Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“UPAYA BELA NEGARA”

Disusun Oleh:

Aditri syifa syahrani : (1914190047)


Dimas marsetyadi putra : (1914190069)
Tantri novebi : (1914190058)

FAKULTAS EKONOMI dan BISNIS


UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Semakin maju suatu bangsa akan senakin sulit juga bangsa tersebut untuk
melindungi negaranya dari ancaman-ancaman yang selalu datang. Dengan arus
globalisasi dan modernisasi dunia ini suatu Negara akan semakin mudah untuk
digoyahkan . Bukan di Negara-negara yang sedang berkembang saja namun
Negara yang sudah maju pun mendapati ancaman ancaman tersebut. Ancaman
bukan hanya dapat berasal dari luar negara. Ancaman dari luar maupun
ancaman dari dalam Negara merupakan hal tetap dan harus diwaspadai oleh
negara itu sendiri. Bangsa tersebut seharusnya mempunyai rasa nasionalisme
yang kuat untuk mlindungi dan membela negaranya dari Negara lain yang lebih
berwawasan intelektual luas . Karenanya ancaman bukan hanya dari ancaman
militer, namun juga ancaman non militer seperti halnya perang ideologi dan
moral.
Indonesia mendapatkan kemerdekaannya dengan susah payah. Tiga abad
lamanya Indonesia dijajah, namun dengan semangat juang yang tinggi, akhirnya
pada 17 Agustus 1945 Indonesia mendapatkan kemerdekaannya. Indonesia
adalah Negara Republik dengan jumlah penduduk dengan jumlah penduduk
terbesar ke-4 di dunia. Sekitar 150 juta jiwa manusia hidup di Indonesia. Hal
tersebut tidak lepas dari semangat juang dan rasa cinta serta wujud bela Negara
dari para pejuang bangsa dan seluruh rakyat Indonesia.
Suatu Negara akan semakin kuat pertahanannya bila saja bangsa tersebut
bersatu padu untuk memperjuangkan Negara dalam melindungi dan membela
hak hak yang dimiliki didalam suatu Negara itu sendiri. Namun semakin
berkembangnya jaman dan semakin maraknya arus globalisasi dunia tidak
jarang membuat lalai bangsa akan kesadaran untuk melindungi dan membela
negaranya dari ancaman ancaman yang terjadi.
Memang pada dasarnya semua itu memerlukan proses yang sangat sulit
untuk mewujudkannya. Kesulitan tersebut tentunya berdasar pada kesadaran
masing masing masyarakat akan pentingnya melindungi dan membela Negara
ini. Namun, mereka mementingkan kepentinagan mereka pribadi dibandingkan
dengan kepentingan bangsanya, mereka mengira kepentingan tersebut bukan
untuk mereka melainkan untuk para petinggi petinggi daerah dan Negara.
Langkah yang dapat dilakukan Negara dapat berupa pembentukan perthanan
penguat TNI dan POLRI, Pembentukan Satgas Bencana Alam, serta Pelestarian
Sejarah Pahlawan Bangsa.
Kini pemerintah mengeluarkan aturan mengenai pendidikan wajib bela
Negara. Menurut Direktur Bela Negara Kementerian Pertahanan, Laksamana
Pertama TNI M Faisal, bela negara bukanlah kegiatan militer melainkan untuk
menumbuhkan kecintaan kepada NKRI. Bela negara sudah ada 15-20 tahun
lalu. Nah, mulai 2015, pelaksanaannya tak hanya di lingkungan Kementerian
Pertahanan tapi skala nasional. Momentum ini juga bagian dengan Revolusi
Mental. "Ini sebagai bagian dari revolusi mental. Orang salah mengira bela
negara itu dianggap kegiatan seperti militer. Padahal bela negara adalah
bagaimana menumbuhkan kecintaan kepada NKRI, semangat berbangsa dan
bernegara," ujar Faisal kepada Detikcom, Senin (12/10). (www.
http://beritagar.id/ artikel/ berita/ apa-beda-wajib-militer -dan-bela-negara,
2015).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Bela Negara?
2. Apa itu Ketahanan Nasional?
3. Bagaimana hubungan antara bela negara dengan ketahanan nasional?
4. Apa saja dasar hukum pelaksanaan bela negara di Indonesia?
5. Mengapa bela negara itu penting?
6. Apa saja bentuk-bentuk bela negara?
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Hakikat Bela Negara


Indonesia terletak di posisi silang dunia, yaitu diantara dua benua dan dua
samudra. Posisi yang sangat strategis ini tentu akan mengundang
ancaman/bahaya dari luar, terlebih saat melihat limpahan kekayaan sumber
daya alam yang dimiliki Indonesia. Untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dari segala ancaman/bahaya maka setiap warga negara
Indonesia wajib melaksanakan upaya bela negara.
Bela negara menurut UU RI No. 20 Tahun 1982 tentang Pokok-pokok
Pertahanan Keamanan Negara pasal 1 ayat (2) yaitu “Tekad, sikap dan tindakan
warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu, berlanjut yang dilandasi oleh
kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia,
keyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai ideologi negara, dan kerelaan
unyuk berkorban guna meniadakan setiap ancaman baik dari luar maupun
dalam negeri yang membahayakan kemerdekaan dan kedaulatan negara,
kesatuan dan persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan yurisdiksi nasional,
serta nilai-nilai Paancasila dan UUD 1945”. Namun di era reformasi UU RI
No. 20 Tahun 1982 dinyatakan tidak berlaku dan diganti dengan UU RI No. 3
Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Dalam undang-undang ini tepatnya
pada pasal 9 tidak dijelaskan definisi Bela negara, melainkan hanya
menjelaskan bahwa setiap warga negara wajib ikut serta dalam bela negara serta
menjelaskan ketentuan pelaksanaan upaya bela negara. Meskipun demikian
pada pasal tersebut tersirat makna “Upaya bela negara adalah sikap dan
perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang
Undang Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar manusia juga merupakan
kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh
kesadaran, tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada
negara dan bangsa” (Abidin, 2014: 30). Makna tersirat tersebut terlihat jelas
tidak mengubah esensi dari bela negara yaitu upaya untuk mepertahankan
negara dari segala ancaman yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa
dan negara.
Ketika bicara mengenai bela negara, tentu akan menyangkut perihal
Ketahanan Nasional. Sunarso (2013: 200) mendefinisikan ketahanan nasional
sebagai “kondisi dinamis suatu bangsa, keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional, dalam
menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta
gangguan baik yang datang dari luar dan dalamyang secara langsung dan
tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup
bangsa dan negara serta perjuangan mengejar Tujuan Nasionalnya”.
Sutarman (2011: 82-83) menjelaskan hubungan/keterkaitan antara pembelaan
negara atau bela negara dengan ketahanan nasional meliputi:
1. Pembelaan Negara sebagai suatu sitem lebih menekankan pada komponen
kekuatan , strategi dan sosialisasi. Sedang Ketahanan Nasional itu
merupakan sasaran dan tujuan dari upaya-upaya pembelaan negara. Tujuan
Ketahanan Nasional akan diukur melelui seberapa jauh “keuletan“ warga
negara dalam partisipasi dan implementasinya dalam Ketahanan Nasional
dan seberapa besar kekuatan “ketangguhan“ warga negara dalam Ketahanan
Nasional.
2. Pembelaan Negara sebagai wujud partisipasi warga negara yang dilakukan
secara semesta dalam arti bahwa seluruh daya bangsa dan negara mampu
memobilisasi diri guna menanggulangi setiap bentuk ancaman baik yang
datang dari luar negeri maupun dari dalam negeri adalah dalam rangka
memelihara dan meningkatkan Ketahanan Nasional.
3. Perihal usaha atau upaya bela negara itu bagi warga negara bukan suatu
kesadaran, fakultatif, tetapi harus diterima sebagai suatu panggilan tugas
dan kewajiban, karena ancaman yang datang baik yang langsung maupun
tidak langsung dapat timbul sewaktu - waktu, dan pengingkaran terhadap
kewajiban bela negara merupakan karapuhan Ketahanan Nasional, yang
pada gilirannya akan membahayakan identitas, keutuhan, kelangsungan
hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasionalnya.

B. Dasar Hukum Bela Negara


Dasar hukum pelaksanaan bela negara di Indonesia termuat dalam
berbagai aturan yaitu Batang tubuh UUD 1945, Undang-undang Republik
Indonesia, dan Ketetapan MPR.
1. UUD 1945
a. Pasal 27 Ayat 3: “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
pembelaan negara.”
b. Pasal 30 Ayat 1: “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.”
c. Pasal 30 Ayat 2: “Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan
melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara
Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai
kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.”
d. Pasal 30 Ayat 3: “Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan
Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat negara yang
bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan
kedaulatan negara.”
e. Pasal 30 Ayat 4: “Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat
negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas
melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan
hukum.”
f. Pasal 30 Ayat 5: “Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia,
Kepolisian Negara Republik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara
Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam
menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal yang terkait
dengan pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang.”
2. TAP MPR No. IV/MPR/1999 tentang Garis Besar Haluan Negara
Dalam Bab IV, ketetapan arah kebijaksanaan pertahanan dan keamanan,
antara lain disebutkan pengembangan kemampuan sistem pertahanan
keamanan rakyat semesta yang bertumpu pada kekuatan rakyat, TNI dan
Polri sebagai kekuatan utama yang didukung komponen lainnya dengan
meningkatkan kesadaran bela negara, melalui wajib latih dan membangun
kondisi juang, serta mewujudkan kebersamaan TNI, Polri, dan rakyat.
3. TAP MPR No. VI/MPR/2000 tentang Pemisahan TNI dan POLRI
a. Pasal 1: “Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik
Indonesia secara kelembagaan terpisah sesuai dengan peran dan
fungsinya masing-masing.”
b. Pasal 2
1) Ayat 1: “Tentara Nasional Indonesia adalah alat negara yang
berperan dalam pertahanan negara.”
2) Ayat 2: “Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah alat negara
yang berperan dalam memelihara keamanan,”
3) Ayat 3: “Dalam hal terdapat keterkaitan kegiatan pertahanan dan
kegiatan keamanan, Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia harus bekerja sama saling membantu.”
4. TAP MPR No. VII/MPR/2000 tentang Peran TNI dan POLRI
a. BAB I tentang TNI
1) Pasal 1: Jati Diri TNI
- Ayat 1: “Tentara Nasional Indonesia merupakan bagian dari
rakyat, lahir dan berjuang bersama rakyat demi membela
kepentingan negara.”
- Ayat 2: “Tentara Nasional Indonesia berperan sebagai
komponen utama dalam sistem pertahanan negara.”
- Ayat 3: “Tentara Nasional Indonesia wajib memiliki
kemampuan dan keterampilan secara profesional sesuai dengan
peran dan fungsinya.”
2) Pasal 2: Peran TNI
- Ayat 1: “Tentara Nasional Indonesia merupakan alat negara
yang berperan sebagai alat pertahanan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.”
- Ayat 2: “Tentara Nasional Indonesia sebagai alat pertahanan
negara, bertugas pokok menegakkan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, serta melindungi segenap
bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan
gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.”
- Ayat 3: “Tentara Nasional Indonesia melaksanakan tugas negara
dalam penyelenggaraan wajib militer bagi warga negara yang
diatur dengan undang-undang.”
b. BAB II tentang POLRI
Pasal 6:
1) Ayat 1: “Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat
negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat, menegakkan hukum, memelihara, pengayoman, dan
pelayanan kepada masyarakat.”
2) Ayat 2: “Dalam menjalankan perannya, Kepolisian Negara Republik
Indonesia wajib memiliki keahlian dan keterampilan secara
profesional.”
5. UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
Pasal 2: “Fungsi Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah salah satu
fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan
ketertiban masyarakat, penegak hukum, perlindungan, pengayoman, dan
pelayanan kepada masyarakat.”
6. UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM
Pasal 68: “Setiap warga negara wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.”
7. UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
a. Pasal 2: “Hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan
bersifat semesta yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran
hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan
sendiri.”
b. Pasal 4: “Pertahanan negara bertujuan untuk menjaga dan melindungi
kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman.”
c. Pasal 9 ayat (1): “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan
negara.”
d. Pasal 9 ayat (2): “Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara,
sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1), diselenggarakan melalui:
1) Pendidikan kewarganegaraan
2) Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib
3) Pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara
sukarela dan secara wajib
4) Pengabdian sesuai profesi”
e. Pasal 9 ayat (3): “Ketentuan mengenai pendidikan kewarganegaraan,
pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, dan pengabdian sesuai dengan
profesi diatur dengan undang-undang.”

C. Pentingnya Bela Negara


Upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai
oleh kecintaannya kepada negara kesatuan republik indonesia yang berdasarkan
pancasila dan uud 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan
negara. Setiap manusia normal secara naluriah pasti akan selalu melindungi,
membela, dan mempertahankan apa yang mimiliki dari ganguan orang lain.
Lebih-lebih jika sesuatu itu sangat disenangi, sangat penting, dan sangat
berharga bagi kalian.
Menurut Rukmini (2011:6) kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan
berbakti pada negara dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela
negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai
dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal
ancaman nyata musuh bersenjata.Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan
berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.Dan Bela Negara merupakan
tekad, sikap, perilaku, dan tindakan warga negara dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara, yang dijiwai oleh kecintaan kepada
NKRI. Nilai-nilai yang dikembangkan dalam bela negara adalah cinta tanah air,
kesadaran berbangsa dan bernegara. Yakin pada Pancasila sebagai ideologi
negara, rela berkorban bagi bangsa dan Negara serta memiliki kemampuan awal
bela Negara. Salah satu strategi dalam membangun daya tangkal bangsa untuk
menghadapi kompleksitas ancaman ini adalah melaksanakan revitalisasi
pembinaan kesadaran bela negara kepada setiap warga negara.Strategi itu akan
terwujud bila ada keterpaduan penyelenggaraan secara lintas sektoral, sebagai
wujud tanggung jawab bersama pembinaan SDM untuk mewujudkan keutuhan
dan kelangsungan hidup NKRI.
Ada tiga alasan kenapa bela Negara itu penting, yaitu alasan historis,
geografis, dan demografis.
a. Alasan historis
- Sejak dulu banyak negara yang ingin menguasai Indonesia
- Indonesia pernah di jajah selama 300 tahun
- Kemerdekaan Indonesia adalah hasil perjuangan bukan hadiah
dari penjajah
- Sejarah membuktikan setiap ada ancaman terhadap kedaulatan
dan keutuhan bangsa dan negara RI baik dari luar maupun dari
dalam, rakyat akan bangkit membela negaranya. Tidak mngkin
bangsa Indonesia meminta bantuan kepada bangsa lain untuk
membela negaranya sendiri.
b. Alasan geografis
- Wilayah Indonesia sangat luas
- Kekayaan alamnya melimpah
- Letak Indonesia sangat strategis
- Jumlah pulau lebih dari 17000
- Tanahnya amat subur
c. Alasan demografis
- Jumlah penduduk nomor empat di dunia, sekitar 300 juta
- Persebaran penduduk tidak merata
- Kualitas penduduknya relative masih tertinggal dibandingkan
negara maju
- Pendapatan perkapita rendah
- Pemerataan kurang baik.
- Pengangguran relatif tinggi.

Berdasarkan kondisi yang objektif di atas diperlukan peran dari seluruh


anak bangsa untuk turut serta dalam mengisi dan ikut bertanggungjawab atas
bela Negara. Karena setiap warga Negara harus di tumbuhkan rasa bela Negara
karena bermacam-macam alasan di atas. Bukan hanya satu dua orang saja yang
di tumbuhkan, tapi semua rakyat Indonesia.

D. Klasifikasi Ancaman
1. Menurut bentuknya
a. Ancaman militer yaitu ancaman yang menggunakan kekuatan
bersenjata yang terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan yang
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara dan
keselamatan segenap bangsa.
b. Ancaman non militer yaitu ancaman yang tidak menggunakan kekuatan
senjata tetapi jika dibiarkan akan membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenab bangsa.
2. Menurut sifat
a. Ancaman tradisional : yaitu ancaman yang berbentuk kekuatan militer
negara lain berupa agresi atau invasi yang membahayakan
kemerdekaan, kedaultan dan keutuhan wilayah NKRI.
b. Ancaman non tradisional : yaitu ancaman yang dilakukan oleh aktor non
negara berupa aksi teror, perampokan dan pembajakan, penyulundupan,
imigrasi gelap, perdagangan narkotika dan obat – obatan terlarang,
penangkapan ikan secara ilegal, serta pencurian kekayaan negara.

E. Unsur-unsur Bela Negara


1. Cinta tanah air
2. Kesadaran berbangsa dan bernegara
3. Yakin akan pancasila sebagai ideologi negara
4. Rela berkurban untuk bangsa dan negara
5. Memiliki kemampuan awal bela negara

F. Bentuk-bentuk Bela Negara


1. Bentuk penyelenggaraan usaha bela Negara
Persoalan kita sekarang adalah bagaimana wujud penyelenggaraan
keikutsertaan warga negara dalam usaha pembelaan negara? Warga Negara
Indonesia dapat turut berupaya dalam usaha pembelaan negara melalui:
a. Pendidikan kewarganegaraan.
b. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib.
c. Pengabdian sebagai prajurit tentara nasional Indonesia secara suka rela
atau secara wajib .
d. Pengabdian sesuai dengan profesi.
2. Bentuk bela Negara di lingkungan
Bentuk bela negara di lingkungan masyarakat menurut Rukmini
(2011:7) yaitu:
a. Siskamling
b. Ikut serta menanggulangi akibat bencana alam
c. Ikut serta mengatasi kerusakan masal dan komunal
d. Keamanan rakyat (karma) yaitu berartisipasi langsung di bidang
keamanan
e. Perlawanan rakyat (wanra) yaitu bentuk partisipasi rakyat langsung
dalam bidang pertahanan.
f. Pertahanan sipil (hansip) yaitu kekuatan rakyat yang merupakan
kekuatan pokok unsur – unsur perlindungan masyarakat yang
dimanfaatkan dalam menghadapi bencana akibat perang dan bencana
alam serta menjadi sumber cadangan nasional untuk menghadapi
keadaan luar biasa

Pertahanan Negara
Pertahanan negara disebut juga pertahanan nasional adalah segala usaha
untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah sebuah negara dan
keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa
dan negara.

Hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta


yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga
negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri.
Pertahanan negara dilakukan oleh pemerintah dan dipersiapkan secara dini dengan
sistem pertahanan negara.

Pertahanan nasional merupakan kekuatan bersama (sipil dan militer)


diselenggarakan oleh suatu Negara untuk menjamin integritas wilayahnya,
perlindungan dari orang dan/atau menjaga kepentingan-kepentingannya.
Pertahanan nasional dikelola oleh Departemen Pertahanan. Angkatan bersenjata
disebut sebagai kekuatan pertahanan dan, di beberapa negara (misalnya Jepang),
Angkatan Bela Diri.

Definisi Keamnan Negara


Keamanan merupakan istilah yang secara sederhana dapat dimengerti
sebagai suasana "bebas dari segala bentuk ancaman bahaya, kecemasan, dan
ketakutan". Dalam kajian tradisional, keamanan lebih sering ditafsirkan dalam
konteks ancaman fisik (militer) yang berasal dari luar. Walter Lippmann
merangkum kecenderungan ini dengan pernyataannya yang terkenal: "suatu bangsa
berada dalam keadaan aman selama bangsa itu tidak dapat dipaksa untuk
mengorbankan nilai-nilai yang diaggapnya penting (vital) ...dan jika dapat
menghindari perang atau, jika terpaksa melakukannya, dapat keluar sebagai
pemenang. Karena itu, seperti kemudian disimpulkan Arnord Wolfers, masalah
utama yang dihadapi setiap negara adalah membangun kekuatan untuk menangkal
(to deter) atau mengalahkan (to defeat) suatu serangan. Dengan semangat yang
sama, kolom keamanan nasional dalam International Encyclopaedia of the Social
Science mendefinisikan keamanan sebagai kemampuan suatu bangsa untuk
melindungi nilai-nilai internalnya dari ancaman luar".
Kajian keamanan mengenal dua istilah penting, dilemma keamanan
(security dilemma) dan dilemma pertahanan (defence di1emma). Istilah yang
pertama, dilema keamanan, menggambarkan betapa upaya suatu negara untuk
meningkatkan keamanannya dengan mempersenjatai diri justru, dalam suasana
anarki internasional, membuatnya semakin rawan terhadap kemungkinan serangan
pertama pihak lain. Istilah kedua, dilema pertahanan, menggambarkan betapa
pengembangan dan penggelaran senjata baru maupun aplikasi doktrinal nasional
mungkin saja justru tidak produktif atau bahkan bertentangan dengan tujuannya
untuk melindungi keamanan nasional. Berbeda dari dilema keamanan yang bersifat
interaktif dengan apa yang [mungkin] dilakukan pihak lain, dilema pertahanan
semata-mata bersifat non-interaktif, dan hanya terjadi dalam lingkup nasional,
terlepas dari apa yang mungkin dilakukan pihak lain.

Pertahanan terhadap Keamanan Neagara


Dalam bahasa militer, pertahanan adalah cara-cara untuk menjamin
perlindungan dari satu unit yang sensitif dan jika sumber daya ini jelas, misalnya
tentang cara-cara membela diri sesuai dengan spesialisasi mereka, pertahanan udara
(sebelumnya pertahanan terhadap pesawat: DCA), pertahanan rudal, dll. Tindakan,
taktik, operasi atau strategi pertahanan adalah untuk menentang/membalas
serangan.
Jenis pertahanan:
• Pertahanan militer untuk menghadapi ancaman militer, dan
• Pertahanan nonmiliter/nirmiliter untuk menghadapi ancaman
nonmiliter/nirmiliter.
Komponen Pertahanan Negara
Di Indonesia, sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer
menempatkan Tentara Nasional Indonesia sebagai "komponen utama" dengan
didukung oleh "komponen cadangan" dan "komponen pendukung". Sistem
Pertahanan Negara dalam menghadapi ancaman nonmiliter menempatkan lembaga
pemerintah di luar bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai dengan bentuk
dan sifat ancaman yang dihadapi dengan didukung oleh unsur unsur lain dari
kekuatan bangsa.
1. Komponen utama
"Komponen utama" adalah Tentara Nasional Indonesia, yang siap digunakan untuk
melaksanakan tugas tugas pertahanan.
2. Komponen cadangan
"Komponen cadangan" (Komcad) adalah "sumber daya nasional" yang telah
disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat
kekuatan dan kemampuan komponen utama.
3. Komponen pendukung
"Komponen pendukung" adalah "sumber daya nasional" yang dapat digunakan
untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan komponen
cadangan. Komponen pendukung tidak membentuk kekuatan nyata untuk
perlawanan fisik.
"Sumber daya nasional" terdiri dari sumber daya manusia, sumber daya alam, dan
sumber daya buatan. Sumber daya nasional yang dapat dimobilisasi dan
didemobilisasi terdiri dari sumber daya alam, sumber daya buatan, serta sarana dan
prasarana nasional yang mencakup berbagai cadangan materiil strategis, faktor
geografi dan lingkungan, sarana dan prasarana di darat, di perairan maupun di udara
dengan segenap unsur perlengkapannya dengan atau tanpa modifikasi.

Komponen pendukung terdiri dari 5 segmen :


1. Para militer
• Polisi (Brimob) - (lihat pula Polri)
• Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)
• Perlindungan masyarakat(Linmas) lebih dikenal dengan sebutan pertahanan sipil
(Hansip)
• Satuan pengamanan (Satpam)
• Resimen Mahasiswa (Menwa)
• Organisasi kepemudaan
• Organisasi bela diri
• Satuan tugas (Satgas) partai
2. Tenaga ahli/profesi

 Sumber daya manusia sesuai keahlian atau berdasarkan profesi.


 Industri
Semua Industri yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kekuatan utama dan
kekuatan cadangan dalam menghadapi ancaman.

3. Sumber daya alam/buatan dan sarana prasarana


 Sumber daya alam adalah potensi yang terkandung dalam bumi, air dan
dirgantara yang dalam wujud asalnya dapat didayagunakan untuk kepentingan
pertahanan negara.
 Sumber daya buatan adalah sumber daya alam yang telah ditingkatkan daya
gunanya untuk kepentingan pertahanan negara

4. Sarana dan prasarana nasional


Sarana dan prasarana nasional adalah hasil budi daya manusia yang dapat
digunakan sebagai alat penunjang untuk kepentingan pertahanan negara
dalam rangka mendukung kepentingan nasional.

5. Sumber daya manusia


Sumber daya manusia adalah warga negara yang secara psikis dan fisik dapat
dibina dan disiapkan kemampuannya untuk mendukung komponen kekuatan
pertahanan keamanan negara.
Seluruh warga negara secara individu atau kelompok, misalnya organisasi
masyarakat (seperti: LSM, dsb)
BAB III
ANALISIS MASALAH

A. MASALAH
“MENHAN: HAK DAN KEWAJIBAN RAKYAT UNTUK BELA NEGARA”

Menurut Mentri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu menegaskan


bahwa bela negara adalah hak dan kewajiban seluruh rakyat Indonesia yang
telah tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945. Harus kita ketahui bersama
bahwa pembelaan negara bukan semata-mata tugas dari TNI dan aparat negara
semata, tetapi segenap warga negara sesuai kemampuan dan profesinya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bela negara juga tidak bisa
kita artikan sebagai suatu tindakan dalam menangani kasus perang atau
mengangkat senjata dalam menghadapi musuh saja tetapi bisa diwujudkan
dalam upaya mempertahankan negara dengan cara meningkatkan rasa
nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan
kecintaan terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan
negara. “jika untuk bela negara dibutuhkan payung hukum UU lagi, Kementrian
Pertahanan mempersilakan untuk dibuat. Namun, payung UUD 1945 sudah
cukup menjadi payung hukum program bela negara di Indonesia. yang paling
penting dari program bela negara ini adalah soal kecintaan rakyat pada negara
Indonesia.” Ujar Ryamizard Ryacudu dalam Republika.co.id, senin (19/10).
Dengan kita mencintai tanah air Indonesia, maka kita akan merasa bangga
dengan negara kita serta akan mau untuk menghargai sesama yang pada
akhirnya akan menciptakan kedamaian dan tercapainya hak dan kewajiban
warga negara dalam mempertahankan negara.
Sering kita jumpai bahwa terdapat perbedaan dalam pelaksanaan bela
negara pada setiap negara. Seperti istilah wajib militer yang merupakan
landasan dalam pembentukan bela negara. Dimana wajib militer ini, merupakan
wujud dari bela negara yang mengajari dan memberikan aksi tanggap kepada
masyarakat tentang dunia kemiliteran, sehingga masyarakat mempunyai bekal
untuk menjaga dirinya. Biasanya wajib militer ini diterapkan pada negara-
negara yang masih dalam keadaan perang. Seperti contohnya Korea Selatan dan
Korea Utara yang mewajibkan warganya untuk mengikuti wajib militer. Tidak
seperti Indonesia yang tidak menerapkan sistem wajib militer, karena Indonesia
memang tidak dalam keadaan perang.
Dalam menjalankan aksi bela negara pastinya membutuhkan dana
anggaran untuk mendukungnya. Dana ini akan digunakan dalam berbagai
macam keperluan dalam bela negara seperti untuk membeli peralatan dan
fasilitas serta upah-upah atau hadiah bagi warga negara yang turun langsung
dalam bela negara. Sedangkan untuk sumber dana sendiri Menurut Menhan,
menegaskan bahwa untuk sumber anggaran di Indonesia ada banyak. Sumber
ini dapat dari APBN ditambah sumber pendanaan lain. Namun anggaran di
Indonesia terlalu kecil jika dibandingkan dengan anggaran bela negara yang di
berlakukan di negara-negara lain. Bahkan jika dibandingkan secara angka, nilai
anggaran bela negara di Indonesia seperti tidak ada artinya dibandingkan negara
lain. Meski demikian, kita harus bersyukur karena negara kita masih aman dan
semoga tetap aman.

B. ANALISIS
Menurut UUD 1945 Pasal 27 Ayat 3: “Setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam pembelaan negara.” Mengapa bela negara diwajibkan
bagi seluruh rakyat Indonesia, karena belanegara ini merupakan suatu
perwujudan yang nyata bagi rakyat dalam mempertahankan kekuasaan baik
wilayah, ekonomi, budaya, dan politik negara agar keberadaanya dapat terjaga.
Bentuk dalam bela negara ini dapat dilakukan dalam berbagai hal seperti yang
telah dibahas pada bab sebelumnya. Salah satunya dengan mengikuti kegiatan
siskamling. Pada kegiatan ini, warga diajak untuk secara aktif menjaga wilayah
penduduk di sekitar desa. Ini merupakan contoh kecil tetapi mempunyai peran
yang luar biasa terhadap keamanan wilayah desa tersebut. apabila kegiatan
siskamling ini tidak dilakukan pastinya kemungkinan besar wilayah tersebut
akan terjadi kasus pencurian, meski juga masih ada desa yang aman-aman saja
saat tidak ada Siskamling. Namun ini merupakan upaya dalam langkah
antisipasi.
Pasal 30 Ayat 4: “Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat
negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas
melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan
hukum.”seperti pembahasan diatas, bahwa setiap warga negara diwajibkan
untuk bela negara. Pastinya untuk mengantisipasi dalam hal keamanan, negara
juga membuat suatu badan yang disebut TNI dan kepolisian. TNI dan kepolisian
ini bertugas untuk menjamin keamanan dan ketertiban di negara Indonesia.
Berbeda dengan siskamling yang hanya mempertahankan wilayah lingkungan
desa sekitar. TNI dan kepolisian lebih luas dari ini, dan mencakup negara.
Intinya negara telah menjamin keamanan negara, tetapi kita sebagai warga
negara juga harus mengupayakan bela negara itu sendiri. seperti halnya yang
telah disebutkan dalam UUD 1945 Pasal 4: “Pertahanan negara bertujuan untuk
menjaga dan melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman.”
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Bela negara merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga Ketahanan
Nasional dari segala ancaman. Maka dari itu perlu rasa tanggungjawab dari
setiap rakyat Indonesia untuk melakukan upaya bela negara. Rasa
tanggungjawab perlu di tumbuhkan sejak dini bahkan terus menerus untuk di
kembangkan menyeluruh di bangsa Indonesia ini agar setiap rakyat Indonesia
dimanapun dia berada, seluruh rakyat Indonesia mempunyai kesadaran untuk
melakukan upaya bela negara. Upaya bela negara tidak perlu langsung ikut
melakukan pertempuran di garis depan, tapi cukup perlu melakukan hal-hal
sederhana di sekitar kita.
B. Saran
1. Kemerdekaan yang telah kita miliki harus tetap dijaga dan dipertahankan.
Sebab, meskipun bangsa Indonesia sudah merdeka, akan tetapi bukan
berarti lepas dari segala bentuk ancaman baik dari luar maupun dari dalam
NKRI.
2. Hindari keinginan untuk membangun Negara dalam Negara yang dapat
memecah persatuan dan kesatuan NKRI. Bahwasanya kepentingan Negara
Indonesia merupan kepentingan yang harus lebih diutamakan dari pada
kepentingan kelompok tertentu.
3. Mulailah membela Negara dari hal terkecil yang dapat kita lakukan dari
lingkungan terdekat kita. Sebagai pelajar hendaknya kita belajar yang rajin,
menghormati guru, dan saling menghargai teman. Begitu pula dengan guru
sebagai pendidik hendaklah memperhatikan anak didiknya, sejauh mana
perkembangan ilmunya dan harus terus meningkatkan dan memupuk jiwa
nasionalis anak didik.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal., dkk. 2014. Buku Ajar Pendidikan Bela Negara. Jawa Timur: UPN
"Veteran" Jawa Timur.

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor


IV/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004.

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor


VI/MPR/2000 tentang Pemisahan Tentara Nasiona Indonesia dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia.

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor


VII/MPR/2000 tentang Peran Tentara Nasiona Indonesia dan Peran
Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Menhan. 2015. Hak dan Kewajiban Rakyat Dalam Bela Negara. Tersedia:
http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/15/10/19/nwghaw282-
menhan-hak-dan-kewajiban-rakyat-untuk-bela-negara. Diakses pada 20
Oktober 2015.

Rukmini, Manis. 2011. Bela Negara. Makalah. Program Diploma Manajemen


Informatika STMIK Amikom Yogyakarta. Tersedia:
http://research.amikom.ac.id/index.php/DMI/article/viewFile/6398/3829.
Diakses pada 15 Oktober 2015.

Sunarso, dkk. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan: PKn untuk Perguruan Tinggi.


Cetakan Kedua. Yogyakarta: UNY Press.

Sutarman. 2011. Persepsi dan Pengertian Pembelaan Negara Berdasarkan UUD


1945 (Amandemen). Jurnal Magistra No. 75 Th. XXIII Maret 2011.
Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian


Negara Republik Indonesia.

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1982 tentang Pokok-pokok


Pertahanan Keamanan Negara.

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan


Negara.

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia.

Anda mungkin juga menyukai