Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia yang merupakan suatu negara yang demokratis tentunya
mempunyai elemen, seperti masyarakat. Masyarakat disini sangat berperan dalam
pembangunan suatu negara. Negara mempunyai hak dan kewajiban bagi warga
negaranya begitu pula dengan warga negaranya juga mempunyai hak dan
kewajiban terhadap negaranya. Seperti apakah hak dan kewajiban tersebut yang
seharusnya dipertanggungjawabkan oleh masing-masing elemen tersebut.
Negara merupakan alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk
mengatur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat, dan yang paling
nampak adalah unsur-unsur dari negara yang berupa rakyat, wilayah dan
pemerintah. Salah satu unsur negara adalah rakyat, rakyat yang tinggal di suatu
negara tersebut merupakan penduduk dari negara yang bersangkutan. Suatu
negara pasti mempunyai suatu undang-undang atau peraturan yang mengatur
tentang kewarganegaraan. Peraturan tersebut memuat tentang siapa saja kah yang
bisa dianggap sebagai warga negara. Di indonesia merupakan salah satu negara
yang mempunyai peraturan tentang kewarganegaraan tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Bela Negara ?
2. Bagaimana Peraturan Perundang-Undangan Tentang Bela Negara ?
3. Bagaimana Bentuk Keikutsertaan Warga Negara Dalam Bela Negara ?
4. Bagaimana Indonesia dan Peradaban Dunia ?

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui Pengertian Bela Negara
2. Mahasiswa dapat mengetahui Peraturan Perundang-Undangan Tentang
Bela Negara

1
3. Mahasiswa dapat mengetahui Bentuk Keikutsertaan Warga Negara Dalam
Bela Negara
4. Mahasiswa dapat mengetahui Indonesia dan Peradaban Dunia

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bela Negara
Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan
dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau
seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan
eksistensi negara tersebut.Secara fisik, hal ini dapat diartikan sebagai usaha
pertahanan menghadapi serangan fisik atau agresi dari pihak yang mengancam
keberadaan negara tersebut, sedangkan secara non-fisik konsep ini diartikan
sebagai upaya untuk serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara,
baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan orang-
orang yang menyusun bangsa tersebut.Landasan konsep bela negara adalah
adanya wajib militer. Subyek dari konsep ini adalah tentara atau perangkat
pertahanan negara lainnya, baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat
dari rancangan tanpa sadar (wajib militer). Beberapa negara (misalnya Israel,Iran)
dan Singapura memberlakukan wajib militer bagi warga yang memenuhi syarat
(kecuali dengan dispensasi untuk alasan tertentu seperti gangguan fisik, mental
atau keyakinan keagamaan). Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer,
biasanya tidak memerlukan layanan dari wajib militer warganya, kecuali
dihadapkan dengan krisis perekrutan selama masa perang
Memperkuat Pertahanan Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara
yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjalin hidup bangsa dan negara
yang seutuhnya. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan negara dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-
undang Kesadaran Bela Negara  itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara
dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas,
dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik
sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh
bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi
bangsa dan Negara.

3
·         Unsur Dasar Bela Negara:
1. Cinta Tanah Air
2. Kesadaran Berbangsa & bernegara
3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologiI negara
4. Rela berkorban untuk bangsa & negara
5. Memiliki kemampuan awal Bela Negara
·         Contoh-Contoh Bela Negara :
1. Melestarikan budaya
2. Belajar dengan rajin bagi para pelajar
3. Taat akan hukum dan aturan-aturan negara

B. Peraturan Perundang-Undangan Tentang Bela Negara


 Landasan Konstitusional
Landasan konsitusional pelaksanaan bela negara adalah UUD 1945, karena
UUD 1945 merupakan konstitusi Negara Indonesia, dan sumber hukum tertinggi
di Indonesia. Dalam tiap batang tubuh UUD 1945 ini, tercantum hak dan
kewajiban bela negara bagi setiap warga negara Indonesia.
1. Pasal 27 ayat 3 UUD 1945
Hasil amandemen yang menyatakan bahwa : “Setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Berdasarkan pasal ini setiap
warga negara berhak dalam upaya membela negara, artinya tidak selalu dalam
bela negara secara fisik. Namun dapat berarti setiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan dan melakukan semua upaya memajukan dirinya, yang
nantinya dapat ikut memajukan negara Indonesia. Selain hak, bela negara adalah
kewajiban, terutama bila keadaan darurat perang di indonesia. Untuk saat ini bisa
dilakukan dengan cara ikut memelihara lingkungan, melaksanakan aturan dan tata
tertib di Indonesia, dan lain-lain.
2. Pasal 30 ayat 1 UUD 1945
Tentang hak dan kewajiban bela negara dalam kondisi yang berbeda. Bunyi
pasal tersebut adalah,”Tiap-tiap warga negara berhak dan ikut serta dalam
pertahanan dan keamanan negara”. Sekilas dapat berarti kewajiban dan hak

4
membela negara dalam bentuk fisik, ketika Indonesia dalam keadaan perang.
Namun dapat juga diartikan sebagai kewajiban menjaga ketertiban dan pertahanan
negara sebagai makna sila pancasila dalam kehidupan sehari-hari, dengan tidak
melakukan tindakan yang melanggar persatuan dan kesatuan Indonesia.
3. Pasal 30 ayat 2
Menjelaskan tentang pertahanan dan keamanan negara yang dilakukan oleh
TNI dan Polri, sesuai dengan isinya,”Usaha pertahanan dan keamanan negara
dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh TNI
dan Polri sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung”.
Dengan demikian menurut pasal ini, kemanan dan perlindungan negara, termasuk
di dalamnya perlindungan terhadap segenap rakyat Indonesia dilakukan oleh TNI
dan Polri dengan dukungan rakyat. TNi dan Polri dalam tugasnya mengatasi
semua ancaman terhadap NKRI baik dari luar maupun dari dalam, ikut membantu
korban bencana alam, mengatasi keriminalitas, dan sebagainya. Rakyat sebagai
pendukung diharapkan ikut berpartisipasi dalam menjaga pertahanan dan
keamanan, dengan berlaku sesuai aturan, tidak melakukan tindakan kriminal, dan
tetap mejaga keutuhan negara Indonesia yang Bhinnneka tunggal Ika.
4. Pasal 30 ayat 3 UUD 1945
Berisikan tentang tugas Tentara Nasional Indonesia. Pasal ini berisi pemisahan
TNI dan Polri yang menyatakan bahwa.”Tentara Nasional Indonesia terdiri atas
Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat negara
bertugas mempertahankan, memelihara keutuhan, dan kedaulatan negara”. Secara
garis besar tugas TNI dalam hal ini adalah upaya menjaga keutuhan,
kemerdekaan, dan kedaulatan negara Republik Indonesia. Semua tugas tersebut
selanjutnya diatur oleh undang-undang.
5. Pasal 30 ayat 4 UUD 1945
Yang juga hasil amandemen merupakan pasal yang menjelaskan tugas
kepolisian dan wewenangnya. Pasal ini hanya terdapat dalam UUD 1945 hasil
amandemen dan berbunyi,”Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat
negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi,
mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum”. Dalam hal ini

5
kepolisian yang berhubungan langsung dengan masyarakat dan bertugas
melindunginya dari berbagai tindakan kejahatan. Pelaksanaan tugas dan fungsi
Polri juga diatur selanjutnya oleh undang-undang.
6. Pasal 30 ayat 5 UUD 1945
Berisikan tentang kedudukan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia dan hubungan keduanya. pasal ini juga merupakan
hasil amandemen UUD 1945 masa reformasi, yang berbunyi, “Susunan dan
kedudukan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik
Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga
negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara diatur oleh undang-
undang”.
 Landasan Operasional
Landasan operasional adalah dasar hukum penyelenggaraan suatu kegiatan
dalam negara yang memuat aturannya secara lebih terperinci. Ini dilakukan agar
semua kegiatan penyelenggaraan negara lebih kuat secara hukum, termasuk dalam
hal bela negara. Beberapa landasan operasional bela negara, yaitu :

1. Tap MPR Nomor VI Tahun 1973

Ketatapan MPR ini berisikan tentang konsep wawasan nusantara, yang


mejelaskan di mana pun warga negara Indonesia berada, ia adalah sebagai satu
kesatuan Negara Indonesia.

2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiki manusia. Dan dalam UU ini
dijelaskan bahwa setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban dalam
mebela negara sesuai ketentuan yang berlaku.

3. Tap MPR No VI dan VII Tahun 2000 tentang TNI dan Polri

Ketetapan MPR Nomopr VI tahun 2000 menjelaskan tentang pemisahan TNI


dan Polri yang semula menjadi satu lembaga. Kemudian UU Nomor VII

6
menjelaskan peranannya masing-masing, yang kemudian diatur lebih lanjut dalam
undang-undang.

4. Undang-Undang Nomor 2 dan 4 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara


Republik Indonesia

Menurut UU Nomor 2 tahun 2002 ini, Kepolisian Negara Ri berfungsi


memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakkan hukum,
perlindungan dan pengayoman, serta pelayanan terhadap masyarakat. Sedangkan
UU Nomor 4 tahun 2002 menunjukkan tujuan kepolisian negara RI, yaitu
mewujudkan keamanan dalam negeri yang termasuk di dalamnya terpeliharanya
keamanan dan ketertiban masyarakat, dan jaminan tegaknya hukum.
terselenggaranya hal tersebut adalah dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia.

5. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara

Dalam UU ini dijelaskan secara terperinci tentang pengertian pertahanan


negara dan pelaksanaanya yang menganut sistem pertahanan rakyat semesta, yaitu
pertahanan yang melibatkan seluruh rakyat Indonesia sesuai kemampuan dan
profesinya masing-masing. Dalam pasal 5 UU No.3 juga disebutkan fungsi
pertahanan negara untuk mewujudkan dan mempertahankan seluruh wilayah
NKRI sebagai satu kesatuan.

6. Undang-Undang Nopmor 34 TAhun 2004 Tentang Tentara Nasional


Indonesia

Dalam undang-undang ini menjelaskan tentang define Tentara Nasional


Indonesia, yaitu tentara yang berjuang mengakkan RI, dan fungsi secara terperinci
dalam pertahanan dan keamanan negara yangs esuai dengan hak asasi manusia.

C. Bentuk Keikutsertaan Warga Negara Dalam Bela Negara


 Berdasarkan UU Nomor 3 Tahun 2002 bahwa keikutsertaan warga negara
dalam upaya bela negara diselenggarakan dalam bentuk-bentuk berikut;
1. Mengikuti pendidikan kewarganegaraan

7
Sebagai pelajar/mahasiswa, belajar tentang kewarganegaraan akan
mempersiapkan kita untuk mempertahankan NKRI. Pendidikan kewarganegaraan
dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki
rasa kebangsaan & cinta tanah air. Pembentukan rasa kebangsaan & cinta tanah
air peserta didik dapat dibina melalui pendidikan kewarganegaraan.

2. Mengikuti perlatihan dasar kemiliteran


Komponen warga negara yang mendapatkan pelatihan dasar militer, misalnya
Resimen Mahasiswa (Menwa). Para anggota Menwa di tiap-tiap universitas
senantiasa mengadakan rekruitmen. Tindak lanjut dari rekruitmen itu, maka
diadakan pelatihan-pelatihan dasar militer yang didampingi oleh anggota TNI.
Selain Menwa, komponen warga negara yang mendapat pelatihan adalah Wanra,
Hansip, & Kamra.

3. Mengabdikan diri sebagai prajurit TNI secara sukarela/wajib


Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai komponen utama yang didukung
oleh komponen cadangan & komponen pendukung selalu siap dalam menghadapi
berbagai ancaman militer. Peranan TNI sebagai alat pertahanan negera sangat
penting & strategis sebab TNI memiliki tugas untuk;
 Mempertahankan kedaulatan negara & keutuhan wilayah

 Melindungi kehormatan & keselamatan bangsa

 Melaksanakan operasi militer selain perang

 Ikut serta secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional &
internasional.

4. Mengabdikan diri sesuai profesi


Pengabdian sesuai profesi adalah pengabdian warga negara yang memiliki
profesi tertentu untuk kepentingan pertahanan negara termasuk dalam
menanggulangi/memperkecil akibat yang ditimbulkan oleh perang, bencana alam,/
bencana lainnya.

8
Beberapa profesi itu antara lain petugas PMI, paramedis, tim SAR, Polri, &
petugas bantuan sosial. Di samping itu, juga ada Linmas (Perlindungan
Masyarakat). Linmas merupakan organisasi perlindungan masyarakat secara suka
rela, yang berfungsi menanggulangi akibat bencana maupun memperkecil akibat
malapetaka yang menimbulkan kerugian jiwa & harta benda. Keanggotaan
Linmas itu merupakan salah satu wujud penyelenggaraan upaya bela negara.

 Bela Negara dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu secara fisik dan nonfisik
1. Bela Negara secara Fisik

Bela Negara secara fisik, yaitu dengan cara “memanggul bedil” menghadapi
serangan atau agresi musuh. Bela Negara secara fisik dilakukan untuk
menghadapi ancaman dari luar. Keterlibatan warga Negara sipil dalam upaya
pertahanan Negara merupakan hak dan kewajiban konstitusional setiap warga
Negara Indonesia. Bela Negara seperti itu diatur dalam UU No. 3 Tahun 2002 dan
sesuai doktrin sistem pertahanan keamanan rakyat (Sishankamrata) semesta,
dimana pelaksanaannya dilakukan oleh rakyat terlatih, yang terdiri dari beberapa
unsur, seperti resimen mahasiswa (menwa), perlawanan rakyat (wanra),
pertahanan sipil (hansip), mitra babinsa, dan organisasi kemasyrakatan lainnya

Rakyat terlatih memiliki empat fungsi, yaitu ketertiban umum, pelindung


masyarakat, keamanan rakyat, dan perlawanan rakyat. Tiga fungsi yang disebut
pertama dilakukan pada masa damai atau pada saat terjadinya bencana alam atau
darurat sipil, dimana unsur-unsur rakyat terlatih membantu pemerintah daerah
dalam menangani keamanan dan ketertiban masyarakat. Sementara itu, fungsi
perlawanan rakyat dilakukan dalam keadaan darurat perang, dimana rakyat
terlatih merupakan unsur bantuan tempur bagi TNI yang terlibat langsung di
medan perang.

2. Bela Negara secara Nonfisik

Pada masa transisi menuju masyarakat madani sesuai tuntutan reformasi saat
ini, justru kesadaran bela Negara ini perlu ditanamkan guna menangkal berbagai

9
potensi ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan baik dari luar maupun dari
dalam. Bela Negara tidak selalu harus berarti “memanggul bedil menghadapi
musuh”. Ketertiban warga Negara sipil dalam bela Negara secara nonfisik dapat
dilakukan dengan berbagai bentuk, sepanjang masa dan dalam segala situasi,
misalnya dengan cara berikut.

 Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati arti


demokrasi dengan menghargai pendapat orang lain dan tidak memaksakan
kehendak;
 Menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian yang tulus
kepada masyarakat;
 Berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya nyata
(bukan retorika);
 Meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undang-undang dan
menjunjung tinggi hak asasi manusia;
 Pembekalan mental spritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal
pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma
kehidupan bangsa indonesia dengan lebih bertakwa kepada tuhan melalui
ibadah sesuai agama/kepercayaan masing-masing.
D. Indonesia dan Peradaban Dunia
 Peradaban Dunia

Sejarah dunia adalah sejarah umat manusia di seluruh dunia, di semua daerah
di Bumi, dirunut dari era Paleolitikum (zaman batu tua). Berbeda dengan sejarah
Bumi (yang mencakup sejarah geologis Bumi dan era sebelum keberadaan
manusia), sejarah dunia terdiri dari kajian rekam arkeologi dan catatan tertulis,
dari zaman kuno hingga saat ini. Pencatatan sejarah dimulai sejak aksara dan
sistem tulisan diciptakan, tetapi asal mula peradaban bertolak dari periode
sebelum penciptaan tulisan, atau zaman prasejarah. Prasejarah dimulai dari
Paleolitikum (zaman batu tua), diikuti dengan Neolitikum (zaman batu muda) dan
Revolusi Pertanian (antara 8000–5000 SM) di kawasan Hilal Subur. Revolusi
tersebut merupakan titik perubahan besar dalam sejarah umat manusia karena

10
sejak masa itu mereka telah mampu membudidayakan tumbuhan dan hewan.
Seiring dengan perkembangan pertanian, gaya hidup nomad berubah menjadi
gaya hidup menetap sebagai petani. Kemajuan pertanian mengakibatkan
pembagian strata pekerja dalam usaha panen. Strata pekerja menyebabkan
munculnya strata masyarakat dan perkembangan kota-kota. Banyak kota kuno
berkembang di tepi-tepi kumpulan air (danau dan sungai) yang dapat menyokong
kehidupan. Pada masa 3000 tahun sebelum Masehi, telah muncul peradaban di
lembah Mesopotamia (dataran di antara sungai Tigris dan Efrat) di Timur Tengah,
di tepi Sungai Nil, Mesir, dan di lembah Sungai Indus. Selain itu, peradaban juga
muncul di lembah Sungai Kuning. Di tempat-tempat perkembangan peradaban
kuno, pertumbuhan masyarakat yang semakin kompleks menyebabkan penciptaan
aksara untuk mempermudah usaha administrasi dan niaga.

 Peradaban Dunia

Kehidupan masyarakat Indonesia berawal dari kehidupan berburu dan


mengumpulkan makanan. Pada masa ini masyarakat hanya mengandalkan apa
yang telah tersedia di dalam hutan. Mereka hidup dalam kelompok-kelompok
kecil yang terdiri dari 10-15 orang. Kebudayaan yang mereka miliki seperti kapak
parimbas, kapak penetak, kapak genggam, alat-alat tulang dan lain sebagainya.
Masyarakat pada masa berburu dan mengumpulkan makanan telah mengenal
kepercayaan. Hal ini dibuktikan dengan adnya upaya penguburan orang yang telah
meninggal.

Pada masa beternak dan bercocok tanam, kehidupan masyarakat semakin


bertambah maju, karena mereka telah dapat mengolah alam untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Bahkan mereka telah memiliki tempat tinggal untuk
menetap. Kelompok mereka semakin bertambah besar dan pola hidup bergoting
royong menjadi inti dari kehidupan sosil masyarakatnya. Pada masa ini mereka
telah mengenal sistim perekonomian, walaupun dilakukan melalui pertukaran
barang dengan barang (barter).

11
Kepercayaan mereka semakin berkembang bahkan mereka telah mengenal
kepercayaan yang bersifat animism dan dinamisme. Kebudayaannya terbuat dari
batu seperti beliung persegi, kapak lonjong, mata panah dari batu, gerabah dan
lain sebagainya. Mereka juga telah mengenal perhiasan yang terbuat dari batu.

Perkembangan teknologi dalam kehidupan masyarakat Indonesia diawali


dengan penemuan logam yang dipergunakan untuk membuat berbagai bentuk
peralatan dan perhiasan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Namun, pada masa ini
tidak semua anggota masyarakat dapat membuat benda-benda dari logam,
melainkan hanya beberapa orang yang memiliki keahlian dalam membuatnya.
Orang yang ahli ini dikenal dengan sebutan undagi dan tempat pembuatannya
disebut dengan perundagian. Oleh karena itu, pada masa ini masyarakat telah
mengalami perkembangan yang cukup maju. Hasil kebudayaan yang berasal dari
logam seperti nekara, kapak perunggu, bejana perunggu, araca perunggu,
perhiasan dari perunggu dan lain sebaganiya.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan


dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau
seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan
eksistensi negara tersebut.

Memperkuat Pertahanan Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara


yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjalin hidup bangsa dan negara
yang seutuhnya. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan negara dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-
undang Kesadaran Bela Negara  itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara
dan kesediaan berkorban membela negara

B. Saran

Penyusunan materi dalam makalah ini sudah cukup baik, namun masih banyak
memiliki kekurangan khususnya kelengkapan materi. Untuk itu penulis
mengharapakan kritik dan saran dari para pembaca agara kelak penulis dapat
membuat makalah yang lebih baik lagi.

13

Anda mungkin juga menyukai