Anda di halaman 1dari 11

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

Disusun oleh:

Muhammad Naufal Alfandy, XII Tkro 3.23

SMK NEGERI 1 BLITAR


BLITAR 2022
JUDUL:

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai salah satu mata pelajaran pengembangan kepribadian di SMK Negeri 1Blitar
memiliki tujuan umum bagaimana menjadikan warga negara yang baik yang mampu
mendukung bangsa dan negara. Baik dalam artian
demokratis, yaitu warganegara yang cerdas, berkeadaban, dan bertanggung jawab bagi
kelangsungan Negara Indonesia. Nantinya diharapkan siswa memiliki kompetensi
menjadi ilmuwan dan profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air,
demokratis berkeadaban, menjadi warga negara yang memiliki daya saing, berdisiplin, dan
berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai
pancasila. Materi-materi pembelajaran PKn mengemban misi sebagai pendidikan nilai
kepribadian, pendidikan yang membekali pemahaman tentang hubungan antara warga negara
dengan negara (civic education), pendidikan politik (political education) atau demokrasi, dan
pendidikan bela negara. Secara khusus materi-materi yang berkenaan dengan pendidikan bela
megara dimuat dalam Geopolitik Indonesia atau Wawasan Nusantara dan Geostrategi
Indonesia atau Ketahanan Nasional.

Bela Negara diartikan sebagai tekad, sikap dan tindakan warga negara yang teratur,
Menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air dan
Kesadaran hidup berbangsa dan bernegara (Winarno, 2013: 228). Dalam konstitusi negara
UUD 1945 Pasal 27 Ayat 3 disebutkan bahwa; “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut
Serta dalam upaya pembelaan Negara”. Setiap warga negara juga berhak dan wajib ikut serta
Dalam pertahanan negara sebagaimana tercantum dalam Pasal 30 Ayat 1 bahwa; “Tiap-tiap
Warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.”
Selanjutnya, UU No.3 Tahun 2002 tentang pertahanan negara menjelaskan bahwa
Upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
Kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan
Hidup bangsa dan negara. Upaya bela negara, selain sebagai kewajiban juga merupakan
Kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung
Jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
Konsep bela negara dapat diuraikan secara fisik maupun non fisik. Secara fisik, yaitu
Dengan cara mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh. Bela negara
secara
Fisik dilakukan untuk menghadapi ancaman dari luar. Sedangkan, bela negara secara non
Fisik dapat didefinisikan sebagai “segala upaya untuk mempertahankan negara kesatuan
Republik Indonesia dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara,
Menanamkan kecintaan terhadap tanah air serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan
Negara”.
Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap warga negara
Untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan negara, persatuan dan
Kesatuan bangsa Indonesia, keutuhan wilayah nusantara, kelangsungan hidup dan yuridiksi
Nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Sikap dan perilaku bela negara dilandasi
Oleh nasionalisme dan patriotisme dari setiap warga negara.
Demi mewujudkan kelanggengan Negara Republik Indonesia dan kelangsungan
Hidup bangsa dan negara, maka penanaman bela Negara pada warga negara menjadi titik
Sentral yang perlu dibina dan dikembangkan. Melalui kualitas warga negara yang unggul
Bangsa Indonesia dapat melaksanakan pembangunan berkelanjutan maupun mengatasi aneka
Bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG) yang bersumber baik dari
Dalam maupun luar yang langsung ataupun tidak langsung membahayakan identitas,
integrasi dan kelangsungan hidup bangsa dan Negara kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pendidikan Kewarganegaraan bela negara dalam konteks demokrasi saat


ini, apakah upaya bela negara masih relevan dan dibutuhkan bagi kita para pelajar?
2. Bagaimana perwujudan pembelaan negara yang harus dilakukan dalam pandangan
kita sebagai pelajar ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bela Negara


Membela Negara Indonesia adalah hak dan kewajiban dari pada setiap warga negara
Indonesia. Dikutip dalam Pasal 27 Ayat 3 UUD 1945 bahwa “Setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Setiap warga negara juga berhak dan wajib ikut
serta dalam pembelaan negara. Selanjutnya dalam Pasal 30 Ayat 1 UUD 1945 bahwa “Tiap-tiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”.
Berdasarkan kutipan kedua pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha pembelaan dan
Pertahanan negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara Indonesia. Produk
Turunannya adalah peraturan Perundang-undangan No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
Pasal 9 Ayat 1 menyebutkan bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
Upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara”.
Penjelasan UU No. 3 Tahun 2002 tentang pembelaan negara menyatakan bahwa upaya
Bela negara adalah sikap dam perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa
dan negara. Upaya bela negara, selain sebagai kewajiban dasar menusia, juga merupakan
Kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung
jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.

B. Konsep Bela Negara


Konsep bela negara dapat diuraikan secara fisik dan nonfisik. Secara fisik yaitu dengan
Cara mengangkat senjata mengahdapi serangan atau agresi musuh. Bela negara secara fisik
dilakukan untuk menghadapi ancaman dari luar. Sementara, bela negara secara nonfisik dapat
didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia
dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap
tanah air serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara wujud dari usaha bela negara
adalah kesiapan dan kerelaan setiap warga negara untuk berkorban demi mempertahankan
kemerdekaan, kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, keutuhan wilayah
nusantara, kelangsungan hidup dan yuridiksi nasional, serta nilai-nilai pancasila dan uud 1945.
Sikap dan perilaku bela negara dilandasi oleh nasionalisme dan patriotisme dari setiap warga
negara.
Sesuai undang-undang no.3 tahun 2002 tentang pertahanan negara, keikutsertaan warga
negara dalam bela negara secara fisik dapat dilakukan dengan menjadi anggota tentara nasional
indonesia dan pelatihan dasar kemiliteran. Saat ini pelatihan dasar kemiliteran diselenggarakan
melalui program rakyat terlatih (ratih), meskipun konsep rakyat terlatih (ratih) adalah amanat
dari undang-undang no. 20 tahun 1982. Rakyat terlatih (ratih) terdiri dari berbagai unsur, seperti
resimen mahasiswa (menwa), perlawanan rakyat (wanra), pertahanan sipil (hansip), mitra
babinsa, dan organisasi kemasyarakatan pemuda (okp) yang telah mengikuti pendidikan dasar
militer, dan lainnya.
Rakyat terlatih mempunyai empat fungsi, yaitu ketertiban umum, perlindungan
masyarakat, keamanan rakyat, dan perlawanan rakyat. Tiga fungsi yang disebut pertama
umumnya dilakukan pada masa damai atau pada saat terjadinya bencana alam atau darurat sipil,
di mana unsur-unsur rakyat terlatih membantu pemerintah daerah dalam menangani keamanan
dan ketertiban masyarakat, sementara fungsi perlawanan rakyat dilakukan dalam keadaan darurat
perang di mana rakyat terlatih merupakan unsur bantuan tempur bagi pasukan regular tni dan
terlibat langsung di medan perang.

Bela negara bukan hanya tanggung jawab atau kewajiban pihak tertentu saja, namun menjadi
tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia.

Dalam Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945, disebutkan jika setiap warga negara
berhak serta wajib ikut dalam upaya pembelaan negara.
Menurut Herbert Rony P. Sinaga dalam jurnal Pendidikan Bela Negara yang Diselenggarakan
Pusdikif (2017), bela negara merupakan sikap dan tindakan warga negara yang teratur serta
menyeluruh, dilandaskan pada sikap cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, dan rela
berkorban untuk menghilangkan segala bentuk ancaman dari tanah air.

Upaya bela negara bisa dilakukan setiap masyarakat Indonesia, yang mana disesuaikan dengan
profesi individu. Salah satu contohnya pelajar
Upaya yang dapat dilakukan pelajar dalam rangka mendukung upaya bela negara adalah:

1. Mengikuti dan mempelajari pendidikan kewarganegaraan


Pelajar bisa melakukan upaya bela negara dengan mengikuti pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan, yang diselenggarakan di setiap sekolah. Hal ini tercantum dalam Pasal 9 ayat
(2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

2. Menaati semua tata tertib sekolah


Mengutip dari jurnal Kontribusi Perguruan Tinggi dalam Menumbuhkan Semangat Bela Negara
di Kalangan Pelajar SMPN 02 Belitang Hilir (2018) karya Agnesia Hartini dan Fusnika, sebagai
pelajar, upaya bela negara yang bisa dilakukan ialah dengan menaati seluruh tata tertib sekolah.
Kebiasaan menaati tata tertib di sekolah akan berbuah baik ketika hidup di lingkungan
masyarakat. Karena kebiasaan ini akan membuat seluruh masyarakat patuh serta taat kepada
hukum dan bukannya melanggar peraturan yang telah dibuat.

3. Rajin dan selalu khidmat saat mengikuti upacara


Upacara menjadi upaya bela negara yang bisa dilakukan pelajar, karena dapat menumbuhkan
sikap patriotisme dan nasionalisme di kalangan masyarakat, khususnya pelajar.
Selain itu, sikap khidmat saat upacara juga berarti menghargai serta menghormati para pahlawan
yang telah gugur saat memerdekakan Indonesia.

4. Rajin belajar
Rajin belajar termasuk upaya bela negara, karena para pelajar Indonesia akan menjadi generasi
penerus bangsa yang suatu saat nanti akan memimpin Indonesia. Selain itu, rajin belajar juga
dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Dalam upaya Bela Negara, siswa diharapkan dapat ikut ambil bagian dalam memerangi narkoba
di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah, menolak keterlibatan dalam paham-paham
radikalisme dan ikut serta melakukan counter narasi terhadap paham-paham radikal, ujaran
kebencian dan narasi-narasi yang memecah belah bangsa.

C. Analisa

a) Berdasarkan uraian di atas, Pendidikan Kewarganegaraan Bela Negara dalam konteks


demokrasi saat ini masih relevan dan dibutuhkan, khususnya untuk para pelajar.
Konstitusi negara UUD 1945 Pasal 27 Ayat 3 mengatur bahwa; “Setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara”. Setiap warga negara juga berhak dan wajib
ikut serta dalam pertahanan negara sebagaimana tercantum dalam Pasal 30 Ayat 1 bahwa; “Tiap-
tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.”

Selanjutnya, UU No.3 Tahun 2002 tentang pertahanan negara menjelaskan bahwa upaya
bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa
dan negara. Upaya bela negara, selain sebagai kewajiban juga merupakan kehormatan bagi setiap
warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban
dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.

b) Perwujudan pembelaan negara yang harus dilakukan warga negara dapat dijelaskan
sebagai berikut.
Mengacu Undang-Undang No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, keikutsertaan warga
Negara dalam bela negara secara fisik dapat dilakukan dengan menjadi anggota Tentara Nasional
Indonesia dan Pelatihan Dasar kemiliteran. Saat ini pelatihan dasar kemiliteran diselenggarakan
melalui program Rakyat Terlatih (Ratih), meskipun konsep Ratih adalah amanat dari Undang-
Undang No. 20 Tahun 1982.
Sementara nonfisik, Undang-Undang No.3 Tahun 2002 menjelaskan keikutsertaan warga
Negara dalam bela Negara dapat diselenggarakan melalui PKn dan pengabdian sesuai dengan
profesi. Berdasar hal itu, maka keterlibatan warga negara dalam bela negara secara nonfisik
dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, sepanjang masa dan dalam segala situasi, misalnya
dengan cara:

(1) Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati demokrasi


dengan menghargai perbedaan pendapat dan tidak memaksakan kehendak, menanamkan
kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian yang tulus kepada masyarakat,
(2) Berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya nyata
(bukan retorika),
(3) Kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undang-undang dan menjunjung tinggi Hak
Azazi Manusia, dan

(4) Pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal pengaruh-
pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan bangsa
Indonesia dengan lebih bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui ibadah sesuai
agama/kepercayaannya masing-masing.
Hingga saat ini belum ada undang-undang tersendiri yang mengatur mengenai PKn, pelatihan
dasar kemiliteran secara wajib, dan pengabdian sesuai dengan profesi sebagaimana diamanatkan
dalam Undang-Undang No.3 Tahun 2002. Apabila nantinya telah keluar undang-undang
mengenai PKn, pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, dan pengabdian sesuai dengan profesi
maka akan semakin jelas bentuk keikutsertaan warga negara dalam upaya pembelaan negara.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki tujuan umum bagaimana menjadikan warga negara yang
baik yang mampu mendukung bangsa dan negara. Baik dalam artian demokratis, yaitu warga
negara yang cerdas, berkeadaban, dan bertanggung jawab bagi kelangsungan Negara Indonesia.
Nantinya diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi menjadi ilmuwan dan profesional yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis berkeadaban, menjadi warga negara
yang memiliki daya saing, berdisiplin, dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan
yang damai berdasarkan sistem nilai Pancasila.

Sehubungan bela negara, konstitusi UUD 1945 Pasal 27 Ayat 3 mengatur bahwa; “Setiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara”. setiap warga Negara juga
berhak dan wajib ikut serta dalam pertahanan negara
sebagaimana tercantum dalam Pasal 30 Ayat 1 bahwa; “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.” Selanjutnya, UU No.3 Tahun 2002
tentang pertahanan negara menjelaskan bahwa upaya bela negara adalah sikap dan perilaku
warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Upaya bela negara, selain
sebagai kewajiban juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan
dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara
dan bangsa.

B. Saran
Belum ada perundang-undangan yang mengatur mengenai Pendidikan kewarganegaraan,
pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, dan pengabdian sesuai
dengan profesi sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No.3 Tahun 2002. Apabila
nantinya telah keluar undang-undang mengenai Pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar
kemiliteran secara wajib, dan pengabdian sesuai dengan profesi maka akan semakin jelas bentuk
keikutsertaan warga negara dalam upaya pembelaan negara khususnya kita para pelajar.

Anda mungkin juga menyukai