5.Pada sila kelima adalah pada seluruh masyarkat Indonesia akan memiliki
sebuah hak pilihnya snediri dair berabgai macam betnuk perorangan dan juga
akan mendapatkan manfaatnya. Dalam hal ini keadilan akan menjadi poitn yang
sangatlah penting.
Ketentuan UUD NRI Tahun 1945 yang mengatur tentang wilayah negara, warga
negara dan penduduk, agama dan kepercayaan, serta pertahanan dan
keamanan:
Pasal-pasal dalam UUD 1945 yang Mengatur tentang Wilayah Negara, Warga
Negara dan Penduduk, Agama dan Kepercayaan, Pertahanan dan Keamanan
Pasal – pasal dalam UUD 1945 yang mengatur tentang wilayah negara
Pasal 25 A UUD NKRI 1945
“Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang
berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan
dengan undang-undang”
UU No. 43 tahun 2008
UU No. 12 Tahun 2006
Pasal – pasal dalam UUD 1945 yang menagtur tentang warga Negara
UU No.3 Th 1946 tentang kewarganegaraan Indonesia
UU No. 2 Th 1958 tentang penyelesaian dwi kewarganegaraan antara Indonesia
dengan RRC
UU No. 62 Th 1958 tentang kewarganegaraan Indonesia sebagai penyempurnaan
UU No. 3 Th 1946
UU No. 4 Th 1969 tentang pencabutan UU No. 2 Th 1958 dan dinyatakan tidak
berlaku
UU No. 3 Th 1976 tentang perubahan pasal 18 UU No.62 Th 1958
UU No. 12 Th 2006 tentang kewarganegaraan Indonesia
Pasal 26 UUD 1945
“Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara.”“Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang
bertempat tinggal di Indonesia.”“Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk
diatur dengan undang-undang.”
Pasal – pasal dalam UUD 1945 yang menagtur tentang agama dan kepercayaan
Pasal 29 (2) UUD 1945
“Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.”“Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan
untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu.”
Pasal 28E (1&2) UUD 1945
Pasal 22 (1) UU No. 39/1999
Pasal 13 dari TAP MPR No.VII/MPR/1998
Pasal – pasal dalam UUD 1945 yang menagtur tentang pertahanan dan
keamanan
Pasal 30 ayat 1-5 UUD 1945
“Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.”“Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan
melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional
Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama,
dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung.”“Tentara Nasional Indonesia terdiri
atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat negara
bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan
kedaulatan negara.”“Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara
yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi,
mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.”“Susunan dan
kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia,
hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan
warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal yang
terkait dengan pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang.”
Pada tingkat I atau hirarki paling bawah dijalankan oleh Pengadilan Negeri,
Pengadilan Militer, Pengadilan Tata Usaha Negara, dan Pengadilan Agama.
Tingkat II dijalankan oleh Pengadilan Tinggi, Pengadilan Tinggi Tata Usaha
Negara, Pengadilan Tinggi Militer, dan Pengadilan Tinggi Agama. Pada tingkat III
dijalankan oleh 1 lembaga yakni Mahkamah Agung.
Pasal 27, ayat (1) – segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di
dalam hukum dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan
itu. Pada ayat (2), taip-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan.
Pasal 30, ayat (1) – hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam
pembelaan negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur
dengan undang-undang.
Supaya dapat terwujudnya hubungan antara warga negara dengan negara yang
baik maka diperlukan beberapa peran. Peranan ini adalah tugas yang dilakukan
sesuai kemampuan yang dimiliki tiap individu.
Dalam UUD 1945 pasal 27 – 34 disebutkan banyak hal mengenai hak warga
negara indonesia seperti :
Hak dan kewajiban negara terhadap warga negara pada dasarnya merupakan hak
dan kewajiban warga negara terhadap negara. Beberapa ketentuan tersebut,
anatara lain sebagai berikut :
1. Hak negara untuk ditaati hukum dan pemerintah
2. Hak negara untuk dibela
3. Hak negara untuk menguasai bumi, air , dan kekayaan untuk kepentingan
rakyat
4. Kewajiban negara untuk menajamin sistem hukum yang adil
5. Kewajiban negara untuk menjamin hak asasi warga negara
6. Kewajiban negara mengembangkan sistem pendidikan nasional untuk rakyat
7. Kewajiban negara meberi jaminan sosial
8. Kewajiban negara memberi kebebasan beribadah
Sebenarnya masih ada banyak sekali contoh dan wujud hubungan negara
dengan warga negara yang tercantum dalam UUD 1945, temen-temen bisa
baca tuh buku undang-undangnya.
Contoh Kasus
Keppres No. 181 Tahun 1998 tentang komisi nasional anti kekerasan terhadap
perempuan.
setiap orang yang berada di wilayah negera Republik Indonesia wajib patuh
terhadap peraturan perundang-undangan, hukum tak tertulis, dan hukum
internasional mengenai HAM yang telah diterima oleh negara Republik Indonesia
(pasal 67).
Setiap orang wajib menghormati HAM orang lain, moral, etika, dan tata tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (pasal 69 ayat 1).
Setiap HAM seseorang menimbulkan kewajiban dasar dan tanggung jawab untuk
menghormati hak-hak orang lain secara timbal balik (pasal 69 ayat 2).
Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan oleh undang-undang dengan maksud untuk
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain
dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan prertimbangan moral,
keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis (pasal 70).
kewajiban dan tanggung jawab pemerintah terhadap HAM sesuai dengan UU No.
39 1999 tentang HAM adalah sebagai berikut:
-Membuat kriteria dan indikator pelanggaran ha asasi manusia yang jelas bagi
penegak hukum.
-Setiap hari kita selalu mendengar, membaca, dan melihat, baik dari media cetak
maupun elektronik beerbagai peristiwa pelanggaran HAM. Masalah penegakan
HAM adalah masalah bersama yang menjadi tanggung jawab bersama antara
pemerintah rakyat, dan lembaga-lembaga tertentu, seperti Komnas HAM.
Pelanggaran HAM itu dapat dilakukan oleh negara/pemerintah, ataupun
masyarakat. Richard Falk mengidentifikasi standar guna mengukur derajat
keseriusan pelanggaran HAM. Hasilnya adalah disusunnya kategori pelanggaran
HAM sebagai berikut:
-rasialisme resmi (politik apartheid), yaitu suatu perlakuan politik terhadap etnis,
suku bangsa lain berdasarkan perbedaan ras dan warna kulit merupakan
kejahatan internasional
-kejahatan perang
-kejahatan genocide
-pembunuhan
-perbudakan
Prinsi Kesatuan; hak asasi perseorangan dan hak asasi masyarakat/bangsa secara
keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Prinsip Negara Hukum; bahwa jaminan terhadap HAM dlm suatu negara
dituangkan dalam aturan-aturan hukum (tertulis dan tidak tertulis).
hak atas perlindungan sosial, standar hidup yang pantas, standar kesejahteraan
fisik dan mental tertinggi yang bisa dicapai
salah satu dasarnya dibentuknya pengadilan HAM adalah pasal 104 ayat (1) UU
No. 39 tahun 1999 tentang HAM. Dalam ketentuan umum pasal 1 Alinea III UU
No. 26 tahun 2000 dinyatakan bahwa pengadilan HAM adalah khusus bagi
pelanggaran hak asasi manusia yanh berat. Selanjutnya, pasal 2 menyatakan
bahwa pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yang berada di
lingkungan peradilan umum.
Di lingkungan peradilan umum ada peradilan khusus HAM. Kedudukan
pengadilan HAM berat di daerah yang daerah hukumnya meliputi hukum
pengadilan negeri yang bersangkutan. Peradilan HAM memiliki wewenang
memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat,
termasuk yang dilakukan diluar teritorial wilayah ngara Republik Indonesia.
Pelanggaran hak asasi berat merupakan extra ordinary crime dan berdampak
secara luas, bai pada tingkat nasional maupun internasional dan bukan
merupakan tindak pidana yang diatur dalam KUHP serta menimbulkan kerugian
baik materiil maupun immaterial yang mengakibatkan rasa tidak aman, baik
terhadap perseorangan maupun masyarakat.
Perlindungan Hak Asasi Manusia Universal
Negara kita memiliki beberapa lembaga peradilan dan alat penegak hukum
sebagai bagian dan upaya perlindungan dan penegakan hukum.
Pengadilan adalah badan atau instansi resmi yang melaksanakan sistem
peradilan berupa memeriksa, mengadili, dan memutus perkara. Bentuk dari
sistem Peradilan yang dilaksanakan di Pengdilan adalah sebuah forum publik
yang resmi dan dilakukan berdasarkan hukum acara yang berlaku di Indonesia
untuk menyelesaikan perselisihan dan pencarian keadilan baik dalam perkara
sipil, buruh, administratif maupun kriminal. Setiap orang memiliki hak yang sama
untuk membawa perkaranya ke Pengadilan baik untuk menyelesaikan
perselisihan maupun untuk meminta perlindungan di pengadilan bagi pihak yang
di tuduh melakukan kejahatan.
Peradilan adalah segala sesuatu atau sebuah proses yang dijalankan di
Pengadilan yang berhubungan dengan tugas memeriksa, memutus dan mengadili
perkara dengan menerapkan hukum dan/atau menemukan hukum “in concreto”
(hakim menerapkan peraturan hukum kepada hal-hal yang nyata yang
dihadapkan kepadanya untuk diadili dan diputus) untuk mempertahankan dan
menjamin ditaatinya hukum materiil, dengan menggunakan cara prosedural yang
ditetapkan oleh hukum formal.
Dari kedua uraian diatas dapat dikatakan bahwa, pengadilan adalah lembaga
tempat subjek hukum mencari keadilan, sedangkan peradilan adalah sebuah
proses dalam rangka menegakkan hukum dan keadilan atau suatu proses
mencari keadilan itu sendiri.
1. Mahkamah Agung
Mahkamah Agung (disingkat MA) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman
bersama-sama dengan Mahkamah Konstitusi dan bebas dari pengaruh cabang-
cabang kekuasaan lainnya. Mahkamah Agung membawahi badan peradilan
dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan
peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara.
Mahkamah Agung memiliki wewenang:
-Mahkamah Agung memutus permohonan kasasi terhadap putusan pengadilan
tingkat banding atau tingkat terakhir dari semua lingkungan peradilan
-Mahkamah Agung menguji peraturan secara materiil terhadap peraturan
perundang-undangan dibawah Undang-undang
-Melakukan pengawasan tertinggi terhadap penyelenggaraan peradilan di semua
lingkungan peradilan dalam penyelenggaraan kekuasaan kehakiman.
2. Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi (disingkat MK) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman
bersama-sama dengan Mahkamah Agung.
Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu pelaku kekuasaan kehakiman selain
Mahkamah Agung. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka
untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.
Dengan demikian, Mahkamah Konstitusi adalah suatu lembaga peradilan,
sebagai cabang kekuasaan yudikatif, yang mengadili perkara-perkara tertentu
yang menjadi kewenangannya berdasarkan ketentuan UUD 1945.
Wewenang Mahkamah Konstitusi adalah memutus sengketa kewenangan
lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945, memutus
pembubaran partai politik dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan
umum.
Kewajiban Mahkamah Konstitusi adalah memberikan keputusan atas pendapat
DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran
hukum, atau perbuatan tercela, atau tidak memenuhi syarat sebagai Presiden
dan/atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945.
Selain lembaga peradilan yang sudah dijelaskan, ada pula alat penegak hukum
yang memilikin tugas dan tanggung jawab untuk melindungi dan menegakkan
hukum yang berlaku . Alat penegk hukum sendiri seperti kepolisian, kejaksaan,
pengacara, hakim, dan sebagainya.
C. Mematuhi Hukum Yang Berlaku
Hukum dibuat untuk dipatuhi, kepatuhan terhadap hukum mengakibatkan
terjadinya ketertiban dalam masyarakat dan sebaliknya ketidak patuhan
terhadap hukum akan mengakibatkan kekacauan. Ketaatan atau kepatuhan
terhadap hukum yang berlaku merupakan konsep nyata dalam dri seseorang
yang diwujudkan dengan dalam prilaku yang sesuai dengan sistem hukum yang
berlaku, tingkat kepatuhan terhadap hukum secara langsung menunjukan
kesadaran hukum.
Kepatuhan hukum mengandung arti bahwa seseorang memiliki kesadaran untuk
:
1. Memahami peraturan perundang-undangan yang berlaku
2. Mempertahankan tertib hukum yang ada
3. Menegakan kepastian hokum
Ciri-ciri orang yang berprilaku sesuai hukum
a. Disenangi masyarakat
b. Tidak menimbulkan kerugian bagi orang lain
c. Mencerminkan sikap sadar hukum
d. Tidak menyinggung perasaan orang lain
e. Menghormati hak-hak morang lain
1. Perilaku-Perilaku Yang Sesuai Dengan Hukum
Pada sekitar tahun 1950, negara-negara di dunia terbagi menjadi dua blok. Dua
blok tersebut adalah blok barat dan blok timur. Blok barat dipimpin oleh Amerika
Serikat yang beranggotakan negara dengan ideologi liberal dalam pertahanan
NATO (North Atlantic Treaty Organization). Anggota dari blok barat ini terdiri dari
Belanda, Inggris, Islandia, Portugal, Italia, Kanada, Belgia, Denmark, Luksemburg,
dan Norwegia. Sedangkan blok timur dipimpin oleh Uni Soviet. Blok timur
membawa ideologi komunisme yang berada di bawah organisasi PAKTA
WARSAWA. Anggota dari blok timur ini adalah Albania, Cekoslovakia, Jerman
Timur, Hongaria, Polandia, dan Bulgaria. Konflik antara kedua blok ini
berlangsung karena adanya ambisi dan egoisme dimana keduanya merasa
berhak menjadi pemenang Perang Dunia II. Perang ini dikenal dengan cold war
atau perang dingin yang dimulai sejak perang dunia dunia berakhir.
Negara-negara yang baru merdeka di kawasan Asia, Afrika , dan Amerika Latin
menjadi kawasan yang menjadi target perebutan pertarungan pengaruh. Karena
itu, banyak konflik yang terjadi contohnya perang Korea dan perang Vietnam. Hal
tersebut mendorong pemimpin dari Asia dan Afrika untuk membuat gerakan
agar tidak terpengaruh persaingan tersebut. Gerakan yang dibuat oleh negara-
negara yang khawatir akan menjadi korban perang dingin adalah gerakan non
blok (Non Align Movement). Dengan berpartisipasinya Indonesia dalam Gerakan
Non Blok dan tidak memihak blok barat maupun timur merupakan salah satu
upaya dalam menjaga perdamaian dunia secara tidak langsung.
2. Indonesia Menjadi Salah Satu Pelopor Penyelenggaraan Konferensi Asia
Afrika demi Menjaga Perdamaian di Kawasan Asia dan Afrika
Konferensi Asia Afrika dipelopori oleh lima pemimpin negara dimana salah
satunya adalah Indonesia yang diwakili oleh PM Ali Sastroamidjojo. Keempat
negara pelopor yang lain adalah India diwakili oleh Jawaharhal Nehru, Pakistan
diwakili oleh Mohammad Ali Bogra, Burma diwakili oleh U Nu dan Srilanka
diwakili oleh Sir John Kotelawala. Pertemuan pertama dari kelima pemimpin
negara tersebut diadakan di Kolombo, Srilanka. Kegiatan ini dilaksanakan pada
tangga 28 April- 2 Mei 1952. Pada konferensi ini Indonesia mengusulkan adanya
konferensi Asia-Afrika. Usulan itu disampaikan oleh Perdana Menteri Indonesia
Ali Sastroamidjojo. Pernyataan tersebut adalah “ Dimana sekarang kita berdiri,
bangsa Asia sedang berada di tengah-tengah persaingan dunia. Kita sekarang
berada di persimpangan jalan sejarah umat manusia. Oleh karena itu kita Lima
Perdana Menteri negara-negara Asia bertemu disini untuk membicarakan
masalah-masalah yang krusial yang sedang dihadapi oleh masyarakat yang kita
wakili.
KAA ini dilaksanakan di gedung Dana Pensiun yang telah dirubah namanya
menjadi Gedung Dwi Warna. Selain Gedung Dana Pensiun yang berubah nama,
Gedung Concordia juga dirubah namanya menjadi Gedung Merdeka. Untuk
memfasilitasi penginapan tamu undangan, telah disediakan Hotel Homann, Hotel
Preager, dan dua belas hotel lainnya ditambah dengan perumahan perorangan.
Fasilitas tersebut digunakan untuk menampun 1300 tamu undangan. Untuk
menyemarakkan suasana konferensi, Presiden Soekarno mengubah sebagian
Jalan Raya Timur menjadi Jalan Asia-Afrika. Sebanyak 24 negara yang diundang
menerima undangan yang telah diberikan pada tanggal 15 Januari 1955. Satu
negara yang tidak menerima undangan KAA adalah Federasi Afrika Tengah yang
ketika itu masih dikuasai oleh penjajahnya. KAA yang telah terselenggara di
Bandung menghasilkan prinsip-prinsip utama Gerakan Non Blok (GNB) yang di
sebut Dasa Sila Bandung. Adapun isi dari Dasasila Bandung adalah sebagai
berikut:
Peran Indonesia ditunjukkan dengan bantuan uang dan pangan berupa beras
melalui FAO (Food and Agriculture Organization) untuk kelaparan yang terjadi di
Ethiopia pada tahun 1984.
Pada tanggal 5 November 1956 dibentuk suatu komando PBB yang disebut
United Nations Emergency Forces (UNEF). Komando ini merupakan pasukan
khusus PBB yang ditujukan untuk memelihara perdamaian di Timur Tengah.
Dalam mendukung perdamaian dunia, Indonesia menyetujui untuk berpartisipasi
menyumbangkan pasukan pada UNEF mulai tanggal 8 November 1965. Pada 28
Desember 1956 dibentuk pasukan Indonesia yang disebut Pasukan Garuda, dan
pasukan ini dikirim ke Timur Tengah pada bulan Januari tahun 1957.
Pada bulan Juni 1960, terdapat perang saudara di Kongo (Zaire) setel
kemerdekaannya dari Belgia. Untuk menjaga perdamaian dunia, PBB membentuk
United Nations Operations for the Congo (UNOC). Pada misi perdamaian dunia
tersebut, Indonesia mengirimkan satu batalyon yang disebut Pasukan Garuda II.
Paukan ini berangkat pada 10 September 1960 dan pulang pada Mei 1961.
Pasukan ini digantikan pasukan Garuda III dari Desember 1962 hingga Agustus
1964.
UNEF diaktifkan kembali pada tahun 1973 oleh PBB karena adanya perang Arab-
Israel ke 4. Kali ini, anggota dari UNEF terdiri dari 7000 anggota dari kesatuan
Australia, Finlandia, Swedia, Irlandia, Peru, Panam, Senegal, Ghana dan
Indonesia. Pasukan Garuda VI yang ditugaskan ke Timur Tengah memiliki tugas
untuk melakukan pengamanan dalam perundingan Mesir-Israel. Pada 23
September 1974, tugas Pasukan Garuda VI digantikan Pasukan Garuda VIII hingga
17 Februari 1975.
10. Indonesia Mengirimkan Pasukan Garuda IX ke Perbatasan Irak dan Kuwait
Pada tahun 1992, Indonesia mengirimkan pasukan Garuda XII ke Kamboja. Pada
tahun yang sma Indonesia mengirimkan pasukan Garuda XIII ke Somalia. Pada
tahun 1993-1994 pasukan Garuda XIV dikirim ke Bosnia-Herzegovina.Serta pada
tahun 2006 ada rencana untuk mengirim pasukan ke Lebanon.
Pada tahun 2012 dibangun Indonesial Peace Security Cente (IPSC) yang
merupakan Pusat Perdamaian dan Keamanan Indonesia. IPSC ini memiliki unit
yang mengelola kesiapan pasukan yang akan dikirim untuk menjaga perdamaian
dunia (Standby Force). Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki peran
aktif dalam rangka menjaga perdamaian dunia.
Integrasi Nasional
Agar lebih memahami apa arti integrasi nasional, maka kita dapat merujuk pada
pendapat beberapa ahli berikut ini:
J. Soedjati Djiwandono
Integrasi nasional bangsa indonesia berarti hasrat dan kesadaran untuk bersatu
sebagai suatu bangsa, menjadi satu kesatuan bangsa secara resmi, dan
direalisasikan dalam satu kesepakatan atau konsensus nasional melalui Sumpah
Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Myron Weiner
Menurut Myron Weiner, integrasi bangsa adalah proses penyatuan dari berbagai
kelompok budaya dan sosial ke dalam satu kesatuan wilayah, dalam rangka
pembentukan suatu identitas nasional.
Howard Wriggins
Timbulnya rasa cinta tanah air yang ditunjukkan pada masa perjuangan merebut
kemerdekaan, hingga mengisi kemerdekaan.
Adanya rasa rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara seperti yang
ditunjukkan oleh para pahlawan yang gugur selama masa perjuangan
kemerdekaan.
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat luas dan terdiri dari
ribuan kepulauan dan dikelilingi lautan yang luas juga menjadi penghambat
integrasi bangsa.
Anggota masyarakat sepakat tentang norma dan nilai sosial yang dijadikan
pedoman dalam bermasyarakat.
Adanya norma dan nilai sosial yang berlaku sebagai aturan dan pedoman dalam
proses integrasi masyarakat.
Jenis Integrasi Nasional
Mengacu pada penjelasan definisi integrasi bangsa di atas, adapun beberapa jenis
integrasi nasional adalah sebagai berikut:
Integrasi Instrumental; terjadi dan tampak secara nyata sebagai akibat adanya
keseragaman antar individu dalam lingkungan masyarakat, misalnya keseragaman
pakaian.
Integrasi Ideologis; terjadi dan tampak secara nyata karena adanya ikatan
spiritual/ ideologis yang kuat tanpa adanya paksaan.
Integrasi Fungsional; terjadi karena adanya berbagai fungsi tertentu dari semua
pihak di dalam masyarakat.
Integrasi Koersif; terjadi karena adanya pengaruh dari penguasa dan bersifat
paksaan.
Mengacu pada penjelasan di atas, berikut ini adalah beberapa contoh integrasi
nasional di Indonesia:
Sikap menghargai dan toleransi terhadap antar umaat beragama di Indonesia. Hal
ini terlihat dari sikap masyarakat Indonesia yang menghargai perbedaan agama.
Sikap menghargai dan merasa memiliki kebudayaan yang berasal dari daerah lain,
bahkan mempelajari kebudayaan dari daerah yang berbeda.
Ancaman terhadap negara bidang ipoleksosbudhankam dan upaya
penyelesaiannya
Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar
negeri, yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara,
dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman non-militer atau nirmiliter memiliki
karakteristik yang berbeda dengan ancaman militer, yaitu tidak bersifat fisik serta
bentuknya tidak terlihat seperti ancaman militer, karena ancaman ini berdimensi
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, informasi serta keselamatan
umum. Berikut ini berbagai ancaman bagi bangsa Indonesia dilihat dari berbagai
bidang kehidupan.
Wawasan Nusantara
Pengertian Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
terhadap diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
dengan menghargai dan mengutamakan kebhinekaan dalam mencapai tujuan
nasional.
Secara etimologis kata Wawasan Nusantara berasal dari bahasa Jawa, yaitu
Wawas, Nusa, dan Antara. Arti kata wawas adalah Pandangan, Tinjauan,
Penglihatan Indrawi. Kata Nusa berarti pulau atau kesatuan kepulauan, sedangkan
Antara berarti dua benua dan dua samudera.
Wawasan nusantara memiliki dasar hukum yang diterima sebagai konsepsi politik
kewarganegaraan yang tercantum dalam:
Untuk lebih memahami apa arti wawasan nusantara, maka kita dapat merujuk
pada pendapat beberapa ahli. Berikut ini adalah pengertian wawasan nusantara
menurut para ahli:
Menurut Prof. Wan Usman, pengertian Wawasan Nusantara adalah cara pandang
bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai Negara kepulauan
dengan semua aspek kehidupan yang beragam.
Samsul Wahidin
Munadjat Danusaputro
Menurut Srijanti, Kaelan, dan Achmad Zubaidi, arti wawasan nusantara adalah
cara pandang Bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 serta sesuai dengan geografi wilayah nusantara yang
menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya.
Sumarsono
M. Panggabean
Akhadiah MK
Menurut Tap MPR Tahun 1993 dan 1998 Tentang GBHN, pengertian Wawasan
Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungan dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta
kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan masyarakat, berbangsa
dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
Hak asasi manusia, salah satunya adalah kebebeasan bagi masyarakat untuk
memeluk dan menjalankan ibadah sesuai kepercayaannya. Mementingkan
kepentingan umum di atas kepentingan pribadi atau kelompok. Melakukan
musyawarah untuk mencapai mufakat.
Indonesia memiliki ratusan suku bangsa dengan ragam budaya, bahasa, adat
istiadat, dan agama yang berbeda-beda. Kebhinekaan ini berpotensi
menyebabkan terjadinya konflik dalam interaksi bermasyarakat.
Dalam hal ini hakikat wawasan nusantara adalah keutuhan nusantara dalam arti
cara pandang yang selalu menyeluruh dalam ruang lingkup nusantara demi
kepentingan bangsa dan negara.
Seluruh masyarakat Indonesia, baik pejabat pemerintah dan warga, harus berpikir,
bersikap, dan bertindak untuk kepentingan bangsa dan negara Indonesia. Semua
produk yang dibuat oleh lembaga negara berada dalam ruang lingkup dan
kepentingan Indonesia tanpa mengesampingkan kepentingan wilayah, golongan,
dan individu.
Asas wawasan nusantara merupakan kaidah atau ketentuan dasar yang wajib
dipatuhi, dilakukan, dan dijaga oleh semua elemen masyarakat demi untuk
melestarikan perdamaian dan keseimbangan di Indonesia secara keseluruhan.
Masyarakat Indonesia memiliki tujuan dan kepentingan yang sama di bumi pertiwi
ini. Salah satu contohnya dapat kita lihat saat seluruh rakyat Indonesia
menginginkan kemerdekaan dan melakukan perjuangan bersama-sama melawan
penjajah.
Keadilan
Kejujuran
Kebenaran dan kejujuran dalam berpikir dan bertindak merupakan asas wawasan
nusantara yang sangat penting. Keberanian dalam berpikir dan bertindak sesuai
fakta dan kenyataan sesuai ketentuan dilaksanakan demi terciptanya kemajuan.
Solidaritas
Sikap solidaritas merupakan bentuk kepedulian terhadap orang lain, mau berbagi
dan berkorban untuk kepentingan yang lebih besar. Sikap ini seharusnya dilakukan
masyarakat Indonesia tanpa menghilangkan ciri dan karakter budaya masing-
masing.
Kerja Sama
Kesetiaan
Bidang Politik
Bidang Ekonomi
Orientasi bidang ekonomi ini adalah pada sektor pemerintahan, industri, dan
pertanian.
Bidang Sosial
Menjaga keberagaman Indonesia, baik segi budaya, bahasa, dan status sosial,
serta mengembangkan keserasian dalam kehidupan bermasyarakat.
Sikap cinta tanah air yang diwujudkan dengan sikap yang lebih mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi, golongan, dan agama.
Demokrasi Pancasila
Apa yang dimaksud dengan demokrasi Pancasila? Secara umum, pengertian
demokrasi Pancasila adalah suatu paham demokrasi yang berlandaskan pada
nilai-nilai yang terkandung di dalam ideologi Pancasila.
Ada juga yang menyebutkan bahwa demokrasi Pancasila adalah suatu paham
demokrasi yang sumbernya berasal dari falsafah hidup bangsa Indonesia yang
digali berdasarkan kepribadian rakyat Indonesia itu sendiri. Falsafah hidup bangsa
Indonesia tersebut kemudian melahirkan dasar falsafah negara Indonesia, yaitu
Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.
Jadi secara ringkas penjelasan poin-poin penting mengenai sistem demokrasi ini
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kebebasan individu dijamin namun tidak bersifat mutlak dan harus disesuaikan
dengan tanggung jawab sosial.
Dalam pelaksanaan demokrasi ini tidak ada dominasi mayoritas atau minoritas,
namun harus dijiwai oleh semangat kekeluargaan untuk mewujudkan cita-cita
hidup bangsa Indonesia.
Agar lebih memahami mengenai sistem demokrasi ini, maka kita dapat merujuk
pada pendapat para ahli berikut:
Menurut Drs. C.S.T. Kansil, SH., pengertian demokrasi Pancasila adalah kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan
perwakilan, yang merupakan sila keempat dari dasar Negara Pancasila seperti
yang tercantum dalam alinea ke 4 Pembukaan UUD 1945.
Berdasarkan GBHN tahun 1978 dan tahun 1983, demokrasi Pancasila adalah
tujuan dari pembangunan politik di Indonesia dimana dalam pelaksanaannya
diperlukan pemantapan kehidupan konstitusional kehidupan demokrasi dan
tegaknya hukum.
Ada dua asas yang terkandung di dalam sistem demokrasi Pancasila. Adapun asas-
asas tersebut adalah sebagai berikut:
Asas Kerakyatan
Maksud dari asas ini adalah agar bangsa Indonesia memiliki kesadaran dasar rasa
cinta dan padu dengan rakyat, sehingga dapat mewujudkan cita-citanya yang satu.
Asas Musyawarah
Maksud dari asas ini adalah agar bangsa Indonesia memperhatikan aspirasi dan
kehendak seluruh rakyat melalui permusyawaratan untuk mencapai kesepakatan
bersama. Dalam hal ini, musyawarah menjadi media untuk mempersatukan
pendapat dengan memberikan pengorbanan dan kasih sayang untuk kebahagiaan
rakyat Indonesia.
-Menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) dan melindungi hak masyarakat
minoritas.
-Proses demokrasi dapat menjadi ajang kompetisi berbagai ide dan cara
menyelesaikan masalah.
-Ide-ide yang paling baik bagi Indonesia akan diterima, dan bukan berdasarkan
suara terbanyak.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, sistem demokrasi ini sesuai dengan budaya
dan karakter bangsa Indoensia. Adapun beberapa prinsip sistem demokrasi ini
adalah sebagai berikut:
-Adanya badan peradilan independen yang bebas dari intervensi pemerintah atau
kekuasaan lainnya.
-Adanya partai politik dan organisasi sosial politik sebagai media untuk
menyalurkan aspirasi rakyat.
Pengaruh positif iptek bagi kehidupan ekonomi yang dapat kita lihat diantaranya:
Semakin meningkatnya investasi asing atau penanaman modal asing di Indonesia.
Semakin terbukanya pasar internasional bagi hasil produksi dalam negeri
Mendorong para pengusaha-pengusaha untuk meningkatkan efisiensi dan
menghilangkan biaya tinggi.
Meningkatkan kesempatan kerja dan devisa negara
Meningkatkan kemakmuran masyarakat
Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi Indonesia
Pengaruh positif iptek dalam bidang hukum, pertahanan, dan keamanan yang
dapat kita perhatikan dan lihat sebagai berikut:
Semakin menguatnya supermasi hukum, demokratisasi, dan tuntutan terhadap
dilaksanakannya hak asasi manusia.
Menguatnya regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundang-undangan
yang memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat banyak.
Semakin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum, seperti:
Polisi, Jaksa, dan Hakim yang diharapkan dapat lebih profesional, transparan, dan
dapat dipertanggungjawabkan.
Menguatnya supermasi sipil dengan mendudukan tentara dan polisi sebatas
penjaga keamanan, kedaulatan, dan ketertiban negara.
Selain memiliki pengaruh yang positif, kemajuan iptek juga membawa dampak
negatif bagi kehidupan kita. Terdapat beberapa pengaruh negatif kemajuan iptek
sebagai berikut:
Aspek politik
Aspek Ekonomi
Terdapat beberapa pengaruh negatif iptek dalam bidang Sosial Budaya, yaitu:
Masyarakat akan cenderung bersifat konsumtif karena adanya barang-brang dari
luar negeri yang masuk ke Indonesia.
Akan muncul sifat hedonisme atau pandangan hidup yang menganggap bahwa
orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan
sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan.
Adanya sikap individualisme atau sikap yang mementingkan diri sendiri (egois).
Sehingga tidak ada lagi interkasi antara sesama seperti dahulu kala
Adanya kesenjangan sosial yang membuat orang kaya semakin kaya dan yang
miskin semakin miskin
Munculnya gejala westernisasi atau gaya hidup yang berorientasi kepada budaya
Barat tanpa memilahnya terlebih dahulu
Aspek hukum, pertahanan,dan keamanan
Terdapat tiga sikap alternatif yang bisa dilakukan oleh bangsa kita dalam
menghadapi kemajuan iptek, sebagai berikut:
Menolak pengaruh kemajuan iptek yang bersifat negatif dalam kehidupan
Menerima sepenuhnya pengaruh iptek tanpa menyaringnya terlebih dahulu
Bersifat selektif terhadap pengaruh iptek. Dengan cara mengambil hal positif
Dalam sikap selektif ini, perlu adanya Pancasila sebagai penyaring sikap kita.
Karena nilai Pancasila merupakan cerminan dari nilai budaya bangsa.
Terdapat beberapa hal yang perlu diutamakan dalam bidang politik, yaitu
demokratisasi, kebebasan, keterbukaan, dan hak asasi manusia. Keempat hal
tersebut dijadikan negara adidaya sebagai acuan bagi negara-negara lainnya yang
tergolong sebagai negara berkembang.
Disisi lain, kini segala sesuatu peristiwa selalu dikaitkan dengan demokratisasi.
Akan tetapi, demokratisasi yang diusung adalah demokrasi yang dikehendaki oleh
negara-negara adidaya yang digunakan untuk menekan negara-negara
berkembang yang bukan sekutunya. Sehingga selalau terjadi konflik kepentingan
yang pada akhirnya menimbulkan pertikaian.
Permasalah global seperti diatas dapat ditaati oleh Indonesia apabila tegas
menerapkan demokrasi Pancasila yang ada. Melalui paham inilah akan tercipta
pemerintahan yang kuat, mandiri, dan tahan uji serta mampu mengantisipasi
konflik yang ingin menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Dalam mewujudkan hal itu, bangsa Indonesia perlu mewujudkan hal-hal sebagai
berikut:
Mengembangkan demokratisasi dalam semua bidang
Mengaktifkan masyarakat sipil dalam arena politik
Mengadakan reformasi lembaga-lembaga politik
Memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah
Menegaskan supermasi hukum
Sikap selektif dalam perkembangan iptek di bidang ekonomi
Sejak digulirkannya liberalisme oleh Adam Smith sekitar abad ke-15, telah
melahirkan perusahaan-perusahaan multinasional yang melakukan aktivitas
perdagangannya ke berbagai negara. Pada abad ke-20, pahak liberal semakin
banyak dianut oleh negara-negara didunia terutama negara maju. Hal inilah yang
membuat globlasiasi ekonomi semakin berjalan cepat.
Keberadaan lembaga-lembaga ekonomi dunia seperti IMF, Bank Dunia, dan WTO
belum sepenuhnya memihak kepentingan negara berkembang seperti Indonesia.
Dengan kata lain, negara berkembang hanya mendapatkan sedikit manfaatnya.
Hal tersebut karena ketiga lembaga diatas selama ini selalu berada dibawah
pengawasan pemerintahan negara maju.
Sistem ekonomi kerakyatan merupakan senjata ampuh untuk melumpuhkan
pengaruh negatif dari kemajuan iptek. Untuk mewujudkan hak tersebut, perlu
dilakukan dengan segera:
1) Sistem ekonomi dikembangkan guna memperkuat produksi dalam negeri
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia
2) Menjadikan pertanian sebagai prioritas utama, karena mayoritas penduduk
Indonesia bermatapencaharian sebagai petani
3) Industri-industri perlu menggunakan bahan baku dari dalam negeri
4) Mempererat kerjasama dengan negara berkembang lainnnya, untuk bersama-
sama menghadapi kepentingan negara-negara maju.
Pengaruh yang cenderung terjadi seperti gaya hidup, gaya pakaian, dasar ikatan
hidup bermasyarakat, dan semakin mudahnya mendafat informasi dan ilmu
pengetahuan. Tiga hal yang disebutkan pertama, cenderung memberikan
pengaruh ngatif bagi kita. Oleh karena itu, kita perlu membentengi diri dengan
nilai-nilai Pancasila. Kemajuan iptek paling ditandai dengan adanya kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Agar hal tersebut bersifat positif, maka kita perlu
merubah nilai dan perilaku, sebagai berikut:
-Terbuka terhadap inovasi dan perubahan yang baru
-Berorientasi pada masa depan
-Dapat menggunakan kegunaan iptek dengan baik
-Menghargai pekerjaan sesuai dengan prestasi
-Menghormati dan menghargai hak asasi manusia.
Pada masa ini, pegangan Negara : Konstitusi RIS (Republik Indonesia Serikat) tahun
1949. Bentuk Negara : federasi atau serikat dengan 15 negara bagian.
Bentuk pemerintahan : Republik.
Sistem pemerintahan : sistem parlementer kabinet semu (quasi parlementer) yang
salah satu karakteristiknya adalah pengangkatan perdana menteri dilakukan oleh
presiden bukan oleh parlemen sebagaimana lazimnya. Keputusan untuk memilih
bentuk Negara serikat merupakan politik pecah belah kaum penjajah sebagai hasil
dari kesepakatan KMB (Konferensi Meja Bundar) pada tanggal 27 Desember 1949.
Pada tanggal 17 Agustus 1950, konstitusi RIS diganti dengan Undang-Undang
Sementara (UUDS) 1950. Yakni undang-undang baru yang merupakan gabungan
dua konstitusi, konstitusi RIS dan UUD 1945.
Gerakan separatis yang muncul pada masa ini:
Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA). Pimpinan : Kapten Raymond
Westerling. Tujuan: mempertahankan bentuk Negara federal dan memiliki tentara
tersendiri pada Negara bagian RIS. Pemberontakan APRA menyerang Bandung
pada tanggal 23 Januari 1950. Pemberontakan APRA didukung oleh Sultan Hamis
II yang menjabat sebagai menteri Negara Kabinet RIS.
Pemberontakan Andi Aziz di Makasar.
Gerakan Republik Maluku Selatan (RMS). Pimpinan : Christian Robert Steven yang
menolak pembentukan NKRI dan memproklamasikan Negara RMS pada tanggal 25
April 1950. Penyebab : tidak meratanya jatah pembangunan daerah, tidak
sebanding dengan daerah di Jawa. Pemberontakan ini diatasi melalui ekspedisi
militer dipimpin oleh A.E. KAwilarang.
Bentuk Negara : kesatuan yang kekuasaaannya dipegang oleh pemerintah pusat.
Hubungan dengan daerah didasarkan pada asas desentralisasi.
Bentuk pemerintahan : Republik.
Sistem pemerintahan : parlementer dengan menggunakan kabinet patlementer
yang dipimpin oleh perdana menteri. Dibentuk DPR Sementara. Praktik
sistem pemerintahan parlementer yang diterapkan pada masa berlakunya UUDS
1950 ternyata tidak membawa ke arah kemakmuran akibat seringnya terjadi
pergantian kabinet, antara kurun waktu 1950-1959 telah terjadi 7 kali pergantian
kabinet. Melihat situasi yang tidak terkendali presiden melalui kewenangannya
mengeluarkan Dekrit presiden tanggal 5 Juli 1959 yang berisi: 1) pembubaran
konstituante, 2)Memberlakukan kembali UUD 1945, 3)Pembentukan MPR dan
DPR sementara.
Gerakan separatis yang muncul pada masa ini:
Gerakan DI/TII , meliputi : a).Pemberontakan DI/TII di daerah Sulawesi Selatan
dipimpin oleh Kahar Muzakar. b).Pemberontakan DI/TII di Aceh dipimpin oleh
Daud Beureuh, mantar gubernur Aceh. Penyebab: status Aceh yang semula
menjadi daerah Istimewa diturunkan menjadi daerah keresidenan di bawah
provinsi Sumatra Utara. c). pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan dipimpin
oleh Ibnu Hajar dengan nama Kesatuan Rakyat yang Tertindas.
Pemberontakan PRRI/Permesta (Pemerintah Revolusioner Republik
Indonesia/Perjuangan Rakyat Semesta) di Sulawesi. Penyebab; hubungan yang
kurang harmonis antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah disebabkan
oleh jatah keuangan yang diberikan pemerintah pusat tidak sesuai dengan
anggaran.
Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 memberlakukan UUD 1945 sebagai konstitusi
Negara kembali. Sejak diberlakukannya kembali UUD 1945, presiden
berkedudukan sebagai kepala Negara sekaligus kepala pemerintahan. Meski
demikian banyak terjadi penyimpangan terhadap pancasila dan UUD 1945, di
antaranya adalah: DPR diangkat dan diberhentikan oleh presiden, MPR sementara
diangkat dan diberhentikan oleh presiden, penetapan Ir. Sukarno sebagai presiden
seumur hidup. Hal ini antara lain adalah akibat dari penerapan demokrasi
terpimpin.Orde baru dimulai setelah berakhirnya demokrasi terpimpin pada tahun
1966. Prioritas utama pemerintahan orde baru bertumpu pada pembangunan
ekonomi dan stabilitas nasional yang mantap. Sistem pemerintahan yang
diterapkan adalah sistem pemerintahan presidensial.
kelebihan dari sistem pemerintahan orde baru antara lain: naiknya pendapatan
perkapita, suksesnya program transmigrasi, dan memerangi buta huruf.
Kelemahan sistem orde baru:
Bidang ekonomi : terjadinya praktek monopoli ekonomi.
Bidang politik : kekuasaan berada di tangan lembaga eksekutif.
Bidang hokum: maraknya kasus KKN dan lemahnya supremasi hukum.
Periode ini disebut era reformasi. Gejolak politik diera reformasi antara lain: upaya
penegakan kedaulatan rakyatdan tekad mewujudkan pemerintahan yang bersih
dari KKN. Pada masa in telah dilakukan amandemen atas UUD 1945 oleh MPR
sebanyak 4 kali. Perubahan tersebut telah mengubah peran dan hubungan
presiden dan DPR menjadi lebih proporsional (berimbang).
Perubahan mendasar dalam ketatanegaraan Indonesia setelah perubahan
Undang-undang antara lain:
-Kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan menurut UUD
-MPR terdiri dari anggota DPR dan DPD
-Presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat
-Pencantuman HAM
-Negara kesatuan tidak boleh diubah
-Anggaran pendidikan minimal 20%
-pembentukan Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial
-Penghapusan DPA
Wewenang DPR
Membuat Undang-undang(fungsi legislasi)
Menetapkan APBN(fungsi anggaran)
Mengawasi pemerintah dalam menjalankan undang-undang(fungsi pengawasan)
Hak-hak anggota DPR
Hak Interpelasi
Hak Angket
Hak menyatakan pendapat
Mahkamah Agung
Mahkama Konstitusi
Kewenangan Mahkamah Konstitusi sesuai dengan ketentuan Pasal 24C ayat (1)
dan (2)
untuk mengadili pada tingkat pertama dan terakhir untuk menguji UU terhadap
UUD,
memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan
UUD,
memutus pembubaran partai politik, dan
memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
Disamping itu, MK juga wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai
dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut
UUD.Dengan kewenangan tersebut, jelas bahwa MK memiliki hubungan tata
kerja dengan semua lembaga negara yaitu apabila terdapat sengketa antar
lembaga negara atau apabila terjadi proses judicial review yang diajukan oleh
lembaga negara pada MK
Hubungan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah selalu menjadi sebuah
hal yang manjadi sorotan public. Sejak berdirinya Republik Indonesia dan
dibentuknya pemerintahan di pusat dan daerah, keduanya tak selalu berhubungan
baik dan harmonis. Hal itu terlihat masih banyaknya perselisihan yang terjadi dalam
sebuah kehidupan masyarakat.
Padahal pada dasarnya untuk mencapai sebuah tujuan negara seperti yang telah
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu untuk kemakmuran rakyat, untuk
mewujudkan semua itu hendaknya ada hubungan baik diantara pemerintah baik di
pusat maupun di daerah.
Saat membicarakan hubungan keduanya pada dasarnya terdapat dua cara yaitu
“sentarlisasi”, dimana segala urusan,tugas, fungsi dan wewenang penyelenggaraan
pemerintah berada dalam pemerintah pusat dan pelaksanaanya secara
dekonsentralisasi. Cara yang lain adalah dengan “desentralisasi”, artinya bahwa
pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah.
Namun, di era reformasi sekarang ini hubungan keduanya telah mengalami
perbaikan yitu dengan adanya UU Otonomi Daerah, sehingga keduanya dapat
berjalan dengan berjalan secara harmonis. Alasan dibuatnya undang-undang tersebut
agar dapat meningkatkan pelayanan public sehingga segala pemerataan dan rasa
keadilan dapat terwujudkan masyarakat yang demokratis.
Model-model Hubungan pemerintah pusat dan daerah
Hubungan kewenangan
Kelembagaan
Keuangan
Pelayanan publik
Pembangunan dan pengawasan
Menurut dasar-dasar hukum otonom dalam UUD 1945 dan diperkuat UU Nomor
32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Pemerintah Daerah adalah organisasi
pemerintah yang menyelenggarakan urusan pemerintah di daerah menurut asas
otonomi seluas-luasnya dan asas perbantuan dalam sistem NKRI. Penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang dimaksud adalah gubernur, bupati, walikota, dan
perangkat lainnya (kepala dinas, kepala badan, dan unit-unit kerja lain yang
diatur oleh Sekretaris Daerah). Lembaga legislatif yang berada di daerah, yaitu
DPRD I untuk tingkat propinsi dan DPRD II untuk tingkat kapubapaten dan
walikota.
Pengertian Pemerintah Pusat yang turut dijelaskan dalam UU nomor 32 tahun
2004 adalah penyelenggara pemerintah NKRI di pusat, yang dipimpin oleh
Presiden dan Wakil Presiden dan dibantu oleh para menteri. Sebagai lembaga
legislatif Pemerintah Pusat adalah DPR dan MPR. Pemerintahan ini
berkedudukan di Ibu Kota Negara Indonesia, yang saat ini adalah DKI Jakarta.
Hak adalah segala sesuatu yang dapat dilakukan, tidak dilakukan, dan diterima
oleh Pemerintah Daerah. Kewajiban adalah segala sesuatu yang harus dilakukan
Pemerintah daerah sebagai penyelenggara pemerintah. Menurut UU Nomor 32
tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pasal 19, Pemerintah Daerah mempunyai
delapan hak dalam menyelenggarakan otonomi daerah Indonesia yaitu:
Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya. Dengan demikian,
Pemerintah Pusat tidak dapat ikut campur dalam mengatur urusan dan fungsi
Pemerintah Daerah.
Memilih pemimpin daerah. Pemilihan Kepala Daerah dilakukan secara
langsung dalam Pemilu oleh rakyat daerah itu sendiri. Hal ini diatur dalam
pasal 24 ayat 5 UU Nomor 32 tahun 2004.
Mengelola aparatur daerah. Yang termasuk aparatur daerah adalah
penyelenggara pemerintah di luar kepala daerah, seperti kepala dinas, kepala
badan, dan unit-unit kerja lain yang diperlukan sesuai kebutuhan daerah
masing-masing.
Mengelola kekayaan daerah. Setiap daerah mempunyai sumber daya alam
dan sumber daya manusia yang berbeda. Maka, Pemerintah Daerah berhak
mengoptimalkan pengelolaan kekayaan daerahnya masing-masing guna
mensejahterakan masyarakatnya.
Memungut pajak dan retribusi daerah. Setiap daerah mempunyai beberapa
peraturan pajak yang bisa dipungut sendiri. Contoh peraturan ini adalah pajak
kendaraan bermotor.
Mendapatkan bagi hasil atas pengelolaan semua sumber daya daerahnya
yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat maupun investasi asing.
Mendapatkan sumber-sumber penghasilan yang sah dan disesuaikan dengan
kondisi alam dan masyarakatnya masing-masing.
Mendapatkan hak-hak lain yang belum terdapat dalam UU Nomor 32 tahun
2004 dan akan diatur kemudian.
Hubungan Struktural
Hubungan Fungsional
Hubungan ini pada dasarnya hubungan saling keterkaitan dan satu sama lain
tidak dapat berdiri sendiri. Fungsi penyelenggaraan Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah saling melengkapi. Contoh dalam hubungan ini adalah
perencanaan pembangunan nasional yang sudah dibentuk, maka Pemerintah
Daerah merupakan penyelenggara perencanaan tersebut sesuai kemampuan
masing-masing.