Anda di halaman 1dari 17

BELA NEGARA DALM KONTEKS NEGARA

KESATUAN REPUBLIK Indonesia

DISUSUN OLEH:

NAMA:YASINKA AINUR RAHMA


KELAS: lX-2
NISN:

Jl. Pedurenan No.10, RT.001/RW.003, Jatiluhur, Kec. Jatiasih, Kota Bks, Jawa Barat 17425
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "bela negara dalam
konteks negara kesatuan republik Indonesia" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran pendidikan pancasila dan


kewarganegaraan.. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan
tentang manusia prasejarah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya penyusun mengucapkan terima kasih kepada” bpk acep saefulloh”


selaku guru Mata Pelajaran ppkn. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bekasi, 15 Januari 2023

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………..1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………….2

BAB3
Bela Negara dalam konteks Negara kesatuan Republik Indonesia………………………3
A.Makna Bela Negara dan Peraturan Perundang-Undangan yang Mengatur
Bela Negara……………………………………………………………………………………………….4
B.Perjuangan Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia………..
C.Semangat dan Komitmen Persatuan dan Kesatuan Nasional dalam Mengisi
Dan Mempertahankan NKRI……………………………………………………………………

PENUTUP…………………………………………………………………………………………………………….

BAB 3
BELA NEGARA DALAM KONTEKS NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA

Kemerdekaan yang diraih bangsa Indonesia bukanlah suatu hal yang mudah.
Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi
suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dari
suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut.

Kemampuanbela negara dari tiap warga negara, diartikan sebagai potensi dan kesiapan untuk
melakukan aksi bela negara sesuai dengan profesi dan kemampuannya di lingkungan masing-
masing atau di lingkungan publik yang memerlukan peran serta upaya bela negara.

Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara; Melestarikan budaya menjalankan nilai-nilai


pancasila dan UUD 1945; Berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara; Menjaga identitas dan integritas
bangsa/negara.

A. MAKNA BELA NEGARA DAN PERATURAN RERUNDANG-UNDANGAN YANG


MENGATUR BELA NEGARA

1. Makna Bela Negara

NKRI Merupakan pilar bangsa Indonesia yang merupakan harga mati, NKRI adalah
tujuan dan sekaligus sarana mencapai tujuan nasional yang lebih luas. Oleh karena itu,
NKRI harus dijaga keutuhannya dengan semangat bela negara karena ancaman dan
gangguan NKRI tidak pernah habis tapi selalu hadir baik secara fisik maupun ideologi
yang datang dari dalam negeri ataupun dari luar negeri. 

Apasih, makna dari bela negara itu? tetapi kita akan mengetahui terlebih dahulu
pengertian dari Negara, Bangsa, dan Tanah air. Negara adalah kumpulan manusia
yang berada di dalam suatu pemerintahan. kemudian Bangsa adalah orang yang
memiliki semangat perjuangan dalam mencapai cita-cita bersama. 

Sedangkan Tanah air adalah tempat seseorang dilahirakan, kemudian tempat dimana
seseorang hidup dan meninggal dunia. Unsur-unsur negara terdiri dari Rakyat,
Wilayah dan adanya Pemerintahan. 

Makna Bela negara merupakan hak dan kewajiban dari setiap warga negara. Bela
Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang berupa tindakan untuk membela
NKRI sebagai bentuk kecintaan terhadap negara. Upaya Bela Negara terdapat dalam
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 27 ayat (3), Pasal 30 ayat (1),
dan Pasal 30 ayat (2).

2. Peraturan Perundang- Undangan yang Mengatur Bela Negara

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945)


mengatur mengenai Upaya Bela Negara yaitu ketentuan Pasal 27 Ayat (3): “Setiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara,” dan Pasal
30 Ayat (1): “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.” Upaya bela negara harus dilakukan dalam
kerangka pembinaan kesadaran bela negara sebagai sebuah upaya untuk mewujudkan
WNI yang memahami dan menghayati serta yakin untuk menunaikan hak dan
kewajibannya.

a. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Berikut adalah pasal-pasal UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
mengatur bela negara.

1.pasal 27 ayat 3 UUD 1945

Hasil amandemen yang menyatakan bahwa : “Setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Berdasarkan pasal ini setiap
warga negara berhak dalam upaya membela negara, artinya tidak selalu dalam
bela negara secara fisik. Namun dapat berarti setiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan dan melakukan semua upaya memajukan dirinya, yang
nantinya dapat ikut memajukan negara Indonesia.

2. Pasal 30 ayat 1 UUD 1945


Tentang hak dan kewajiban bela negara dalam kondisi yang berbeda. Bunyi pasal
tersebut adalah,”Tiap-tiap warga negara berhak dan ikut serta dalam pertahanan

dan keamanan negara”. Sekilas dapat berarti kewajiban dan hak membela negara
dalam bentuk fisik, ketika Indonesia dalam keadaan perang.

3. Pasal 30 ayat 2

Menjelaskan tentang pertahanan dan keamanan negara yang dilakukan oleh TNI
dan Polri, sesuai dengan isinya,”Usaha pertahanan dan keamanan negara
dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh TNI

dan Polri sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung”.
Dengan demikian menurut pasal ini, kemanan dan perlindungan negara, termasuk
di dalamnya perlindungan terhadap segenap rakyat Indonesia dilakukan oleh TNI
dan Polri dengan dukungan rakyat.

4. Pasal 30 ayat 3 UUD 1945

Berisikan tentang tugas Tentara Nasional Indonesia. Pasal ini berisi pemisahan
TNI dan Polri yang menyatakan bahwa.”Tentara Nasional Indonesia terdiri atas
Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas
mempertahankan, memelihara keutuhan, dan kedaulatan negara”. Secara garis
besar tugas TNI dalam hal ini adalah upaya menjaga keutuhan, kemerdekaan, dan
kedaulatan negara Republik Indonesia. Semua tugas tersebut selanjutnya diatur
oleh undang-undang.

5. Pasal 30 ayat 4 UUD 1945

Yang juga hasil amandemen merupakan pasal yang menjelaskan tugas kepolisian
dan wewenangnya. Pasal ini hanya terdapat dalam UUD 1945 hasil amandemen
dan berbunyi,”Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang
menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi,
melayani masyarakat, serta menegakkan hukum”. Dalam hal ini kepolisian yang
berhubungan langsung dengan masyarakat dan bertugas melindunginya dari
berbagai tindakan kejahatan.

B.Ketetapan MPR yang menjadi dasar hukum dalam bela negara:


1. TAP MPR Nomor VI Tahun 1973 tentang konsep wawasan nusantara, yang
mejelaskan di mana pun warga negara Indonesia berada, ia adalah sebagai satu
kesatuan Negara Indonesia. 
2. TAP MPR Nomor VI tahun 2000 menjelaskan tentang pemisahan TNI dan Polri yang
semula menjadi satu lembaga.
3. TAP MPR Nomor VII tahun 2000 menjelaskanmasing-masing peranan TNI dan Polri.

C.Undang Undang Dasar

Berikut adalah Undang-Undang yang mengatur bela negara.

1. Pasal 27 ayat (3) mengamanatkan bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya pembelaan negara”.
2. Pasal 30 ayat (1) mengamanatkan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usha pertahanan dan keamanan negara”
3. Undang Undang RI Nomor 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan NegaraPasal 9 ayat
(1) mengamanatkan bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan
negara”.

4. Selanjutnya pada ayat (2) Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara,
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diselenggarakan melalui:

●pendidikan kewarganegaraan;

●pelatihan dasar kemiliteran secara wajib;

●pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara
wajib; dan

●pengabdian sesuai dengan profesi

B.PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK Indonesia


Setelah Indonesia merdeka, secara sepihak Belanda kembali masuk ke Indonesia
dengan mengatasnamakan sebagai penguasa yang sah karena berhasil mengalahkan
Jepang yang sebelumnya mengambil alih kekuasaan Hindia Belanda (Indonesia) dari
Belanda. Menghadapi situasi semacam ini, menggeloralah semangat revolusi
kemerdekaan bangsa Indonesia.

Perjuangan mempertahankan kemerdekaan tersebut harus melewati beberapa episode


penting yang mengombinasikan antara perang fisik dan perjuangan secara diplomasi
atau perundingan-perundingan dalam kurun waktu antara tahun 1945 sampai 1949.

1. Perjuangan Fisik Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)


Belanda sebagai salah satu anggota Sekutu yang memenangkan Perang Dunia II,
menyatakan berhak atas Indonesia karena sebelumnya mereka menjajah Indonesia.
Mereka datang dengan membentuk Netherlands-Indies Civil Administration (NICA)
dengan menumpang dalam Allied Forces Netherland East Indies (AFNEI). Beberapa
perlawanan terhadap Belanda antara lain sebagai berikut.
1. Insiden Bendera di Surabaya : bermula dari orang Belanda mengibarkanbendera
Merah Putih Biru pada tiang di atas Hotel Yamato, Tunjungan yangmenimbulkan
amarah rakyat. Kemudian mereka menyerbu hotel danmenurunkan bendera tersebut
serta merobek bagian yang berwarna biru, lalumengibarkan kembali sebagai bendera
Merah Putih.
2. Pertempuran Lima Hari di Semarang : Peristiwa ini menewaskan ±400 orangveteran
AL Jepang yang memberontak pada waktu dipindahkan ke Semarangkemudian
menyerang polisi Indonesia yang mengawal mereka. Dr. Karyadimenjadi salah satu
korban sehingga namanya diabadikan menjadi namasalah satu rumah sakit di kota
Semarang sampai sekarang.
3. Pertempuran Surabaya tanggal 10 November 1945 : diawali oleh kedatangan brigade
29 dipimpin oleh Brigadir Mallaby yang mengakibatkan kerusuhan dengan pemuda
(dipimpin oleh Bung Tomo) karena adanya penyelewengan kepercayaan oleh
Sekutu. Saat perundingan, terjadi insiden Jembatan Merah dan Brigadir Mallaby
tewas. Pertempuran ini menumpahkan darah 15.000 orang. sehingga, peristiwa 10
November ini diperingati sebagai Hari Pahlawan oleh seluruh bangsa Indonesia.
4. Pertempuran Ambarawa : diawali oleh kedatangan tentara Inggris di bawah pimpinan
Brigjen Bethel di Semarang untuk membebaskan tentara Sekutu. Karena Sekutu
diboncengi oleh NICA dan membebaskan para tawanan Belanda secara sepihak,
maka terjadilah perlawanan dari TKR dan para pemuda. Pasukan Inggris akhirnya
terdesak mundur ke Ambarawa.
5. Pertempuran Medan Area : pertempuran antara pemuda dan pasukan Belanda yang
merupakan awal perjuangan bersenjata dan disebut Medan Area. Bentrokan antara
rakyat dengan serdadu NICA menjalar ke seluruh kota Medan, dan Sekutu
mengeluarkan maklumat melarang rakyat membawa senjata serta semua senjata
yang ada harus diserahkan kepada Sekutu.
6. Bandung Lautan Api : Pemerintah RI di Jakarta memerintahkan supaya TRI
mengosongkan Bandung dengan berat hati. Sebelum keluar dari Bandung tanggal 23
Maret 1946, pejuang RI menyerang markas Sekutu dan membumihanguskan
Bandung bagian selatan. Untuk mengenang peristiwatersebut, Ismail Marzuki
mengabadikannya dalam lagu “Hallo Hallo Bandung.”
7. Pertempuran Margarana : I Gusti Ngurah Rai menggalang kekuatan dan menggempur
Belanda pada 18 November 1945. Karena kekuatan pasukan tidak seimbang dan
persenjataan kurang lengkap, pasukan Ngurah Rai dikalahkan dalam pertempuran
“Puputan” di Margarana utara Tabanan Bali, hingga I Gusti Ngurah Rai gugur
bersama anak buahnya.
8. Perlawanan terhadap Agresi Militer Belanda : Agresi Militer I dilaksanakan pada
tanggal 21 Juli 1947, dengan menguasai daerah-daerah yang dikuasai oleh Republik
Indonesia di Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Indonesia secara
resmi mengadukan agresi militer ini kepada PBB dan akhirnya atas tekanan resolusi
PBB tercapai gencatan senjata.
9. Perang Gerilya : perang dengan berpindah-pindah tempat, dipimpin oleh Jenderal
Soedirman. Ia bergerilya dari luar kota Yogyakarta selama delapan bulan ditempuh
kurang lebih 1.000 Km di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tidak jarang,
Soedirman harus ditandu atau digendong karena dalam keadaan sakit keras.

2.Perjuangan Mempertahankan NKRI Melalui Jalur Diplomasi


Lalu untuk perjuangan dengan cara dan melalui diplomasi apa saja yang dilakukan
bangsa Indonesia dalam mempertahankan NKRI pada masa itu ?

Berikut dibawah ini, sebutkan perundingan-perundingan yang dilakukan untuk


mempertahankan kemerdekaan Indonesia, yaitu :

a.Perundingan dalam Perjanjian Linggarjati

Perundingan Linggarjati atau Perundingan kuningan[1] adalah suatu perundingan


antara Indonesia dan Belanda di Linggarjati, kuningan, Jawa Barat yang
menghasilkan persetujuan mengenai status kemerdekaan Indonesia. Hasil
perundingan ini ditandatangani di Istana Merdeka Jakarta pada 15
November 1946 dan ditandatangani secara sah oleh kedua negara pada 25
Maret 1947. Berikut ini beberapa perundinga. Yang dilakukan olehIndonesia dengan
belanda pada masa revolusi kemerdekaan.

a. Isi Perjanjian Linggarjati


Perundingan Linggarjati berlangsung selama 3 hari, yaitu sampai dengan tanggal
15 November 1946, hingga mencapai kesepakatan umum. A.B. Lafian melalui
bukunya Menelusuri Jalur Linggarjati Diplomasi dalam Perspektif Sejarah
(1992)menjelaskan bahwa kesepakatan itu dicapai pada rapat penutupan pukul
13.30 WIB. Isi Perjanjian Linggarjati adalah sebagai berikut:
1. Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayahnya
meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura.
2. Belanda harus meninggalkan wilayah de facto paling lambat 1 Januari
1949.
3. Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama untuk membentuk
Negara Indonesia Serikat, sebagai Republik Indonesia Serikat (RIS), salah
satu negaranya adalah Republik Indonesia (RI).
4. RIS dan Belanda akan membentuk Aliansi Indonesia-Belanda dengan Ratu
Belanda sebagai Presiden

B. Perjanjian Renville
Perjanjian Renville adalah perjanjian antara Indonesia dengan Belanda yang
terjadi pada tanggal 8 Desember 1947 sampai 17 Januari 1948 di atas geladak
kapal perang Amerika Serikat sebagai tempat netral USS Renville, yang
berlabuh di Jakarta.[1] Perundingan dimulai pada tanggal 8
Desember 1947 dan ditengahi oleh Komisi Tiga Negara, yang terdiri
dari Amerika Serikat, Australia, dan Belgia. Perjanjian ini diadakan untuk
menyelesaikan perselisihan atas Perjanjian Linggarjati tahun 1946. Perjanjian
ini berisi batas antara wilayah Indonesia dengan Belanda yang disebut Garis
Van Mook.

Isi perjanjian perjanjian Renville


Isi dari perjanjian Renville sangat merugikan Republik Indonesia. Hal ini
dikarenakan Tentara Nasional Indonesia atau TNI harus keluar dari wilayah
yang telah diduduki tentara Belanda. 
Dalam kata lain, tentara Indonesia harus berada di luar garis van Mook. Salah
satu peristiwa yang tidak terlupakan yang terjadi akibat dampak dari perjanjian
ini adalah long march divisi Siliwangi yang harus keluar dari wilayah Jawa
barat. 
Ada pula isi perjanjian Renville, dirangkum dari situs Museum Perumusan
Naskah Proklamasi, sebagai berikut.

 Belanda tetap berdaulat sampai terbentuknya RIS.  


 RI memiliki kedudukan sejajar dengan Belanda.  
 RI menjadi bagian RIS dan akan diadakan pemilu untuk membentuk
Konstituante RIS. 
 Tentara Indonesia di daerah Belanda atau daerah kantong harus
dipindahkan ke wilayah RI. 

Perdana Menteri Amir Syarifudin menandatangani perjanjian yang dikenal


dengan perjanjian tersebut pada tanggal 17 Januari 1948.
Meskipun pihak Indonesia dan Belanda sudah
menandatangani Perjanjian Renville, Belanda kembali
melanggar perjanjian tersebut. Pihak Belanda kembali
melancarkan agresi militer yang dikenal dengan Agresi
Militer II. 

C.persetujuan Roem-Royen

Perjanjian Roem Royen ini menjadi salah satu dari sekian


banyaknya rangkaian perjanjian dan perundingan yang
dilakukan antara Indonesia dan Belanda dalam sejarah pasca
kemerdekaan tahun 1945. Sebelumnya, Indonesia sebenarnya
sudah dua kali menempuh jalur diplomasi ini melalui Perjanjian
Linggarjati yang terjadi pada tahun 1946 dan Perjanjian
Renville pada tahun 1948. Namun, mengkhianati perjanjian
tersebut dan kerap menimbulkan kerugian baru bagi bangsa
Indonesia.

Perundingan Roem Royen adalah salah satu perundingan


yang memakan waktu lama dalam perumusannya.
Perundingan ini dimulai sejak 14 April 1949 dan baru selesai
serta disepakati dan ditandatangani pada 7 Mei 1949.
Perjanjian ini dilaksanakan di Hotel Des Indes, Jakarta.

Nama perjanjian Roem Royen ini diambil dari dua nama tokoh
yang menjadi pemimpin delegasi dua belah pihak, yakni
Indonesia dan Belanda. Saat itu, Indonesia diwakilkan oleh
Mohamad Roem sebagai pimpinan delegasinya, sedangkan
Belanda mengirimkan Herman van Roijen sebagai delegasi
untuk perundingan tersebut.

Adapun maksud dari dilaksanakannya perundingan dan


perjanjian ini adalah guna menyelesaikan beberapa masalah
mengenai kemerdekaan Indonesia secara diplomasi sebelum
dilaksanakannya Konferensi Meja Bundar pada tahun yang
sama di Den Haag. Perundingan pun berjalan dengan alot.
Bahkan, sampai harus menghadirkan Mohammad Hatta dan
Sri Sultan Hamengkubuwono IX.

Saat itu, Mohammad Hatta sedang berada di pengasingan di


Bangka dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX ada di
Yogyakarta, harus turut hadir dalam perjanjian yang
berlangsung di Jakarta tersebut. Kehadiran Sri Sultan
Hamengkubuwono IX ini guna mempertegas sikap
kekuasaannya kepada Pemerintah Republik Indonesia di
Yogyakarta. Di mana saat itu Sri Sultan
mengatakan, ‘Jogjakarta is de Republiek Indonesie’ atau yang
berarti Yogyakarta adalah bagian Republik Indonesia.

D.Konferensi Meja Bundar (KMB)

(bahasa Belanda: Nederlands-Indonesische rondetafelconferentie) adalah


sebuah pertemuan yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda, dari 23 Agustus
hingga 2 November1949 antara perwakilan Republik Indonesia, Belanda, dan
BFO (Bijeenkomst voor Federaal Overleg), yang mewakili berbagai negara
yang diciptakan Belanda di kepulauan Indonesia.[1] Sebelum konferensi ini,
berlangsung tiga pertemuan tingkat tinggi antara Belanda dan Indonesia, yaitu
Perjanjian Linggarjati(1947), Perjanjian Renville (1948), dan Perjanjian
Roem-Royen (1949). Konferensi ini berakhir dengan kesediaan Belanda untuk
menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat.

3.Ancaman Terhadap Keutuhan Negata Kesatuan Republik Indonesia


Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar
negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara, dan
keselamatan segenap bangsa.
a.Ancaman dari Dalam Negri
1. Terjadinya Disintegrasi Bangsa 

Berbagai gerakan gerakan separatis dapat membuat terjadinya suatu disintegrasi


bangsa, dimana sentimen kesukuan.

2. Kesenjangan dan Ketimpangan Ekonomi

Keresehan sosial akibat adanya kesenjangan ekonomi maupun ketimpangan dalam


kebijakan ekonomi yang ada di dalam masyarakat, serta adanya pelanggaran hak asasi
manusia atau HAM. 

b.ancaman dari Luar Negri

Salah satu ancaman yang didapat adalah ancaman militer. Ancaman militer adalah
ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang membahayakan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.Ancaman militer
terhadap integrasi nasional dapat berasal dari luar negeri. 

ancaman militer adalah sebagai berikut:

 Agresi oleh negara lain dengan kekuatan senjata.


 Pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh negara lain, baik menggunakan kapal maupun
pesawat non komersial.
 Spionase yang dilakukan negara lain untuk mencari dan mendapatkan rahasia militer.
 Sabotase untuk merusak instalasi militer dan objek vital nasional.
 Aksi teror bersenjata yang dilakukan jaringan terorisme internasional atau bekerja sama
dengan terorisme dalam negeri.
 Pemberontakan bersenjata.

C.Semangat dan Komitmen Persatuan dan Kesatuan Nasional dalam Mengisi


dan Mempertahankan NKRI

Semangat dan komitmen mempertahankan NKRI adalah gairah untuk hidup


berbangsa yang bangkit untuk kemajuan, kehormatan, dan kejayaan bangsanya untuk
mempertahankan NKRI. untuk membela negara tercantum dalam Undang-
Undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat (3) yang menjelaskan bahwa tiap warga
negara punya hak dan kewajiban dalam membela negaranya.

Kewajiban warga indonesiaBela negara dipandang sebagai sebuah tekad, sikap, dan
tindakan warga negara yang terorganisir dilandaskan oleh kecintaan pada tanah air,
kerelaan berkorban supaya NKRI tetap tegak dan jaya.
Upaya bela Negara tak hanya jadi kewajiban dasar manusia tapi juga jadi kehormatan
untuk tiap warga negara yang akan dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung
jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian pada negara dan bangsa.

 Melestarikan budaya bangsa yang beragam.


 Menolak campur tangan atau intervensi asing.
 Menjaga keutuhan bangsa dan negara dari ancaman atau gangguan baik datang dari
dalam atau luar.
 Memperkuat sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta.
 Siap sedia membela tanah air.
 Perlu mencontoh teladan dari pada pejuang yang telah berjuang memproklamasikan
dan mempertahankan kemerdekaan karena mereka bersatu.

Aspek pertahanan merupakan faktor yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan
hidup bangsa. Segenap warga negara harus selalu menjaga kehormatan bangsa dan negara
sebagai bagian dari bangsa dan negara Indonesia. Hal tersebut dilakukan dalam rangka
mempertahankan eksistensi negara sesuai dengan prinsip kedaulatan rakyat. Ada atau
tidaknya negara ini tergantung dari rakyatnya sendiri untuk mempertahankan
keberadaannya.

Dalam Pasal 27 ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dijelaskan bahwa
setiap warga negara itu memiliki hak dan kewajiban dalam upaya pembelaan negara. Bela
negara merupakan tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh,
terpadu, dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan terhadap tanah air, kerelaan
berkorban untuk tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. sebagai warga negara yang
baik kita harus menyadari hak dan kewajiban kita untuk mengisi dan mempertahankan
kemerdekaan sebagai wujud cinta kita terhadap bangsa dan negara Indonesia, hal tersebut
dapat dilakukan melalui tindakan tindakan yang positif guna mencapai tujuan negara
tindakan tindakan positif tersebut antara lain sebagai berikut.
A..Bagi para penyelenggara negara
menjalankan tugas dan kewajiban yang dibebankan negara kepadanya dengan
penuh tanggung jawab guna tercapainya kesejahteraan rakyat, dalam
mengambil kebijakan politik harus tetap mengutamakan pentingkan rakyat,
menjaga keutuhan wilayah, menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa,
menjalankan kehidupan ke negara An yang dijiwai nilai nilai Pancasila,
menjadi teladan bagi rakyat dalam bertindak mengambil keputusan serta
menjalankan kebijaksanaanmu negara dalam kerangka pelaksanaan nilai nilai
demokrasi
B.Bagi warga negara
bagi para pelajar dengan pelajaran Giat untuk meraih cita cita mewujudkan
warga bangsa yang cerdas, tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
dengan tidak melakukan perbuatan perbuatan yang merugikan masyarakat,
negara dan orang tua, misalnya menghindari perbuatan merusak lingkungan,
tidak melakukan perkelahian antar pelajar, anti narkoba, anti kekerasan
terhadap bersama dengan tetap menjunjung tinggi hak asasi manusia, menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa yang dijiwai nilai nilai Pancasila, serta
melestarikan kehidupan yang demokratis dalam keberagaman dengan tetap
menjunjung tinggi semangat Bhinneka tunggal Ika.
2. perwujudan bela bela negara dalam berbagai aspek kehidupan
sebagai warga negara yang cinta tanah air, kita harus ikut serta dalam upaya
pertahanan dan keamanan yang dimulai dari lingkungan sekitar. Pertahanan dan
keamanan negara mencangkup segenap aspek kehidupan. Pertahanan dan keamanan
tidak dilaksanakan dengan dengan memp Persenjatai seluruh rakyat, akan Tetapi
mengikutsertakan seluruh unsur kekuasaan yang ada dalam masyarakat Indonesia
didasarkan pada professi masing masing. Upaya bela negara dilakukan tanpa pamrih.
Serta upaya bela negara yang dilakukan oleh para pejuang kemerdekaan yang dalam
berpulang tidak mengharapkan suatu imbalan. Mereka berjuang tanpa pamrih. Sikap
yang demikian adalah sikap seorang Patriot sejati.
Seperti telah disinggung dalam penjelasan di atas berdasarkan pasal 9 ayat (2) undang
undang nomor 3 tahun 2002, ke ikut sertaan warga negara dalam upaya bela negara
selenggara kan melalui pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran
secara wajib, pengap Dian sebagai tentara nasional Indonesia secara suka rela atau
wajib dan pengap Dian sebagai professi.
Bentuk partisipasi bela negara dapat dilakukan dalam berbagai aspek atau bidang
kehidupan baik bidang idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan jugapertahanan
keamanan.
Ideologi
Wujud partisipasi warga negara dalam membela negara di bidang ideologi,
misalnya:
- Percaya dan yakin terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan selalu
menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya masing-masing
- Saling menghormati dan mencintai antarsesama manusia dengan selalu
melakukan kegiatan kemanusiaan
- Menempatkan persatuan dan kesatuan dengan mendahulukan kepentingan
umum di atas kepentingan pribadi
- Mengutamakan musyawarah dalam penyelesaian masalah yang menyangkut
kepentingan bersama
- Melakukan berbagai kegiatan yang mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial
Politik dan Hukum

Perwujudan bela negara di bidang politik dan hukum dapat dilakukan dengan
turut aktif dalam pemilihan umum, berpartisipasi dalam pemilihan kepala
daerah, aktif dalam kegiatan penyampaian aspirasi atas suatu masalah. Tidak
melakukan perbuatan curang, serta membayar pajak sebelum jatuh tempo.

Ekonomi
Di bidang ekonomi, hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan taraf hidup
dalam rangka memenuhi kebutuhan ekonomi yang ditempuh dengan bekerja,
melakukan perdagangan sesuai dengan peraturan yang berlaku, serta koperasi
untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing serta menjadi sumber devisa
negara.

Sosial Budaya

Perwujudan bela negara di bidang sosial budaya dapat dilakukan dengan


menjalani kehidupan bermasyarakat ber-Bhinneka Tunggal Ika dengan cara
meningkatkan toleransi antarsuku, agama, ras, dan golongan, mengembangkan
bakat dan minat masing-masing dalam bidang seni atau olahraga, melestarikan
budaya dan adat istiadat daerah sebagai unsur budaya nasional, melestarikan
dan menjaga lingkungan hidup agar terhindar dari bencana alam.

Pertahanan dan Keamanan

Perwujudan di bidang pertahanan dan keamanan dapat dilakukan dengan


melakukan sistem keamanan keliling di lingkungan tempat tinggal,
pengintegrasian Pendidikan bela negara dalam sistem Pendidikan nasional,
partisipasi dalam Keanggotaan Rakyat Terlatih (Ratih), partisipasi dalam
Kegiatan Perlindungan Masyarakat, serta pengabdian sebagai prajurit TNI dan
Polri.

5 Contoh sikap bela negara di lingkungan sekolah, rumah, masyarakat adalah

Contoh sikap bela negara di lingkungan sekolah

1. Menghormati guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.


2. Mengikuti upacara bendera yang dilaksanakan pada sekolah
3. Menaati peraturan yang sudah ditentukan pada setiap sekolah
4. Tidak melakukan penyimpangan yang melanggar nilai - nilai pancasila.
5. Bersikap sopan dan santun, serta saling tolong menolong kepada teman
maupun kepada guru.

Contoh sikap bela negara di lingkungan rumah atau keluarga

1. Bersikap sopan kepada orang yang lebih tua seperti, ayah, ibu dan kakak.
2. Tidak menentang kedua orang tua, dan membentuk sikap yang baik seperti
sadar akan hukum.
3. Saling menghargai kepada sesama keluarga dalam hal apapun.
4. Menciptakan suasana yang damai dan rukun didalam keluarga.
5. Menjauhkan diri dari sikap iri dan dengki kepada sesama anggota keluarga.
Contoh sikap bela negara di lingkungan masyarakat

1. Menciptakan suatu suana yang damai dan rukun.


2. Saling bertegur sapa kepada tetangga meskipun tidak mengenalnya.
3. Sikap toleransi, menghargai orang lain dalam hal yang positif.
4. Mengambil keputusan bersama dengan melakukan suatu musyawarah.
5. Saling melindungi, dan membela kebenaran yang terjadi pada suatu
lingkungan masyarakat.

KESIMPULAN
Menulis bukanlah perkara susah tapi bukan berarti mudah. Demikian
kesimpulan yang didapat dari penelitian ini. Seperti yang diungkapkan oleh
Noorca M. Massardi. Menulis tidak pernah menjadi sesuatu yang mudah.
Akan tetapi tidak pula hal susah.

Menulis terutama fiksi memerlukan ketekunan dan kedisiplinan. Meskipun


banyak yang mengungkapkan bahwa menulis merupakan kegiatan yang
bergantung pada ide dan kelancaran penulis dalam melahirkan ide. Tetapi
menulis perlu dilakukan secara disiplin. Tanpa kedisiplinan, penulis tidak
akan menghasilkan karya.

Dari penelitian ini ditemukan bahwa kedisiplinan merupakan bagian penting


dalam menulis. Kedisiplinan penulis dalam menulis akan berpengaruh
terhadap proses berkarya sang penulis. Untuk itu perlu diterapkan
kedisiplinan dalam menulis.

Anda mungkin juga menyukai