berkaitan
dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, RUU lain yang berkait
dengan kepentingan daerah.

Presiden dan Wakil Presiden


Presiden Indonesia merupakan kepala negara sekaligus kepala pemerintahan
yang memegang kekuasaan eksekutif menjalankan roda pemerintahan. Presiden
dan wkil presiden dipilih langsung melalui pemilu oleh rakyat sesuai UUD 1945
sekarang. Masa jabatan presiden dan wakil presiden adalah lima tahun sejak
mengucap janji dan dilantik oleh ketua MPR dalam sidang MPR. Dalam
menjalankan program dan kebijakan, pelaksanaannya harus sesuai dengan UUD
1945 dan sesuai dengan tujuan negara dalam pembukaan Undang-undang dasar
1945.

Wewenang Presiden sebagai kepala negara

 membuat perjanjian dengan negara lain melalui persetujuan DPR


 mengangkat duta dan konsul
 menerima duta dari negara asing
 memberi gelar , tanda jasa, tanda kohormatan kepada WNI ataupun WNA yang
berjasa bagi Indonesia.
 Wewenang Presiden sebagai kepala pemerintahan
 menjalankan kekuasaan pemerintah sesuai UUD
 berhak mengusulkan RUU kepada DPR
 menetapkan peraturan pemerintah
 memegang teguh UUD dan menjalankan seluruh undang-undang dan peraturann
dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa
 memberi grasi dan rehabilitasi
 memberi amnesti dan abolisi dengan pertimbangan dpr

Selain sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, Presiden merupakan


panglima angkatan tertinggi yang memiliki wewenang sebagai berikut:

 menyatakan perang, perdamaian, perjanjian dengan negara lain dengan


persetujuan DPR
 membuat perjanjian internasional dengan persetujuan DPR
 menyatakan keadaan bahaya

Mahkamah Agung

Mahkamah agung merupakan pemegang kekuasaan kehakiman. Mahkamah


agung adalah peradilan tertinggi di Indonesia. Pasal 24 ayat (2) menyebutkan
bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan
badan peradilan dibawahnya serta oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Ketentuan
tersebut menyatakan puncak kekuasaan kehakiman dan kedaulatan hukum ada
pada MA dan MK. Mahkamah Agung merupakan lembaga yang mandiri dan
harus bebas dari pengaruh cabang-cabang kekuasaan yang lain.Dalam
hubungannya dengan Mahkamah Konstitusi, MA mengajukan 3 (tiga) orang
hakim konstitusi untuk ditetapkan sebagai hakim di Mahkamah Konstitusi.
Wewenang MA antara lain:

Lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan yang


menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan [Pasal 24
ayat (1)].

memiliki weweang menagili di tingkat kasasi, menguji peraturan perundang


udangan dibawah UU terhadap UU mengajukan tiga orang anggota hakim
konstitusi memberikan pertimbangan (presiden mengajukan grasi)

Mahkama Konstitusi
 Kewenangan Mahkamah Konstitusi sesuai dengan ketentuan Pasal 24C ayat (1)
dan (2)

 untuk mengadili pada tingkat pertama dan terakhir untuk menguji UU terhadap
UUD,
 memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan
UUD,
 memutus pembubaran partai politik, dan
 memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
Disamping itu, MK juga wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai
dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut
UUD.Dengan kewenangan tersebut, jelas bahwa MK memiliki hubungan tata
kerja dengan semua lembaga negara yaitu apabila terdapat sengketa antar
lembaga negara atau apabila terjadi proses judicial review yang diajukan oleh
lembaga negara pada MK

Badan Pemeriksa Keuangan


BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri untuk memeriksa pengelolaan
dan tanggung jawab tentang keuangan negara dan hasil pemeriksaan tersebut
diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD.Dengan pengaturan BPK dalam UUD,
terdapat perkembangan yaitu menyangkut perubahan bentuk organisasinya
secara struktural dan perluasan jangkauan tugas pemeriksaan secara fungsional.
Karena saat ini pemeriksaan BPK juga terhadap pelaksanaan APBN di daerah-
daerah dan harus menyerahkan hasilnya itu selain pada DPR juga pada DPD dan
DPRD.Selain dalam kerangka pemeriksaan APBN, hubungan BPK dengan DPR dan
DPD adalah dalam hal proses pemilihan anggota BPK.
Wewenang :
 Anggota BPK dipilih DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD.
 Berwenang mengawasi dan memeriksa pengelolaan keuangan negara (APBN)
dan daerah (APBD) serta menyampaikan hasil pemeriksaan kepada DPR dan DPD
dan ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum.
 Berkedudukan di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi.
 Mengintegrasi peran BPKP sebagai instansi pengawas internal departemen yang
bersangkutan ke dalam BPK.
Komisi Yudisial
Pasal 24A ayat (3) dan Pasal 24B ayat (1) menegaskan bahwa calon hakim agung
diusulkan Komisi Yudisial kepada DPR untuk mendapat persetujuan. Keberadaan
Komisi Yudisial tidak bisa dipisahkan dari kekuasaan kehakiman. Dari ketentuan
ini bahwa jabatan hakim merupakan jabatan kehormatan yang harus dihormati,
dijaga, dan ditegakkan kehormatannya oleh suatu lembaga yang juga bersifat
mandiri. Dalam hubungannya dengan MA, tugas KY hanya dikaitkan dengan
fungsi pengusulan pengangkatan Hakim Agung, sedangkan pengusulan
pengangkatan hakim lainnya, seperti hakim MK tidak dikaitkan dengan
KY.Demikian beberapa catatan mengenai tugas, fungsi serta hubungan antar
lembaga.

 Dinamika pengelolaan kekuasaan negara


Hubungannya Antara Pemerintah Pusat Dengan Daerah

Hubungan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah selalu menjadi sebuah
hal yang manjadi sorotan public. Sejak berdirinya Republik Indonesia dan
dibentuknya pemerintahan di pusat dan daerah, keduanya tak selalu berhubungan
baik dan harmonis. Hal itu terlihat masih banyaknya perselisihan yang terjadi dalam
sebuah kehidupan masyarakat.
Padahal pada dasarnya untuk mencapai sebuah tujuan negara seperti yang telah
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu untuk kemakmuran rakyat, untuk
mewujudkan semua itu hendaknya ada hubungan baik diantara pemerintah baik di
pusat maupun di daerah.
Saat membicarakan hubungan keduanya pada dasarnya terdapat dua cara yaitu
“sentarlisasi”, dimana segala urusan,tugas, fungsi dan wewenang penyelenggaraan
pemerintah berada dalam pemerintah pusat dan pelaksanaanya secara
dekonsentralisasi. Cara yang lain adalah dengan “desentralisasi”, artinya bahwa
pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah.
Namun, di era reformasi sekarang ini hubungan keduanya telah mengalami
perbaikan yitu dengan adanya UU Otonomi Daerah, sehingga keduanya dapat
berjalan dengan berjalan secara harmonis. Alasan dibuatnya undang-undang tersebut
agar dapat meningkatkan pelayanan public sehingga segala pemerataan dan rasa
keadilan dapat terwujudkan masyarakat yang demokratis.
Model-model Hubungan pemerintah pusat dan daerah

Menurut Dennis Kavanagh:

Agency Model: pemerintah daerah dianggap sebagai pelaksana belaka.


b.Partnership Model: pemerintah daerah diberi kebebasan dalam melakukan local
choice.
Sistem hubungan pemerintah pusat dan daerah menurut Nimrod Raphaeli:
a.Comprehensive Local Government System: pemerintah pusat banyak sekali
menyerahkan kewenangannya kepada pemerintah daerah. Pemerintah daerah
mempunyai kekuasaan yang besar.
b. Partnership System: bebrapa urusan yang cukup memadai diserahkan oleh pusat
kepada daerah akan tetapi wewenag yang lain tetap pada pemerintah pusat.
c. Dual System: imbangan kekuasaan pusat dan daerah.
d. Integrated Administrative System: pusat mengatur secara langsung daerah
bersangkutan mengenai segala pelayanan teknis melalui koordinatornya yang berada
di suatu wilayah.
Lingkup hubungan pemerintah pusat dan daerah antara lain:

 Hubungan kewenangan
 Kelembagaan
 Keuangan
 Pelayanan publik
 Pembangunan dan pengawasan

 Penyelenggaraan pemerintah pusat dan daerah


Pengertian Pemerintah Daerah dan Pusat

Menurut dasar-dasar hukum otonom dalam UUD 1945 dan diperkuat UU Nomor
32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Pemerintah Daerah adalah organisasi
pemerintah yang menyelenggarakan urusan pemerintah di daerah menurut asas
otonomi seluas-luasnya dan asas perbantuan dalam sistem NKRI. Penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang dimaksud adalah gubernur, bupati, walikota, dan
perangkat lainnya (kepala dinas, kepala badan, dan unit-unit kerja lain yang
diatur oleh Sekretaris Daerah). Lembaga legislatif yang berada di daerah, yaitu
DPRD I untuk tingkat propinsi dan DPRD II untuk tingkat kapubapaten dan
walikota.
Pengertian Pemerintah Pusat yang turut dijelaskan dalam UU nomor 32 tahun
2004 adalah penyelenggara pemerintah NKRI di pusat, yang dipimpin oleh
Presiden dan Wakil Presiden dan dibantu oleh para menteri. Sebagai lembaga
legislatif Pemerintah Pusat adalah DPR dan MPR. Pemerintahan ini
berkedudukan di Ibu Kota Negara Indonesia, yang saat ini adalah DKI Jakarta.

Hak dan Kewajiban Pemerintah Daerah

Hak adalah segala sesuatu yang dapat dilakukan, tidak dilakukan, dan diterima
oleh Pemerintah Daerah. Kewajiban adalah segala sesuatu yang harus dilakukan
Pemerintah daerah sebagai penyelenggara pemerintah. Menurut UU Nomor 32
tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pasal 19, Pemerintah Daerah mempunyai
delapan hak dalam menyelenggarakan otonomi daerah Indonesia yaitu:
 Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya. Dengan demikian,
Pemerintah Pusat tidak dapat ikut campur dalam mengatur urusan dan fungsi
Pemerintah Daerah.
 Memilih pemimpin daerah. Pemilihan Kepala Daerah dilakukan secara
langsung dalam Pemilu oleh rakyat daerah itu sendiri. Hal ini diatur dalam
pasal 24 ayat 5 UU Nomor 32 tahun 2004.
 Mengelola aparatur daerah. Yang termasuk aparatur daerah adalah
penyelenggara pemerintah di luar kepala daerah, seperti kepala dinas, kepala
badan, dan unit-unit kerja lain yang diperlukan sesuai kebutuhan daerah
masing-masing.
 Mengelola kekayaan daerah. Setiap daerah mempunyai sumber daya alam
dan sumber daya manusia yang berbeda. Maka, Pemerintah Daerah berhak
mengoptimalkan pengelolaan kekayaan daerahnya masing-masing guna
mensejahterakan masyarakatnya.
 Memungut pajak dan retribusi daerah. Setiap daerah mempunyai beberapa
peraturan pajak yang bisa dipungut sendiri. Contoh peraturan ini adalah pajak
kendaraan bermotor.
 Mendapatkan bagi hasil atas pengelolaan semua sumber daya daerahnya
yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat maupun investasi asing.
 Mendapatkan sumber-sumber penghasilan yang sah dan disesuaikan dengan
kondisi alam dan masyarakatnya masing-masing.
 Mendapatkan hak-hak lain yang belum terdapat dalam UU Nomor 32 tahun
2004 dan akan diatur kemudian.

Selain mempunyai hak, UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah


juga mengatur lima belas kewajiban Pemerintah Daerah. Kewajiban
Pemerintah Daerah tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Melindungi masyarakat di daerahnya, menjaga persatuan dan kesatuannya,


menjaga kerukunan nasional, dan upaya menjaga keutuhan NKRI. Pemerintah
Daerah dalam penyelenggaraannya tetap harus berpedoman pada
Pemerintah Pusat dan tidak melepaskan diri dari NKRI.
2. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Pemerintah Daerah wajib
mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kualitas
hidup masyarakatnya.
3. Mengembangkan kehidupan demokrasi. Di antaranya dengan mengadakan
pemilu kepala daerah.
4. Mewujudkan keadilan dan pemerataan. Dengan adanya otonomi
Pemerintah Daerah diharapkan keadilan dan pemerataan pembangunan
nasional dapat sampai ke semua bagian wilayah Indonesia.
5. Menyediakan fasilitas pelayanan pendidikan untuk mendukung program
pendidikan pemerintah Pusat.
6. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat dasar untuk mendukung
program kesehatan Pemerintah Pusat dan meningkatkan kualitas hidup
masyarakatnya.
7. Menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum untuk masyarakat dan
semua yang tinggal di wilayahnya dengan layak.
8. Mengembangkan sistem jaminan sosial kepada seluruh masyarakat
terutama pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat yang tidak mampu
Menyusun perencanaan dan tata ruang daerah dengan baik, agar tidak
merusak lingkungan.
9. Mengembangkan sumber daya produktif di daerah agar meningkatkan
kualitas hidup masyarakat daerahnya dan tercapai tujuan pembangunan
nasional.
10. Melestarikan lingkungan hidup. Terutama pelestarian hewan dan
tumbuhan langka yang ada di wilayahnya.
11. Mengelola administrasi kependudukan. Sebagai penyelenggara pemerintah
paling depan yang langsung berhubungan dengan rakyat, maka pengelolaan
administrasi kependudukan ada di Pemerintah Daerah, seperti KTP, KK, dan
akta kelahiran.
12. Melestarikan nilai sosial budaya. Wilayah Indonesia yang tersebar luas
dengan beraneka sosial dan budaya penduduknya, merupakan aset
nasional. Oleh karena itu Pemerintah Daerah wajib melestarikan nilai sosial
budaya wilayahnya masing-masing.
13. Membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan sesuai
dengan kewenangannya. Ini berarti Pemerintah Daerah menerapkan dan
mematuhi peraturan perundangan pusat dan dapat membuat peraturan
perundangan yang sesuai dengan wilayahnya dengan tetap berpedoman
pada UUD 1945.
14. Melaksanakan kewajiban lain yang belum diatur dalam UU No 3 tahun 1004
tentang Pemerintah Daerah dan diatur kemudian. Hak dan kewajiban
tersebut di atas dalam UU nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah tercantum dalam pasal 21 dan 22. Kemudian hak dan kewajiban
diwujudkan dalam bentuk perencanaan pembangunan daerah dan
dijabarkan dalam Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah.
Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah

Wewenang Pemerintah Pusat sebagai acuan penyelenggaraan Pemerintah


Daerah sebenarnya mempunyai hubungan yang sangat terkait dan tidak bisa
saling memisahkan diri. Ini yang disebut sebagai daerah otonomi dalam
UUD 1945. Bukan pemerintah negara bagian yang bebas mengatur sendiri
tanpa batasan apapun dari Pemerintah Pusat. Hubungan pengertian
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah ada 2, yakni hubungan struktural
dan hubungan fungsional yang akan kita uraikan sedikit di bawah ini:

 Hubungan Struktural

Hubungan struktural Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah , hubungan


yang didasarkan pada tingkatan atau jenjang dalam penyelenggaraan
pemerintahan. Dalam hubungan ini, Pemerintah Daerah berada di bawah
Kementerian Dalam Negeri Indonesia.
Kewenangan dalam hubungan struktural, terbagi menjadi dua cara atau dua
asas-asas Pemerintah Daerah yaitu sentralisasi dan desentralisasi.
Desentralisasi adalah penyerahan wewenang dari Pemerintah Pusat kepada
Pemerintah Daerah. Contohnya adalah kewenangan melaksanakan semua
peraturan perundangan Pemerintah Pusat. Sedangkan sentralisasi merupakan
kewenangan yang memang dimiliki Pemerintah Daerah dalam wilayah
otonominya. Contoh sentralisasi antara lain dalam pungutan / pajak retribusi
daerah.

 Hubungan Fungsional

Hubungan ini pada dasarnya hubungan saling keterkaitan dan satu sama lain
tidak dapat berdiri sendiri. Fungsi penyelenggaraan Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah saling melengkapi. Contoh dalam hubungan ini adalah
perencanaan pembangunan nasional yang sudah dibentuk, maka Pemerintah
Daerah merupakan penyelenggara perencanaan tersebut sesuai kemampuan
masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai