kompleksnya tantangan yang dihadapi. Meski saat ini bela negara tidak
perlu dilakukan dengan kekuatan fisik dan senjata, namun justru
demikian beragam sesuai dengan profesi masing-masing. Bela negara
tidak terbatas dilakukan oleh aparat negara saja namun juga harus
dilakukan bersama oleh segenap elemen bangsa dan negara.
Bela negara merupakan wadah peran dan kontribusi segenap
komponen masyarakat, termasuk dunia usaha, dunia pendidikan, media,
pelajar, pemuda, tokoh agama harus memberikan sumbangsih kepada
negara melebihi panggilan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara”.
Dasar hukum bela negara yang kedua adalah Undang-Undang Dasar 1945 Pasal
30 Ayat 1 yang mengamanatkan bahwa;
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usha pertahanan dan
keamanan negara”
Dasar hukum terakhir yang mendasari gerakan bela negara adalah Undang-
Undang RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara Pasal 9 Ayat 1
yang mengamanatkan bahwa;
“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang
diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara”
Menjadi salah satu hak dan kewajiban bagi warga negara Indonesia,
keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara dapat diselenggarakan
melalui pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara wajib,
pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau
secara wajib, dan juga pengabdian sesuai dengan profesi.
Ancaman dan tantangan saat ini tidak lagi didominasi oleh ancaman
militer, tetapi juga nonmiliter. Kompleksitas ancaman ini perlu
dipahami sebagai bagian dari unsur pertahanan negara. Karena itu,
diperlukan kesadaran hak dan kewajiban setiap warga negara dalam
membela negara sesuai profesi masing-masing.