PENDAHULUAN
1
1.2 Perumusan Masalah
1.4 Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
ditunjukan dengan menampilkan perilaku-perilaku yang sesuai dengan
kerangka ideologis dan konstitusional bangsa indonesia dalam mengisi
kemerdekaan indonesia. Mengisi kemerdekaan dapat dikatakan sebagai usaha
bela negara, sebab melauli usaha-usaha positif dalam mengisi kemerdekaan
dapat membuat keberlangsungan Indonesia sebagai sebuah negara dapat tetap
dipertahankan dan senantiasa mampu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
ditengah kerasnya tantangan globalisasi yang justru mengikis rasa
kebangsaan dan kecintaan warga negara terhadap tanah airnya.
Ada lima dasar bela negara yaitu:
1. Cinta tanah air
2. Kesadaran berbangsa dan bernegara
3. Yakin akan pancasila sebagai ideologi negara
4. Rela berkorban untuk bangsa dan Negara
5. Memiliki kemampuan awal bela negara
Bela negara adalah tekat, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai
oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup
bangsa dan negara (UU No.3 tahun 2002). Wujud dari usaha bela negara
adalah kesiapan dan kerelaan setiap warganegara untuk berkorban demi
mempertahankan:
4
Pembelaan negara bukan semata-mata tugas TNI, tetapi juga segenap
warga negara yang sesuai kemampuan dan profesinya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagaimana dinyatakan dalam
pasal 27 ayat 3 UUD 1945, bahwa usaha bela negara merupakan hak dan
kewajiban setiap warga negara. Hal ini menunjukkan adanya asas demokrasi
dalam pembelaan negara yang mencakup dua arti. Pertama, bahwa setiap
warga negara turut serta dalam menentukkan kebijakan tentang pembelaan
negara melalui lembaga-lembaga perwakilan sesuai dengan UUD 1945 dan
perundang-undangan yang berlaku. Kedua, bahwa setiap warga negara harus
turut serta dalam setiap usaha pembelaan negara, sesuai dengan kemampuan
dan profesinya masing-masing.
a. Pendidikan Kewarganegaraan
b. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib
c. Pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara
sukarela dan secara wajib
d. Pengabdian sesuai profesi (UU No.3 tahun 2002)
5
ancaman terhadap eksistensi bangsa dan negara Indonesia, baik yang datang
dari dalam negeri maupun dari luar negeri yang masing-masing dapat berdiri
sendiri atau saling pengaruh mempengaruhi.
6
1. Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk
menghayati arti demokrasi dengan menghargai perbedaan
pendapat dan tidak memaksakan kehendak
2. Menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian
yang tulus kepada masyarakat
3. Berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan
berkarya nyata (bukan retorika)
4. Meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undang-
undang dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia
5. Pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat
menangkal pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak sesuai
dengan norma-norma kehidupan bangsa Indonesia dengan lebih
bertaqwa kepada Allah SWT melalui ibadah sesuai
agama/kepercayaan masing- masing.
Sedangkan bentuk bela negara secara fisik yaitu segala upaya untuk
mempertahankan kedaulatan negara dengan cara berpartisipasi secara
langsung dalam upaya pembelaan negara (TNI Mengangkat senjata, Rakyat
Berkarya nyata dalam proses Pembangunan).
7
Pengetahuan dan nilai-nilai dasar itu hendaknya menyatu dalam setiap teladan
hidup dan perjuangan mahasiswa.
8
Selain pemanfaatan pengetahuan yang dimilikinya, mahasiswa juga
mestinya selalu berjuang menegakkan nilai-nilai universal kemanusiaan.
Mahasiswa pada hakikatnya memiliki kemampuan yang khas dan unik yang
sulit ditemukan pada anggota masyarakat kebanyakan. Kekhasan itu justru
terletak pada nilai-nilai dasar yang menjadi landasan jati diri
intelektualitasnya, dan nilai-nilai itu amat inheren dalam identitasnya sebagai
seorang mahasiswa. Dunia mahasiswa adalah dunia akademik yang di
dalamnya terkandung nilai-nilai dasar seperti kebijaksanaan, keadilan,
kebenaran, dan objektivitas. Yang diharapkan dari mahasiswa adalah upaya
perealisasian nilai-nilai dasar tersebut dalam setiap kiprahnya dalam lembaga
pendidikan dan terutama di tengah masyarakat. Perealisasian nilai-nilai dasar
itu selain melalui sikap dan teladan hidup hariannya, juga mesti direalisasikan
dalam setiap upaya memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan tersebut.
9
inteligensi ini yang kemudian membawakan hasil yang memuaskan.
Mahasiswa adalah kaum intelektual muda. Sebagai kaum intelektual,
mahasiswa selain bergulat dengan berbagai ilmu pengetahuan, juga bergulat
dalam memperjuangkan nilai-nilai universal kemanusiaan seperti
kebijaksanaan, kebenaran, keadilan, dan objektivitas. Dalam setiap
perjuangannya, mahasiswa mesti selalu berpegang teguh pada nilai-nilai
diatas. Melalui kemampuan intelek yang dimilikinya, mahasiswa
mengakomodasi harapan dan idealisme masyarakat yang kemudian terbentuk
dalam ide-ide atau gagasannya. Ide dan gagasan itu merupakan kontribusi
paling bermakna dalam cita-cita pembaruan dalam konteks bangsa.
Selain itu salah satu bentuk keikutsertaan mahasiswa dalam upaya bela
negara yaitu mampu mengikuti Pendidikan Kewarganegaraan sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari Sistem Pendidikan Nasional. Dengan Pendidikan
Kewarganegaraan yang dilaksanakan melalui pendidikan di sekolah maupun
pendidikan di luar sekolah akan dihasilkan warga negara yang cinta tanah air,
rela berkorban bagi negara dan bangsa, yakin akan kesaktian kewajiban
sebagai warga negara yang bertanggung jawab. Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan proses menuju kepada kualitas manusia yang lebih baik, yakni
manusia yang mampu menghadapi tantangan-tantangan dimasa depan yang
dapat menjamin tetap tegaknya identitas dan integritas bangsa.
10
2.3 Dasar Hukum Bela Negara
11
Negara Republik Indonesia didalam menjalankan tugasnya,
syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha
pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang
12
2.4.1 Peran Generasi Muda di Masa Lampau
Kita ketahui bahwa kesadaran kebangsaan tidaklah tumbuh sekaligus
dalam kehidupan rakyat Indonesia. Tetapi tumbuh secara berangsur, yang
diawali pada kalangan terpelajar dan generasi muda. Kemudian menyebar
ke seluruh lapisan masyarakat.
Sejarah telah membuktikan bahwa perjuangan bangsa Indonesia untuk
membina persatuan dan kesatuan, generasi muda selalu tampil mengambil
peranan penting. Dari perjuangan fisik melawan penjajah sampai dengan
mencetuskan proklamasi, bahkan sampai pada perjuangan untuk mengisi
kemerdekaan.
13
antar daerah, maka perjuangan untuk mengusir dan
membebaskan tanah air dari penjajah itu belum berhasil.
14
c. Perlawanan Terhadap Jepang
Jepang mulai berkuasa di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1942,
setelah Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Penyerahan
kekuasaan dari Belanda ke tangan Jepang adalah di Kalijati (Bandung).
Pemerintah Belanda diwakili oleh Letnan Jenderal Ter Poorten
bersama Jenderal Tjorda van Sturkenborg, sedangkan Jepang diwakili
oleh Immamura.
Karena Jepang juga melakukan tindakan-tindakan di luar batas
peri kemanusiaan, seperti contoh semua partai politik dilarang, dan
satu-satunya partai politik berdasar agama Islam “Masyumi” yang
dibentuk tanggal 22 November 1943 luput dari larangan Jepang.
Perlawanan yang dilakukan bangsa Indonesia ada 3 cara, yaitu
perlawanan legal, perlawanan ilegal dan perlawanan terbuka.
1) Perlawanan legal: perjuangan melawan penjajah Jepang dengan
menggunakan badan/organisasi atau perkumpulan yang didirikan
atas sepengetahuan atau seizin pemerintah Dai Nippon. Contohnya
adalah Putera (Pusat Tenaga Rakyat) yang dipimpin oleh 4
serangkai Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara dan
K.H. Mas Mansyur.
2) Perlawanan ilegal: perlawanan dengan menggunakan
organisasi/gerakan di bawah tanah atau tidak sepengetahuan
Jepang. Contohnya adalah golongan Amir Syarifudin, Sutan
Syahrir, Persatuan Mahasiswa, Sukarni dan Kaigan.
3) Perlawanan terbuka: pemberontakan yang dilakukan serentak oleh
seluruh rakyat Indonesia. Contohnya di Karangampel (Indramayu)
pada tahun 1943 dipimpin oleh H. Madriyas, dan lain sebagainya.
15
terhadap bangsa Indonesia, atau sebaliknya bagaimana reaksi dari
bangsa Indonesia.
Pada saat-saat menjelang kekalahan Jepang terhadap Sekutu,
Jepang berusaha berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada
bangsa Indonesia. Untuk menarik simpatik rakyat Jepang membiarkan
orang Indonesia mengibarkan bendera Merah Putih tetapi harus
didampingi bendera Jepang.
Selanjutnya dibentuklah pada tanggal 29 April 1945 BPUPKI dan
dilantik tanggal 28 Mei 1945. Pada tanggal 29 Mei 1945 sampai 1 Juni
1945 diadakan sidang guna membahas tentang Dasar Negara RI.
Dalam sidang itu ada 3 usulan mengenai dasar negara, yaitu
usulan yang dikemukakan oleh Mr. Muh. Yamin, Mr. Soepomo dan Ir.
Soekarno. Pada tanggal 1 Juni 1945, 5 (lima) dasar negara oleh Ir.
Soekarno diberi nama Pancasila.
Sidang II BPUPKI berlangsung pada tanggal 10 sampai 16 Juli
1945. Hasil terpenting dalam sidang ini adalah diterimanya secara
bulat Rancangan Undang-Undang Dasar.
Selesai melaksanakan tugasnya BPUPKI melaporkan hasilnya
kepada pemerintah Jepang disertai dengan dibentuknya Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang disingkat PPKI pada tanggal 7
Agustus 1945, dan ketuanya Ir. Soekarno serta wakil Drs. Moh. Hatta.
16
tersebut ditanda tangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta
atas nama bangsa Indonesia.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 hari Jum’at (Legi) pukul 10.00 atau
bulan Ramadhan bertempat di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta, Ir.
Soekarno memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia.
Keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengadakan
sidang, yang menghasilkan keputusan penting yaitu:
1) Mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara RI
(sekarang UUD 1945).
2) Memilih Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta masing-masing sebagai
Presiden dan Wakil Presiden RI.
3) Membentuk sebuah Komite Nasional untuk membantu Presiden
selama Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) belum tersusun.
Setelah Indonesia merdeka, belum menikmati hasil kemerdekaan,
bangsa Indonesia harus berhadapan dengan Sekutu serta Belanda
musuh dari luar, contoh pertempuran tanggal 10 November 1945.
Pertempuran di Surabaya yang membawa korban beribu-ribu pejuang
rakyat Surabaya, serta Aksi Militer Belanda tahun 1947 dan diikuti
Aksi Militer Belanda II tahun 1948.
Kemudian bangsa Indonesia berhadapan dengan bangsa Indonesia
sendiri yang mengkhianati perjuangan kemerdekaan seperti:
Pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948, DI/TII tahun 1958, serta
G30S/PKI tahun 1965.
Tetapi dengan kesiapan tekad yang bulat, serta persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia, tantangan-tantangan, pergolakan-
pergolakan itu dapat diatasi.
17
Orde Baru itulah dalam upaya mengisi kemerdekaan bangsa Indonesia
melakukan pembangunan-pembangunan dalam berbagai aspek kehidupan
seperti aspek ekonomi, politik, sosial budaya dan lain sebagainya, guna
menata kehidupan yang lebih baik.
Kepedulian dan nasionalisme terhadap bangsa dapat pula ditunjukkan
dengan keseriusan menimba ilmu di bangku kuliah. Mahasiswa dapat
mengasah keahlian dan spesialisasi pada bidang ilmu yang mereka pelajari
di perguruan tinggi, agar dapat meluruskan berbagai ketimpangan sosial
ketika terjun di masyarakat kelak.
Peran dan fungsi mahasiswa dapat ditunjukkan secara santun tanpa
mengurangi esensi dan agenda yang diperjuangkan. Semangat mengawal
dan mengawasi jalannya reformasi, harus tetap tertanam dalam jiwa setiap
mahasiswa. Sikap kritis harus tetap ada dalam diri mahasiswa, sebagai
agen pengendali untuk mencegah berbagai penyelewengan yang terjadi
terhadap perubahan yang telah mereka perjuangkan. Dengan begitu,
mahasiswa tetap menebarkan bau harum keadilan sosial dan solidaritas
kerakyatan.
Peran Lembaga Kemahasiswaan cukup signifikan, baik untuk lingkup
nasional, regional maupun internal kampus itu sendiri. Ke depan, peran
strategis ini seharusnya juga dimainkan oleh lembaga-lembaga formal
kampus lainnya seperti pers mahasiswa, atau kelompok studi profesi.
Beberapa hal yang menjadi contoh dalam bela negara pada masa kini
antara lain:
a. Kesadaran untuk melestarikan kekayaan budaya, terutama kebudayaan
daerah yang beraneka ragam. Sehingga hal ini bisa mencegah adanya
pengakuan dari negara lain yang menyebutkan kekayaan daerah
Indonesia sebagai hasil kebudayaan asli mereka.
b. Untuk para pelajar, bisa diwujudkan dengan sikap rajin belajar.
Sehingga pada nantinya akan memunculkan sumber daya manusia yang
cerdas serta mampu menyaring berbagai macam informasi yang berasal
dari pihak asing. Dengan demikian, masyarakat tidak akan terpengaruh
dengan adanya informasi yang menyesatkan dari budaya asing.
18
c. Adanya kepatuhan dan ketaatan pada hukum yang berlaku. Hal ini
sebagai perwujudan rasa cinta tanah air dan bela bangsa. Karena dengan
taat pada hukum yang berlaku akan menciptakan keamanan dan
ketentraman bagi lingkungan serta mewujudkan rasa keadilan di tengah
masyarakat.
d. Meninggalkan korupsi. Korupsi merupakan penyakit bangsa karena
merampas hak warga negara lain untuk mendapatkan kesejahteraan.
Dengan meninggalkan korupsi, kita akan membantu masyarakat dan
bangsa dalam meningkatkan kualitas kehidupan.
19
2.5 Cara Meningkatkatkan Kesadaran Bela Negara untuk Generasi Muda
Di zaman sekarang, semakin sedikit generasi muda yang sadar akan
pentingnya bela negara. Bela negara disini bukanlah berperang dalam arti
yang sebenarnya tapi para mahasiswa bisa berperang melawan lain, seperti
berperang dalam bidang IPTEK. Para pemuda mulai kehilangan rasa bangga
atau bahkan rasa memiliki terhadap tanah air atau negara Indonesia. Jika ini
terus berlanjut, maka sudah dapat dipastikan kalau kita akan terus terjajah di
negeri sendiri. Untuk itu, kita perlu meningkatkan kesadaran generasi muda
tentang bela negara. Berikut cara yang bisa dilakukan:
1) Menumbuhkan semangat dan sikap hidup lebih baik dan lebih maju.
Sikap tersebut dapat diwujudkan dengan cara giat belajar dan giat
bekerja, optimis terhadap masa depan, tidak boros dan tidak bergaya
hidup mewah, serta menumbuhkan semangat gemar menabung.
2) Memiliki semangat dan sikap ingin berperan serta dalam usaha-usaha
pembangunan. Sikap tersebut dapat diwujudkan dengan cara taat
membayar pajak, taat hukum, ikut serta dalam menjaga keamanan,
serta menjaga kehormatan dan martabat bangsa di hadapan dunia
internasional.
3) Menumbuhkembangkan semangat dan sikap rela berkorban dalam
masa pembangunan. Sikap tersebut dapat diwujudkan dengan cara
sehat jasmani dan rohani, tahan derita dan tahan uji, selalu tegar
menghadapi masalah, cekatan dalam bertindak, berpendirian teguh,
siap menanggung risiko, bertanggung jawab, serta berani membela
kebenaran dan keadilan.
4) Melestarikan kebudayaan Indonesia baik di dalam negeri maupun di
luar negeri. Memiliki semangat dan sikap untuk mengembangkan
inovasi (pembaruan) dalam berbagai hal. Sikap tersebut dapat
diwujudkan dengan cara terbuka terhadap perubahan, menerima
dengan selektif budaya asing, menolak tegas kebudayaan asing yang
tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia, mengubah pola
hidup dan tingkah laku yang tidak sesuai dengan sendi-sendi
20
kehidupan yang baik, serta selalu bangga sebagai bangsa dan warga
negara Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Bela negara merupakan sebuah semangat berani berkorban demi tanah air,
baik harta bahkan nyawa sekalipun berani dikorbankan demi keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bela negara merupakan kewajiban
setiap warga negara yang hidup di bumi Indonesia. Sebagaimana yang
dimanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945 bahwa “setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara” (pasal 27 ayat
3 UUD 1945).
2. Bentuk dari bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara
yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara, sesuai dengan Undang-undang
No. 3 Tahun 2002. Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan
kerelaan setiap warga negara untuk berkorban demi mempertahankan
kemerdekaan dan kelautan negara, kesatuan dan persatuan bangsa,
keutuhan wilayah dan yuridiksi nasional, dan nilai-nilai Pancasila dan
UUD 1945.
3. Dasar dan landasan hukum bela negara adalah UUD 1945 Pasal 27 Ayat
(3) yang berbunyi, “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara”
4. Peran generasi muda dalam bela negara dari masa lampau, sekrang dan
masa depan berbeda. Di masa lampau lebih ke arah perjuangan, di masa
sekarang lebih ke arah pembangunan, sedangkan di masa depan bela
negara bagi generasi muda sebagai agen perubahan.
5. Beberapa cara untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa masa kini dalam
peran sertanya di bela negara adalah:
21
a. Menumbuhkan semangat dan sikap hidup lebih baik dan lebih maju.
b. Memiliki semangat dan sikap ingin berperan serta dalam usaha-usaha
pembangunan.
c. Menumbuhkembangkan semangat dan sikap rela berkorban dalam
masa pembangunan.
d. Melestarikan kebudayaan Indonesia baik di dalam negeri maupun di
luar negeri.
3.2 Saran
1. Kita perlu menumbuhkembangkan kembali jiwa bela negara ke generasi
muda Indonesia, khususnya kepada mahasiswa yang telah lama dikenal
sebagai agent of change dan agent of modernization.
2. Bela negara tidak melulu soal yang mempunyai profesi kemiliteran,
tetapi juga bisa ditanamkan melalui hal-hal kecil seperti cinta tanah air,
dan khusunya sebagai mahasiswa mampu terjun langsung dalam
masyarakat memberi solusi terhadap masalah yang ada yang sesuai
dengan bidang studinya.
3. Mahasiswa hendaknya berpikir kritis dalam menanggapi permasalahan
yang ada dan perjuangan yang dilakukan haruslah murni untuk membela
rakyat bukan untuk kepentingan politik.
4. Gerakan mahasiswa seharusnya bisa lebih terorganisir bukan hanya
terpusat di daerah saja namun juga ke seluruh nusantara.
5. Mahasiswa seharusnya bukan hanya aktif dalam demonstrasi tapi juga
harus aktif dalam membuat inovasi -khususnya dalam bidangnya masing-
masing- bagi bangsa negara dan seluruh rakyat Indonesia.
6. Mahasiswa sebagai kaum intelektual idealis juga memegang peran
sebagai kontrol sosial bagi sesamanya. Oleh karena itu, pola pikir
mahasiswa hendaknya dibimbing agar menjadi kritis yang positif.
22