Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 hanya memuat
aturan-aturan pokok saja, sedangkan untuk lebih mengoperasionalkannya dibuat aturan yang
operasioanal, yaitu dibentuk ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang HAM dan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM dan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM dan Keputusan
Presiden Nomor 50 Tahun 1993 tentang Komisi Nasional HAM.
Prof. Mr. Soepomo, setelah beliau mengemukakan tiga aliran pikiran tentang negara,
yaitu individualistis, maxistis, dan integralistik, kemudian beliau menyatakan, bahwa
pengertian negara integralistik tidak akan membutuhkan jaminan grund and frebeitsrechte
dari individu Contra Staat. Oleh karena itu, dalam UUD tidak bisa dimasukkan pasal-pasal
yang tidak berdasar aliran kekeluargaan meskipun kita sebetulnya ingin sekali memasukkan,
oleh karena barangkali kita takut bahwa jikalau tidak dimasukkan di kemudian hari mungkin
umpamanya negara bertindak sewenang-wenang saja. Aka tetapi, hal itu kita masukkan
sebetulnya pada hakikatnya UUD bertentangan dengan konstruksinya, hal itu sebagai
konstruksi hukum tidak baik (Yamin, Jilid 1:110-114).
Pendapat Prof. Soepomo diperkuat oleh Ir. Soekarno yang menyatakan, jikalau kita
betul-betul hendak berdasarkan negara kita kepada paham kekeluargaan, tolong menolong,
gotong royong, dan keadilan sosial, enyahkanlah tiap-tiap pikiran, tiap-tiap individualisme
dan liberalisme daripadanya (Yamin, Jilid 1:287, 292-297).
Sebaliknya, Dr. Mohammad Hatta justru merasa khawatir Presiden akan menjadikan
negara sebagai alat kekuasaan. Meskipun negara yang dibentuk bercorak kekeluargaan, tetapi
masih perlu ditetapkan beberapa hak warga negara. Selanjutnya dinyatakan, bahwa usul saya
ini tidak lain dan tidak bukan hanya menjaga supaya negara yang kita dirikan itu ialah negara
pengurus, supaya negara pengurus ini nanti jangan menjadi negara kekuasaan, negara
penindas (Yamin, Jilid I:299-300).
Usul Mohammad hatta didukung oleh Hak azasi Yamin, yang menyatakan, segala
Constitution lama dan baru atas dunia berisi perlindungan aturan dasar itu. Aturan dasar
tidaklah berhubungan dengan liberalisme, melainkan semata-mata suatu keharusan
perlindungan kemerdekaan, yang harus diakui Undang-Undang Dasar.
Adapun rumusan lengkapnya bunyi pasal-pasal dan ayat yang mengandung muatan
HAM adalah sebagai berikut.
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.
1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih
tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya serta berhak kembali.
2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan
sikap sesuai dengan hati nuraninya.
3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pendapat.
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan
pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengelola dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segal jenis
saluran yang tersedia.
1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat,
dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan
perlindungan dan ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang
merupakan hak asasi.
2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan
derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dan negara lain.
Pasal 28 H
1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.
2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.
3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya
secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh
diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun.
1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.
2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.
3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi,
mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.
4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan
dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat,
serta menegakkan hukum.
5) Susunan dan kedudukan Tentara Nasional, Kepolisian Negara Republik Indonesia,
hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik
Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal yang terkait dengan
pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang.