PENDAHULUAN
sebuah negara bisa disebut sebagai negara apabila telah memenuhi unsur-
1. Adanya rakyat
tinggal diwilayah tersebut yang tunduk pada kekuasaan negara serta dapat
2. Adanya wilayah
kekuasaan negara serta menjadi tempat tinggal bagi rakyat yang hidup
1
Winarmo, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta : Bumi Aksara,
2009 ), cet. ke- 9, h. 35
1
2
tersebut2.
Akan tetapi aspek terpenting dalam sebuah negara yang merdeka dan
fungsinya secara benar dan baik, para ahli sepakat bahwa salah satu fungsi
keamanan dan ketertiban negara3. Fungsi ini bertujuan adalah untuk menjaga
Indonesia dalam hal ini adalah merupakan sebuah negara besar yang
Indonesia mencapai 237.641.326 juta jiwa5, jumlah penduduk yang banyak ini
hidup dalam keberagaman suku, budaya, ras, bahasa dan agama serta memiliki
potensi kekayaan alam yang melimpah ruah. Keadaan seperti ini membuat
baik yang datang dari dalam negeri maupun dari luar, maka dengan demikian
negara Indonesia perlu sistem pertahanan dan keamanan negara yang kuat.
2
Ibid, h. 36
3
Ibid, h. 40
4
Masdar Syarif Mas’udi, Syarah UUD 1945 dalam Perspektif Islam, (Jakarta : Pustaka
Albert, 2013 ), cet. ke-3, h. 236
5
http :// www.bps.go.id, 2015/12/10, Badan Pusat Statistik
3
yang bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan
sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah
ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara7. Maka sistem
pertahanan dan kemanan negara di Indonesia diatur dalam UUD 1945 pasal 30
“Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
konsekuensi bahwa warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
berlaku.8
6
Anggota IKAPI, Undang-Undang Hukum Disiplin Militer, (Bandung : Fokus Media,
2015 ), cet. ke-1, h. 47
7
Ibid.
8
Winarmo, op.cit, h.183
4
(1) “Bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
keamanan negara disusun dalam konsep bela negara, bela negara dalam
konteks ini dapat dikategorikan dalam dua bentuk yaitu secara fisik dan
non-fisik, secara fisik adalah siap dan tanggap terhadap serangan atau
kecintaan terhadap tanah air serta berperan aktif dalam memajukan bangsa
dan negara11.
9
Redaksi Sinar Grafika, UU Pertahanan Negara, (Jakarta: Sinar Grafika, 2002 ), cet. ke-
1, h. 52
10
Ibid, h. 67
11
Ibid.
5
mengenai cinta tanah air hingga latihan fisik, program bela negara yang
serangan dari luar, sementara pihak yang kontra nenaggapi bela negara
perang12.
adalah berdasarkan kepada sistem yang telah diatur dalam pasal 30 UUD 1945
12
http:// kompas.com/2015/10/23/menakar -evektifitas- bela negara.html.
13
Undang-Undang Pertahanan Negara, op.cit, h. 51
6
keamanan negara kekuatan yang paling utama yang menjadi benteng paling
depan adalah militer dan kepolisian negara republik Indonesia, mereka adalah
alat pertahanan negara yang kuat, terlatih dan siap bertindak kapanpun
Tahun 1945, serta melindungi segenap segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan
negara14.
ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai dengan
14
Undang-Undang Hukum Disiplin Militer, op.cit, h. 51
15
Redaksi Sinar Grafika, Undang-Undang dan Peraturan Kepolisian Negara Republik
Indonesia, (Jakarta : Sinar Grafika, 2015 ), cet. ke- 5, h. 3
7
manusia.16
dalam negeri. Hal ini menurut UUD 1945 dilakukan oleh masyarakat, TNI dan
POLRI sebagai kekuatan utama. Maka setiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya pertahanan dan keamanan negara tersebut, tidak
memandang kepada perbedaan suku, ras, budaya, bahasa dan bahkan agama,
keberagaman agama, maka ada beberapa istilah atau ajaran yang berkembang
di Indonesia diantarannya:
1. Toleransi (tasamuh)
orang lain atau suatu penyimpangan yang masih dapat diterima dalam
kelapangan dada dalam arti suka rukun dan damai kepada siapapun dan
16
Ibid, h. 6
17
Ahmad AK. Muda, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta: Reality Publisher,
2006 ), cet. ke-1, h. 534
18
Wahyu Baskoro, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta: Setia Kawan, 2005 ), cet.
ke-4, h. 846
8
2. Pluraritas agama
19
Didiek Ahmad Supadie Dkk, Pengantar Study Islam, (Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada, 2012 ), cet. ke-2, h. 55
20
Ibid.
21
Yandianto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, ( Bandung: M2S Bandung, 2000 ), cet.
ke- 1, h. 443
22
Poerwardaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka Jakarta,
2006 ), cet. ke-3, h. 10
23
Abdul Aziz Dahlan, Dkk, Ensiklopedia Hukum Islam, ( Jakarta: PT. Ightiar Baru Van
Hoeve, 2006 ), cet. ke- 7, h. 32
9
bahwa semua agama adalah sama dan karenannya kebenaran setiap agama
adalah relatif25.
bangsa.26
merupakan suatu profesi politik dalam sebuah negara yang bertujuan untuk
24
Ibid, h. 59
25
Ibid, h. 58
26
Said Agil Husin al-Munawar, Fiqih Hubungan Antar Agama, ( Jakarta: Ciputat Press,
2005 ), cet. ke-3, h. 210
27
Djazulu, Fiqih Siyasah : Implementasi Kemashlahatn Umat dalam rambu-rambu
Syari’ah, ( Jakarta : Kencana, 2007 ), cet. ke-3, h. 153
28
Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara, ( Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia,
1993 ), cet. ke-5, h. 75
10
dari pemikiran politik Abu A’la al-Maududi bahwa dalam sebuah negara yang
dikuasai oleh masyarakat Islam maka kaum dzimmy tidak dibenarkan ikut
militer, akan tetapi mereka diwajibkan ikut andil dalam pertahanan dan
keamanan serta pembelaan negara dengan membayar jizyah, hal ini adalah
sebagai tanda kesetiaan mereka terhadap negara dan juga sebagai kompensasi
Qardhawi mengatakan hal ini bukan semata kewajiban sipil tetapi merupakan
salah satu ibadah dalam Islam karena semangatnya adalah jihad, dan jihad
29
Abu A’la al-Maududi, The Islamic Law and Constitution, alih bahasa oleh Asep
Hikmat, ( Bandung : Penerbit Mizan, 1994 ), cet. ke-3, h. 315
30
Ibid.
31
Yusuf Qardhawi, Fiqih Jihad, alih bahasa oleh Irfan Maulana Hakim, dkk, (Bandung :
PT. Mizan Pustaka, 2010 ), cet. ke-1, h. 765
32
Ibid.
33
Ibid.
11
dan pertahanan negara dari berbagai serangan musuh, konsepnya adalah jihad
dan perang melawan musuh-musuh Islam, hal ini Allah jelaskan dalam al-
Artinya : “Dan perangilah dijalan Allah orang-orang yang memerangi
kamu, ( tetapi ) janganlah kamu melampaui batas, sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang melapaui batas.” (Q.S al-
Baqarah :190)35
Kewajiban perang Allah jelaskan juga dalam ayat 216 surat al-
34
Yusuf al-Qardawhi, Konsep Islam, Solusi Utama Bagi Umat, alih bahasa oleh M.
Wazib Aziz, (Jakarta : Senayan Abadi Publishing, 2004), cet. ke-1, h. 49
35
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bogor : PT. Sygma Examedia
Arkenleema, 2009), cet. ke-1, h. 29
12
Artinya: “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak
menyenangkan bagimu, akan tetapi boleh jadi kamu tidak
menyenangi sesuatu padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu
menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah maha
mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui” (Q.S al-Baqarah:
216) 36
Ayat ini menegaskan kepada umat Islam tentang perintah untuk
Militer dalam Islam konsep dan motivasinya adalah jihad dijalan Allah
swt, jihad adalah merupakan suatu jalan untuk memerangi kezaliman dan
36
Ibid, h. 34
37
Abdul Qadir Djaelani, Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam, (Surabaya : PT. Bina
Ilmu, 1995), cet. ke-1, h. 334
38
Ibid, h. 338
39
Zainal Abidin Ahmad, Konsepsi Negara Bermoral Menurut Imam al-Ghazali, (Jakarta
: PT. Bulan Bintang, 1975), cet. ke-1, h. 397
13
kewajiban tentang jihad ini Allah jelaskan dalam al-Qur’an surat al-Hajj ayat
78 :
perang akan tetapi prinsip kemiliteran yang ada dalam Islam bertujuan agar
kaum muslim selalu siap terhadap ancaman serangan musuh. Oleh karenanya,
umat Islam dalam sebuah negara mempunyai salah satu profesi politik yaitu
profesi ketentaraan43. Profesi ketenteraan atau militer sudah ada sejak zaman
hidup.
dasar tersebut dalam sebuah konstitusi madinah setelah rasul hijrah bersama
dibangun oleh rasul dikota madinah adalah konsep ummah44. Konsep ummah
40
Hasby Ash-Shiddiqie, Ilmu Kenegaraan Dalam Fiqih Islam, (Jakarta : PT. Bulan
Bintang, 1991), cet. ke-2, h. 100
41
Hasby Ash-Shiddiqie, al-Islam, (Semarang : Pustaka Rizki Putra, 1999), cet. ke-1, jilid
2, h. 407
42
al-Qur’an dan Terjemahnya, op.cit, 341
43
Munawir Sjadzali, op.cit, h. 75
44
Hasan Bakti Nasution, Dkk, Islam dan Reformasi TNI, Relasi Rakyat-TNI Mewujudkan
Pertahanan Negara, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 2000), cet. ke-1, h. 26
14
negara merupakan suatu hal yang sangat penting dalam Islam karena ini
B. Batasan Masalah
Supaya penenlitian ini lebih terarah dan tidak lari dari fokus topik
C. Rumusan Masalah
45
Ibid, h. 27
15
fiqih siyasah?
1. Tujuan Penelitian
1 ) dan ( 2 ).
2. Kegunaan Penelitian
negara Indonesia.
E. Studi Kepustakaan
mendapatkan teori terdahulu46. Maka dari judul penelitian diatas sudah banyak
Hasil penelitian dan pendapat para tokoh tersebut ditemui dalam berbagai
bentuk baik artikel, makalah, tulisan, buku, skripsi, majalah dan sebagainnya,
antara lain:
46
Ibid, h. 37
16
dua kondisi yang saling berhubungan antara yang satu dengan lain, dalam
demokrasi, demokrasi disini adalah merupakan suatu hal yang dinamis yang
47
Islam dan Reformasi TNI, op.cit, h. 20-21
48
Nurcholish Madjid, Cita-Cita Politik Islam, (Jakarta: Paramadina, 2009), cet.ke-2, h. 65
17
yang melandasasi konsep yang unik yaitu “ dwifungsi ABRI “ 49, salah satu
keamanan, karena demokrasi tidak akan mungkin tanpa adanya stabilitas dan
1945” menjelaskan tentang kesamaan rumusan pasal 27 ayat (1) dengan pasal
30 ayat (1) UUD 1945 antara kewajiban warga negara ikut serta dalam upaya
bela negara dengan kewajiban warga negara ikut serta dalam upaya
ini harusnya tidak dibuat dua pasal dalam bab yang berbeda karena keduanya
pertahanan dan keamanan negara yang dilakukan oleh warga negara adalah
49
Ibid, h. 63
50
Ibid, h. 64
51
Ibid.
52
Jimly Ashidiqqie, Komentar Atas Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun
1945, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), cet.ke-1, h. 131
18
dengan upaya bela negara, sementara bela negara yang dilakukan oleh warga
negara adalah bentuk upaya pertahanan dan keamanan yang dilakukan oleh
warga negara terhadap bangsa dan negara. Hal ini dijelaskan kemudian oleh
negara53.
terus menerus dengan melibatkan segala unsur dan potensi yang ada agar
negara Islam54.
Kelima, dalam artikel yang ditulis oleh Idrus Affandi (2009) dengan
negara bahwa pertahanan dan keamanan negara dengan konsep bela negara
adalah konsep untuk sekarang dan jangka panjang, maka solusi jangka
budaya dan pertahanan keamanan nasional yang kuat dan kokoh adalah
53
Undang-Undang Pertahanan Negara, loc.cit.
54
Ahmadi, “Pandangan Fiqih Siyasah Terhadap Tentara Nasional Indonesia”, skripsi
Ahmadi diakses pada 2016/09/01 dari pdf.digilib.uinsby.ac.id, 2009, h. 20
19
berjudul “Syarah UUD 1945 Perspektif Islam“ pada bagian penjelasan pasal
dari gangguan atau serangan dari negara lain atau pihak luar yang mengancam
ini menurut beliau memiliki konsep ajaran “nahi munkar”, peran warga dan
masyarakat dalam agenda nahi munkar hanya bisa dilakukan dengan lisan
ditulis oleh Tuhana Taufik Andrianto, menjelaskan bahwa bela negara adalah
modal dasar untuk membentengi bangsa dan negara dari berbagai ancaman
55
Idrus Affandi, “Bela Negara Membangun Watak Bangsa”, artikel Idrus Affandi
diakses pada 2016/09/05 dari http://belanegarari.com
56
Masdar Farid Mas’udi, op.cit, h. 240
57
Ibid.
20
dilakukan oleh warga negara disusun dalam konsep bela negara. Partisipasi
warga negara ikut dalam upaya bela negara hukumnya adalah wajib
Republik Indonesia.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh dalam
58
Tuhana Taufik Andrianto, Paradigma Baru Bela Negara, Implementasi dan
Pengembangannya di Era Globalisasi, (Yogyakarta: Global Pustaka Utama, 2015), cet. ke-1, h.
130
59
Joko Subagyo, Metodologi Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : Rineka
Cipta, 1994) , cet. ke-1, h. 2
21
1. Jenis Penelitian
pembahasan penelitian.
penelitian ini berupa data yang terdapat dalam karangan tertulis, karya-
akan diteliti, berkaitan dengan hal tersebut maka dalam penelitian ini
3. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu:
a) Data primer
b) Data sekunder
c) Data tersier
60
Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian, (Bandung : Alberta
Bandung, 2013 ) , cet. ke- 5, h. 290
22
baik kamus bahasa Indonesia maupun kamus bahasa arab serta kamus-
G. Sistematika Penulisan
negara.
BAB III : Tinjaun teoritis pertahanan dan keamanan negara dalam fiqih
BAB IV : Analisis pertahanan dan keamanan negara dalam UUD 1945 dan
fiqih siyasah. Pada bab ini dibahas tentang konsep pertahanan dan
keamanan negara dalam pasal 30 UUD 1945 ayat (1) dan (2), dan
negara.