BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Semakin maju suatu bangsa akan senakin sulit juga bangsa tersebut untuk
melindungi negaranya dari ancaman-ancaman yang selalu datang. Dengan
arus globalisasi dan modernisasi dunia ini suatu Negara akan semakin mudah
untuk digoyahkan . Bukan di Negara-negara yang sedang berkembang saja
namun Negara yang sudah maju pun mendapati ancaman ancaman tersebut.
Ancaman bukan hanya dapat berasal dari luar negara. Ancaman dari luar
maupun ancaman dari dalam Negara merupakan hal tetap dan harus
diwaspadai oleh negara itu sendiri. Bangsa tersebut seharusnya mempunyai
rasa nasionalisme yang kuat untuk mlindungi dan membela negaranya dari
Negara lain yang lebih berwawasan intelektual luas . Karenanya ancaman
bukan hanya dari ancaman militer, namun juga ancaman non militer seperti
halnya perang ideologi dan moral.
Indonesia mendapatkan kemerdekaannya dengan susah payah. Tiga abad
lamanya Indonesia dijajah, namun dengan semangat juang yang tinggi,
akhirnya pada 17 Agustus 1945 Indonesia mendapatkan kemerdekaannya.
Indonesia adalah Negara Republik dengan jumlah penduduk dengan jumlah
penduduk terbesar ke-4 di dunia. Sekitar 150 juta jiwa manusia hidup di
Indonesia. Hal tersebut tidak lepas dari semangat juang dan rasa cinta serta
wujud bela Negara dari para pejuang bangsa dan seluruh rakyat Indonesia.
Suatu Negara akan semakin kuat pertahanannya bila saja bangsa tersebut
bersatu padu untuk memperjuangkan Negara dalam melindungi dan membela
hak hak yang dimiliki didalam suatu Negara itu sendiri. Namun semakin
berkembangnya jaman dan semakin maraknya arus globalisasi dunia tidak
jarang membuat lalai bangsa akan kesadaran untuk melindungi dan membela
negaranya dari ancaman ancaman yang terjadi.
Memang pada dasarnya semua itu memerlukan proses yang sangat sulit
untuk mewujudkannya. Kesulitan tersebut tentunya berdasar pada kesadaran
masing masing masyarakat akan pentingnya melindungi dan membela Negara
ini. Namun, mereka mementingkan kepentinagan mereka pribadi
dibandingkan dengan kepentingan bangsanya, mereka mengira kepentingan
tersebut bukan untuk mereka melainkan untuk para petinggi petinggi daerah
dan Negara. Langkah yang dapat dilakukan Negara dapat berupa pembentukan
perthanan penguat TNI dan POLRI, Pembentukan Satgas Bencana Alam, serta
Pelestarian Sejarah Pahlawan Bangsa.
Kini pemerintah mengeluarkan aturan mengenai pendidikan wajib bela
Negara. Menurut Direktur Bela Negara Kementerian Pertahanan, Laksamana
Pertama TNI M Faisal, bela negara bukanlah kegiatan militer melainkan untuk
menumbuhkan kecintaan kepada NKRI. Bela negara sudah ada 15-20 tahun
lalu. Nah, mulai 2015, pelaksanaannya tak hanya di lingkungan Kementerian
Pertahanan tapi skala nasional. Momentum ini juga bagian dengan Revolusi
Mental. "Ini sebagai bagian dari revolusi mental. Orang salah mengira bela
negara itu dianggap kegiatan seperti militer. Padahal bela negara adalah
bagaimana menumbuhkan kecintaan kepada NKRI, semangat berbangsa dan
bernegara," ujar Faisal kepada Detikcom, Senin (12/10).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Hakikat Bela Negara?
2. Apa saja Dasar Hukum Bela Negara?
3. Bagaimana Pentingnya Bela Negara?
4. Bagaimana Klasifikasi Ancaman?
5. Apa saja Unsur-Unsur Bela Negara?
6. Bagaimana Bentuk Bentuk Bela Negara?
C. TUJUA N
1. Mengetahui Hakikat Bela Negara?
2. Mengetahui Dasar Hukum Bela Negara?
3. Mengetahui Pentingnya Bela Negara?
4. Mengetahui Klasifikasi Ancaman?
5. Mengetahui Unsur-Unsur Bela Negara?
6. Mengetahui Bentuk Bentuk Bela Negara?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
D. Klasifikasi Ancaman
1. Menurut bentuknya
a. Ancaman militer yaitu ancaman yang menggunakan kekuatan
bersenjata yang terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan
yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara dan
keselamatan segenap bangsa.
b. Ancaman non militer yaitu ancaman yang tidak menggunakan
kekuatan senjata tetapi jika dibiarkan akan membahayakan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenab bangsa.
2. Menurut sifat
a. Ancaman tradisional : yaitu ancaman yang berbentuk kekuatan
militer negara lain berupa agresi atau invasi yang membahayakan
kemerdekaan, kedaultan dan keutuhan wilayah NKRI.
b. Ancaman non tradisional : yaitu ancaman yang dilakukan oleh
aktor non negara berupa aksi teror, perampokan dan pembajakan,
penyulundupan, imigrasi gelap, perdagangan narkotika dan obat –
obatan terlarang, penangkapan ikan secara ilegal, serta pencurian
kekayaan negara.
A. Kesimpulan
Bela negara merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga Ketahanan
Nasional dari segala ancaman. Maka dari itu perlu rasa tanggungjawab dari
setiap rakyat Indonesia untuk melakukan upaya bela negara. Rasa
tanggungjawab perlu di tumbuhkan sejak dini bahkan terus menerus untuk di
kembangkan menyeluruh di bangsa Indonesia ini agar setiap rakyat Indonesia
dimanapun dia berada, seluruh rakyat Indonesia mempunyai kesadaran untuk
melakukan upaya bela negara. Upaya bela negara tidak perlu langsung ikut
melakukan pertempuran di garis depan, tapi cukup perlu melakukan hal-hal
sederhana di sekitar kita.
Sebagai warga Negara yang baik, kita wajib menjaga keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Yaitu dengan menjaga keutuhan dan
kedaulatan Negara Republik Indonesia (NKRI) untuk bela negara menurut UU
RI No. 20 Tahun 1982 tentang Pokok-pokok Pertahanan Keamanan Negara
pasal 1 ayat (2). Bahwa bela Negara sebenarnya bukan hanya berhubungan
dengan upaya untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia
dari ancaman dan serangan musuh berupa serangan atau gencatan senjata,
namun merupakan upaya dari seluruh elemen Negara untuk mempertahankan
dan memajukan bangsa dan Negara Indonesia di segala bidang, baik luar
maupun dari dalam Negara Indonesia sendiri.
Usaha pembelaan negara dan pertahanan keamanan negara sebenarnya
bertumpu pada kesadaran setiap warga negara akan hak dan kewajibannya.
Kesadaran demikian perlu ditumbuhkan melalui proses motivasi untuk
mencintai tanah air, mencintai bangsa dan negaranya dan untuk ikut serta
dalam membela pertahanan dan keamanan negara. Proses motivasi untuk
membela negara dan bangsa akan berhasil, jika setiap warga memahami
keunggulan dan kelebihan negara dan bangsanya. Disamping itu setiap warga
negara hendaknya juga memahami kemungkinan segala macam ancaman
terhadap eksistensi bangsa dan negara Indonesia, khususnya di masa yang akan
datang. Kontribusi kita sebagai warga Negara dalam menjaga keutuhan dan
kedaulatan NKRI adalah dengan cara tetap patuh dan memegang teguh prinsip
Pancasila. Yaitu dengan menjadikan nilai pancasila sebagai dasar Negara
dalam menuntun langkah kita. Kita sebagai warga Negara dapat ikut turut serta
dalam bela Negara melalui beberapa usaha bela Negara seperti pendidikan
kewarganegaraan, latihan militer hingga pengabdian kita sesuai profesi kita.
Dapat pula diwujudkan dalam bentuk bela Negara di bidang lingkungan,
seperti jaga poskampling, menanggulangi bencana alam, hingga membantuk
pertahanan sipil.
B. Saran
1. Kemerdekaan yang telah kita miliki harus tetap dijaga dan dipertahankan.
Sebab, meskipun bangsa Indonesia sudah merdeka, akan tetapi bukan
berarti lepas dari segala bentuk ancaman baik dari luar maupun dari dalam
NKRI.
2. Hindari keinginan untuk membangun Negara dalam Negara yang dapat
memecah persatuan dan kesatuan NKRI. Bahwasanya kepentingan Negara
Indonesia merupan kepentingan yang harus lebih diutamakan dari pada
kepentingan kelompok tertentu.
3. Mulailah membela Negara dari hal terkecil yang dapat kita lakukan dari
lingkungan terdekat kita. Sebagai pelajar hendaknya kita belajar yang
rajin, menghormati guru, dan saling menghargai teman. Begitu pula
dengan guru sebagai pendidik hendaklah memperhatikan anak didiknya,
sejauh mana perkembangan ilmunya dan harus terus meningkatkan dan
memupuk jiwa nasionalis anak didik.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal., dkk. 2014. Buku Ajar Pendidikan Bela Negara. Jawa Timur: UPN
"Veteran" Jawa Timur.
Menhan. 2015. Hak dan Kewajiban Rakyat Dalam Bela Negara. Tersedia:
http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/15/10/19/nwghaw282-
menhan-hak-dan-kewajiban-rakyat-untuk-bela-negara. Diakses pada 10
Oktober 2021.
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia.